Bab 18 Hana milikku!

Senin pagi tanpa adanya Naka, suasana sarapan menjadi berbeda. Biasanya anak Jepang itu selalu sarapan paling banyak dan setelah itu mereka pergi sekolah bersama. Kali ini hanya ada Hana, Papa dan Mama.

"Sepi juga ya kalau tidak ada Naka" kata Mama.

"Iya, seminggu ini kita akan kehilangan Naka" kata Papa.

"Aku berangkat sekolah bersama Pak supir lagi?" tanya Hana.

"Iya, Sayang. Papa tidak mengizinkan kamu membawa mobil sendiri!" kata Papa.

"Mama titip makanan untuk Naka ya?!" pinta Mama.

"Boleh" kata Hana.

Hana pun memberikan bekal titipan dari Mama untuk Naka saat mereka bertemu di sekolah. Naka senang sekali menerima kiriman itu.

"Makasih ya, Hana" kata Naka.

"Iya, sama-sama Naka" kata Hana.

"Nanti kita ke tempat latihan bareng ya?"

"Boleh, aku sudah bawa sepatu hadiah dari Papa kamu!"

Naka merasa sangat bahagia melihat sikap Hana menjadi ramah dan bersahabat. Apakah karena aku sudah tidak tinggal di rumahnya lagi? Atau karena kejadian Sabtu siang itu saat aku tidak sengaja jatuh menimpa tubuhnya? Atau karena Hana menerima hadiah dari Papa?

"Waduh, tumben Tuan putri Hana jadi baik sama Naka" komentar Peter yang ada di sebelah Naka.

"Ya bagaimanapun juga kan aku dan Naka akan mewakili sekolah dalam turnamen badminton perseorangan. Jadi kami harus kompak" kata Hana.

"Kapten Okta tidak akan marah?"

"Tidak akan! Justru Kapten yang memintaku untuk mulai bersikap baik kepada Naka"

Oh, jadi karena Okta yang meminta Hana untuk bersikap baik kepadaku?! Karena Okta!

Sepulang sekolah Hana dan Naka berjalan bersama menuju tempat latihan badminton. Mereka hari itu berlatih dengan cara di pasangkan sebagai ganda campuran melawan Leo dan Inda yang juga akan ikut bertanding di turnamen badminton sebagai pasangan ganda campuran yang asli. Mau tidak mau mereka harus tampil kompak dan saling support. Malahan Hana dan Naka selalu berjabatan tangan saat mereka mendapatkan poin.

Hal yang wajar untuk pasangan ganda campuran. Tapi tidak wajar bagi seorang Kapten tim sepakbola. Ya, Okta yang saat itu hadir di tempat latihan juga merasa tidak enak saat melihat bagaimana Naka dan Hana saling berjabat tangan jika mendapat poin, atau sebaliknya bagaimana Naka menepuk pundak Hana jika mereka kehilangan poin. Dan akhirnya di akhir pertandingan bagaimana Naka mengacak rambut Hana saat mereka memenangkan pertandingan.

Darah dalam tubuh Okta seolah mendidih hingga membuat dadanya terasa terbakar dan kepalanya berdenyut-denyut! Kenapa Naka dengan lancang menyentuh Hana!

Hana milikku dan hanya aku yang berhak menyentuh dirinya!

Tapi tidak mungkin juga untuk mengamuk pada Naka disaat seperti ini. Okta terpaksa memendam perasaan kesalnya karena tidak mau membuat onar. Okta bahkan tidak berkata apapun saat akhirnya Hana menghampirinya dengan senyum manis penuh kebahagiaan karena berhasil memenangkan pertandingan.

"Kapten, aku berhasil memenangkan pertandingan melawan Leo dan Inda! Padahal mereka berdua adalah pasangan ganda campuran asli yang akan ikut bertanding nanti!" seru Hana.

"Kamu dan Naka hebat! Bisa-bisa nanti kalian di minta main rangkap untuk menggantikan Leo dan Inda" kata Okta.

"Ya enggaklah! Aku tidak akan bisa fokus kalau main rangkap"

"Kita pulang yuk?" Okta berdiri.

"Sebentar. Aku bilang Naka dulu ya!"

Bilang Naka dulu? Sebegitu pentingnya kah seorang Naka bagi kamu sehingga kamu harus pamit dulu padanya!

Okta hanya bisa memperhatikan bagaimana Hana mengambil tas raketnya sambil bicara pada Naka dan akhirnya mereka saling melambaikan tangan.

Apakah harus sampai saling melambaikan tangan segala?! Sejak kapan Hana bisa bersikap seperti itu pada cowok lain?! Hana nyaris tidak pernah berinteraksi dengan cowok lain selama aku mengenalnya! Apakah kepergian Naka dari rumahnya justru semakin mengakrabkan mereka?!

Tanpa banyak bicara Okta segera menarik lengan Hana untuk segera meninggalkan tempat latihan badminton. Dalam perjalanan pulang pun Okta masih irit bicara. Sayangnya Hana tidak peka karena masih excited dengan kemenangannya tadi bersama Naka.

Hingga saat mobil Okta tiba di rumah Hana dan Hana memintanya mampir. "Mampir dulu yuk, Kapten" ajaknya.

"Sudah sore ah" tolak Okta. Masih kesal dengan kedekatan Hana dan Naka.

"Kan kamu dari siang nonton aku latihan. Masak kamu gak mau mampir. Aku kan kangen"

"Kangen apanya?"

Hana mendekati Okta dan mencium pipinya. "Makasih ya, udah nemenin dan anterin aku sampai rumah"

"Itu kan kewajibanku"

"Beneran gak mau mampir?"

"Iya, sudah sore kan kamu juga pasti capek. Belum mandi juga. Sekarang kamu makan, mandi, trus istirahat. Besok adalah hari pertama turnamen badminton yang akan kamu ikuti"

Hana merenggut. "Aku tahu Kapten Okta tidak mau mampir ke rumah karena aku belum mandi ya?"

Hana berbalik dan hendak membuka pintu mobil Okta tapi tiba-tiba Okta mendekapnya erat dari belakang. "Siapa yang bilang aku tidak mau mampir kalau kamu belum mandi?! Kamu sudah mandi atau belum juga aku tetap gemas! Kamu tetap candu buat aku, Tuan putri Hana!"

Okta menciumi leher Hana yang masih lengket dengan keringat. Bukan hanya di ciumi tapi juga di jilati dan di gigit-gigit pelan.

"Aduh! Geli Okta! Ya ampun! Jangan di ciumi! Aku belum mandi! Awh! Jangan di gigit nanti merah!" Hana melejang-lejang dalam dekapan Okta tapi tidak bisa melepaskan diri.

..."Diam!" hardik Okta dan menarik dagu Hana ke samping agar bibirnya bisa bertemu dengan bibir Okta. Ciuman Okta yang biasanya lembut kali ini agak kasar sehingga membuat Hana merasa agak kewalahan. Tapi lagi-lagi tidak bisa melepaskan diri....

Hmph...! Hmph...! Suara Hana tidak bisa keluar karena bibirnya tersumbat oleh bibir Okta.

Dan saat Okta melepaskan diri, bibir gadis itu sudah terlihat memerah dan membengkak. Hana menyentuh bibirnya sendiri yang terasa sedikit perih dan panas. "Kamu kasar sekali, Kapten. Kamu menyakiti aku..." desahnya.

Okta terperangah melihat bagaimana mata Hana berkaca-kaca dan bibirnya membengkak. Okta langsung merasa menyesal karena mencium Hana terlalu kasar. Lebih karena ingin membuktikan pada dirinya sendiri kalau Hana adalah miliknya. Okta masih merasa kesal karena Naka menyentuh tangan Hana, menepuk pundaknya dan mengacak rambutnya.

"Maaf, Sayang" Okta meraba bibir Hana yang langsung di tepis oleh Hana.

"Udah ah! Jangan sentuh! Sakit!" gerutu Hana.

"Aku minta maaf... Aku kelewat bergairah"

"Iya, tidak apa-apa..."

"Kamu marah ya? Sakit?" Okta membawa Hana dalam dekapannya dan menciumi rambutnya. "Aku minta maaf ya? Please maafkan aku...!"

Hana mengangguk dan melepaskan diri dari dekapan Okta. "Aku masuk dulu ya. Selamat sore"

"Sore"

Hana turun dari mobil Okta dan segera berlalu tanpa menoleh atau melambaikan tangan seperti biasanya.

Hati Okta terasa sakit! Penyesalan merasuki pikirannya!

Kenapa aku mencium Hana dengan kasar?! Padahal Hana sudah melejang-lejang dalam dekapanku!

Sial! Ini semua karena Naka! Kalau saja dia tidak menyentuh Hana seperti tadi, pasti aku tidak akan kelepasan!

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!