Berani mendekat

"Ndaaa!! Di bilangna nda mau nda mau juga!"

Saat ini, Arega berada di pangkuan Aluna. Bocah menggemaskan itu tak mau lepas dari tante kesayangannya. Bahkan, Aluna pun rasanya pegal duduk terlalu lama di sofa sembari memangku bocah gembul menggemaskan itu. Reza dan Vion membujuknya agar Arega mau lepas dari Aluna. Namun, sepertinya bocah itu tak mudah luluh.

Sedangkan di brankar, Arvian sudah menatap datar ke atah Aluna dan juga Arega. Dia yang sakit kenapa keponakannya itu malah menempel pada istrinya. Bahkan, Arvian harus makan di suapi oleh Reza. Seakan, pria itu tak memiliki seorang istri.

"Aluna, tidurkan saja dia dulu. Nanti, setelah dia tidur. Baru, kita akan bicarakan soal kondisi Arvian. Aku masih penasaran, apakah benar Gynophobia Arvian tidak kambuh saat kamu menyentuhnya." Putus Dokter Vion.

Pria itu benar-benar penasaran, dia akan melakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan dirinya. Karena dia merasa sangat aneh dengan kondisi Arvian. Dirinya pikir, Arvian tidak akan pernah menikah karena kondisinya. Namun, jika Aluna bisa menyentuh Arvian. Pria itu mungkin, akan memiliki kesempatan untuk sembuh dari Gynophobia nya.

Tok!

Tok!

Mendengar suara pintu terketuk, Reza bergegas berlari menghampirinya. Ternyata seorang bodyguard datang dengan sebuah plastik di tangannya. Lalu, dia menyerahkan plastik itu pada Reza yang mana membuat senyum Reza mengembang. Dia segera berbalik dan menghampiri Arega yang masih berada di pangkuan Aluna.

"Eh, Tuan kecil! Liat ini, ada leker!" Seru Reza sambil menunjukkan leker itu tepat di hadapan Arega.

Melihat makanan kesukaannya, tanpa sadar Arega melepaskan pelukannya dari Aluna. Dia meraih leker itu dengan kedua tangan gembulnya. Mendapat celah, Reza segera mengangkat tubuh gembul itu dari pangkuan Aluna. Tersadar jika tubuhnya terangkat, Arega menatap Aluna dengan bibir yang mencebik ke bawah.

"Ekheee cayaangkuuu!!" Rengek Arega sembari merentangkan tangannya. Sayangnya, dengan cepat Reza membawanya pergi keluar ruangan. Meninggalkan tiga orang yang akan melakukan diskusi untuk kesembuhan Arvian.

Aluna beranjak dari duduknya, dia membenarkan pakaiannya yang kusut karena terlalu lama memangku Arega. Matanya menatap ke arah Arvian yang sedang menatap ke arahnya. Melihat keduanya saling menatap, membuat Vion menahan tawanya.

"Di tatap doang tapi gak di peluk, yang bener aja, ruuugi dong!" Ledek Vion yang mengundang tatapan tajam Arvian.

Vion menghela nafas pelan, dia mendudukkan dirinya di tepi brankar dan menatap Aluna yang yang masih setia berdiri. Lalu, pria berjas putih itu memberi isyarat agar Aluna mendekat. Namun, tampaknya Aluna masih takut di berdekatan dengan Arvian.

"Kemarilah! Kenapa diam saja?" Bingung Vion.

"Apa tidak papa? Bagaimana jika nanti Arvian kembali seperti tadi." Cicit Aluna dengan raut wajah ketakutannya.

"Ck." Karena gregetan, Vion menarik lengan baju Aluna. Perbuatannya itu mengundang tatapan kesal Arvian.

"Jangan sentuh istriku!" Desis Arvian.

"Astaga, cuman pegang bajunya doang! Enggak sentuhan langsung!" Kesal Vion.

Lalu Vion bangkit, dia meminta Aluna duduk di tempat yang sebelumnya di dudukinya. Memurut, Aluna mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Jantungnya berdegup sangat kencang, matanya mencuri pandang pada Arvian yang ternyata masih menatap ke arahnya. Untuk menghilangkan rasa gugup nya, Aluna memainkan jari-jemarinya.

"Eh, siapa nama istrimu?" Tanya Vion pada Arvian.

"Aluna, tidak perlu tahu nama lengkapnya." Jawab Arvian dengan tatapan sinis.

"Ya perlu tahu dong, siapa tahu nanti niat ganti suami. Iya kan Neng Aluna? abang Vion siap menjadi yang baru." Vion mengedipkan sebelah matanya pada Aluna. Tentu saja, perbuatan nya mengundang kekesalan Arvian.

"Lebih baik kamu keluar dari ruanganku! Disini kamu tidak ada gunanya sama sekali!" Ketus Arvian.

Vion terkekeh pelan, seru rasanya mengerjai pria yang anti wanita tiba-tiba posesif terhadap istrinya. "Aluna, coba kamu sentuh Arvian."

"Se-sentuh dimana?" Tanya Aluna dengan raut wajah terkejutnya.

Vion tak kuasa menahan tawanya, dia bahkan tertawa keras karena mendengar pertanyaan Aluna. Sementara Arvian, raut wajahnya sudah datar. Sebenarnya, apa yang ada di dalam pikiran wanita itu? Kenapa dia bisa menanyakan tentang dimana tempat yang harus dia sentuh.

"Sentuh tangannya saja tidak papa. Kalau yang lain, nanti saja saat kalian berdua di kamar." Ujar Vion dengan menahan tawanya.

"Rasanya, aku ingin melemparmu saat ini juga Vion." Sinis Arvian.

Ketiganya kembali fokus, Aluna mulai mengangkat tangannya dan mengarahkannya pada tangan Arvian. Tangannya bahkan sampai bergetar, jantungnya semakin berdegup kencang. Karena Aluna terlalu lama, Akhirnya Arvian menarik tangan Aluna dan mengenggamnya dengan kuat. Vion membulatkan matanya, dia menatap tak percaya dengan apa yang Arvian lalukan.

Satu detik ...

dua detik ...

Hingga beberapa menit kemudian, tubuh Arvian tak bereaksi apa-apa. Seakan, pria itu tampak seperti pria normal pada umumnya. Gynophobia Arvian tak berlaku jika wanita itu adalah Aluna. Vion membulatkan mulutnya, dia menepuk tangannya dengan kuat. Dengan heboh, dia menatap Arvian dengan mata membulat sempurna.

"Kamu liat! Arvian! Kamu punya kesempatan dapet jatah dari istrimu!! Hahahahah!!" Teriak Vion dengan heboh.

"Vion, sepertinya kamu sudah bosan hidup yah?"

"Eh?!"

.

.

.

Sejak mengetahui jika Gynophobia Arvian tak berlaku pada Aluna, membuat pria itu berbuat sebebasnya. Dia meminta Aluna untuk menyuapinya, bahkan membantunya ke kamar mandi. Aluna sungguh geram sebenarnya, tapi dia juga merasa kasihan melihat Arvian yang kesulitan menarik tiang infusnya. Belum lagi, Arega yang terus merengek karena Aluna lebih memperhatikan Arvian di banding dirinya.

"Aku ingin minum." Ujar Arvian ketika Aluna akan meraih Arega ke gendongannya.

Aluna pun menegakkan tubuhnya, dia menatap segelas air yang ada di atas nakas. Padahal, air itu ada di sebelah Arvian. Tapi, kenapa pria itu meminta minum padanya? Arega pun maju melangkah, raut wajahnya terlihat kesal.

"Om nda liat tempat ail cegitu becalna hah? Kulang? Ambil cendili di kamal mandi banak! Kenapa culuh cayangkuu telus ciii?! Di kilana cayangku punya na Om?! Makana, cali ictliii!! Janan penganggulan!" Seru Arega dengan tatapan tajam yang terkesan lucu.

Arvian melongo mendengarnya, "Heh! Rusa dapur! Yang seharusnya cari istri tuh kamu! Kan dia istri om! Suka-suka om lah! Pengangguran katanya, kamu tuh yang pengangguran! Lupa susu mu siapa yang beli huh?!" Seru Arvian tak terima.

Bibir Arega mencebik ke bawah, dia berlaih menatap Aluna bersiap akan menangis. Tak tahan, Arega berlari ke arah Aluna sembari merentangkan tangannya. "EKHEEE CAYANGKUUU!! PANGELANMU INI DI BILANG LUCA DAPUUULL!!!"

Aluna meraih Arega ke dalam pelukannya, lalu dia mengusap air mata bocah itu yang mengalir di pipi gembulnya. Pangeran kecilnya itu begitu manja padanya. Bahkan, Arega yang biasanya melawan. Kini, selalu menumpahkan tangisannya ketika dia kesal.

"Apa aku perlu menangis juga untuk mendapat perhatian istriku?" Batin Arvian, menatap cemburu pada ponakannya yang asik bersandar ria pada wanita cantik itu.

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

yg bener aja mas bro. kamu cemburu sama si bocil gembul satu itu

2024-04-23

4

Imam Sutoto

Imam Sutoto

beneran super duper novel thor lanjut

2024-04-18

1

Isabela Devi

Isabela Devi

hahahahhaah🤣🤣🤣, ponakan dan om emang somblak

2024-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Aluna
2 Gynophobia
3 Terpaksa harus menikah
4 Ke rumah suami
5 Cayangna aaakuuu
6 Keputusan sidang hak asuh Arega
7 Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8 Kebahagiaan Arega
9 Tak ada reaksi?
10 Baju Tarzan
11 Menyukai kamu
12 Kekhawatiran Aluna
13 Berani mendekat
14 Pertemuan Suami dan mantan suami
15 Menggali cerita pahit Aluna
16 Kucing nakal malam itu
17 Perubahan sikap Arvian
18 Si bocah pengganggu
19 Ngambek
20 Berusaha membujuk
21 Ada apa dengan Arvian?
22 Penjelasan Vion
23 Asal mula trauma Arvian
24 Berjuang bersama
25 Tertekannya Erlin
26 Keluar tanduknya
27 Datang bulan
28 Pembalut untuk istri
29 Di suapin suami
30 Ketakutan Arega
31 Ada yang aneh
32 Malam indah
33 Ruam di tubuh Arvian
34 Lontong
35 Pasar malam
36 Kejailan Vion
37 Jail sendiri, kesal sendiri
38 Hari ibu yang sungguh mengharukan
39 Jadi istri, harus pandai
40 Aku mencintaimu
41 Nalendra sadar
42 Sudah siap hamil?
43 Gynophobia Arvian
44 Kesedihan Nalendra
45 Mode cemburu Arvian
46 Jurus ampuh membujuk suami
47 Kamu sempurna bagiku
48 Ada yang aneh
49 Respon Efendi
50 Mama tili?
51 Mantu ganteng Mama Maya
52 Antara kakak beradik
53 Hamil
54 Papa sayang kamu
55 Menantu!
56 Minta hatiku juga boleh
57 Jangan berharap lebih padaku
58 Arega butuh sosok ibu
59 Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60 Ada apa dengan Mega?
61 Lega mimpi Mama
62 Kalung dari suami
63 Konser Arega
64 Mengidam?
65 Janan ili janan ili, janan ili dengki
66 Onty Mega
67 Periksa kandungan
68 Isi hati calon ayah
69 Kekesalan Mega
70 Sindiran tajam Aluna
71 Ketegasan Arvian
72 Kemarahan Arvian
73 Jawaban Mega
74 Suasana yang berbeda
75 Luluhnya Arvian
76 Siapa dia?
77 Lega punya Mama!
78 Tak selamanya bahagia
79 Pertemuan tanpa rencana
80 Kontraksi?
81 Lahirnya sang putri
82 Azura Elaina Sagara
83 jadi anak pak cupil aja lah
84 Sayangnya Arvian
85 Gosip ala Mega
86 Nacib ... nacib
87 Keributan di perusahaan Kalingga
88 Penyesalan Efendi
89 Cakiiiitt!!
90 Penyesalan Efendi
91 Perkara asi
92 Ayam Legaaa
93 Happy Wedding
94 3 Tahun Kemudian
95 Jelomeee!!
96 Eh, calah olang?!
97 Jula nda calah kok!
98 Keinginan yang beda
99 cinta catu atau dua
100 Ci Jelomee
101 Pacal lenjun
102 Tidak bisa di selamatkan
103 Siapa?
104 Bakat ALuna yang terpendam
105 Cekolaaah
106 Pok ame ame belalang kupu-kupu
107 Ngambek nya Azura
108 Jajan
109 Keributan di pagi hari
110 Pertemuan yang tak di janjikan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Duka Aluna
2
Gynophobia
3
Terpaksa harus menikah
4
Ke rumah suami
5
Cayangna aaakuuu
6
Keputusan sidang hak asuh Arega
7
Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8
Kebahagiaan Arega
9
Tak ada reaksi?
10
Baju Tarzan
11
Menyukai kamu
12
Kekhawatiran Aluna
13
Berani mendekat
14
Pertemuan Suami dan mantan suami
15
Menggali cerita pahit Aluna
16
Kucing nakal malam itu
17
Perubahan sikap Arvian
18
Si bocah pengganggu
19
Ngambek
20
Berusaha membujuk
21
Ada apa dengan Arvian?
22
Penjelasan Vion
23
Asal mula trauma Arvian
24
Berjuang bersama
25
Tertekannya Erlin
26
Keluar tanduknya
27
Datang bulan
28
Pembalut untuk istri
29
Di suapin suami
30
Ketakutan Arega
31
Ada yang aneh
32
Malam indah
33
Ruam di tubuh Arvian
34
Lontong
35
Pasar malam
36
Kejailan Vion
37
Jail sendiri, kesal sendiri
38
Hari ibu yang sungguh mengharukan
39
Jadi istri, harus pandai
40
Aku mencintaimu
41
Nalendra sadar
42
Sudah siap hamil?
43
Gynophobia Arvian
44
Kesedihan Nalendra
45
Mode cemburu Arvian
46
Jurus ampuh membujuk suami
47
Kamu sempurna bagiku
48
Ada yang aneh
49
Respon Efendi
50
Mama tili?
51
Mantu ganteng Mama Maya
52
Antara kakak beradik
53
Hamil
54
Papa sayang kamu
55
Menantu!
56
Minta hatiku juga boleh
57
Jangan berharap lebih padaku
58
Arega butuh sosok ibu
59
Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60
Ada apa dengan Mega?
61
Lega mimpi Mama
62
Kalung dari suami
63
Konser Arega
64
Mengidam?
65
Janan ili janan ili, janan ili dengki
66
Onty Mega
67
Periksa kandungan
68
Isi hati calon ayah
69
Kekesalan Mega
70
Sindiran tajam Aluna
71
Ketegasan Arvian
72
Kemarahan Arvian
73
Jawaban Mega
74
Suasana yang berbeda
75
Luluhnya Arvian
76
Siapa dia?
77
Lega punya Mama!
78
Tak selamanya bahagia
79
Pertemuan tanpa rencana
80
Kontraksi?
81
Lahirnya sang putri
82
Azura Elaina Sagara
83
jadi anak pak cupil aja lah
84
Sayangnya Arvian
85
Gosip ala Mega
86
Nacib ... nacib
87
Keributan di perusahaan Kalingga
88
Penyesalan Efendi
89
Cakiiiitt!!
90
Penyesalan Efendi
91
Perkara asi
92
Ayam Legaaa
93
Happy Wedding
94
3 Tahun Kemudian
95
Jelomeee!!
96
Eh, calah olang?!
97
Jula nda calah kok!
98
Keinginan yang beda
99
cinta catu atau dua
100
Ci Jelomee
101
Pacal lenjun
102
Tidak bisa di selamatkan
103
Siapa?
104
Bakat ALuna yang terpendam
105
Cekolaaah
106
Pok ame ame belalang kupu-kupu
107
Ngambek nya Azura
108
Jajan
109
Keributan di pagi hari
110
Pertemuan yang tak di janjikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!