...Peter mengajak Naka untuk berkeliling sekolah agar Naka bisa mengenal seluk-beluk sekolah mereka dengan cepat. Dalam hatinya Naka bersyukur karena masih ada Peter yang mau menemaninya....
Terakhir Peter mengajak Naka memasuki ruang kelas XII 4 yang akan menjadi tempat belajar mereka sehari-hari. Naka melihat kalau Hana belum ada disana. Pasti masih bersama Okta.
"Nah ini kelas kita. Aku harap kamu bisa cepat beradaptasi dan senang bersekolah disini" kata Peter.
Naka meletakkan tas nya dan tersenyum pada Peter. "Makasih ya. Kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu apalagi yang bisa aku lakukan untuk segera bisa mengenali lingkungan sekolah ini. Kamu kan tahu sendiri tadi Hana tidak memperdulikan aku"
"Tenang saja, Naka. Aku siap membantu kamu sesuai dengan instruksi Kapten Okta! Kalau ada kesulitan kamu tinggal minta bantuan aku saja. Masalah Hana, kamu jangan berharap banyak kepadanya. Hana tidak akan mau berurusan dengan hal apapun kecuali tentang Okta"
"Segitunya Hana pada Okta"
"Ya begitulah, Okta prioritas buat Hana"
"Padahal Hana sudah janji sama aku kalau dia yang akan membantu aku selama sekolah disini"
"Kenapa Hana harus berjanji seperti itu? Papa kalian hanya berteman baik, kan?"
"Lebih dari itu. Papa kami adalah sahabat karib yang sudah saling mengangkat saudara dan sekarang ini aku tinggal di rumah Hana"
Peter tampak kaget sekali! "Oh my God! Kamu tinggal di rumah Hana? Okta tahu?!"
"Aku sudah dua hari tinggal di rumah Hana. Okta juga tahu karena dia ada saat malam pertama aku tinggal disana. Jadi begini, Papa ku harus kembali ke Jepang untuk mengurus perusahaan keluarga kami. Aku di titipkan di rumah Hana dan tinggal disana untuk sementara waktu sampai kelulusanku. Maka itu aku di pindahan sekolah disini"
"Oh... Begitu ceritanya?"
Naka mengangguk.
"Sulit sih untuk mengandalkan Hana. Dulu sih sewaktu kelas X dan XI, Hana itu aktif dan selalu ikut dalam semua kegiatan siswa maupun ekskul yang ada di sekolah ini. Tapi semenjak awal kelas XII ini, Hana sudah tidak terlalu aktif lagi. Alasannya sih ingin lebih fokus di kelas XII ini tapi kami semua tahu kok alasan utamanya adalah Okta. Sejak dia menjadi kekasihnya Okta, Hana itu terlalu di kekang. Hana hanya jadi sekretaris Okta di OSIS, selain itu Hana tidak mengikuti kegiatan lainnya kecuali ekskul badminton yang selama ini begitu digemari nya. Itupun kadang Hana bolos ekskul kalau harus menemani Okta bertanding"
"Sebegitu dominannya seorang Okta Tanaka?"
"Iyalah! Naka itu ibarat Kapten untuk semua siswa-siswi disini, bukan hanya untuk tim sepakbola saja! Dia juga ketua OSIS, juara olimpiade sains, juara nasional sepakbola antar sekolah. Dia juga anak dari donatur utama sekolah ini. Berdua dengan sepupunya, Ueda. Mereka sudah di ibaratkan dua pangeran yang memiliki magnet di sekolah ini! Dua cowok tampan terpopuler yang memiliki sekolah ini!"
Naka berdecak kagum. "Luar biasa!"
"Okta itu pangeran impian seluruh siswi sekolah ini! Tapi dia memilih Hana, seorang siswi cantik yang memang terkenal anggun dan elegan. Tidak pernah dekat dengan cowok manapun selama ini! Makanya mereka itu adalah pasangan ideal di sekolah ini! Semua cowok yang selama ini memuja Hana pun mundur teratur setelah tahu kalau yang akhirnya mendapatkan cinta sang Tuan Putri adalah sang Pangeran!"
"Wah beratnya..." keluh Naka.
Peter mengerutkan keningnya. "Berat bagaimana?" dan sedetik kemudian Peter menyadari arti dari keluhan Naka! "Astaga! Jangan-jangan kamu suka pada Hana?!"
Naka nyengir. "Gak tahu juga aku, cuma aku merasa gak enak kalau melihat Hana dan Okta bermesraan. Apalagi kalau terlihat Okta menekan Hana dengan sikap dominan nya itu. Aku merasa tidak rela aja ..."
"Berat, Naka. Sebaiknya kamu mundur teratur. Hana itu cinta banget sama Okta. Okta juga sebaliknya. Tapi... Kamu kan tinggal di rumah Hana karena Papa kalian bersahabat. Berarti kamu ada koneksi lebih untuk bisa mendekati Hana! Efek orang dalam itu kuat sekali! Hahahaha!"
"Apaan sih kamu! Aku tidak berpikir sampai sejauh itu! Aku cuma mau Hana bisa bersahabat denganku, menerima aku dengan baik, saling membantu layaknya seorang sahabat. Tapi ini yang ada Hana seperti menjaga jarak denganku dan terlihat takluk sekali sama Okta" keluh Naka.
Saat itulah Hana muncul di kelas dan bertatapan dengan Naka. Hanya sesaat kemudian Hana memalingkan wajahnya dan duduk di kursinya yang tidak terlalu jauh dengan tempat duduk Naka. Seolah Hana tidak mengenal Naka sama sekali.
Naka segera menghampiri Hana. "Hana, aku sudah keliling lingkungan sekolah ini bersama Peter" kata Naka.
Seluruh siswa-siswi yang ada di kelas itu pun mengalihkan perhatian mereka pada Hana yang di dekati oleh seorang anak baru berwajah tampan itu. Mereka belum tahu kalau Hana memang sudah kenal dengan Naka.
"Oh, baguslah" kata Hana acuh.
"Tapi nanti seusai jam pelajaran sekolah aku minta tolong kamu antar aku ke tempat ekskul badminton untuk mendaftarkan diri sebagai anggota pada pembinanya. Kamu juga ikutan ekskul badminton kan?"
Hana menggeleng. "Gak bisa! Aku mau menemani Okta bertanding melawan sekolah lain"
"Kok begitu? Kan hari ini aku lihat ada ekskul badminton?"
"Aku juga sudah tidak terlalu aktif, kok! Kamu sama Peter saja! Kan tadi Kapten Okta juga sudah bilang kalau urusan kamu di sekolah ini akan di bantu oleh Peter!"
Naka menghela nafas panjang. "Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan menganggu waktu kamu dengan Okta"
"Nah! Bagus sekali! Aku pegang ucapanmu ya?! Mulai sekarang aku tidak mau lagi berurusan dengan kamu selama kita belajar di sekolah ini! Aku akan bersikap baik kepadamu hanya jika di hadapan Papa dan Mama! Diluar itu aku tidak sudi! Kamu jangan pernah mengusik kehidupanku dalam hal apapun! Dan satu lagi, aku tidak mau kalau kamu sampai mengadukan sikapku tentang kepada orang tuaku! Camkan itu, Naka Hiroshi! Okta tidak suka jika aku berdekatan dengan mu dan aku harus menjaga perasaannya!" Hana berucap tegas tanpa perduli kalau semuanya mendengar kata-katanya! Tidak perduli kalau semuanya akan beranggapan bahwa Hana adalah seorang gadis cantik yang tidak berperasaan dan hanya memprioritaskan Okta seorang! Semuanya mulai menaruh rasa iba pada Naka yang malang. Yang di titipkan di keluarga Hana tapi ternyata Hana tidak menghendakinya.
Naka seperti terlempar ke jurang yang dalam dan gelap. Menyadari bahwa Hana tidak akan pernah bisa menerima kehadirannya. Naka menyesal kenapa harus menyusahkan orang seperti ini! Naka tidak akan pernah menyusahkan Hana dan Okta lagi mulai detik ini!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments