Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka

...Peter mengajak Naka untuk berkeliling sekolah agar Naka bisa mengenal seluk-beluk sekolah mereka dengan cepat. Dalam hatinya Naka bersyukur karena masih ada Peter yang mau menemaninya....

Terakhir Peter mengajak Naka memasuki ruang kelas XII 4 yang akan menjadi tempat belajar mereka sehari-hari. Naka melihat kalau Hana belum ada disana. Pasti masih bersama Okta.

"Nah ini kelas kita. Aku harap kamu bisa cepat beradaptasi dan senang bersekolah disini" kata Peter.

Naka meletakkan tas nya dan tersenyum pada Peter. "Makasih ya. Kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu apalagi yang bisa aku lakukan untuk segera bisa mengenali lingkungan sekolah ini. Kamu kan tahu sendiri tadi Hana tidak memperdulikan aku"

"Tenang saja, Naka. Aku siap membantu kamu sesuai dengan instruksi Kapten Okta! Kalau ada kesulitan kamu tinggal minta bantuan aku saja. Masalah Hana, kamu jangan berharap banyak kepadanya. Hana tidak akan mau berurusan dengan hal apapun kecuali tentang Okta"

"Segitunya Hana pada Okta"

"Ya begitulah, Okta prioritas buat Hana"

"Padahal Hana sudah janji sama aku kalau dia yang akan membantu aku selama sekolah disini"

"Kenapa Hana harus berjanji seperti itu? Papa kalian hanya berteman baik, kan?"

"Lebih dari itu. Papa kami adalah sahabat karib yang sudah saling mengangkat saudara dan sekarang ini aku tinggal di rumah Hana"

Peter tampak kaget sekali! "Oh my God! Kamu tinggal di rumah Hana? Okta tahu?!"

"Aku sudah dua hari tinggal di rumah Hana. Okta juga tahu karena dia ada saat malam pertama aku tinggal disana. Jadi begini, Papa ku harus kembali ke Jepang untuk mengurus perusahaan keluarga kami. Aku di titipkan di rumah Hana dan tinggal disana untuk sementara waktu sampai kelulusanku. Maka itu aku di pindahan sekolah disini"

"Oh... Begitu ceritanya?"

Naka mengangguk.

"Sulit sih untuk mengandalkan Hana. Dulu sih sewaktu kelas X dan XI, Hana itu aktif dan selalu ikut dalam semua kegiatan siswa maupun ekskul yang ada di sekolah ini. Tapi semenjak awal kelas XII ini, Hana sudah tidak terlalu aktif lagi. Alasannya sih ingin lebih fokus di kelas XII ini tapi kami semua tahu kok alasan utamanya adalah Okta. Sejak dia menjadi kekasihnya Okta, Hana itu terlalu di kekang. Hana hanya jadi sekretaris Okta di OSIS, selain itu Hana tidak mengikuti kegiatan lainnya kecuali ekskul badminton yang selama ini begitu digemari nya. Itupun kadang Hana bolos ekskul kalau harus menemani Okta bertanding"

"Sebegitu dominannya seorang Okta Tanaka?"

"Iyalah! Naka itu ibarat Kapten untuk semua siswa-siswi disini, bukan hanya untuk tim sepakbola saja! Dia juga ketua OSIS, juara olimpiade sains, juara nasional sepakbola antar sekolah. Dia juga anak dari donatur utama sekolah ini. Berdua dengan sepupunya, Ueda. Mereka sudah di ibaratkan dua pangeran yang memiliki magnet di sekolah ini! Dua cowok tampan terpopuler yang memiliki sekolah ini!"

Naka berdecak kagum. "Luar biasa!"

"Okta itu pangeran impian seluruh siswi sekolah ini! Tapi dia memilih Hana, seorang siswi cantik yang memang terkenal anggun dan elegan. Tidak pernah dekat dengan cowok manapun selama ini! Makanya mereka itu adalah pasangan ideal di sekolah ini! Semua cowok yang selama ini memuja Hana pun mundur teratur setelah tahu kalau yang akhirnya mendapatkan cinta sang Tuan Putri adalah sang Pangeran!"

"Wah beratnya..." keluh Naka.

Peter mengerutkan keningnya. "Berat bagaimana?" dan sedetik kemudian Peter menyadari arti dari keluhan Naka! "Astaga! Jangan-jangan kamu suka pada Hana?!"

Naka nyengir. "Gak tahu juga aku, cuma aku merasa gak enak kalau melihat Hana dan Okta bermesraan. Apalagi kalau terlihat Okta menekan Hana dengan sikap dominan nya itu. Aku merasa tidak rela aja ..."

"Berat, Naka. Sebaiknya kamu mundur teratur. Hana itu cinta banget sama Okta. Okta juga sebaliknya. Tapi... Kamu kan tinggal di rumah Hana karena Papa kalian bersahabat. Berarti kamu ada koneksi lebih untuk bisa mendekati Hana! Efek orang dalam itu kuat sekali! Hahahaha!"

"Apaan sih kamu! Aku tidak berpikir sampai sejauh itu! Aku cuma mau Hana bisa bersahabat denganku, menerima aku dengan baik, saling membantu layaknya seorang sahabat. Tapi ini yang ada Hana seperti menjaga jarak denganku dan terlihat takluk sekali sama Okta" keluh Naka.

Saat itulah Hana muncul di kelas dan bertatapan dengan Naka. Hanya sesaat kemudian Hana memalingkan wajahnya dan duduk di kursinya yang tidak terlalu jauh dengan tempat duduk Naka. Seolah Hana tidak mengenal Naka sama sekali.

Naka segera menghampiri Hana. "Hana, aku sudah keliling lingkungan sekolah ini bersama Peter" kata Naka.

Seluruh siswa-siswi yang ada di kelas itu pun mengalihkan perhatian mereka pada Hana yang di dekati oleh seorang anak baru berwajah tampan itu. Mereka belum tahu kalau Hana memang sudah kenal dengan Naka.

"Oh, baguslah" kata Hana acuh.

"Tapi nanti seusai jam pelajaran sekolah aku minta tolong kamu antar aku ke tempat ekskul badminton untuk mendaftarkan diri sebagai anggota pada pembinanya. Kamu juga ikutan ekskul badminton kan?"

Hana menggeleng. "Gak bisa! Aku mau menemani Okta bertanding melawan sekolah lain"

"Kok begitu? Kan hari ini aku lihat ada ekskul badminton?"

"Aku juga sudah tidak terlalu aktif, kok! Kamu sama Peter saja! Kan tadi Kapten Okta juga sudah bilang kalau urusan kamu di sekolah ini akan di bantu oleh Peter!"

Naka menghela nafas panjang. "Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan menganggu waktu kamu dengan Okta"

"Nah! Bagus sekali! Aku pegang ucapanmu ya?! Mulai sekarang aku tidak mau lagi berurusan dengan kamu selama kita belajar di sekolah ini! Aku akan bersikap baik kepadamu hanya jika di hadapan Papa dan Mama! Diluar itu aku tidak sudi! Kamu jangan pernah mengusik kehidupanku dalam hal apapun! Dan satu lagi, aku tidak mau kalau kamu sampai mengadukan sikapku tentang kepada orang tuaku! Camkan itu, Naka Hiroshi! Okta tidak suka jika aku berdekatan dengan mu dan aku harus menjaga perasaannya!" Hana berucap tegas tanpa perduli kalau semuanya mendengar kata-katanya! Tidak perduli kalau semuanya akan beranggapan bahwa Hana adalah seorang gadis cantik yang tidak berperasaan dan hanya memprioritaskan Okta seorang! Semuanya mulai menaruh rasa iba pada Naka yang malang. Yang di titipkan di keluarga Hana tapi ternyata Hana tidak menghendakinya.

Naka seperti terlempar ke jurang yang dalam dan gelap. Menyadari bahwa Hana tidak akan pernah bisa menerima kehadirannya. Naka menyesal kenapa harus menyusahkan orang seperti ini! Naka tidak akan pernah menyusahkan Hana dan Okta lagi mulai detik ini!

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!