Dua - Firasat Buruk Maya

Malam ini Maya masih ditemani Opa dan Omanya. Mereka tidak mau Maya sendirian, apalagi Maya anak tunggal. Meskipun Opa dan Oma sambung, akan tetapi mereka sudah menyayangi Maya seperti cucunya sendiri. Maya juga ditemani Nungki, teman akrabnya saat kuliah di Jogja. Sejak kuliah, Maya semakin akrab dengan Nungki, sudah seperti saudaranya sendiri, karena mereka sama-sama dari luar kota. Hidup di Jogja untuk mencari ilmu tanpa keluarga, menjadikan mereka semakin akrab.

“May kamu belum tidur?” tanya Nungki.

“Gak tahu, Nung, kok gak enak banget ya perasaanku,” jawab Maya.

“Kenapa, May? Kamu masih memikirkan Mommy? Kan udah bahagia sekarang? Ya sudah sih jangan sedih, Om Erga baik kok orangnya? Aku baru kenal saja sudah bisa menilai kalau Om Erga baik? Kalau gak baik juga kedua orang tua Om Erga gak akan di sini menemani kamu?” tutur Nungki.

“Iya, aku tahu Daddy baik,” ucap Maya.

“Cie ... Daddy?” ledek Nungki.

“Ish apaan sih, ya masa aku panggil Om terus? Gak enak dong? Kan udah nikah sama Mommy, mau gak mau aku manggil Daddy dong? Meskipun di hatiku belum bisa lupa ayah kandungku, beliau tetap yang terbaik, Nung, meskipun Daddy baik banget,” ucap Maya.

“Iyalah, laki-laki terbaik adalah ayah kita, May. Bapakku, orang yang paling hebat. Sebetulnya aku gak tega juga ninggalin Bapak ke kota ini, tapi aku kan pengin kerja, dikasih kerjaan di kantor Om Erga dengan mudah siapa sih yang mau menolaknya? Gajinya gede, meski jabatannya tidak tinggi?” ucap Nungki.

“Hmmm ... Daddy ku ya cinta pertamaku, Nung. Kamu senang, sampai umur segini masih merasakan kasih sayang Bapakmu, aku dari SD Nung, mau masuk SMP Daddy meninggal karena kecelakaan, hancur banget saat itu,” ucap Maya mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu saat Daddy nya meninggal karena kecelakaan.

“Sudah, jangan diingat, kamu masih ada Mommy, Mommy Nadine sayang banget sama kamu, sekarang jug udah ada Daddy Erga, dia pasti juga sayang kamu, May. Lihat saja, orang tua Om Erga saja masih di sini menemani kamu, pasti mereka juga sayang sama kamu, May. Jangan sedih lagi dong? Semua akan baik-baik saja. Sudah ya, kan lusa kita sudah kerja, impian kita kan kerja di perusahaan besar, May? Sekarang mimpi kita akan terwujud, senyum dong?” hibur Nungki pada sahabatnya itu.

“Iya, aku senang sih bisa bekerja di kantor Daddy, tahu sendiri Perusahaan Daddy Perusahaan terbesar, aku juga tahu Oma dan Opa baik, tapi gak tahu kenapa perasaanku begini, Nung? Rasanya aneh banget, gak enak banget,” ucap Maya.

“Sudah, mungkin kamu baru melepas Mommy kamu pada laki-laki lain selain Daddymu, jadi perasaan takut, was-was, itu pasti ada. Sudah yuk tidur, sudah malam tuh, katanya besok mau ke Salon? Diajakin ke Salon kan besok sama Oma?” bujuk Nungki.

“Hmmm ... ya sudah kita tidur, seneng banget mau diajak ke salon?”

“Iya dong, perawatan gratis lho?” ucap Nungki.

Maya merebahkan tubuhnya, tapi tetap saja hatinya tidak bisa tenang. Entah kenapa Maya merasakan seperti itu, padahal biasanya tidak seperti itu. Dari kemarin tidak merasakan apa-apa, tapi malam ini Maya benar-benar gelisah sekali.

“Mungkin benar kata Nungki, kalau ini Cuma perasaan khawatir aku melepaskan Mommy pergi dengan Daddy untuk beberapa hari, untuk bulan madu, sudahlah, semoga Mommy dan Daddy baik-baik saja,” ucap Maya dalam hati.

^^^

Erga dan Nadine sedang menikmati Malam Pengantinnya. Pasangan itu sangat bahagia sekali. Namun sayangnya, Nadine malah tidak enak badan. Nadine dari tadi mengeluh kepalanya sakit, hingga Erga tidak berani melakukan ritual malam pertamanya dengan istrinya.

“Maafkan aku, malam ini aku tidak bisa melayanimu, Mas,” ucap Nadine.

“Sudah, yang terpenting kamu sehat dulu. Besok kita ke dokter, ya?” ucap Erga.

“Paling bentar lagi sembuh, sudah biasa begini kok?” ucap Nadine.

“Sudah biasa? Memang kamu sering sakit kepala?” tanya Erga.

“Ya ... enggak sering, sih?” jawabnya gugup.

“Yakin gak sering?” tanya Erga.

“Enggak, Sayang? Ayo kita istirahat. Kamu pasti pengin, ya? Ya sudah lakukanlah, Sayang,” ucap Nadine yang melihat suaminya sudah tidak bisa menahan hasratnya.

“Aku bukan suami yang kejam, aku bisa menahannya, yang penting kamu sembuh, tidak sakit lagi,” ucap Erga.

“Ya sudah, kita istirahat. Peluk aku, Sayang,” pinta Nadine.

Erga memeluk istrinya. Malam ini Erga hanya bisa menahan hasratnya. Ia tidak tega dengan Nadine yang masih kesakitan. Dari tadi mendesis merasakan sakit di kepalanya, sampai Erga tidak bisa tidur dan sedikit panik. Tidak biasanya Nadine sakit begitu, setiap hari yang Erga lihat Nadine baik-baik saja, sehat, dan selalu membuat harinya ceria tanpa ada rasa sakit dan tanpa ada beban.

Erga semakin khawatir, Nadine makin mengerang merasakan sakit di kepalanya, hingga meremas-remas kepalanya.

“Arrrgghhtt ... sakit sekali, Erga!” pekik Nadine sambil meremas kepalanya.

“Kamu kenapa, Sayang? Apa sakit sekali?” tanya Erga panik.

“Sakit, Sayang. Ini sakit sekali,” jawab Nadine.

“Ya Tuhan, jangan sekarang, aku belum bisa membahagiakan suamiku, dan Maya masih membutuhkan aku. Jangan sekarang Tuhan,” ucap Nadine dalam hatinya.

“Kita ke rumah sakit, ya?” ucap Erga dengan segera ia akan menggendong Nadine.

“Ambilkan tasku, Sayang,” pinta Nadine saat akan digendong Erga.

“Tas? Kenapa malah urusin tas sih? Kamu sedang kesakitan begini, Sayang?” ucap Erga.

“Ambilkan segera, Sayang!” pinta Nadine.

Erga segera mengambil tas milik istrinya. Nadine membuka tasnya, dia mengambil amplop cokelat yang bertuliskan sebuah nama rumah sakit. Mata Erga membelalak melihat amplop tersebut, ia yakin ada sesuatu yang Nadine sembunyikan dari dirinya.

“Baca ini, Sayang,” ucap Nadine.

“Ini apa?” tanya Erga.

“Baca saja, Sayang. Aku minta maaf ya, Sayang,” jawab Nadine.

Erga langsung membuka amplop tersebut, mengambil selembar kertas di dalamnya lalu membanya. Kanker Otak stadium akhir, yang Erga baca dan membuatnya tidak percaya.

“Maksudnya apa, Sayang?” tanya Erga dengan mata berkaca-kaca.

“Aku sakit sudah lama, Er. Sudah dua tahun ini, aku tidak mau membebani kamu atau Maya. Aku sembunyikan sakitku sendiri, aku disuruh kemoterapi, tapi aku tolak, karena akan berpengaruh pada tubuhku, aku masih ingin bekerja untuk sekolah Maya, aku juga masih ingin bersamamu lebih lama, tapi sekarang aku sadar, aku sudah tidak bisa lama dengan kamu, Er. Aku sudah tidak bisa menahan sakit ini. Aku titip Maya, jika ada apa-apa denganku. Hanya dia yang aku punya, jika aku pergi, bagaimana dia? Dengan siapa dia? Terima dia dengan baik, menjadi anakmu, sayangi dia seperti anakmu sendiri, Er. Aku tidak tahu Tuhan akan mengambil nyawaku kapan karena sakit ini,” ucap Nadine dengan menahan rasa sakitnya.

“Sayang ... jangan bicara seperti itu, aku yakin kamu pasti sembuh, sudah ya kita ke rumah sakit sekarang, kamu pasti sembuh sayang,” ucap Erga.

“Aku tidak janji untuk sembuh, Sayang. Dokter memvonisku tidak lama lagi,” ucap Nadine dengan mengusap air matanya.

“Dokter bukan Tuhan, kamu jangan percaya dengan Dokter, kamu harus sembuh, dan kamu pasti sembuh!” ucapnya dengan rasa yang tidak keruan di hati Erga.

“Aku tidak janji, Sayang. Tapi aku minta kamu janji denganku, kalau aku pergi, berjanjilah untuk menjaga Maya, dan aku minta ada sebuah kotak di lemariku, nanti kamu sampaikan pada Maya, ada sesuatu yang belum aku sampaikan pada Maya, aku mohon jaga Maya saat aku tidak ada,” ucap Nadine.

“Stop bicara seperti itu, Nadine Alinka! Kamu pasti akan sembuh!” erang Erga.

“Aku mohon berjanjilah, Ergantara,” ucap Nadine.

“Iya aku janji, aku akan jaga Maya, tapi kamu harus sembuh ya, Sayang?” ucap Erga lembut. “Ayo kita ke rumah sakit,” ajak Erga.

Namun, saat Erga akan menggendong Nadine, Nadine pingsan, dan membuat Erga semakin panik. Erga segera membawa Nadine ke rumah sakit.

“Kamu harus bertahan, Sayang. Kamu harus sembuh, aku sangat mencintaimu!” ucap Erga.

Sesampainya di Rumah Sakit, betapa terpukulnya Erga, mendengar kabar istrinya kritis. Nadine terbaring di atas pembaringan ruang ICU, dengan tubuhnya dipasang alat penunjang hidup. Erga tidak menyangka malam pengantinnya berubah drastis, di dalam ruang ICU dan melihat sang istri terbaring lemah di atas pembaringan tersebut.

Erga masih menangis, dia belum sempat mengabari siapa pun sampai pagi menjelang ia pandangi istrinya yang masih memejamkan matanya.

“Bangun, Sayang?” ucap Erga dengan suara serak khas orang menangis.

Erga baru ingat, ia harus memberikan kabar pada keluarganya dan Maya juga. Erga langsung menghubungi Maya juga kedua orang tuanya.

^^^

Pagi harinya, Maya sudah bersiap untuk pergi dengan Omanya. Laras mengajak Maya untuk ke Salon langganannya, untuk melakukan perawatan. Apalagi besok Maya dan Nungki sudah mulai bekerja di Perusahaannya, yang sekarang dipimpin Erga. Laras sangat bahagia bertemu dengan Maya, karena Maya ternyata tidak seperti yang Laras duga. Tidak secuek dulu saat pertama Laras bertemu dengan Maya.

Saat mereka akan pergi ke Salon, ponsel Maya berbunyi. Maya melihat siapa yang meneleponnya. Nomor yang belum Maya kenal, entah nomor siapa, Maya segera menerima telefon tersebut.

“Hallo, ini dengan siapa?” tanya Maya.

“Ini Daddy, May,” jawab Erga.

“Ada apa, Daddy? Mana Mommy?” tanya Maya.

“May, bisa ke rumah sakit sekarang?”

“Ada apa, Dad? Kenapa?”

“Mommy, May!”

“Ada apa dengan Mommy?”

“Nanti Daddy jelaskan di rumah sakit, kamu ke rumah sakit dengan Opa dan Oma juga, ya?” ucap Erga.

“Baik, Dad, kami akan segera ke sana,” jawab Maya.

Maya dan lainnya segera ke rumah sakit. Maya masih merasa khawatir dengan keadaan Mommy nya. Ternyata perasaan khawatir dari semalam akan terjadi di pagi ini. Mommy nya masuk rumah sakit, dan Maya tidak tahu Mommy nya sakit apa, karena selama ini Mommy nya terlihat sangat sehat, tidak ada tanda-tanda sakit atau apa pun.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Satu - Pernikahan Erga dan Nadine
2 Dua - Firasat Buruk Maya
3 Tiga - ICU
4 Empat - Kepergian Nadine
5 Lima - Sarapan Bersama
6 Enam - Mengungkap Rahasia
7 Tujuh - Naik Jabatan
8 Delapan - Pengganti Mommy
9 Sembilan - Pakaianmu Terlalu Ketat
10 Sepuluh - Lunch
11 Sebelas - Menikmati Mimpi
12 Dua Belas - Bagaimana Rasanya?
13 Tiga Belas - Awas Nanti Jatuh Cinta!
14 Empat Belas - Kram
15 Lima Belas - Sikap Erga Yang Berubah
16 Enam Belas - Jangan Panggil Daddy Lagi!
17 Tujuh Belas - Kekhawatiran Erga
18 Delapan Belas - Kalian Harus Segera Menikah
19 Sembilan Belas - Urgent
20 Dua Puluh - Aku Mencintai Ayahmu
21 Dua Puluh Satu - Kabur
22 Dua Puluh Dua - Sainganmu Berat
23 Dua Puluh Tiga - Daddy Nangis?
24 Dua Puluh Empat - Aku Masih Mencintaimu!
25 Dua Puluh Lima - Perdebatan Antara Erga dan Ehsan
26 Dua Puluh Enam - Apa Ada Lowongan?
27 Dua Puluh Tujuh - Bucin Akut
28 Dua Puluh Delapan - Cemburu
29 Dua Puluh Sembilan - Pasar Malam
30 Tiga Puluh - Aku Milikmu
31 Tiga Puluh Satu - Ih Kepo!
32 Tiga Puluh Dua - Bertemu
33 Tiga Puluh Tiga - Bekas Pelukan Mantan
34 Tiga Puluh Empat - Pengganggu Datang Lagi
35 Tiga Puluh Lima - Gaun Pernikahan Yang Kebesaran.
36 Tiga Puluh Enam - Ehsan Yang Cemburu
37 Tiga Puluh Tujuh - Dansa
38 Tiga Puluh Delapan - Ini Urusan Laki-laki.
39 Tiga Puluh Sembilan - Persiapan Yang Perfect
40 Empat Puluh - Belalai Anak Gajah Kecil
41 Empat Puluh Satu - Jenuh
42 Empat Puluh Dua - Membuka Lowongan
43 Empat Puluh Tiga - Membuat Teh Celup
44 Empat Puluh Empat - Bertemu Di Bandara
45 Empat Puluh Lima - Maya Yang Semakin Berani
46 Empat Puluh Enam - Masuk Angin
47 Empat Puluh Tujuh - Ikan Piranha Vs Ular Piton
48 Empat Puluh Delapan - Ada Apa Dengan Nungki?
49 Empat Puluh Sembilan - Hasil Yang Tidak Sesuai
50 Lima Puluh - Manusia Tulang Lunak
51 Lima Puluh Satu - Mami Sangat Setuju
52 Lima Puluh Dua - Melanjutkan
53 Lima Puluh Tiga - Cemburu Tanda Cinta
54 Lima Puluh Empat - Membatalkan Pertunangan
55 Lima Puluh Lima - Mempersiapkan Pernikahan
56 Lima Puluh Enam - Ngidam atau Ngerjain?
57 Lima Puluh Tujuh - Asinan Rambutan
58 Lima Puluh Delapan - Selamat Menempu Hidup Baru Ehsan & Nungki
59 Lima Puluh Sembilan - Hamil
60 Enam Puluh - Akhir Bahagia
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Satu - Pernikahan Erga dan Nadine
2
Dua - Firasat Buruk Maya
3
Tiga - ICU
4
Empat - Kepergian Nadine
5
Lima - Sarapan Bersama
6
Enam - Mengungkap Rahasia
7
Tujuh - Naik Jabatan
8
Delapan - Pengganti Mommy
9
Sembilan - Pakaianmu Terlalu Ketat
10
Sepuluh - Lunch
11
Sebelas - Menikmati Mimpi
12
Dua Belas - Bagaimana Rasanya?
13
Tiga Belas - Awas Nanti Jatuh Cinta!
14
Empat Belas - Kram
15
Lima Belas - Sikap Erga Yang Berubah
16
Enam Belas - Jangan Panggil Daddy Lagi!
17
Tujuh Belas - Kekhawatiran Erga
18
Delapan Belas - Kalian Harus Segera Menikah
19
Sembilan Belas - Urgent
20
Dua Puluh - Aku Mencintai Ayahmu
21
Dua Puluh Satu - Kabur
22
Dua Puluh Dua - Sainganmu Berat
23
Dua Puluh Tiga - Daddy Nangis?
24
Dua Puluh Empat - Aku Masih Mencintaimu!
25
Dua Puluh Lima - Perdebatan Antara Erga dan Ehsan
26
Dua Puluh Enam - Apa Ada Lowongan?
27
Dua Puluh Tujuh - Bucin Akut
28
Dua Puluh Delapan - Cemburu
29
Dua Puluh Sembilan - Pasar Malam
30
Tiga Puluh - Aku Milikmu
31
Tiga Puluh Satu - Ih Kepo!
32
Tiga Puluh Dua - Bertemu
33
Tiga Puluh Tiga - Bekas Pelukan Mantan
34
Tiga Puluh Empat - Pengganggu Datang Lagi
35
Tiga Puluh Lima - Gaun Pernikahan Yang Kebesaran.
36
Tiga Puluh Enam - Ehsan Yang Cemburu
37
Tiga Puluh Tujuh - Dansa
38
Tiga Puluh Delapan - Ini Urusan Laki-laki.
39
Tiga Puluh Sembilan - Persiapan Yang Perfect
40
Empat Puluh - Belalai Anak Gajah Kecil
41
Empat Puluh Satu - Jenuh
42
Empat Puluh Dua - Membuka Lowongan
43
Empat Puluh Tiga - Membuat Teh Celup
44
Empat Puluh Empat - Bertemu Di Bandara
45
Empat Puluh Lima - Maya Yang Semakin Berani
46
Empat Puluh Enam - Masuk Angin
47
Empat Puluh Tujuh - Ikan Piranha Vs Ular Piton
48
Empat Puluh Delapan - Ada Apa Dengan Nungki?
49
Empat Puluh Sembilan - Hasil Yang Tidak Sesuai
50
Lima Puluh - Manusia Tulang Lunak
51
Lima Puluh Satu - Mami Sangat Setuju
52
Lima Puluh Dua - Melanjutkan
53
Lima Puluh Tiga - Cemburu Tanda Cinta
54
Lima Puluh Empat - Membatalkan Pertunangan
55
Lima Puluh Lima - Mempersiapkan Pernikahan
56
Lima Puluh Enam - Ngidam atau Ngerjain?
57
Lima Puluh Tujuh - Asinan Rambutan
58
Lima Puluh Delapan - Selamat Menempu Hidup Baru Ehsan & Nungki
59
Lima Puluh Sembilan - Hamil
60
Enam Puluh - Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!