Bab 13 Raket baru Naka

Kulit wajah Hana yang putih menjadi merah saat mendengar kata-kata Naka! Merah segar yang biasanya hanya terlihat di pipinya kini merambat ke seluruh wajah dan sampai ke telinganya! Mata Hana membelalak menatap Naka dengan dua tangan yang terkepal. Saat itu posisi Hana dan Naka sudah saling berhadapan di depan piano.

"Apa kamu bilang?! Aku datang ke ruang ganti tim hanya untuk meladeni Okta berciuman?! Aku datang kesana lebih dari itu! Aku adalah mood booster buat Okta setelah dia lelah menjalani pertandingan full time! Jangan menilai sesuatu hanya lewat apa yang kamu lihat! Kamu tidak tahu sedalam apa perasaan Okta kepadaku! Kamu orang baru dalam kehidupanku!" tutur Hana dengan nada suara penuh amarah!

"Tapi kamu masih terlalu muda untuk melakukan ciuman seperti itu! Aku takut kalau nanti hubungan kalian terlalu jauh! Okta terlalu kasar dalam memperlakukanmu!" Naka bersikeras!

"Apa perduli kamu?! Aku menyukai setiap apa yang Okta lakukan terhadapku! Kami hanya sekedar berciuman! Bukankah itu hal yang wajar?! Dia bahkan baru berani mencium ku sekitar satu bulan yang lalu saat usia kebersamaan kami baru menginjak enam bulan!"

"Satu bulan lalu? Apakah saat kamu meninggalkan aku di pelataran parkir restoran ketika kita baru saja berkenalan?"

"Ya! Tepat sekali. Aku malam itu merayakan hari jadi enam bulan bersama Okta! Jadi bagiku Okta cukup baik dalam memperlakukan ku! Kamu terlalu naif kalau berpikir aku masih terlalu muda untuk melakukan hal itu! Beberapa temanku bahkan sudah sering membuat bayi dalam hubungan mereka dengan pacarnya!"

"Tapi Hana"

"Sudah! Pergi sana pergi!" Hana kehabisan kesabaran dan mendorong Naka hingga keluar dari ruang keluarga dan membanting pintu di hadapannya!

Naka hanya bisa mengelus dada.

Sementara Hana bukan main kesalnya karena sikap Naka tadi. "Keterlaluan! Bukannya minta maaf karena kemarin telah lancang memasuki ruang ganti tim tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, malah menasehati ku untuk tidak berciuman dengan Okta! Memangnya Naka itu siapa aku?! Saudara bukan, Kekasih bukan! Menyebalkan!" rutuk Hana!

Dan ternyata hari itu Papa membelikan hadiah sebuah raket badminton Merk terkenal untuk Naka. Hadiah itu di berikan kepada Naka saat mereka selesai makan malam bersama. Sementara Hana tidak dibelikan. Baru kali ini selama delapan belas tahun menjadi anak Papa, Papa membelikan hadiah untuk seseorang selain dirinya.

Hana menatap raket di tangan Naka dengan tatapan dingin. Papa pilih kasih! Papa lebih menyayangi Naka sekarang! Papa lebih mementingkan Naka dan membelikan anak Jepang itu hadiah tanpa membeli juga untukku!

"Hana tidak di belikan juga, Pa?" tanya Naka bingung.

"Sok perduli! Pasti kamu senang aku tidak di belikan oleh Papa!" batin Hana.

"Hana kan sudah jarang aktif di ekskul badminton sekolah. Pelatihnya bicara pada Papa kalau Hana lebih sering mangkir dari latihan dan memilih menemani Okta bertanding. Iya kan, Hana?" Papa melirik Hana.

Wajah Hana sudah terlihat merah. Wajah Hana yang berkulit putih memang mudah sekali menjadi merah. Entah karena senang, malu, ataupun marah.

"Ya, aku memang beberapa kali mangkir dari latihan. Maaf, Pa. Aku tidak mungkin menolak permintaan Okta untuk menemaninya bertanding" kata Hana.

"Nah jadi pasti raket Hana masih bagus dan tidak perlu dibelikan dulu yang baru, kecuali Hana mulai aktif bermain lagi. Beda dengan Naka. Naka bulan ini akan ikut turnamen" kata Papa.

"Oh begitu, jadi itu alasan Papa tidak membelikan aku raket juga?" tanya Hana dingin.

"Ya, Papa rasa belum perlu"

Hana berdiri dan pamit untuk masuk lebih awal ke kamarnya. "Maaf Pa, Ma. Aku masuk kamar duluan! Aku sudah kenyang! Besok pagi aku akan pergi bersama Okta"

"Ya, Hana. Selamat malam, Sayang" kata Papa.

Sayang?! Papa hanya sayang pada Naka!

"Jangan lupa minum vitamin ya, Hana" kata Mama.

"Ya, Ma"

Naka merasa tidak enak karena merasa kalau Hana sengaja masuk kamar duluan karena marah. Naka memang senang mendapatkan raket baru tapi tidak adil juga rasanya untuk Hana. Bagaimanapun Hana pasti ingin juga raket baru. Naka bisa melihat dari raut wajah Hana.

"Papa, Mama. Apa sebaiknya aku memberikan raket ini pada Hana? Kasihan Hana ingin raket baru juga sepertinya" kata Naka.

"Tidak apa-apa, Naka. Hana sudah punya tujuh buah raket yang masih bagus-bagus" kata Papa.

"Aku jadi tidak enak hati"

"Naka, apakah selama satu bulan ini Hana belum memperlihatkan sikap bersahabat kepada kamu?" tanya Mama.

"Hana cukup baik kok, Ma" Naka berbohong karena selama ini justru Hana selalu dingin dan memperlihatkan sikap tidak senang kepadanya.

"Oh ya? Sepertinya kalian jarang ngobrol berdua"

"Tapi Hana baik kok! Di sekolah juga! Okta juga baik"

"Syukurlah kalau begitu. Mama kadang khawatir kalau kalian tidak bisa akrab"

Malam harinya didalam kamar, Papa dan Mama bicara serius berdua tentang Hana dan Naka. Tentang perjanjian lama antara Papa Hana dan Papa Naka sejak mereka berdua masih bayi.

"Papa jadi khawatir tentang Hana dan Naka. Mereka sepertinya masih belum bisa dekat. Terlebih ada Okta di antara mereka berdua" kata Papa.

"Memangnya harus ya, Pa? Kita menjodohkan Hana dengan Naka?" kata Mama.

"Iya, Ma. Bagaimanapun juga kita banyak berhutang budi pada Hiro. Sejak Papa kuliah di Jepang dan tinggal menumpang di rumah keluarganya. Keluarga Hiro yang selalu membantu Papa. Juga saat Mama melahirkan Hana, saat itu usaha Papa baru saja di rintis dan kita kehabisan uang karena semua simpanan sudah di jadikan modal. Apalagi waktu itu Hana lahir dengan cara operasi Caesar. Kalau Hiro tidak menolong kita waktu itu, Papa tidak tahu bagaimana ceritanya"

"Iya, Pa. Waktu Hiro dan Yuki menengok Mama yang baru melahirkan Hana, walaupun bercanda tapi Mama merasa kalau mereka memang menghendaki perjodohan antara Hana dan Naka. Tapi sayangnya kini telah ada Okta dalam kehidupan Hana. Okta dan Hana juga saling mencintai satu sama lain"

Papa kembali teringat peristiwa itu, saat Hana baru lahir dan keluarga Hiro menengok ke rumah sakit dengan membawa Naka yang baru berusia tiga bulan. Mereka berencana untuk menjodohkan anak mereka saat sudah dewasa nanti. Agar persahabatan mereka bisa menjadi persaudaraan yang lebih erat lagi di tambah memang saat itu kelahiran Hana membutuhkan banyak biaya dan di bantu oleh keluarga Naka.

Tapi kini kenyataannya telah berbeda. Hana telah memiliki pilihan hati yaitu Okta. Sementara keluarga Naka sepertinya masih menghendaki perjodohan itu. Terbukti dari mereka menitipkan Naka dan juga perusahaan keluarga mereka yang berada di Indonesia kepada Papa Hana.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!