Bab 17 Dijodohkan sejak lahir

Naka berbaring di sisi Papanya dengan belaian-belaian lembut di rambut dari Mamanya. Dalam kebersamaan yang hangat bersama Papa dan Mamanya, Naka menceritakan tentang sekolahnya yang baru, teman-temannya juga ekskul badminton kegemarannya.

Naka tidak menceritakan tentang Hana dan Okta yang tidak pernah bersikap baik selama ini. Tapi satu hal yang tidak bisa Naka sembunyikan dari Papanya. Kalau Naka telah jatuh cinta pada Hana.

"Aku selalu bahagia kalau menatap Hana. Bisa berdekatan dan bicara dengannya, Pa" tutur Naka.

"Tapi Hana tidak tahu tentang perasaan kamu?"

Naka menggeleng, "Sepertinya tidak"

"Dan kamu tidak berusaha untuk menunjukkan perasaan kamu?"

"Aku tidak enak dengan Okta"

Akhirnya Naka pun terlelap dalam tidurnya. Mama segera menyelimuti putra kesayangannya itu. "Naka tidur seperti bayi" kata Mama.

"Dia memang tetap baby boy kita" kata Papa.

"Mama jadi kasihan pada Naka, dia mencintai Hana sementara Hana selalu bersama Okta"

"Papa ingin Naka berusaha sendiri untuk mendapatkan Hana. Walaupun begitu Papa akan membicarakan masalah ini pada Wira"

"Tentang perjodohan Naka dan Hana?"

"Ya, sekarang Papa akan menemui Wira. Mama jaga Naka ya"

"Ya Pa"

Papa Naka keluar dari kamar dan mencari Papa Hana yang ternyata ada di ruang keluarga bersama Mama Hana. Papa Naka langsung ikut duduk bersama mereka.

"Naka sudah tidur?" tanya Papa Hana.

"Baru saja. Dia kangen dengan pelukan Mamanya. Haha. Dasar anak manja" kata Papa Naka.

"Ya namanya juga anak satu-satunya. Hana juga seperti itu"

"Oya, mana Hana?"

"Baru saja masuk kedalam kamarnya. Hana baru mengantarkan Okta sampai halaman rumah karena Okta pamit pulang"

Mama Hana segera bangkit berdiri. "Aku akan buatkan kopi untuk kalian"

Papa Hana dan Papa Naka pun ngopi berdua sementara Mama Hana masuk kedalam kamar. Papa Hana mengucapkan terima kasih pada sahabatnya itu karena sudah menerima Naka dengan baik selama dua bulan ini.

"Tidak usah sungkan-sungkan, Hiro. Kita kan sahabat sejati"

"Tapi aku bahagia karena kata Naka, kamu menganggap dia layaknya anak sendiri"

"Ya, aku memang sangat menyayangi Naka. Sama halnya seperti aku menyayangi Hana"

"Oya apakah Hana sudah serius dengan Okta?"

"Sepertinya begitu. Mereka sudah dekat semenjak di kelas XII ini"

"Kalau begitu tidak ada harapan untuk Naka" nada suara Papa Naka berubah sedih.

Papa Hana terkejut melihat bagaimana wajah sahabatnya berubah menjadi muram. "Hiro, apakah maksudmu, Naka memiliki harapan pada Hana?"

"Ya, Naka sudah bercerita kepadaku kalau dia mencintai Hana"

Ingatan keduanya pun kembali pada saat hari dimana Hana di lahir kan. Bagaimana saat itu Naka yang masih berusia enam bulan begitu antusias untuk menyentuh pipi Hana yang merah. Walaupun beberapa kali Mama Naka menarik tangan mungil Naka tapi lagi-lagi bayi Naka ingin menyentuh pipi bayi Hana yang baru saja lahir.

Saat itulah tercetus ide untuk menjodohkan mereka berdua suatu saat nanti dan akhirnya takdir mempertemukan mereka tapi disaat Hana sudah punya pilihan hati, Okta.

"Sepertinya kita terlambat untuk mempertemukan Hana dan Naka, sekarang Hana telah memiliki pilihan hati yaitu Okta" kata Papa Naka.

"Tapi Hana dan Okta belum tentu juga berjodoh. Mereka masih sangat muda" kata Papa Hana.

"Ya, aku juga berpikir seperti itu. Biar Naka berusaha sendiri untuk memenangkan hati Hana walaupun dia harus bersaing dengan Okta. Tapi aku merasa sedih membayangkan bagaimana perasaan Naka melihat terus menerus Hana bersama Okta"

"Aku minta maaf, Hiro. Aku tidak bisa membatasi pergaulan Hana dan Okta. Tiba-tiba saja Hana membawa Okta ke rumah dan memperkenalkan sebagai teman dekatnya saat awal-awal naik ke kelas XII"

"Kamu tidak bersalah, Wira. Bagaimanapun juga Okta adalah seorang pemuda yang menarik. Dia tampan, ketua OSIS dan juga Kapten tim sepakbola sekolah"

"Naka juga tidak kalah tampan dengan Okta"

"Ya, tapi Hana sudah lebih dulu mengenal Okta dan kemudian dekat dengannya. Aku sebenarnya tidak akan mempersalahkan Hana bersama Okta jika saja Naka tidak memiliki perasaan pada Hana. Biarlah rencana perjodohan mereka selesai tanpa adanya kejelasan. Tapi masalahnya... Naka menginginkan Hana..."

*******

Keesokan harinya keluarga Naka dan keluarga Hana sarapan bersama. Hari itu Naka akan pulang sementara ke rumahnya bersama Papa dan Mamanya yang akan menetap selama satu Minggu kedepan untuk mendampingi Naka mengikuti turnamen badminton perseorangan.

Sudah menjadi sebuah kebiasaan jika Naka sedang bertanding, Papanya akan selalu mendampingi.

Okta juga datang ke rumah Hana untuk menjemput Hana yang saat itu baru selesai sarapan. Okta di tawari untuk ikut sarapan bersama tapi dia menolak karena sudah makan di rumahnya.

"Kalau begitu aku buatkan kopi ya?" kata Hana.

"Boleh, Sayang" kata Okta seraya menyentuh tangan Hana dan meremasnya perlahan.

Tatapan mata Hana dan Okta saling bertemu dan terlihat sekali binar diantara keduanya.

Papa Naka spontan melirik putranya yang hanya bisa menatap kebersamaan Hana dengan Okta dengan tatapan sedih dan senyuman yang di paksaan. Hati seorang Papa pun gundah melihat kesedihan putranya.

"Kamu harus kuat, Naka! Ayo kejarlah impianmu! Buktikan kalau kamu masih bisa memenangkan hati Hana dari Okta!" batin Papa Naka.

"Kalian mau kemana?" tanya Mama pada Okta dan Hana yang duduk bersebelahan.

"Katanya Tuan Putri mau menjalani perawatan di salon. Jadi aku diminta untuk menemani" kata Okta sambil tersenyum melirik Hana.

"Ih apaan sih?! kamu kok yang mau potong rambut! Kok aku yang di jadikan alasan?!" protes Hana sambil melotot kearah Okta.

"Tapi perawatan di salon ada baiknya. Jangan terlalu jauh kalian berpergian hari ini! Besok kamu ada latihan terakhir sebelum turnamen, Hana. Kamu tidak boleh kelelahan!"

"Ya, Mama. Aku akan seharian menemani Kapten di salon"

"Bisa saja kamu! Aku kan cuma potong rambut. Kamu yang pastinya seharian disana!" kata Okta lalu melirik kearah Naka. "Apakah kamu mau ikut bersama kami, Naka?" tanyanya.

Naka agak terperangah karena tidak biasanya Okta mengajaknya jika akan pergi berkencan dengan Hana. "Aku... Aku tidak bisa. Aku akan pulang ke rumah sekarang bersama Papa dan Mama" jawab Naka akhirnya.

"Oh, kamu mau pulang ke rumahmu?"

"Ya, sampai selesai turnamen badminton, aku akan kembali tinggal di rumahku"

"Aku akan selalu datang ke stadion untuk memberikan dukungan untuk kamu dan Hana. Kalau perlu aku bawa semua anggota tim sepakbola sekolah kita sebagai suporter!"

"Wah... Apakah boleh melewatkan latihan sepakbola untuk menonton pertandingan badminton?"

"Boleh saja, aku kan kaptennya! Hana juga selalu ada jika aku bertanding. Maka sekarang adalah giliranku berada di garis terdepan untuk memberikan dukungan kepadanya!" Okta menatap Hana lembut dan Hana langsung memeluk lengan Okta.

"Makasih ya, Kapten!" kata Hana senang.

Naka ikut tersenyum. Senyum yang di paksakan.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!