Okta sedang merapikan perlengkapan sepakbolanya setelah selesai latihan siang itu. Okta sengaja membuat latihan sepakbolanya hari itu sesingkat mungkin karena berniat menonton turnamen badminton perseorangan yang akan di ikuti Hana hari ini.
Okta sudah bersiap untuk meninggalkan markas tim sepakbola sekolah saat itu sebelum Airin berlari menghampiri sambil memanggil-manggilnya. "Kapten! Kapten! Tunggu!"
Okta mengehentikan langkahnya dan menunggu Airin tiba di hadapannya. "Ada apa?"
"Kapten mau melihat pertandingan badminton yang di ikuti Hana dan Naka?" tanya Airin.
"Ya, Hana main jam tiga sore ini"
"Aku boleh ikut?"
"Ikut menonton?"
"Ya, aku mau menonton pertandingan itu!"
"Ya boleh saja"
"Tapi aku ikut mobil kamu ya?"
Okta tersenyum sinis. "Tidak bisa, maaf"
"Kenapa? Kan mobilnya kosong?"
"Aku pergi dengan Ueda"
"Aku bisa ikut di kursi belakang"
"Tidak bisa juga. Di belakang penuh dengan berbagai peralatan sepakbola"
"Aku bisa mepet"
"Kamu ini kenapa sih memaksakan kehendak seperti itu?! Kamu kan bisa naik taksi online atau mau aku titipkan pada Rayhan? Dia juga mau melihat pertandingan tim badminton sekolah kita"
"Aku tadinya mau ikut kamu. Aku kan tidak kenal Rayhan"
"Aku titipkan"
"Aku tidak mau"
Okta jadi jengkel! "Terserah kamu lah! Yang jelas aku tidak bisa membawa kamu! Aku tidak mau Hana melihat aku datang ke tempat pertandingannya bersamamu! Aku harus menjaga perasaan Hana! Aku tidak mau Hana merasa tidak enak dan akhirnya tidak fokus dalam bertanding!"
Wajah Airin memerah karena marah dan sakit hati. "Kenapa kamu begitu memperhatikan perasaan Hana?"
"Lho, Hana kan pacar aku! Aku jadi tidak akan suka jika dia berdekatan dengan orang lain!"
"Oh ya? Lalu apakah Kapten tidak tahu kalau Hana sekarang dekat dengan Naka?"
"Aku tahu kalau mereka selalu latihan bersama karena mereka sedang mengikuti turnamen badminton. Aku juga selalu hadir saat Hana menjalani latihan"
"Lalu apakah Kapten tahu, Hana kemarin membawakan bekal makanan untuk Naka? Mereka juga berjalan bersama saat menuju tempat latihan?"
Okta mengernyit dan merasa jantungnya berdebar. Hana membawakan Naka bekal dan mereka berjalan bersama menuju tempat latihan?
"Apakah itu benar?" gumam Okta.
"Mana mungkin aku berani berbohong?! Momen itu di upload Peter di ig kelas mereka! Kedekatan antara Hana dan Naka telah menjadi trending topik di media sosial kelas mereka" kata Airin lagi.
"Aku tidak perduli!" kata Okta sambil berbalik hendak meninggalkan Airin.
"Kamu akan menyesal, Kapten! Selamatkan harga dirimu! Mana ada kekasih seorang Kapten Okta di ambil oleh anak baru bernama Naka itu?!" seru Airin saat Okta melangkah pergi. Tapi Okta tidak menoleh ataupun berhenti melangkah.
Airin sampai membanting kakinya dengan kesal!
Dasar Kapten bodoh! Aku berdoa semoga Naka bisa mendapatkan Hana dan kamu akan menyesal telah mengacuhkan aku! Aku ingin melihat kehancuranmu saat Naka berhasil mendapatkan Hana dan kamu berpaling kepadaku!
*******
Sementara itu Okta masuk kedalam mobilnya dengan perasaan yang tidak enak. Rasanya sakit dan kesal sekali! Apakah ini yang di namakan cemburu?! Rasanya panas dan sakit!
Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya! Aku tidak pernah merasa takut kalau Hana akan meninggalkan aku apalagi terpikat dengan cowok lain! Aku adalah pilihan terbaik untuk Hana! Ueda saja tidak pernah mendapatkan perhatian Hana padahal dia menyukai Hana sejak awal bersekolah disini!
Hanya aku yang bisa mendapatkan perhatian Hana! Hanya aku yang bisa menyentuh pipi dan dagunya! Hanya aku yang bisa mencium bibir dan lehernya! Hanya aku yang bisa mendekap tubuhnya! Tidak ada seorangpun yang berhak mengambil Hana dariku!
Tapi kenapa sekarang aku merasa takut? Takut kalau Hana mulai memperhatikan Naka! Naka tentu saja bukan tandingan untukku! Tapi melihat bagaimana Hana menjabat tangan Naka, membiarkan tangan Naka menyentuh pundak dan rambutnya... Ya Tuhan...
Okta meraih ponselnya dan melihat story ig kelas XII 4. Jelas disana memang terdapat postingan Hana menyerahkan kotak makanan untuk Naka, dan ada juga story lainya yang memperlihatkan Hana berjalan beriringan dengan Naka.
Airin tidak berbohong!
Okta sampai meninju dashboard mobilnya sendiri dan berteriak keras sehingga menyebabkan urat-urat di lehernya menegang!
Saat itulah Ueda memasuki mobil dan melihat betapa tegangnya wajah Okta. Nafas Okta yang memburu dan urat-urat leher dan tangannya menonjol keluar.
"Okta, kamu kenapa?" tegur Ueda.
"Bukan urusanmu!" rutuk Okta.
"Bagaimana bukan urusanku?! Kamu saudara laki-laki ku! Aku sepupu kamu!"
Tanpa bicara apapun Okta memperlihatkan story ig kelas XII 4 pada Ueda. Ueda memperhatikan dengan serius dan langsung memahami perasaan Okta.
"Ini alarm keras tanda bahaya!" kata Ueda.
"Ya, aku belum pernah melihat Tuan putriku memberikan perhatian seperti itu pada orang lain!" geram Okta!
"Aku juga tidak terima! Kalau Hana mau membagi perhatiannya, harusnya kepadaku saja!"
Okta langsung melotot! Wajahnya yang tampan jadi menakutkan!
"Hey, hangat melotot seperti itu! Aku kan hanya bercanda! Jadi bagaimana sekarang keputusan kamu? Apakah kamu akan menegur Hana?"
"Aku tidak bisa marah pada Hana..."
"Menegur bukan berarti memarahi"
"Aku akan menunggu sampai Hana menyelesaikan pertandingannya hingga usai. Kalau sekarang, aku takut konsekuensinya buyar. Baru setelah itu, aku akan menegurnya. Kalau perlu aku akan memintanya keluar dari ekskul badminton itu! Aku tidak mau dia semakin dekat dengan Naka!"
"Sepertinya Naka juga menyukai Hana"
"Siapa yang tidak akan tertarik kepada Hana? Aku juga yang tidak pernah merasa tertarik pada wanita jadi luluh begitu melihat Hana!"
"Walaupun tadinya kamu hanya ingin mendekati Hana untuk sebagai pertaruhan dalam mempertahankan posisi Kapten tim sepakbola kita?"
Okta menatap wajah Ueda dengan serius. "Aku tidak mau kita mengungkit lagi masalah niat awal ku mendekati Hana! Tolong jangan di bahas lagi! Yang jelas aku sangat mencintai Hana sama seperti aku mencintai sepakbola!"
"Ya, aku tidak akan membahas hal itu lagi"
"Kalau begitu sekarang kita berangkat saja ke tempat turnamen badminton itu berlangsung" Okta menghidupkan mobilnya dan segera berangkat menuju lokasi pertandingan.
Sesampainya disana, masih berlangsung pertandingan match kedua dan sedang masuk game ketiga, sementara Hana akan bertanding di match ketiga. Tidak lama kemudian pertandingan selesai dan Hana muncul di lapangan untuk mulai bertanding.
Hana bertanding tanpa menemui kesulitan di babak pertama ini dan hanya membutuhkan dua game saja. Hana bahkan sempat melihat kalau Okta ada di barisan terdepan kursi penonton untuk mendukungnya. Seusai pertandingan Hana sempat melambaikan tangannya pada Okta. Okta langsung berdiri dan membalas lambaian tangannya.
Hana keluar dari lapangan pertandingan dan menuju ruang ganti. Setelah selesai berganti pakaian, Hana menelepon Okta untuk datang ke tempat istirahat yang di khususkan untuk para pemain setelah selesai bertanding.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments