TAK BERARTI APA-APA

“Tuan, aku minta izin untuk cuti besok. Ada sesuatu yang harus kulakukan,” pinta Mario pada atasannya Ryan, selepas pertemuan Ryan dengan Tamara.

“Tidak bisa! Aku sudah menggajimu untuk bekerja satu bulan penuh, jadi kamu tak bisa seenaknya meminta cuti,” ujar Ryan tak suka.

“Tapi, Tuan …”

“Sekali kukatakan tidak, maka akan tetap tidak! Jika kamu masih memintanya, sebaiknya tulis surat pengunduran dirimu,” ucap Ryan dengan penuh amarah.

Mario yang berada di balik kemudi akhirnya diam dan tak menjawab lagi. Ia terus mengemudikan mobil hingga mereka sampai di Kediaman Keluarga Dome. Ryan sendiri berharap Ayahnya belum pulang dan tak terus memaksanya untuk meminta maaf apalagi mengemis pada seorang Ava Williams.

Mobil masuk ke dalam pekarangan dan Mario segera turun sesaat setelah ia menghentikan mobil. Mario membukakan pintu untuk Ryan.

Sebelum Ryan masuk ke dalam, ia menoleh ke arah Mario, “besok ikut denganku keluar kota. Persiapkan semua kebutuhanku. Kita akan meninjau lokasi proyek kerja sama dengan Tuan Phillips.”

Mario menghela nafasnya pelan kemudian menganggukkan kepalanya perlahan sebelum Ryan masuk ke dalam Kediaman Keluarganya. Mario sendiri kemudian melangkah ke arah pos keamanan yang ada di bagian depan.

“Permisi, Uncle,” sapa Mario pada petugas keamanan yang berjaga.

“Sudah mau pulang, Mar?” tanya petugas keamanan yang bernama Robby.

“Sudah, Uncle. Besok saya akan datang lagi,” ucap Mario yang kemudian mengambil motor miliknya yang diletakkan berderet dengan motor milik petugas keamanan itu.

“Hati hati di jalan,” pesan Robby.

“Terima kasih, Uncle.”

Mario pun berlalu dari sana dan bergegas kembali ke sebuah apartemen kecil yang ia sewa dengan harga sangat murah. Ia ingin segera menghubungi kedua orang tuanya.

*****

Pagi ini, Mario telah sampai di Kediaman Keluarga Dome. Ia akan membantu Ryan mempersiapkan kebutuhannya selama berada di luar kota.

“Selamat pagi, Tuan,” sapa Mario pada Freddy, Ayah Ryan.

Freddy menatap Mario tanpa membalas sapaan asisten pribadi putranya itu. Ia malah langsung pergi ke arah ruang gym di mana ia akan menghabiskan paginya di sana.

Mario naik ke lantai atas lalu masuk ke dalam kamar tidur Ryan. Atasannya itu masih berada di atas tempat tidur dan tertidur dengan pulasnya. Dengan perlahan Mario mengambil sebuah koper kecil lalu memasukkan pakaian dan barang barang lain yang mungkin diperlukan oleh Ryan.

Setelah selesai melakukan semuanya, Mario melangkah mendekati Ryan dan membangunkan atasannya itu. Namun, membangunkan Ryan bukanlah hal yang mudah. Dan seperti yang ada di dalam pikiran Mario, Ryan membuka mata dan langsung membentaknya. Ingin sekali rasanya Mario memukul Ryan jika ia tak dapat menahan emosi.

“Keluar!” teriak Ryan.

Mario menghela nafasnya pelan kemudian keluar dari kamar tidur atasannya itu. Seharusnya jika tak suka Mario berada di dalam kamarnya, jangan pernah meminta dirinya untuk membangunkan. Atau memang hidup Ryan belum lengkap jika belum meluapkan emosinya pada Mario?

*****

Tamara Phillips, meminta pada Ryan untuk menjemputnya. Tentu saja dengan senang hati Ryan melakukannya. Saat ini hatinya sedang galau karena Imelda tak menjawab panggilannya sejak kejadian dengan Ava waktu itu.

Saat ini, mereka bertiga berada dalam satu mobil yang sama. Mario mengemudi, sementara Ryan dan Tamara duduk di kursi belakang.

“Kamu sendirian saja?” tanya Ryan membuka pembicaraan.

“Hmm … aku ingin belajar banyak darimu,” jawab Tamara tersenyum tipis.

Ryan sungguh merasa tersanjung, bahkan hatinya semakin berbunga bunga ketika melihat senyuman Tamara yang sedikit malu malu. Tamara terus mencuri pandang ke arah spion, berharap Mario menoleh ke arahnya. Namun sayang sekali Mario begitu fokus mengemudi.

Tamara berusaha terus berbicara dengan Ryan agar Mario memperhatikannya. Ia juga membuat suara suara yang bernada manja. Bukankah pria sangat suka dengan wanita yang bermanja manja dan Tamara ingin Mario melihat ke arahnya. Namun lagi lagi hal itu tak berhasil menarik perhatian Mario.

Saat mereka sampai di kota yang mereka tuju, mereka langsung ke hotel karena mereka akan meletakkan koper mereka dan berencana pergi ke lokasi setelah jam makan siang.

“Silakan, Tuan, Nona,” ucap Mario mempersilakan keduanya lalu memberikan koper mereka masing masing. Ya, Mario lah yang membawakan koper mereka, sementara milik Mario masih berada di dalam bagasi mobil.

Kamar untuk Ryan dan Tamara tepat bersebelahan, sementara kamar untuk Mario berada di lantai yang berbeda karena ia memesan kamar yang paling murah di hotel tersebut.

Sementara itu di Kediaman Keluarga Williams, Ava terlihat berbeda. Senyum terus menghiasi wajahnya pagi ini, membuat Jeanette pun bertanya tanya.

“Ada apa, sayang? Mengapa kamu tersenyum terus seperti itu? Apa ada kabar membahagiakan?” tanya Jeanette.

Ava menganggukkan kepalanya, “Kak Nala akan datang, Mom.”

“Benarkah? Mengapa Aunty Alexa tak mengabari Mommy?” tanya Jeanette.

“Karena hanya Kak Nala dan Uncle One yang datang, Mom.”

“Bagaimana dengan Agha dan Avery? Apa Nala mengajak mereka?”

“Tidak, Mom. Mereka harus tetap sekolah. Kak Nala baru akan mengajak mereka ke sini saat liburan akhir tahun nanti.”

Jeanette menganggukkan kepalanya, tak lama Axton pun datang dan duduk bersama di meja makan, begitu pula dengan Alex. Mereka pun makan bersama, sambil sesekali tertawa saat bercerita.

“Dad senang melihatmu kembali ceria, sayang,” ucap Axton mengusap pucuk kepala putrinya.

Ava tersenyum, “thank you, Dad. Aku berterima kasih atas semuanya dan terima kasih tak memarahiku akan kesalahan dari pilihanku.”

Axton tersenyum, “Dad tahu kamu pasti bisa melihat sendiri apa yang terbaik untukmu. Dad hanya tak ingin kamu merasa dibatasi akan pilihanmu. Bukankah kita akan banyak belajar dari pengalaman?”

Ava memeluk Axton dari samping. Ia merasa sangat beruntung memiliki Axton sebagai ayahnya.

“Lepaskan Dad, sudah besar masih seperti anak kecil saja,” goda Alex saat kakaknya itu akan berangkat ke Perusahaan Williams.

Ava berdecak, “bilang saja iri.”

“Tidak ada ya dalam kamusku. Jika kamu bisa memeluk Dad, aku juga bisa memeluk Mommy,” Alex langsung menghampiri Jeanette lalu memeluk ibunya itu.

Namun, bukan Ava yang marah, melainkan Axton, “Lepaskan istriku! Berani sekali kamu memeluknya!”

Sontak hal itu membuat Alex dan Ava tertawa, begitu pula dengan Jeanette. Axton melihat ke arah ketiganya secara bergantian dan mengerti bahwa mereka sedang mengerjainya.

“Kamu ikut ikutan ya sayang,” Axton pun bangkit dan melangkah mendekati Jeanette, “kamu harus dihukum.”

Axton pun langsung menggendong Jeanette dan membawanya ke dalam kamar tidur mereka. Alex dan Ava yang melihatnya merasa bahagia karena keromantisan yang selalu ditunjukkan oleh kedua orang tuanya.

“Va, apa kamu tak ingin bekerja di Perusahaan?” tanya Alex.

“Aku sedang memikirkannya, Kak. Mungkin setelah Kak Nala kembali ke New York. Aku ingin menghabiskan waktu dengannya terlebih dahulu.”

“Baiklah kalau begitu, kakak akan menunggu saat itu. Kakak pergi dulu,” Alex mengecup pucuk kepala Ava kemudian berangkat. Ava merasa kebahagiaan yang ia dapat sudah begitu besar dari keluarganya. Seorang Ryan Dome tak akan berarti apa apa bagi dirinya, bukan begitu?

🧡🧡🧡

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

mario mending kamu cari kerjamu lain aja deh daripada makan ati terus.

2024-04-21

4

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

👍👍👌Ava, Ryan Dome mah nggak ada apa2 walaupun tampilan nya keren tapi masih banyak yang lebih keren pasti juga ada seseorang yang akan benar' mencintai mu dengan tulus menerima kelebihan dan kekurangan mu Ava.

2024-03-17

2

Aqil Aqil

Aqil Aqil

mantap ava,yg blmn mantap upx thor😄

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 LAMARAN
3 KEMBALI
4 BISAKAH MULUTMU DIAM?!
5 MENINGGALKAN
6 PARFUM
7 KITA BISA MENIKAH
8 KAMU BISA KELUAR
9 AKU BAIK-BAIK SAJA
10 MEMBATALKAN PERTUNANGAN
11 SISI LAIN
12 TAK BERARTI APA-APA
13 KEDATANGAN NALA
14 MEMBUATNYA MENYESAL
15 TAK PERLU MENIKAH
16 MOVE ON
17 BEKERJA
18 MASALAH PRIBADI
19 RENCANA KE AUSTRALIA
20 TAK BISA BEKERJA
21 BERSENANG-SENANG
22 INGIN ANAK, TANPA MENIKAH
23 BOLEHKAH MENGETAHUI SANG PENDONOR?
24 DILAKUKAN SECARA MANUAL
25 APA YANG KURASAKAN ?
26 AKU TAK BISA
27 APA AKU LEMAH?
28 AKU AKAN BERHASIL
29 MASIH MENARUH RASA
30 SAKIT
31 SEGERA MENIKAHIMU
32 JUAL SAJA
33 KEKASIHMU?
34 AKU MENCINTAINYA
35 MABUK
36 PELAMPIASAN AMARAH
37 TAK MEMAKANNYA
38 PENUH DAMBA
39 AKU BERSAMAMU
40 AKU AKAN KEMBALI!
41 AKU TIDAK SETUJU!
42 HATI KE HATI
43 MELABUHKAN HATI
44 KESERIUSAN MARIO
45 INGIN MELAMAR
46 TUNANGAN
47 TAK AKAN MENGECEWAKANMU
48 MENJADI KELUARGA
49 PERGILAH KE AUSTRALIA
50 KEBAKARAN
51 KUMPULKAN BUKTI
52 TAK PERNAH BERPINDAH
53 MELUPAKAN KEGILAAN
54 MULAI BERULAH
55 TAK PERNAH MENIKAH
56 LANGSUNG BERTANYA?
57 BERKATA JUJUR
58 SAKIT DAN SESAK
59 MENGINGINKAN KEMATIANNYA
60 BUKAN PUTRI KAMI
61 MEMINTA BANTUAN
62 APA YANG ANDA LAKUKAN DI SINI?
63 PINGSAN
64 PERIKSALAH DNA
65 PENDONOR
66 HASIL TEST DNA
67 HANYA DIRIMU
68 MEMANIPULASI
69 MAU BERMAIN MAIN
70 UNGKAPAN HATI
71 MENIKAHLAH DENGANKU
72 BIARKAN AKU MEMELUKMU
73 AKU TAK MAU TERTANGKAP
74 APAPUN UNTUKMU
75 KASIH SAYANG YANG TAK AKAN PERNAH BERHENTI
76 LONDON
77 MALAM YANG BEGITU BERMAKNA
78 PAGI YANG INDAH
79 HAMIL?
80 MENJADI TEMAN HIDUPKU
81 FALLING IN LOVE [ E N D ]
Episodes

Updated 81 Episodes

1
PROLOG
2
LAMARAN
3
KEMBALI
4
BISAKAH MULUTMU DIAM?!
5
MENINGGALKAN
6
PARFUM
7
KITA BISA MENIKAH
8
KAMU BISA KELUAR
9
AKU BAIK-BAIK SAJA
10
MEMBATALKAN PERTUNANGAN
11
SISI LAIN
12
TAK BERARTI APA-APA
13
KEDATANGAN NALA
14
MEMBUATNYA MENYESAL
15
TAK PERLU MENIKAH
16
MOVE ON
17
BEKERJA
18
MASALAH PRIBADI
19
RENCANA KE AUSTRALIA
20
TAK BISA BEKERJA
21
BERSENANG-SENANG
22
INGIN ANAK, TANPA MENIKAH
23
BOLEHKAH MENGETAHUI SANG PENDONOR?
24
DILAKUKAN SECARA MANUAL
25
APA YANG KURASAKAN ?
26
AKU TAK BISA
27
APA AKU LEMAH?
28
AKU AKAN BERHASIL
29
MASIH MENARUH RASA
30
SAKIT
31
SEGERA MENIKAHIMU
32
JUAL SAJA
33
KEKASIHMU?
34
AKU MENCINTAINYA
35
MABUK
36
PELAMPIASAN AMARAH
37
TAK MEMAKANNYA
38
PENUH DAMBA
39
AKU BERSAMAMU
40
AKU AKAN KEMBALI!
41
AKU TIDAK SETUJU!
42
HATI KE HATI
43
MELABUHKAN HATI
44
KESERIUSAN MARIO
45
INGIN MELAMAR
46
TUNANGAN
47
TAK AKAN MENGECEWAKANMU
48
MENJADI KELUARGA
49
PERGILAH KE AUSTRALIA
50
KEBAKARAN
51
KUMPULKAN BUKTI
52
TAK PERNAH BERPINDAH
53
MELUPAKAN KEGILAAN
54
MULAI BERULAH
55
TAK PERNAH MENIKAH
56
LANGSUNG BERTANYA?
57
BERKATA JUJUR
58
SAKIT DAN SESAK
59
MENGINGINKAN KEMATIANNYA
60
BUKAN PUTRI KAMI
61
MEMINTA BANTUAN
62
APA YANG ANDA LAKUKAN DI SINI?
63
PINGSAN
64
PERIKSALAH DNA
65
PENDONOR
66
HASIL TEST DNA
67
HANYA DIRIMU
68
MEMANIPULASI
69
MAU BERMAIN MAIN
70
UNGKAPAN HATI
71
MENIKAHLAH DENGANKU
72
BIARKAN AKU MEMELUKMU
73
AKU TAK MAU TERTANGKAP
74
APAPUN UNTUKMU
75
KASIH SAYANG YANG TAK AKAN PERNAH BERHENTI
76
LONDON
77
MALAM YANG BEGITU BERMAKNA
78
PAGI YANG INDAH
79
HAMIL?
80
MENJADI TEMAN HIDUPKU
81
FALLING IN LOVE [ E N D ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!