Lima | Teddy Lim

Apartemen itu tenggelam dalam kesunyian, di mana setiap sudutnya menyimpan memori yang tak terhapus. Dinding-dindingnya berhiaskan poster-poster besar, menampilkan wajah-wajah anak yang Agam yakini telah lama menghilang selama bertahun-tahun, termasuk putranya, Teddy Lim.

Sinar matahari yang merembes masuk lewat celah jendela hanya mampu memberikan sedikit penerangan, seakan berdansa dengan bayang-bayang poster yang bergantungan. Di pojok ruangan, terdapat meja kerja yang berantakan, penuh dengan kliping koran dan catatan-catatan usang tentang pencarian sang ayah yang tak pernah berakhir.

Lim Bok Su, sosok pria yang berada di hadapan Agam kini tampak begitu kelelahan, dengan rambut yang memutih dan wajah yang lesu, seolah menggambarkan bagaimana hidupnya selama ini yang terus menerus menanggung luka yang tak pernah sembuh. Matanya yang sayu sering terpaku pada kejauhan, seakan sedang mencari-cari jawaban atas pertanyaan yang selalu menggantung. ‘Di mana Teddy?’

Dan hari ini, seluruh pertanyaan dan kegelisahan hatinya, telah berakhir dengan cara yang mengerikan.

“Oh ya ampun, jadi begitu … anak saya … oh, Tuhan …,” Lim Bok Su meraung pedih, memukul-mukul dadanya yang kian sesak. “Padahal saya telah berjanji untuk menjadi orang tua sekaligus ayah yang baik untuknya saat kami mengadopsinya. Saya telah berdosa ….”

Seketika itu juga kening Agam berkerut keras. Ia sempat melempar pandangan pada Detektif Han yang ternyata juga memiliki ekspresi yang sama dengannya, lalu mengintip sebentar lembaran catatan yang diberikan Kang Young Chul, dan kembali fokus pada Lim Bok Su.

“Tunggu sebentar, tadi barusan Anda bilang mengadopsi?” tanya Agam, ingin mengkonfirmasi ulang.

Lim Bok Su mengangguk. “Ya, umurnya saat itu masih sembilan tahun saat aku dan istriku memutuskan untuk mengadopsinya.”

“Tapi dari catatan yang kami dapatkan, Teddy Lim adalah putra kandung kalian. Bukan anak adopsi.” Interupsi Detektif Han. “Bagaimana itu bisa terjadi? Apa kalian memalsukan datanya?”

“Saat itu istri saya mengalami pendarahan yang sangat hebat. Membuat kandungannya yang masih empat bulan, secara terpaksa harus dikuret. Dokter bilang ada luka yang cukup besar dalam rahim istri saya. Hingga harus dilakukan pengangkatan rahim. Kalian bisa bayangkan bagaimana perasaan istri saya saat itu? Dia sangat hancur. Berkali-kali dirinya mencoba untuk mengakhiri nyawanya sendiri. Sampai akhirnya saya membujuknya untuk mengadopsi anak. Dan beruntungnya dia setuju….”

“ Dan anak itu adalah Teddy Lim. Kalian kemudian mendaftarkan namanya di catatan sipil sebagai pengganti dari bayi kalian yang--maaf--telah tiada, dengan bantuan orang dalam?” sela Agam.

Lim Bok Su kembali mengangguk. Membenarkan dugaan Agam.

“Dia adalah salah satu kerabat dari keluarga istri saya. Karena tak tega melihat istri saya yang sepertinya sudah begitu sayang dengan Teddy kecil, dia pun menyetujui permintaan istri saya untuk menjadikan status Teddy sebagai anak kandung kami. Dan surat-surat identitasnya saat masih di panti asuhan, telah dihancurkan.” tutur Lim Bok Su, dengan suara bergetar. “Tapi sayangnya, belum genap tiga tahun kami merasakan bahagianya memiliki keluarga lengkap, dia malah menghilang. Putra kami satu-satunya.”

Agam mengeluarkan sapu tangan berwarna putih bersih dengan sedikit sulaman bunga daffodil di ujungnya, dan diberikan pada Lim Bok Su yang mulai meneteskan air matanya lagi.

“Saya tahu bahwa hal ini pasti sangat susah untuk Anda, tapi kami juga sangat membutuhkan pertolongan Anda untuk segera menemukan orang yang telah melakukan ini semua,” kata Agam.

Lim Bok Su mengangguk lemah sembari berkata, “baiklah ….”

“Jika Anda tidak keberatan, maka saya akan memulainya dengan mengajukan beberapa pertanyaan.”

Oke, mari kita rangkum terlebih dahulu kasusnya.

Teddy Lim menghilang 8 tahun yang lalu. Orang tuanya lalu melaporkan hal tersebut pada polisi. Namun karena selama bertahun-tahun pencarian terhadap orang-orang hilang tak menunjukkan perkembangan yang berarti, pihak dewan kepolisian memutuskan untuk membekukan kasus tersebut sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Namun tidak bagi para orang tua yang terus mencari keberadaan anaknya tanpa kenal lelah.

Saat akhirnya Teddy Lim ditemukan, dia sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Namun yang mengejutkan adalah seluruh tubuhnya menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan yang terjadi secara konsisten. Kedua tangan dan gigi-giginya menghilang. Serta tusukan tunggal di bagian karotid, yang bisa diasumsikan bahwa sang pelaku sepertinya melakukan itu atas dasar kebencian.

‘Untuk pertanyaan pertama ini, apa sebaiknya yang harus aku tanyakan?’

“Bisakah Anda memberitahu seperti apa anak itu? Misalnya, kepribadiannya sehari-hari.” tanya Agam, setelah berpikir cukup lama.

“Teddy adalah seorang anak yang sangat ramah, lebih dari anak-anak lain seusianya. Saya dan Marissa sama-sama bekerja, dan itu membuat saya sedikit sedih karena kami tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk merawatnya. Tapi hal itu ternyata tidak mengubah kepribadian Ted. Dia tetap menjadi anak yang ceria dan sangat pengertian.” Urai Lim Bok Su, mengingat kembali kenangan bersama anaknya dengan pandangan menerawang. “Dia suka bertanya banyak hal. Termasuk mengenai serangga dan hewan-hewan lainnya. Ted sangat menyukai mereka. Meski terkadang cara bermainnya agak sedikit kasar.”

Agak kasar?

Walaupun tinggal dalam lingkungan yang hangat dengan orang tua yang penyayang dan penuh cinta kasih, terkadang seorang anak bisa saja tumbuh menjadi sedikit melenceng karena rasa ingin tahu mereka yang menggebu-gebu.

“Apakah Anda bisa memberitahu kami lebih lanjut tentang hal itu?”

“Yeah, dia melakukan hal-hal yang kebanyakan dilakukan oleh anak-anak seusianya. Seperti mematahkan sayap capung, dan mengganggu beberapa kucing liar.” Lim Bok Su mengangkat bahunya, “ semacam itulah.”

Kucing liar.

Kenapa banyak sekali hal berkaitan kucing yang muncul hari ini?

“Bisakah Anda jelaskan lebih detail tentang perilakunya terhadap kucing? Apakah dia pernah menunjukkan perilaku kekerasan saat di rumah, melukai seseorang atau mungkin hal lainnya yang sejenis itu?”

Lim Bok Su yang terkejut akan pertanyaan Agam, langsung melayangkan tatapan tak sukanya. Kedua matanya berkilat marah. “Apakah Anda … serius mempertanyakan anak saya? Dia tidak sekejam itu!” tandasnya.

Melihat perubahan emosi dalam diri Lim Bok Su, Agam menyadari bahwa ia harus merubah pertanyaannya.

“Ah, sebenarnya … tidak masalah. Saya tidak bermaksud untuk menyinggung Anda. Lalu bagaimana dengan kondisi keluarga saat itu?”

“Bukankah sudah saya katakan sebelumnya? Kami sedikit sibuk, jadi kami tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengannya. Tapi bisa dibilang keluarga kami cukup bahagia.” Ada nada ketus dalam gaya bicaranya kali ini. Sepertinya masih kesal dengan pertanyaan Agam sebelumnya.

Namun Agam memilih untuk tidak ambil pusing. Ia menyadari pertanyaan sebelumnya memang sedikit kasar, khususnya bagi keluarga korban. Tapi dia adalah seorang profiler. Tugasnya adalah untuk mengidentifikasikan pelaku kejahatan atau kekerasan dengan menganalisis kepribadian dan karakteristik perilaku berdasarkan analisis kejahatan yang dilakukan. Jauh sebelum dirinya menjadi profiler, Agam pernah menjadi detektif di Unit Kejahatan Khusus bagian barat, Kepolisian Seoul. Pertanyaan semacam itu sudah menjadi kewajiban demi bisa menangkap pelaku kejahatan.

“Kalau begitu, apa mungkin ada seseorang yang menaruh dendam pada keluarga Anda?” lanjut Agam.

“Dendam? Pada keluarga saya?” lagi-lagi ada ekspresi tak terima di wajah Lim Bok Su.

“Maaf sebelumnya, tapi sekali lagi saya tidak bermaksud untuk menyinggung Anda. Hanya saja pertanyaan semacam ini sangat diperlukan. Terlebih lagi putra Anda, Teddy Lim, yang telah menghilang selama delapan tahun, tiba-tiba akhirnya ditemukan namun dalam kondisi yang tidak baik. Jadi, apakah mungkin ada seseorang atau salah satu dari keluarga Anda yang dicurigai berisiko menjadi korban kejahatan balas dendam, atau mungkin pernah membuat orang lain merasa sangat marah, hingga melampiaskannya pada putra Anda?” jelas Agam.

Arah mata Lim Bok Su mengarah ke langit-langit apartemen. Sepertinya sedang mencoba untuk mengingat-ingat kembali sesuatu yang mungkin bisa menjadi pemicu dari hilangnya Teddy Lim. Namun sedetik kemudian, Lim Bok Su menggeleng.

“Saya rasa tidak ada. Kami berdua, baik saya mau pun istri saya, kami hanyalah pekerja kantoran biasa. Istri saya punya reputasi yang sangat bagus di tempatnya bekerja. Sementara saya sendiri, saya sangat membenci hal-hal yang berkaitan dengan segala jenis bentuk kekerasan. Jadi itu tidak mungkin.”

Jadi, tidak ada yang menaruh dendam terhadap keluarga ini.

“Lalu, sebelum menghilang, apakah Anda melihat sesuatu yang aneh atau janggal pada putra Anda?”

“Kalau soal itu, saya tidak begitu yakin. Tapi menurut istri saya, sehari sebelum Ted menghilang, dia memperlihatkan sikap yang sangat aneh.”

“Aneh seperti apa?”

“Istri saya bilang, selepas Ted pulang dari sekolah, dia mengucapkan sesuatu bahwa dirinya harus segera pergi ke suatu tempat. Seluruh tubuhnya tampak gemetar, dan terus berteriak ‘Saya harus pergi! Saya harus pergi!’” Lim Bok Su terhenti sebentar, mengatur napasnya yang mulai pendek, yang membuat suaranya terdengar bergetar. “Saat itu istri saya tidak memikirkan apa pun atau berpikiran yang tidak-tidak tentang perubahan sikap Ted yang tiba-tiba. Bahkan saat Ted akan pergi pun, istri saya mengira bahwa Ted hanya keluar bersama teman-temannya seperti biasa. Jadi, tanpa perasaan curiga istri saya memberitahu Ted untuk sudah harus berada di rumah saat jam lima sore. Tapi sayangnya, setelah Ted keluar dari rumah di hari itu, kami tidak pernah melihatnya lagi.

Dan dari ingatan istri saya di hari kejadian itu, raut wajah Ted tampak sangat ketakutan. Istri saya sangat menyesal dan terus menyalahkan dirinya sendiri jika kembali teringat masa-masa itu.”

Ketakutan?

“Oke, itu adalah sehari sebelum menghilangnya Ted. Tapi jauh sebelum itu, apakah Anda melihat atau menangkap sesuatu yang tidak biasa dari sikap yang ditunjukkan Ted, baik itu di hadapan kalian atau pun yang ia sembunyikan dari belakang kalian.”

“Ted saat itu hanya seorang anak kecil yang polos, tapi juga cerdas dan penuh keceriaan. Siapa pun yang melihat senyumnya atau tawanya, pasti akan langsung jatuh hati padanya. Meski yah, ada kalanya juga ia jadi sedikit pendiam dan terlihat seperti sedang memikirkan banyak hal. Tapi itu tak berlangsung lama. Selepas itu, Ted akan kembali menjadi seperti sedia kala.”

Apa ini?

Kenapa rasanya seperti deja vu? Entah kenapa suasana di dalam ruangan apartemen beserta situasinya, terasa begitu familiar.

Fahmi.

Jika diingat-ingat kembali, dia pernah mengalami situasi yang sama dengan Teddy.

Dia juga terlihat sangat ketakutan terhadap sesuatu, tepat sebelum dirinya menghilang. Meski tidak berteriak seperti Teddy, tapi Fahmi terus menggumam bahwa dirinya harus pergi saat itu juga ke suatu tempat. Agam mencoba mencari tahu dengan terus berbicara dengannya. Namun yang keluar hanyalah ucapan itu.

‘Aku harus pergi.’

Ini benar-benar mirip. Ataukah mungkin hanya sebuah kebetulan semata?

“Saya mengerti bahwa ini pasti sangat tidak mudah untuk Anda. Tapi terima kasih atas waktunya.” Suara Detektif Han menarik kesadaran Agam untuk kembali fokus ke dunia nyata.

“Ya, kami benar-benar sangat menghargainya,” Agam menambahkan.

“Tidak, saya yang seharusnya berterima kasih. Karena saya akhirnya mengetahui apa yang terjadi pada ….” Lim Bok Su tidak mampu menyelesaikan kalimat yang terasa begitu menyakitkan untuk diucapkan.

Detektif Han menyampaikan rasa berdukanya dengan meninggalkan sebuah kartu nama pada Lim Bok Su. Jaga-jaga jika ada sesuatu yang dibutuhkan, maka Lim Bok Su bisa menghubungi dirinya. Dan mereka berdua pun keluar meninggalkan apartemen.

***

Terpopuler

Comments

Adam zaheer

Adam zaheer

lanjut Thor! penasaran sampe pelakunya ketangkep

2024-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!