Maya tidak menyangka selama ini yang menemani dirinya sampai dia remaja adalah Ayah sambungnya. Maya kira Daren adalah Ayah kandungnya, karena Daren begitu menyayanginya, tidak pernah sedikit pun Daren membentak dirinya, tidak pernah Daren menolak permintaan Maya, semua yang Maya inginkan Daren berusaha memenuhinya, selalu berusaha menjadi ayah terbaik untuk Maya.
Masih banyak surat dari Nadine dan juga ada surat dari Daren untuk Maya. Maya membaca semuanya bersama Erga, dia benar-benar tidak menyangka sekejam itu Ayah kandungnya meninggalkan Mommy dan juga dirinya. Padahal Daren hanya pekerja biasa, bukan orang kaya seperti ayahnya. Pengusaha batik terkenal, seorang direktur, pengusaha sukses, orang terpandang, akan tetapi setelah meninggalkan dirinya bersama Mommy nya sama sekali ayahnya tidak memberikan nafkah atau dana untuk kehidupannya. Daren yang berusha mencukupi semua kebutuhan Maya dan Nadine. Sampai Daren meninggal.
“Aku tidak tahu harus bagaimana Dad. Dua puluh dua tahun, aku baru tahu kalau Ayah kandungku bukan Daddy Daren. Beliau sama sekali tidak pernah menunjukkan kalau dirinya bukan Ayah kandung. Daddy selalu memberikan yang tebaik untuk aku. Kepergian Daddy, membuat aku kehilangan separuh nyawaku, sangat disayangkan, ternyata Daddy bukan Ayah kandungku. Kalau aku boleh meminta pada Tuhan, aku ingin Daddy Daren yang menjadi Ayah kandungku, bukan dia yang pergi dengan alasan orang tua. Seberapa besar kekayaan dia sampai tega meninggalkan aku dan Mommy. Jahat sekali, Dad!” pekik Maya dengan terisak.
Maya masih berada di pelukan Erga. Erga tidak tega meninggalkan Maya dalam keadaan yang seperti itu. Maya butuh seseorang untuk mensupportnya. Nungki sahabatnya sudah lebih dulu ke kantor, karena akan ada meeting dengah kepala divisinya.
“Jangan berkata seperti itu. Ada kebaikan disetiap kejadian yang memilukan, May. Mungkin Ayahmu pergi karena memang terpaksa. Sudah jangan menangis, kamu tidak boleh menangisi keadaan ini, kamu bukan Maya yang Daddy kenal, oke Daddy baru kenal kamu beberapa bulan, kenal sedekat ini, tapi ini bukan Maya yang Daddy kenal,” ucap Erga.
“Aku nangis bukan untuk orang yang sudah meninggalkan Mommy dan aku, Dad. Aku nangis karena kenapa tidak Daddy Daren saja yang jadi ayah kandungku? Lebih baik aku tidak tahu kalau ternyata Daddy Daren bukan Ayah kandungku, lebih baik aku tidak tahu, Dad!” pekik Maya.
“Sssttt ... sudah ya, jangan nangis?” ucap Erga menenangkan Maya.
“Kalau dia datang menemuiku bagaimana, Dad? Aku tidak mau bertemu orang jahat yang sudah menghancurkan hidup dan hati Mommy, juga sudah meninggalkanku, dan tidak tanggung jawab sama sekali atas aku dan Mommy. Daddy tahu betapa susahnya Mommy saat Daddy Daren meninggal? Mommy yang banting tulang untuk kehidupan kami, Mommy kerja dari pagi-pagi sekali sampai larut malam hanya untuk mencukupi hidup kami saat di London. Aku jadi tahu kenapa Mommy tidak mau kembali ke sini, karena Mommy takut dengan keluarga dia yang sudah meninggalkan kami, aku tahu pasti Mommy takut, Dad! Dia jahat sekali!”
Maya semakin mengeratkan pelukannya pada Erga. Sakit sekali rasanya membaca semua surat dari Mommy nya juga dari Daddy Daren. Ternyata Daren pun menitipkan surat pada Nadine untuk Maya.
“May, dia ayah kandungmu, jangan bicara seperti itu, ya?” tutur Erga.
“Enggak, ayahku satu, Daddy Daren saja!” tukas Maya.
“Iya, iya, ya sudah jangan nangis, ya?” ucap Erga dengan mengusap pipi Maya, yang sudah basah karena air matanya.
Erga mengurai pelukannya, ia menatap wajah Maya yang masih basah karena air matanya. Erga menghapus lagi air mata Maya, lalu mengecup keningnya. Dan kembali memeluk Maya.
“Dad ...,” ucap Maya.
“Iya, kenapa?” tanya Erga.
“Jangan biarkan dia menemuiku, Dad. Jangan bilang siapa-siapa soal ini. Aku ingin hanya Daddy dan aku saja yang tahu soal ini. Aku tidak mau bertemu dia, Dad,” ucap Maya.
“Tidak mungkin dia menemuimu, Daddy akan jamin itu. Nama kamu bukan Meilani lagi, namamu Maya, jadi tidak mungkin dia akan mengenalimu. Daddy akan cari tahu Ehsan seperti apa. Perusahaan Opa memang banyak bekerja sama dengan Pengusaha Batik, juga Pabrik Rokok di Jogja dan Kudus. Kamu tenang, ya? Jangan khawatir, Daddy bersama kamu, kamu bersama orang-orang yang menyayangimu, May. Daddy mungkin belum sempurna menjadi seorang ayah untukmu, tapi Daddy akan lindungi kamu, Daddy akan jaga kamu, sesuai janji Daddy pada Mommy. Kamu harus percaya itu,” ucap Erga.
“Terima kasih, Dad,” ucap Maya.
Maya semakin mendongakkan kepalanya, menatap wajah Erga, dan mengulas senyuman pada Erga. Maya yakin dengan ucapan Daddy nya, kalau Daddy nya akan menjaganya.
“Kau cantik, May. Lebih cantik dari Nadine. Maaf Nadine, aku merasa seperti ini, entah kenapa aku tertarik pada Putrimu,” batin Erga.
Erga mendaratkan kecupan sayang di kening Maya. Ia mengecup kening Maya dengan cukup lama. Menghirup aroma wangi dari kepala Maya.
“Dad ... kenapa begini? Sudah kan ciumnya?” ucap Maya.
“Maaf, May. A—aku, emm maksudnya, Daddy terbawa suasana. Daddy sayang kamu, jangan berpikiran macam-macam, ya?” ucap Erga. Maya mengangguk, padahal hatinya pun bergemuruh mendapat perlakuan dari Ayah Tirinya itu.
“Dad ...,”
“Apa, heemm?”
“Boleh aku izin tidak ke kantor? Tolong Daddy hubungi atasanku, aku ingin istirahat, kepalaku pusing,” ucap Maya.
“Kenapa harus izin atasanmu? Daddy malah pemilik perusahaannya, kamu bebas mau berangkat atau tidak?” ucap Erga.
“Dad ... beda dong? Kalau begitu gak profesional namanya. Nanti dikira teman-teman mentang-mentang anak pemilik perusahaan seenak jidatnya saja ngantornya?” ucap Maya.
“Ya sudah, Daddy bilang sama Beni, kalau kamu sedang tidak enak badan. Tapi ada syaratnya,” ucap Erga.
“Kok ada syaratnya?” tanya Maya.
“Iya, syaratnya mulai besok kamu akan mejadi sekretaris Daddy. Daddy sudah menilai cara kerjamu. Kerjamu sempurna, teliti, seperti Mommy kamu, jadilah Sekretaris Daddy untuk menggantikan Mommymu,” pinta Erga.
“Jadi aku jadi pengganti Mommy nih? Enak sih naik jabatan, tapi apa kata orang-orang di kantor? Baru dua bulan naik jabatan jadi sekretaris? Kan sudah banyak yang berpengalaman dari aku, Dad?” ucap Maya.
“Kriteria yang Daddy cari semua ada di kamu. Ini tawaran baik lho untuk kariermu, jadi bagaimana? Mau tidak?” tanya Erga memastikan lagi.
“Gajinya naik kan, Dad?” tanya Maya.
“Untuk kamu Daddy gak mau itung-itungan. Daddy akan kasih semuanya untuk kamu, asal kerjamu selalu bagus,” ucap Erga.
“Kalau aku mau naik sepuluh kali lipat bagaimana?” tanya Maya.
“Jangankan sepuluh kali lipat, May? Seratus kali lipat saja Daddy sanggup?” jawab Erga.
“Okay, deal! Seratus kali lipat!” ucap Maya dengan mengulurkan tangannya, untuk menjabat tangan Erga.
“Okay, deal!” ucap Erga menjabat tangan Maya, lalu kembali memeluk Maya. “Untuk putri Daddy apa yang enggak sih?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-03-28
0