"Aku rasanya malu sekali!" Viera menutup wajah dengan kedua telapak tangannya setelah berada di dalam kamar mandi. Perkataan Hiko beberapa saat yang lalu terus terngiang di telinganya hingga membuat gadis berkaca mata itu merasa sangat malu.
"Apa kau mengagumiku, Viera?" Semakin mengingat pertanyaan Hiko tersebut, semakin malu saja rasanya Viera. Andai saja ia bisa bersembunyi saat Hiko mempertanyakan hal tersebut, dia pasti akan melakukannya.
"Viera, Viera, kamu ini gimana sih terlalu terpesona seperti itu mengagumi foto Hiko sampai dipergoki oleh Hiko!" Gerutu Viera pada dirinya sendiri.
Kini, Viera jadi memikirkan apa yang ada di dalam pemikiran Hiko saat ini. Apa pria itu sedang mengolok dirinya atau sedang merasa ilfeel karena mengetahui wanita cupu dan miskin seperi dirinya berani mengagumi pria spek sempurna seperti Hiko?
Di saat Viera sedang bergelut dengan pemikirannya sendiri, seseorang nampak masuk ke dalam kamar mandi. Viera yang sedang asik melamun tersentak saat mendengar suara pintu kamar mandi tertutup dengan keras.
Kepala gadis itu menoleh ke arah belakang. Di belakang tubuhnya, terlihat Putri tengah berdiri di sana sambil melayangkan tatapan tak bersahabat kepada dirinya.
"Pu-putri..." tubuh Viera mulai bergetar. Dia merasa dirinya sedang berada dalam bahaya. Gadis itu melirik ke kiri dan ke kanan. Tidak ada satu orang pun selain dirinya dan Putri di sana.
"Permisi, aku mau keluar!" Dengan gerakan cepat, Viera hendak melalui tubuh Putri. Dia harus segera pergi meninggalkan kamar mandi sebelum Putri berbuat hal buruk kepada dirinya.
"Mau kemana kau!" Dengan gerakan yang tak kalah cepat dari Viera, Putri menahan pergerakan Viera dengan mencekal lengannya hingga membuat tubuh Viera berhenti melangkah.
"A-aku mau keluar dari sini. Ku mohon biarkan aku pergi!" Pinta Viera.
"Pergi? Apa kau berpikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah kau membuatku jadi marah?!" Sentak Putri.
Jantung Viera semakin berdetak tak karuan. Perasaan gadis itu semakin takut.
Putri menarik keras lengan Viera dan mendorong tubuh wanita itu hingga terjerembab di atas lantai. Melihat Viera yang saat ini meringis kesakitan, tak membuat Putri merasa iba. Dia justru berkacak pinggang sambil menatap nyalang wajah Viera.
"Dasar cupu tidak tahu malu! Berani sekali kau mencari perhatian Hiko seperti tadi. Apa kau tidak tahu malu dengan wajahmu yang cupu dan statusmu yang miskin itu hingga berani dekat dengan Hiko!" Sembur Putri. Dari tatapan mata Putri yang nyalang saat ini membuat Viera menduga jika wanita itu tengah marah besar kepada dirinya.
"Aku tidak dekat dengannya. Kami hanya berteman." Lirih Viera.
"Berteman katamu!" Semakin keras saja suara Putri. Posisi mereka yang tengah berada di dalam kamar mandi dan kedap suara menyulitkan orang-orang di luar sana dapat mendengarkan suara mereka. Oleh karena itu, Putri merasa bebas untuk berteriak dan memaki Viera.
"I-iya. Kami hanya berteman." Balas Viera.
Plak!
Telapak tangan Putri melayang dengan keras tepat mengenai sebelah pipi Viera.
"Aw!" Viera meringis merasakan sakit dan panas di pipi akibat tamparan Putri.
"Wanita seperti dirimu itu tidak pantas berteman dengan Hiko. Keberadaanmu di dekat Hiko bagaikan seekor hama yang pantasnya untuk disingkirkan! Jangan karena Hiko bersikap baik kepadamu selama ini, kau jadi bersikap besar kepala!" Tegas Putri.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Eric ardy Yahya
eh elu siapa memangnya Putri ? kamu tuh hanya sepupu dari kepala sekolah yang sok berkuasa di sini . kamu tuh hanya wanita jelek yang berandai jadi ratu di depan Hiko . pengen muntah lihat kelakuan kamu tuh yang sok jadi penguasa di sini .
2024-12-27
0
Anonim
wuah Putri kurangajar ini pakai menampar Viera.
kamar mandi kok kedap suara ya...????
2024-12-17
0
Sofyan Muchtar
bodoh gak dilawan
2024-11-28
0