Sebelas - Menikmati Mimpi

Maya sangat lelah sekali hari ini. Pekerjaannya benar-benar full setelah menjadi Sekretaris Erga. Sampai malam dia baru mau pulang. Erga mengajak Maya menemani sebuah pertemuan dengan para kolega bisnisnya. Mau tidak mau Maya harus menemaninya. Sekarang saatnya Maya pulang, diantar oleh Erga.

Maya terlihat menguap berkali-kali. Erga mengusap kepala Maya dengan lembut, ia tahu Maya pasti sangat lelah hari ini.

“Tidurlah, nanti kalau sudah sampai Daddy bangunin kamu, May,” ucap Erga.

“Hmm ... sepertinya aku ngantuk berat, Dad. Lelah sekali hari ini, ngantuk pula,” ucap Maya.

“Ya sudah, tidur saja dulu, kalau sudah sampai Daddy bangunkan kamu,” ucap Erga.

Maya menurutinya, karena sudah sangat ngantuk sekali. Sudah tidak kuat lagi untuk membuka matanya. Dia langsung memejamkan matanya, dan terdengar dengkuran halus Maya. Erga melirik ke arah Maya, ia tersenyum gemas melihat anak tirinya sudah tertidur pulas dengan hitungan detik saja.

Erga sebetulnya juga lelah sekali hari ini, apalagi Arga juga sesekali meminta bantuan padanya soal pekerjaan barunya, jadi pikiran Erga pun bercabang memikirkan bisnis baru adiknya itu.

“Dad ...,” panggil Maya dengan suara parau.

“Ya, May? Ada apa?” tanya Erga tanpa melirik Maya karena dia fokus mengendarai mobilnya.

“Dad ... ahh ...,” desah Maya lirih yang membuat Erga seketika melirik Maya.

“Dad ... begitu terus, Dad,” racau Maya semakin membuat suasana Erga menjadi panas. Dan langsung membangunkan Timun beruratnya yang masih tertidur pulas.

“May, kamu ngelindur?” ucap Erga dengan menepuk-nepuk pipi Maya, meskipun dia tidak tahan melihat tubuh Maya menggeliat bak cacing kepanasan, tapi ia tetap menjaga kewarasannya supaya tidak berbuat macam-macam dengan Maya.

“Daddy ...,” racau Maya dengan menarik tangan Erga dan membawa tangan Erga untuk menyentuh bagian dadanya.

“Iya, begitu, Dad. Rem ... assshh ....,” racaunya.

“Shitt!!! Sadar, May!” pekik Erga yang sudah tidak bisa menahan hasratnya, apalagi tangannya kini sudah menyentuh melon super besar milik Maya yang masih sangat padat dan kenyal.

Maya terus meracau, tangan Erga juga masih ditempelkan di dadanya, dan meminta Erga untuk terus meremas melon supernya itu. Erga yang sudah tidak tahan akhirnya menepikan mobilnya. Lama menahan hasratnya sendiri, karena ulah Maya, Erga menjadi hilang kendali. Ia melahap bibir manis Maya, menciumnya hingga bertukar saliva, juga mencumbu leher jenjang Maa. Maya pun semakin panas, ia mengangkat roknya, dan membiarkan Erga melakukan aktivitas jari di balik roknya hingga membuat tubuh Maya menggelijang hebat karena pencapaiannya.

“Dad ... apa yang kau lakukan!” pekik Maya, saat melihat Erga sedang melahap melon kembarnya yang indah, dan tangan Erga masih berada di balik roknya yang sudah basah.

“Kau yang membuatku tergoda, May! Daddy minta maaf, tidak bisa menahannya,” ucap Erga, dengan napas terengah merengkuh tubuh Maya.

“Lepaskan!” pekik Maya dengan mata berkaca-kaca.

Erga langsung melepaskan Maya. Ia pun terbawa suasana. Maya terus mengerang dan menggeliat seperti cacing kepanasan, membuat darah Erga mendidih melihatnya, apalagi sampai Maya meraih tangan Erga untuk menyentuh melon kembarnya itu.

“Kenapa Daddy lakukan ini?!” pekik Maya dengan suara parau.

“Kamu yang mulai, May, kamu yang meracau tidak jelas, membawa tangan Daddy untuk menyentuh kamu!” ucap Erga.

“Enggak mungkin!”

“May, kalau tidak percaya, di mobil ini Daddy pasang CCTV, kau mau melihatnya? Kau tidak percaya?” ucap Erga. “Maaf, Daddy laki-laki normal, May. Kau begitu membuat Daddy lepas kendali, tidak tahan untuk menyentuh tubuhmu. Apalagi Daddy sudah melihat jelas lekuk tubuhmu waktu itu, Daddy tidak bisa melupakan itu, May,” ucap Erga jujur apa adanya.

Maya menggelengkan kepalanya dengan  menatap sengit Erga. Maya diam, ia kembali mengingat-ingat, apa benar dirinyalah yang memulai semua itu, dan membuat Erga kepasnasan. Maya masih mendiami Erga setelah sampai di rumahnya. Ia tidak peduli dengan Erga yang juga ikut turun dan masuk ke dalam rumahnya. Maya langsung menuju kamarnya, tidak peduli dengan Erga lagi.

Beruntung malam ini Nungki tidak menginap di rumahnya, jadi Maya tidak ketahuan kalau dia menangis sejadi-jadinya di kamar. Dirinya malu, karena sudah melakukan hal yang memalukan di depan ayah tirinya.

“Apa aku yang memulainya?” batin Maya.

Maya langsung membersihkan dirinya. Ia merasa bawahnya begitu lengket, dan mengingat kembali kejadian memalukan tadi di dalam mobil, apalagi Maya melihat sendiri tangan Erga ada di balik roknya, dan terlihat basah sekali rok juga jok mobil saat itu.

“May, kenapa sampai mimpi begitu sih? Kenapa di depan Daddy Erga?!” pekik Maya.

Maya menyalakan shower, merasakan kulit mulusnya disiram lembut oleh air dari Shower. Ia menangis di bawah guyuran air, mengingat kejadian tadi. Sedangkan Erga, ia masih kecewa dengan dirinya sendiri yang tidak bisa menahan hasratnya karena Maya terus meracau, mendesah keenakan, apalagi Maya menuntun tangannya untuk menyentuh melon kembar Maya.

“Maafkan Daddy, May. Daddy malah membuat kamu kecewa, bukannya Daddy menjaga kamu, malah Daddy merusakmu. Daddy janji ini yang terakhir kalinya. Maafkan aku, Nadine. Aku menyentuh anak gadismu, aku khilaf, itu pun karena Maya yang memulai,” ucap Erga dengan penuh penyesalan.

Erga membersihkan tubuhnya. Malam ini ia menginap di rumah Maya, ia takut Maya melakukan hal-hal yang diluar nalarnya setelah kejadian tadi, apalagi tidak ada Nungki. Orang yang bekerja di rumah Maya, besok baru mulai bekerja semuanya, jadi Erga harus memastikan kalau Maya baik-baik saja malam ini.

^^^

Pagi menyapa, Maya masih belum beranjak dari tempat tidurnya. Ia merasakan tubuhnya sakit semua, dan badannya juga meriang. Mungkin karena semalam ia mandi terlalu lama, dan tidak bisa tidur sampai jam tiga dini hari.

“Uhhmp ... badanku sakit semua,” pekik Maya sambil menggeliatkan tubuhnya. “Ini jam berapa?” Maya mengambil jam kecil di atas nakas. Matanya membeliak melihat jarum jam sudah menunjukkan angka sepuluh.

“Astaga ... sudah jam sepuluh pagi?!” Maya terperanjat, ia langsung menyingkap selimutnya, dan turun dari ranjang. Padahal hari ini jadwal Erga banyak sekali, tapi dia malah ketiduran, mungkin karena badannya sedang tidak karuan, juga karena semalam banyak menangis.

Maya mengambil ponselnya, ia melihat beberapa pesan dari Erga. Erga mengucapkan maaf berkali-kali dalam pesannya.

[Sungguh Daddy minta maaf. Maafkan Daddy sebisa-bisanya hatimu, May. Daddy menyesal, kalau kamu mau membenci Daddy, bencilah semaumu, karena memang pantas kamu lakukan itu pada Daddy. Oh iya, May, tadi Daddy belikan bubur ayam, sarapan dulu, ya? Badan kamu panas, kamu jangan ke kantor, istirahat saja sampai kamu sembuh. Maaf juga tadi Daddy ke kamarmu, ternyata kamu belum bangun, tidurmu sangat pulas, dan badan kamu panas. Nanti ada Bibi Eli, pembantu untuk di rumah kamu, jadi kamu tidak kerepotan, juga gak sendirian kalau pas Nungki tidak di rumahmu.]

Maya meletakkan ponselnya. Ia juga merasa bersalah, karena semalam bukan mutlak kesalahan Daddynya itu. Melainkan dirinya sendiri yang mimpi kotor seperti itu.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

teussehat

2024-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Satu - Pernikahan Erga dan Nadine
2 Dua - Firasat Buruk Maya
3 Tiga - ICU
4 Empat - Kepergian Nadine
5 Lima - Sarapan Bersama
6 Enam - Mengungkap Rahasia
7 Tujuh - Naik Jabatan
8 Delapan - Pengganti Mommy
9 Sembilan - Pakaianmu Terlalu Ketat
10 Sepuluh - Lunch
11 Sebelas - Menikmati Mimpi
12 Dua Belas - Bagaimana Rasanya?
13 Tiga Belas - Awas Nanti Jatuh Cinta!
14 Empat Belas - Kram
15 Lima Belas - Sikap Erga Yang Berubah
16 Enam Belas - Jangan Panggil Daddy Lagi!
17 Tujuh Belas - Kekhawatiran Erga
18 Delapan Belas - Kalian Harus Segera Menikah
19 Sembilan Belas - Urgent
20 Dua Puluh - Aku Mencintai Ayahmu
21 Dua Puluh Satu - Kabur
22 Dua Puluh Dua - Sainganmu Berat
23 Dua Puluh Tiga - Daddy Nangis?
24 Dua Puluh Empat - Aku Masih Mencintaimu!
25 Dua Puluh Lima - Perdebatan Antara Erga dan Ehsan
26 Dua Puluh Enam - Apa Ada Lowongan?
27 Dua Puluh Tujuh - Bucin Akut
28 Dua Puluh Delapan - Cemburu
29 Dua Puluh Sembilan - Pasar Malam
30 Tiga Puluh - Aku Milikmu
31 Tiga Puluh Satu - Ih Kepo!
32 Tiga Puluh Dua - Bertemu
33 Tiga Puluh Tiga - Bekas Pelukan Mantan
34 Tiga Puluh Empat - Pengganggu Datang Lagi
35 Tiga Puluh Lima - Gaun Pernikahan Yang Kebesaran.
36 Tiga Puluh Enam - Ehsan Yang Cemburu
37 Tiga Puluh Tujuh - Dansa
38 Tiga Puluh Delapan - Ini Urusan Laki-laki.
39 Tiga Puluh Sembilan - Persiapan Yang Perfect
40 Empat Puluh - Belalai Anak Gajah Kecil
41 Empat Puluh Satu - Jenuh
42 Empat Puluh Dua - Membuka Lowongan
43 Empat Puluh Tiga - Membuat Teh Celup
44 Empat Puluh Empat - Bertemu Di Bandara
45 Empat Puluh Lima - Maya Yang Semakin Berani
46 Empat Puluh Enam - Masuk Angin
47 Empat Puluh Tujuh - Ikan Piranha Vs Ular Piton
48 Empat Puluh Delapan - Ada Apa Dengan Nungki?
49 Empat Puluh Sembilan - Hasil Yang Tidak Sesuai
50 Lima Puluh - Manusia Tulang Lunak
51 Lima Puluh Satu - Mami Sangat Setuju
52 Lima Puluh Dua - Melanjutkan
53 Lima Puluh Tiga - Cemburu Tanda Cinta
54 Lima Puluh Empat - Membatalkan Pertunangan
55 Lima Puluh Lima - Mempersiapkan Pernikahan
56 Lima Puluh Enam - Ngidam atau Ngerjain?
57 Lima Puluh Tujuh - Asinan Rambutan
58 Lima Puluh Delapan - Selamat Menempu Hidup Baru Ehsan & Nungki
59 Lima Puluh Sembilan - Hamil
60 Enam Puluh - Akhir Bahagia
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Satu - Pernikahan Erga dan Nadine
2
Dua - Firasat Buruk Maya
3
Tiga - ICU
4
Empat - Kepergian Nadine
5
Lima - Sarapan Bersama
6
Enam - Mengungkap Rahasia
7
Tujuh - Naik Jabatan
8
Delapan - Pengganti Mommy
9
Sembilan - Pakaianmu Terlalu Ketat
10
Sepuluh - Lunch
11
Sebelas - Menikmati Mimpi
12
Dua Belas - Bagaimana Rasanya?
13
Tiga Belas - Awas Nanti Jatuh Cinta!
14
Empat Belas - Kram
15
Lima Belas - Sikap Erga Yang Berubah
16
Enam Belas - Jangan Panggil Daddy Lagi!
17
Tujuh Belas - Kekhawatiran Erga
18
Delapan Belas - Kalian Harus Segera Menikah
19
Sembilan Belas - Urgent
20
Dua Puluh - Aku Mencintai Ayahmu
21
Dua Puluh Satu - Kabur
22
Dua Puluh Dua - Sainganmu Berat
23
Dua Puluh Tiga - Daddy Nangis?
24
Dua Puluh Empat - Aku Masih Mencintaimu!
25
Dua Puluh Lima - Perdebatan Antara Erga dan Ehsan
26
Dua Puluh Enam - Apa Ada Lowongan?
27
Dua Puluh Tujuh - Bucin Akut
28
Dua Puluh Delapan - Cemburu
29
Dua Puluh Sembilan - Pasar Malam
30
Tiga Puluh - Aku Milikmu
31
Tiga Puluh Satu - Ih Kepo!
32
Tiga Puluh Dua - Bertemu
33
Tiga Puluh Tiga - Bekas Pelukan Mantan
34
Tiga Puluh Empat - Pengganggu Datang Lagi
35
Tiga Puluh Lima - Gaun Pernikahan Yang Kebesaran.
36
Tiga Puluh Enam - Ehsan Yang Cemburu
37
Tiga Puluh Tujuh - Dansa
38
Tiga Puluh Delapan - Ini Urusan Laki-laki.
39
Tiga Puluh Sembilan - Persiapan Yang Perfect
40
Empat Puluh - Belalai Anak Gajah Kecil
41
Empat Puluh Satu - Jenuh
42
Empat Puluh Dua - Membuka Lowongan
43
Empat Puluh Tiga - Membuat Teh Celup
44
Empat Puluh Empat - Bertemu Di Bandara
45
Empat Puluh Lima - Maya Yang Semakin Berani
46
Empat Puluh Enam - Masuk Angin
47
Empat Puluh Tujuh - Ikan Piranha Vs Ular Piton
48
Empat Puluh Delapan - Ada Apa Dengan Nungki?
49
Empat Puluh Sembilan - Hasil Yang Tidak Sesuai
50
Lima Puluh - Manusia Tulang Lunak
51
Lima Puluh Satu - Mami Sangat Setuju
52
Lima Puluh Dua - Melanjutkan
53
Lima Puluh Tiga - Cemburu Tanda Cinta
54
Lima Puluh Empat - Membatalkan Pertunangan
55
Lima Puluh Lima - Mempersiapkan Pernikahan
56
Lima Puluh Enam - Ngidam atau Ngerjain?
57
Lima Puluh Tujuh - Asinan Rambutan
58
Lima Puluh Delapan - Selamat Menempu Hidup Baru Ehsan & Nungki
59
Lima Puluh Sembilan - Hamil
60
Enam Puluh - Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!