Bab 9

❤️ Happy Reading ❤️

Dari semalam Meyva tidak pulang ke rumahnya, dirinya lebih memilih untuk menginap di toko miliknya saja. Semula dia akan menghubungi Melda dan mengatakan mau menginap di rumah gadis itu, tapi setelah di pikir-pikir lagi, dirinya lama-lama merasa tak enak jika terus merepotkan Melda dan keluarganya meskipun Meyva yakin keluarga sahabatnya itu tak akan keberatan sama sekali.

"Kamu semalam nginap di sini?" tanya Bu Meri, orang yang datang pertama kali ke toko.

"Hem." sahut Meyva yang rasanya masih begitu malas.

Semalam dirinya tak bisa tidur, hingga baru terlelap dini hari tadi.

"Kenapa?" tanya Bu Meri.

"Lagi malas aja di rumah Bu." sahut Meyva. "Aku ke atas dulunya Bu, mau rebahan bentar ... entah kenapa mata aku rasanya masih begitu lengket." sambungnya.

"Iya, biar ibu yang tangani toko, kamu istirahat saja." kata Bu Meri.

Meyva pun berjalan dengan gontai menuju lantai atas di mana ruangannya berada.

❤️

"Bu, Meyva gak pulang ya?" tanya Rena pada sang ibu saat mereka berdua sudah duduk di ruang makan.

"Hem baguslah, dengan begitu akan membuat citra Meyva semakin buruk dan ayahnya itu pasti akan semakin murka." sahut ibu Rumi.

"Iya juga ya."

"Makanya kamu itu harus pintar-pintar cari muka sama ayah tirimu itu."

Ibu dan anak itu menghentikan perbincangan mereka saat mendengar suara sepatu mendekat.

"Meyva mana Bu?" tanya ayah Surya yang tak melihat salah satu putrinya.

"Sepertinya gak pulang yah." jawab ibu Rumi. "Entah kemana anak itu perginya." sambungnya lagi setelah menghela napas panjang seolah dirinya begitu memikirkan keberadaan Meyva saat ini.

"Anak itu benar-benar ya ... '' geram ayah Surya dengan tangan yang terkepal sehingga menampilkan buku-buku tangannya.

Bu Rumi memegang tangan ayah Surya serta mengelus dengan lembut punggung tangannya suaminya itu.

"Jangan emosi yah, ini masih pagi." kata ibu Rumi. "Sekarang lebih baik kita sarapan saja." usulnya. "Ayah ada meeting kan pagi ini?" sambungnya lagi.

"Tapi anak itu semakin hari semakin keterlaluan." ujar ayah Surya.

Ibu Rumi tak lagi menyahut perkataan ayah Surya, wanita paruh baya itu lebih memilih untuk meraih piring ayah Surya dan mengisinya dengan nasi goreng yang merupakan menu sarapan mereka pagi ini.

"Em ... yah." kata Rena dengan ragu-ragu saat Surya baru menyuapkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Mendengar putrinya memanggil membuat ayah Surya pun menolehkan wajahnya.

"Ada apa Rena?" tanya ayah Surya.

"Nanti kalau Meyva marah karena tau aku yang akan menikah dengan Dimas gimana yah?" tanya Rena. Kenapa dia tanya seperti itu? Ya karena wanita itu butuh tameng, butuh orang yang akan membela dirinya saat nanti mendapatkan cacian atau bahkan amukan dari saudara tirinya.

"Biar ayah yang hadapi, kamu gak usah khawatir Ren." jawab ayah Surya yang di angguki oleh Rena. "Ini semua salah Meyva sendiri, bukan salah kamu." sambungnya.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan kembali sarapan mereka yang tertunda.

❤️

"Hai, honey." sapa Rena yang baru saja memasuki salah satu kamar apartemen.

Rena masuk begitu saja dan menyapa seorang pria yang kini duduk di atas sofa dengan satu kaleng minuman dingin di salah satu tangannya.

"Kamu sudah datang?" tanyanya, padahal sudah tau orangnya ada di situ ... pakai tanya segala, pertanyaan yang clasik.

Tanpa menjawab, Rena lebih memilih untuk melangkah mendekat dan duduk di pangkuan sang pria.

"Aku sangat merindukanmu honey." katanya dengan begitu manja.

"Begitu pun dengan ku."

Tanpa basa basi c***man pun di dapatkan di bibir keduanya.

"Aku senang banget, akhirnya kita akan bersama untuk selamanya." ucap Rena setelah pangutannya terlepas.

"Bagaimana dengan Meyva?" pertanyaan pria itu seketika membuat wajah Rena yang semula bahagia menjadi memberengut kesal.

"Kenapa kamu harus membuat moodku hancur dengan menyebut namanya?' tanyanya dengan kesal.

"Maaf baby, aku tak bermaksud." sahut Dimas.

Ya, pria yang di temui Rena pagi ini di apartemen adalah Dimas. Dimas memang lebih memilih untuk tinggal di apartemen daripada di kediaman kedua orangtuanya. Dengan dalih karena dari apartemen ke tempat kerjanya memiliki jarak yang cukup dekat, meskipun dari rumah Dimas juga tak terlalu jauh sebenarnya ... hanya butuh waktu sekitar tiga puluh menitan.

Tapi alasan yang sebenarnya adalah Dimas ingin bebas. Kalau di apartemen dia bisa sesuka hati memasukkan wanita dan melakukan hal yang enak-enak tanpa ada yang mengganggu.

"Aku gak menyangka kamu punya rencana dan ide secemerlang itu honey." kata Rena memuji apa yang telah di lakukan Dimas untuk semakin memuluskan hubungan mereka tanpa terendus kasus penghianatan yang mereka berdua lakukan pada Meyva.

"Tak terpikir sebenarnya, tapi waktu melihat Meyva akan jatuh dan di tolong seseorang ... entah kenapa aku berinisiatif untuk memotretnya, karena posisi mereka seperti sedang saling berpelukan jika di lihat dari engel tempat aku berdiri." papar Dimas. "Dan langsung terlintas begitu saja di otakku untuk melakukan semua itu begitu mendengar Meyva marah-marah dan mengatakan aku berselingkuh." imbuhnya lagi.

"Cerdasnya calon suami aku." puji Rena dengan tangan yang sudah mencolek hidung Dimas.

"Jadi apakah hanya pujian yang aku dapatkan darimu baby?" tanya Dimas dengan alias yang sedikit terangkat sambil menatap Rena dengan lekat.

"Tentu saja tidak honey, tapi kamu boleh melakukan apapun karena aku seutuhnya milikmu seharian ini." kata Rena dengan nada yang sengaja di buat sedikit manja.

Tanpa basa basi Dimas kembali menyatukan bibir mereka berdua. Mulai berdiri dan melangkah menuju dimana kamarnya berada tanpa menghentikan aktivitas keduanya.

Setelah di kamar, mereka berdua kembali melakukan perbuatan ena-ena mereka hingga keduanya sama-sama mendapatkan kepuasan berkali-kali.

❤️

Cklek

"Hai bro, serius amat." kata seorang pria yang baru saja masuk ke sebuah ruangan yang dimana ada pemuda tampan yang sedang dengan serius menatap layar monitor di hadapannya.

Bukannya langsung menyahut, pemuda itu justru melihat jam yang ada di pergelangan tangannya lalu melepas kacamata yang sedari tadi bertengger manis di hidungnya yang mancung seperti perosotan anak TK.

"Kalian seperti pengangguran yang datang pagi-pagi ke tempat kerja orang lain." sahut Dave sambil mematikan laptop miliknya setelah menyimpan semua data.

"Lagi jenuh di perusahaan, butuh refreshing." sahut salah seorang yang sudah duduk bersandar di sofa.

"Kerjaan gue gak banyak dan gak ada meeting juga." sambung yang lain.

"Gak sibuk untuk kalian berdua, bukan buat gue." sahut Dave.

"Ck, baru datang kita sudah kena semprot aja sama big bos yang satu ini Yo."

Dave menghela nafasnya sebentar, menetralisir rasa kesalnya sebelum mengumpat kedua orang yang kini duduk santai di sofa yang ada di ruangannya saat ini.

"Untung sahabat, kalau bukan sudah gue suruh satpam buat lempar keluar." gumam Dave.

Yang datang ke perusahaan Dave adalah kedua sahabatnya, yaitu Mario dan Alex.

Terpopuler

Comments

Mardiana

Mardiana

kenapa ayah kandung gk ngenalin anaknya yaa

2025-02-13

0

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

dave kan ceo wajar sibuk bgt😍😍😍

2024-10-08

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

menyebalkan..

2024-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bukan bab
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bukan bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!