“Daddy gak ada rencana macam-macam, kan? Cukup semalam Daddy me ....” ucapan Maya terhenti saat jari telunjuk Erga menyentuh bibirnya.
“Sorry, semalam kamu memancing Daddy dengan seperti itu. Daddy salah, Daddy minta maaf banget, May. Jangan takut Daddy mau apa-apain kamu, lagian malam ini pekerja mau pada lembur, May, mana mungkin Daddy macam-macam sama kamu,” jelas Erga.
“Aku pegang ucapan Daddy!” tegas Maya.
“Asal kamu gak mancing-mancing, May! Daddy laki-laki normal, dan kamu tahu setelah Mommy pergi Daddy merasakan kesepian. Cuma kamu teman Daddy ngobrol, dan Paman Arga,” ucap Erga.
“Ya sudah, Maya ke kamar dulu, Maya mau istirahat,” pamit Maya.
Erga mengangguk, lalu membiarkan Maya masuk ke kamar yang sudah disiapkan oleh penjaga Vila. Maya menuruti saja apa, karena Maya percaya Daddy nya tidak akan melakukan hal seperti semalam. Dirinya juga sadar, adanya Ayah Tirinya melakukan itu karena mimpi buruk yang menurut Maya sangat menjijikan sekali.
^^^
Maya membuka pintu kamarnya setelah mendengar pintu kamarnya diketuk seseorang. Maya yang sedang santai dengan mendengarkan musik dan membuka akun sosial medianya akhirnya terpaksa turun dari ranjangnya untuk membukakan pintu.
“Eh, ada apa, Bi?” tanya Maya.
“Ini, Nona, Tuan Erga menyuruh saya memberikan handuk dan baju ganti untuk Nona,” jawabnya.
“Oh terima kasih, Bi,” ucap Maya dengan menerima beberapa paper bag dari penjaga Vila.
Maya masuk kembali ke kamar. Ia membuka satu-persatu paper bag yang katanya berisi handuk dan baju ganti. Ada empat paper bag yang dibawakan penjaga vila tadi.
“Astaga! Daddy sampai belikan underware untuk aku? Segitunya dia? Oh Tuhan, malu sekali rasanya, dia bukan Ayah kandungku tapi seperhatian ini padaku? Memang aku butuh ini sih, tapi gak gini juga, aku kan malu?” batin Maya dengan wajah yang memerah karena malu, membayangka Daddy nya memilihkan underware untuknya.
Maya membuka paper bag lainnya yang berisi baju tidur, baju santai, juga baju untuk ngantor besok atau lusa, setelah pulang dari Vila.
[May, semoga baju yang Daddy pesan tadi pas di kamu. Daddy belikan lengkap dengan underwarenya. Tenang bukan Daddy yang memilih, Daddy menyuruh istrinya Paman Arga untuk mencarikannya dan langsung dikirimkan oleh orang suruhan Daddy. Sepertinya cukup, karena Istrinya Arga tubuhnya sama dengan kamu.]
Maya bernapas lega setelah membaca pesan dari Erga. Ternyata bukan Erga yang memilihkan semuanya, pantas saja warnanya sesuai dengan Maya, modelnya juga, ternyata yang memilihkan Istrinya Arga.
Maya bergegas mandi, lalu mengganti pakaiannya karena sudah tidak nyaman memakai baju yang dari siang ia pakai, apalagi baju formal untuk ke kantor.
^^^
“Malam, Dad? Maaf nunggu lama.” Maya menarik kursi meja makannya lalu duduk di depan Erga.
“Santai saja, May. Makanlah, lalu Daddy akan ajak kamu untuk melihat sekeliling Vila, mumpung cuaca malam ini cerah, sambil mengamati pekerja yang lembur, apa kamu mau?” tanya Erga.
“Okay, daripada aku jenuh di kamar saja. Mending cari angin, jalan-jalan meskipun hanya melihat pekerja yang sedang lembur,” jawab Maya mengiyakan ajakan Erga.
Maya menyantap makanannya. Maya semakin nyaman, karena ia anggap semua ini adalah liburan. Apalagi sampai dua hari dia akan berada di Vila.
Setelah makan malam selesai, seperti yang Erga bicarakan tadi, kalau Erga akan mengajak Maya berkeliling sekitar Vilanya, mumpung cuacanya cerah. Maya menikmati pemandangan sekitar Vila di malam hari. Menikmati indahnya malam di Vila milik Daddy nya.
“Kamu pasti kedinginan, ini pakai jaket Daddy.” Erga melepaskan jaketnya, lalu memakaikannya pada Maya.
“Terima kasih, Dad,” jawab Maya.
“Beli jagung bakar yuk, May?” ajak Erga.
“Boleh, lapar lagi aku Dad, keliling-keliling dari tadi. Kalau dingin gini laperan ya?” ucap Maya.
“Ya begitulah, ya sudah yuk ke sana.”
Erga memesan dua jagung bakar, dan juga minuman hangat untuk menemani makan jagung bakar bersama Anak Tirinya itu. Maya semakin percaya kalau Erga tulus sayang pada Maya, dan soal semalam, memang dia yang memulainya. Laki-laki mana yang tahan melihat dirinya mende.sah sambil melakukan hal yang membangkitkan gai.rah laki-laki? Tentu saja selain Erga pun akan melakukan hal yang sama pada Maya.
“Kau seperti Mommymu. Sangat persis,” ucap Erga.
“Dad, aku ini kan anaknya Mommy? Jelas dong persis?” protes Maya.
“Dad, apa Daddy tidak ingin cari pengganti Mommy?” tanya Maya.
“Sekarang Daddy tanya sama kamu, apa kamu ingin cari pengganti Mommy? Anggaplah Daddy adalah ayah kandungmu? Dan bagaimana perasaanmu jika ayah kandungmu dengan mudah melupakan ibu kandungmu yang baru saja meninggal tiga bulan?” Erga tanya balik pada Maya.
“I—iya sih, aku paham itu. Ya biasanya kan banyak laki-laki yang begitu, Dad? Baru ditinggal istri beberapa bulan langsung gandeng perempuan lain?” ucap Maya.
“Daddy bukan laki-laki yang begitu, May,” ucap Erga.
Setelah selesai menikmati jagung bakar, Erga mengajak kembali ke Vila, karena Maya juga sudah capek, dan ingin segera istirahat.
^^^
“Akh!” pekik Maya.
“May, kamu baik-baik saja?!” teriak Erga dari luar kamar Maya.
“Dad, gelap!” teriaknya.
Erga langsung masuk ke kamar Maya, membawa senter dan memberikan cahaya di kamar Maya. Lampu tiba-tiba padam. Malam sudah larut, pekerja yang lembur pun sudah selesai. Jam menunjukkan pukul tiga dini hari.
“Dad ... gelap, hapeku mati,” ucap Maya ketakutan.
“Ini senternya taruh sini, ya?” ucap Erga.
“Dad ... bisakah temani aku?” pinta Maya dengan panik dan ketakutan.
“I—iya, Daddy temani kamu. Tidurlah, Dadi di sini,” ucap Maya.
Maya yang terlihat pemberani, ternyata ia paling takut gelap. Memang di rumahnya semua menggunakan lampu emergency, jadi kalau di luar listrik padam, rumah Maya masih terang, terutama di kamar Maya. Semua lampu di rumah Maya memang sengaja memakai lampu itu.
“Kamu takut?” tanya Erga.
“Hmm ... gelap sekali, Dad,” jawab Maya.
“Kalau di rumah kamu sendiri, terus mati lampu bagaimana?” tanya Erga.
“Lampu di rumah memakai lampu emergency semua, jadi otomatis nyala kalau listrik padam,” jawab Maya.
“Tidurlah, Daddy temani kamu, Daddy duduk di sofa,” ucap Maya.
“Dad ... temani aku di sini, tidurlah di sebelahku,” pinta Maya dengan raut wajah ketakutan.
“Hmm ya sudahlah, tapi jangan salahkan Daddy kalau Daddy macam-macam,” ucap Erga.
“Dad? Jangan begitu dong?” protes Maya.
“Lagian kamu mancing perkara! Sudah tidurlah, Daddy di sebelahmu.”
Dengan segala kekuatan yang ada, Erga menahan gejolak dalam dirinya. Tubuhnya panas dingin, apalagi senter batrenya habis, dan gelap. Dengan reflek Maya memeluk Erga erat, dan tertidur di pelukan Erga.
^^^
“Ya Tuhan? Kenapa aku bisa dipeluk Daddy begini?” ucap Maya lirih ketikan terbangun dari tidurnya.
Maya menggerakkan tubuhnya, tapi tidak bisa. Erga masih erat memeluknya, saat Maya mau melepaskan tangan Erga, dengan segera Erga merengkuh kembali tubuh Maya.
“May, jangan bangun dulu. Daddy masih ingin memelukmu.”
“Dad, tapi?”
“Jangan bangun, May? Daddy masih mau memelukmu.”
Maya memandangi wajah tampan Ayah tirinya. Wajahnya terpahat sempurna, dan membuat Maya berkali-kali menelan salivanya saat melihat bibir manis Erga, apalagi mengingat kemarin malam, saat bibir Erga melahap rakus bibirnya, dan jarinya mengacak-acak aset berharganya.
Cup!
Bibir Erga mendarat lembut di bibir Maya.
“Jangan lihatin Daddy, awas nanti kamu jatuh cinta, May?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusceris
2024-03-28
1