Bab 11 Rahasia Pertaruhan

Okta menarik Hana memasuki ruang ganti dan saat itu juga semua teman satu timnya yang juga sedang berada didalam sana dengan tertib segera meninggalkan tempat itu. Semua berpamitan pada sang Kapten sebelum meninggalkan ruangan karena mereka semua paham kalau Kapten mereka butuh waktu berdua saja dengan kekasihnya.

Pintu ruang ganti tertutup dan Airin yang masih ada di depan pintu hanya bisa tertegun. Sakit sekali rasanya melihat cowok impianmu memasukkan kekasihnya kedalam ruangan dan menutup pintu tepat didepan muka mu!

Ueda yang iba melihat Airin segera mencolek bahu gadis itu, "Aku sarankan segera tinggalkan tempat ini kalau kamu tidak mau terluka lebih dalam lagi!" katanya.

"Ya, aku sudah cukup terbiasa dengan keadaan ini" kata Airin.

"Kamu meminta Hana meninggalkan tempat ini dan menemui Okta di lain waktu, benar begitu?"

"Tadinya aku pikir Okta butuh istirahat setelah tampil full time hari ini"

"Yang benar saja, bisa-bisanya kamu meminta Hana pergi dari sini! Aku harap kamu jangan pernah berbuat hal seperti itu lagi! Atau tempatmu sebagai manager tim akan langsung di copot oleh Okta! Nikmatilah kehidupanmu dengan hanya bisa menjadi manajer tim sepakbola kami. Kamu tidak akan pernah bisa memiliki tempat di hati Okta. Kamu tidak akan pernah ada di posisi Hana, sama seperti aku yang tidak akan pernah ada di posisi Okta. Maka sebaiknya mari kita berdamai dengan keadaan!"

Ueda meninggalkan Airin sendiri dan Airin pun segera meninggalkan tempat itu. Benar kata Ueda. Mereka berdua tidak akan pernah ada di posisi Hana dan Okta. Airin juga tahu betul kalau Ueda memiliki perasaan kepada Hana, justru jauh sebelum Okta mengenal gadis itu. Mengapa mereka memiliki nasib yang sama? Memiliki perasaan kepada seseorang sejak lama, tapi justru orang baru yang menjadi pemenangnya.

Kembali kedalam kamar ganti, Okta segera melepaskan pakaiannya yang basah dan mengambil baju baru yang Hana sodorkan. Kemudian cowok itu mencuci wajah dan membasahi rambutnya dengan air kran di wastafel.

Saat Hana sedang membereskan pakaian kotor Okta, cowok itu sudah ada di belakangnya dan memeluk tubuhnya. Okta menciumi leher Hana yang terbuka karena rambutnya di ikat di puncak kepala membuat gadis itu mendesah geli. Okta sekarang memang semakin biasa dan sering menciumnya setelah pertama kali melakukan hal itu satu bulan yang lalu saat hari jadi mereka yang ke enam bulan.

"Aku beresin dulu baju kotornya, Kapten" kata Hana seraya berusaha mengelak dari ciuman-ciuman Okta yang panas.

"Kamu wangi sekali sih..." desah Okta tapi melepaskan pelukannya pada Hana.

Hana segera membereskan pakaian dan semua peralatan sepakbola Okta kedalam tas besar. Seolah tidak sabar, Okta segera mendudukkan Hana di kursi panjang yang ada di ruangan itu dan membaringkannya dirinya sendiri dengan kepala yang di taruh di pangkuan Hana.

"Capek ya, Kapten" kata Hana seraya membelai-belai rambut Okta dengan lembut.

"Capek sekali tapi senang bisa bikin gol untuk kamu!" kata Okta sambil tersenyum menatap Hana.

"Bukannya gol itu buat tim sepakbola sekolah kita?"

"Tapi dalam hati aku mencetaknya untuk kamu"

Hana mencubit-cubit kecil hidung Okta, bagian dari wajah Okta yang paling dia sukai.

"Susah ah, jangan cubit terus hidungku! Nanti jadi merah seperti badut!"

"Aku suka sekali hidung kamu yang mancung"

"Sudah ah, aku sedang ingin mengunyah apel" kata Okta dan merangkul leher Hana untuk menariknya agar lebih menunduk dan bibir Hana menempel ketat di bibir Okta.

Okta langsung mengecupi bibir Hana sehingga membuat suara berdecak. Hana membalas setiap kecupan itu walaupun tidak seintens kecupan Okta. Perlahan Okta menyesap, mengigit dan mengunyah bibir Hana layaknya sebutir apel yang manis.

*******

Hana memang seorang gadis cantik yang sempurna. Kulitnya putih pucat seperti bunga lili tapi memiliki bibir dan pipi yang merah segar. Tubuhnya memang tidak terlalu tinggi tapi memiliki bentuk yang luar biasa indah dengan pinggul yang besar dan buah dada yang menonjol.

Okta sangat mencintai Hana, Hana tidak memiliki cela sedikitpun di mata Okta. Hana cantik, baik, lembut dan tidak pernah menyebalkan. Hana selalu penurut dan penuh perhatian. Hana juga terkenal gadis tercantik dan paling sulit di dekati di sekolah.

Walaupun awalnya Okta tidak pernah memperhatikan Hana dan justru Ueda yang lebih dulu menyadari keberadaan Hana di sekolah itu. Okta tidak pernah memperhatikan gadis manapun karena seluruh hidupnya habis untuk memikirkan sepakbola. Tidak ada sesuatu yang menarik baginya kecuali tentang sepakbola hingga akhirnya saat memasuki awal tahun ajaran baru di kelas XII, barulah Okta menyadari bahwa di sekolah ada satu makhluk hidup yang cantik bernama Hana.

Semua berawal dari keputusan pelatih tim sepakbola sekolah mereka yang meminta agar Okta tidak lagi menjadi Kapten tim dan lebih fokus sebagai striker di kelas XIl dan menggantikan posisinya dengan Ueda. Tapi Okta tidak akan pernah sudi melepaskan posisinya sebagai Kapten kepada Ueda walaupun Ueda adalah sepupunya sendiri.

"Aku bisa menjadi Kapten dan mengatur strategi bermain tim sekaligus menjadi striker handal yang selalu bisa merobek gawang lawan!" kata Okta saat itu pada Ueda.

"Tapi aku juga ingin menjadi Kapten, sesekali bolehlah aku menggantikan posisi itu. Lagipula aku kan sepupu mu. Masak kamu tidak mau berbagi sedikitpun dengan saudara sendiri" kata Ueda.

"Tidak! Pokoknya tidak akan pernah kecuali aku tidak bermain karena cedera!"

"Bagaimana kalau kita bertaruh?!"

"Taruhan apa?"

"Aku memiliki seorang gadis incaran sejak awal bersekolah disini. Namanya Hana. Aku pernah beberapa kali mengajaknya bicara saat kami bertemu di kantin atau di perpustakaan. Tapi dia tidak pernah memberikan respon yang baik. Dia begitu dingin tapi cantik! Dia bagai sebuah boneka salju! Kalau kamu berhasil mendapatkan perhatian Hana dengan menjadi sahabat atau bahkan menjadi kekasihnya, aku akan menolak permintaan pelatih untuk menjadi Kapten tim sepakbola sekolah kita"

Okta terbahak-bahak. "Mendekati seorang gadis?! Kamu kan tahu aku tidak pernah tertarik kepada apapun selain si kulit bundar!"

"Ya, sudah kalau kamu tidak mau bertaruh. Aku akan menyanggupi permintaan pelatih untuk menjadi Kapten pada pertandingan pertama kita di kelas XII!"

Okta menarik tangan Ueda dan menatapnya tajam. "Aku akan penuhi tantangan itu! Aku akan bertaruh untuk mendapatkan Hana! Beritahu aku yang manakah gadis bernama Hana itu!"

Selanjutnya Ueda memberitahu Okta tentang Hana. Ueda begitu yakin kalau Hana adalah seorang gadis yang tidak pernah akan bisa di ambil perhatiannya karena Ueda sendiri pernah mencobanya beberapa kali.

Tapi Ueda salah besar! Hana mau berkenalan dengan Okta dan bahkan satu bulan kemudian telah resmi menjadi kekasihnya!

Okta sendiri jadi jatuh cinta betulan pada Hana walaupun awalnya dia hanya mendekati gadis itu sebagai pertaruhan untuk mempertahankan posisi Kapten tim sepakbola!

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!