Tiga - ICU

Maya sudah sampai di rumah sakit yang diberitahukan Erga. Dia langsung mencari di mana Mommy nya ditangani. ICU, tempat yang pertama kali dituju Maya setelah Erga memberitahukannya kalau Mommy nya masuk ke ICU. Maya tidak tahu, apa sakit Mommy nya separah itu sampai masuk ruang ICU.

“Dad?” panggil Maya.

“May,” jawab Erga dengan mata berkaca-kaca.

“Mommy kenapa?” tanya Maya.

“Ayo ke ruangan Dokter, kamu dari tadi sudah ditunggu Dokter yang menangani Mommy kamu,” ajak Erga dengan lembut.

Erga merangkul Maya yang sekarang statusnya menjadi anak tiri itu ke ruang Dokter. Dengan langkah yang lemas Maya menuruti Daddy nya masuk ke ruang Dokter. Maya tidak tahu sakit apa yang diderita Mommy nya sekarang. Cukup serius, bahkan sangat serius yang ada di pikiran Maya. Maya melihat nama Dokter di depan pintu ruangan Dokter, melihat Titel Dokter tersebut.

“Dokter Spesialis Kanker? Oh Tuhan ada apa dengan Mommy? Apa Mommy separah itu sakitnya? Apa Mommy mengindap sakit yang menakutkan ini?” gumam Maya dengan tubuh bergetar, tidak tahu harus bagaimana dia menghadapi semua ini. Padahal seharusnya Mommy nya masih menikmati masa-masa bahagia di awal pernikahannya.

“May, ayo masuk?” ajak Erga.

“Dad ... apa Mommy sakit separah ini? Ini Dokter Spesialis Kanker, bukan?” tanya Maya.

“Nanti biar Dokter yang menjelaskan saja ya, May? Jujur Daddy juga gak tahu soal Sakitnya Mommy kamu,” jawab Erga.

“Kenapa Daddy sampai gak tahu?!” tanya Maya penuh penekanan.

“Bicara sama Dokter dulu ya, May? Nanti kita bicara lagi setelah menemui Dokter,” ucap Erga dengan menenangkan Maya.

Maya tidak tahu kenapa Mommy nya menyembunyikan sakitnya itu. Tidak pernah sedikit pun Maya melihat Mommy nya mengeluh di depannya. Yang Maya tahu, Mommy nya adalah perempuan yang kuat, energik, sehat, cerdas, cantik, tidak pernah terlihat seperti orang sakit pada umumnya. Selalu terlihat fresh, cantik, penuh dengan semangat. Maya dan Erga masuk ke dalam ruangan Dokter Regan.

“Selamat Pagi, Dok,” ucap Erga.

“Selamat Pagi, Pak Erga,” jawab Dokter. “Apa ini putrinya Nyonya Nadine?” tanya Dokter Regan.

“Iya, benar, Dok,” jawab Maya dan Erga bersamaan.

“Silakan duduk di sini, ada yang harus saya jelaskan pada kalian berdua,” uca Dokter Regan.

Maya dan Erga mendengarkan Dokter Regan menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada Nadine. Maya terkejut ternyata Mommy nya sakit parah sudah lama. Padahal selama ini yang Maya lihat Mommy nya baik-baik saja, seperti orang sehat pada umumnya. Bagai tersambar petir di siang hari, mendengar keadaan Mommy nya sekarang, yang kata Dokter umur Mommy nya sudah tidak lama lagi, karena sel Kanker sudah menjalar ke seluruh pembuluh darah.

“Sembuhkan Mommy, Dok. Saya mohon,” ucap Maya dengan penuh permohonan.

“Berdoa saja, semoga ada keajaiban untuk Nyonya Nadine. Saya sudah lama mengingatkan beliau, supaya mau menjalani Kemoterapi saat masih belum parah, tapi Bu Nadine tidak mau, beliau hanya berobat biasa. Sekarang, banyak berdoa untuk kesembuhan Bu Nadine. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tetap saja, finish nya tergantung yang di atas,” jelas Dokter Regan.

Maya dan Erga sama-sama bingung harus bagaimana, apalagi keadaan Nadine saat ini sedang kritis. Sakitnya sudah sangat parah, diobati pun harapannya sangat kecil, apalagi keadaan Nadine sudah lemah, tentu untuk melakukan kemoterapi tidak bisa, karena keadaannya harus cukup fit saat akan melakukan kemoterapi.

Maya dan Erga masuk ke dalam ruangan Nadine. Maya melihat Mommy nya sudah tidak berdaya lagi. Tubuhnya penuh dengan alat-alat yang ada di dalam ICU, yang menunjang hidupnya. Maya tidak tahu kapan Mommy nya sakit. Yang Maya tahu, selama ini Mommy nya sehat, tidak pernah mengeluh apa pun pada dirinya. Nadine selalu menampakkan kebahagiaan di depan putri semata wayangnya itu. Tidak pernah ia menampakkan sakitnya di depan Maya. Meskipun dia sudah tidak bisa menahan sakitnya sendiri. Jangankan dengan Maya, dengan Erga pun Nadine tidak menampakkannya sama sekali.

“Mom ... kenapa Mommy sakit gak bilang sama Maya? Kenapa Mommy tutupi semuanya sendiri?” ucap Maya dengan terisak, sambil menciumi tangan Nadine.

“Dua tahun Mommy menyembunyikan sakitnya, May. Daddy pun tidak tahu kalau Mommy sakit separah ini. Kalau Daddy tahu, Daddy akan bawa Mommy ke Luar Negeri untuk berobat di sana. Daddy gak akan biarkan orang yang Daddy cintai menderita sakit seperti ini,” ucap Erga.

Maya hanya diam, pikirannya bercabang tidak keruan. Maya mengulang lagi momen bersama Mommy nya dua tahun lalu. Benar, Mommy nya terlihat sehat sekali, tidak ada tanda-tanda sakit keras. Bahkan saat berlibur dengannya, juga tidak ada tanda Mommy nya sakit parah.

“Mommy bilang, dirinya bertahan untuk kamu, supaya melihat kamu selesai kuliah, Mommy bertahan untuk biaya sekolahmu, dan untuk Daddy juga. Kalau tahu Mommy kamu menanggung sakit, Daddy bakal tanggung semua bebannya. Daddy menyesal, tidak pernah tahu kondisi Mommy, Daddy egois sekali menjadi laki-laki, May. Maafkan Daddy, mungkin Mommy juga kadang menahan sakit kalau Daddy kasih dia pekerjaan berat. Maafkan Daddy,” ucap Erga dengan menangis.

Erga menyesal, kadang dia meminta jatah pada Nadine di saat yang tidak tepat, mungkin saat Nadine capek, dan merasa kesakitan. Tapi karena hasratnya yang sudah menggebu, Erga tidak pernah kontrol dengan situasi, atau keadaan kesehatan Nadine.

Maya tidak peduli Erga mau berkata apa. Ia masih fokus memandangi Mommy nya yang masih belum membuka matanya.

“Mom ... bangun, ya? Sembuh, ya? Mommy kan sedang bahagia sama Daddy? Kok malah begini?” ucap Maya dengan mengusap kepala Mommynya, lalu mengecup pipinya.

“Maya sayang sama Mommy. Bangun, Mom. Masih banyak hari yang indah dan membahagiakan untuk Mommy jalani bersama Daddy. Mommy sayang Maya, kan? Mommy sayang juga sama Daddy? Ayo, Mom, bangun! Mommy harus sembuh!” Maya semakin terisak, melihat Mommy nya masih dalam keadaan yang sama, tidak ada perubahan sama sekali, belum mau membuka matanya dan menyambut Maya dengan senyuman yang menenangkan Maya.

Erga mendekatkan dirinya pada Maya. Mengusap punggung Maya yang sedang menangis hingga sesegukkan.

“Dad ... lakukan yang terbaik untuk Mommy, bawa Mommy untuk berobat ke mana pun, asal Mommy sembuh, Dad,” pinta Maya.

“Akan Daddy lakukan demi orang yang Daddy cintai, May. Kalau saat ini Mommy bisa Daddy bawa ke Luar Negeri, sudah Daddy berangkatkan sekarang juga, tapi Dokter bilang kondisi Mommy tidak mungkin dibawa ke sana. Bukan karena transportasi atau alat ini, tapi Dokter mengatakan menunggu perkembangan Mommy selanjutnya dulu,” tutur Erga.

Masih belum ada perkembangan Nadine sampai malam hari. Maya masih saja menunggu Mommy nya sadar, sampai dia melupakan makan. Nungki pun setia menemani sahabatnya itu, dan berkali-kali membujuk Maya untuk makan, akan tetapi Maya masih saja belum mau makan.

“Bagaimana, apa Maya mau keluar makan dulu?” tanya Laras pada Nungki.

“Belum, Oma. Om Erga juga belum mau keluar untuk makan,” jawab Nungki.

Laras masuk ke ruangan Nadine, untuk memanggil Erga dan Maya karena belum makan sama sekali.

“Bagaimana Nadine mau bangun, kalian saja masih begitu! Mama tahu kamu begitu sedih istrimu begini, tapi jangan siksa dirimu, Er! Kamu juga harus sehat, biar jadi penguat Nadine! Kamu juga, May. Mommy gak mau lihat kamu terus begini? Ayo lebih baik kalian makan dulu, biar Oma dan Nungki di sini menunggu Nadine,” tutur Laras.

“Aku belum lapar, Ma,” ucap Erga.

“Aku belum lapar, Oma,” ucap Maya.

Ucapan mereka terdengar bersamaan. Bagaimana mau makan, orang yang mereka sayangi dan mereka cintai sedang berjuang antara hidup dan mati? Dari pagi Nadine masih belum sadarkan diri, membuat Erga dan Maya tidak mau meninggalkannya. Jangankan untuk makan, meninggalkan sedetik saja tidak ingin.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

tryssemangat

2024-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Satu - Pernikahan Erga dan Nadine
2 Dua - Firasat Buruk Maya
3 Tiga - ICU
4 Empat - Kepergian Nadine
5 Lima - Sarapan Bersama
6 Enam - Mengungkap Rahasia
7 Tujuh - Naik Jabatan
8 Delapan - Pengganti Mommy
9 Sembilan - Pakaianmu Terlalu Ketat
10 Sepuluh - Lunch
11 Sebelas - Menikmati Mimpi
12 Dua Belas - Bagaimana Rasanya?
13 Tiga Belas - Awas Nanti Jatuh Cinta!
14 Empat Belas - Kram
15 Lima Belas - Sikap Erga Yang Berubah
16 Enam Belas - Jangan Panggil Daddy Lagi!
17 Tujuh Belas - Kekhawatiran Erga
18 Delapan Belas - Kalian Harus Segera Menikah
19 Sembilan Belas - Urgent
20 Dua Puluh - Aku Mencintai Ayahmu
21 Dua Puluh Satu - Kabur
22 Dua Puluh Dua - Sainganmu Berat
23 Dua Puluh Tiga - Daddy Nangis?
24 Dua Puluh Empat - Aku Masih Mencintaimu!
25 Dua Puluh Lima - Perdebatan Antara Erga dan Ehsan
26 Dua Puluh Enam - Apa Ada Lowongan?
27 Dua Puluh Tujuh - Bucin Akut
28 Dua Puluh Delapan - Cemburu
29 Dua Puluh Sembilan - Pasar Malam
30 Tiga Puluh - Aku Milikmu
31 Tiga Puluh Satu - Ih Kepo!
32 Tiga Puluh Dua - Bertemu
33 Tiga Puluh Tiga - Bekas Pelukan Mantan
34 Tiga Puluh Empat - Pengganggu Datang Lagi
35 Tiga Puluh Lima - Gaun Pernikahan Yang Kebesaran.
36 Tiga Puluh Enam - Ehsan Yang Cemburu
37 Tiga Puluh Tujuh - Dansa
38 Tiga Puluh Delapan - Ini Urusan Laki-laki.
39 Tiga Puluh Sembilan - Persiapan Yang Perfect
40 Empat Puluh - Belalai Anak Gajah Kecil
41 Empat Puluh Satu - Jenuh
42 Empat Puluh Dua - Membuka Lowongan
43 Empat Puluh Tiga - Membuat Teh Celup
44 Empat Puluh Empat - Bertemu Di Bandara
45 Empat Puluh Lima - Maya Yang Semakin Berani
46 Empat Puluh Enam - Masuk Angin
47 Empat Puluh Tujuh - Ikan Piranha Vs Ular Piton
48 Empat Puluh Delapan - Ada Apa Dengan Nungki?
49 Empat Puluh Sembilan - Hasil Yang Tidak Sesuai
50 Lima Puluh - Manusia Tulang Lunak
51 Lima Puluh Satu - Mami Sangat Setuju
52 Lima Puluh Dua - Melanjutkan
53 Lima Puluh Tiga - Cemburu Tanda Cinta
54 Lima Puluh Empat - Membatalkan Pertunangan
55 Lima Puluh Lima - Mempersiapkan Pernikahan
56 Lima Puluh Enam - Ngidam atau Ngerjain?
57 Lima Puluh Tujuh - Asinan Rambutan
58 Lima Puluh Delapan - Selamat Menempu Hidup Baru Ehsan & Nungki
59 Lima Puluh Sembilan - Hamil
60 Enam Puluh - Akhir Bahagia
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Satu - Pernikahan Erga dan Nadine
2
Dua - Firasat Buruk Maya
3
Tiga - ICU
4
Empat - Kepergian Nadine
5
Lima - Sarapan Bersama
6
Enam - Mengungkap Rahasia
7
Tujuh - Naik Jabatan
8
Delapan - Pengganti Mommy
9
Sembilan - Pakaianmu Terlalu Ketat
10
Sepuluh - Lunch
11
Sebelas - Menikmati Mimpi
12
Dua Belas - Bagaimana Rasanya?
13
Tiga Belas - Awas Nanti Jatuh Cinta!
14
Empat Belas - Kram
15
Lima Belas - Sikap Erga Yang Berubah
16
Enam Belas - Jangan Panggil Daddy Lagi!
17
Tujuh Belas - Kekhawatiran Erga
18
Delapan Belas - Kalian Harus Segera Menikah
19
Sembilan Belas - Urgent
20
Dua Puluh - Aku Mencintai Ayahmu
21
Dua Puluh Satu - Kabur
22
Dua Puluh Dua - Sainganmu Berat
23
Dua Puluh Tiga - Daddy Nangis?
24
Dua Puluh Empat - Aku Masih Mencintaimu!
25
Dua Puluh Lima - Perdebatan Antara Erga dan Ehsan
26
Dua Puluh Enam - Apa Ada Lowongan?
27
Dua Puluh Tujuh - Bucin Akut
28
Dua Puluh Delapan - Cemburu
29
Dua Puluh Sembilan - Pasar Malam
30
Tiga Puluh - Aku Milikmu
31
Tiga Puluh Satu - Ih Kepo!
32
Tiga Puluh Dua - Bertemu
33
Tiga Puluh Tiga - Bekas Pelukan Mantan
34
Tiga Puluh Empat - Pengganggu Datang Lagi
35
Tiga Puluh Lima - Gaun Pernikahan Yang Kebesaran.
36
Tiga Puluh Enam - Ehsan Yang Cemburu
37
Tiga Puluh Tujuh - Dansa
38
Tiga Puluh Delapan - Ini Urusan Laki-laki.
39
Tiga Puluh Sembilan - Persiapan Yang Perfect
40
Empat Puluh - Belalai Anak Gajah Kecil
41
Empat Puluh Satu - Jenuh
42
Empat Puluh Dua - Membuka Lowongan
43
Empat Puluh Tiga - Membuat Teh Celup
44
Empat Puluh Empat - Bertemu Di Bandara
45
Empat Puluh Lima - Maya Yang Semakin Berani
46
Empat Puluh Enam - Masuk Angin
47
Empat Puluh Tujuh - Ikan Piranha Vs Ular Piton
48
Empat Puluh Delapan - Ada Apa Dengan Nungki?
49
Empat Puluh Sembilan - Hasil Yang Tidak Sesuai
50
Lima Puluh - Manusia Tulang Lunak
51
Lima Puluh Satu - Mami Sangat Setuju
52
Lima Puluh Dua - Melanjutkan
53
Lima Puluh Tiga - Cemburu Tanda Cinta
54
Lima Puluh Empat - Membatalkan Pertunangan
55
Lima Puluh Lima - Mempersiapkan Pernikahan
56
Lima Puluh Enam - Ngidam atau Ngerjain?
57
Lima Puluh Tujuh - Asinan Rambutan
58
Lima Puluh Delapan - Selamat Menempu Hidup Baru Ehsan & Nungki
59
Lima Puluh Sembilan - Hamil
60
Enam Puluh - Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!