Bab 7 Anak baru kesayangan Papa

Naka kini berada di rumah keluarga Papa Hana. Malam itu juga setelah mengantarkan Papa dan Mama ke bandara, Naka langsung pulang ke rumah Hana dan keluarga barunya itu langsung menyambut dengan hangat.

Apalagi Papa Hana, pria itu langsung memeluk Naka dengan hangat dan berkata. "Mulai sekarang dan sampai nanti. kamu adalah bagian dari keluarga ini. Kamu sudah Papa anggap sebagai anak Papa sendiri. Panggil saja saya dengan sebutan Papa, jangan Om lagi. Ya, Naka?"

Naka merasa sangat bahagia dan balas memeluk Papa Hana. "Makasih Papa"

Mama juga memegang bahu Naka dan berkata, "Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu langsung bilang saja pada Mama, jangan sungkan ataupun malu. Semoga kamu kerasan tinggal disini bersama kami, Naka"

"Makasih Mama"

Hana mengerutkan keningnya. Okta benar, Mama dan Papa menganggap Naka sudah sebagai anak kandung mereka sendiri! Baru saat ini sepanjang hampir delapan belas tahun hidupnya, Hana merasa telah memiliki seorang saingan dalam mendapatkan kasih sayang Mama dan Papa!

Alarm keras tanda waspada langsung berbunyi nyaring di benak Hana! Hana adalah seorang putri tunggal yang selalu memiliki kasih sayang utuh dari orang tuanya, rasanya janggal sekali melihat saat ini ada orang lain sebayanya yang mendapat perhatian demikian besar dari keduanya!

"Awas saja kalau kamu berani mengambil kasih sayang Papa dan Mama ku, Naka!" batin Hana geram!

"Hana, antar Naka ke kamarnya. Naka harus istirahat" kata Papa.

Hana terperangah! Aku di minta mengantarkan Naka ke kamarnya? Seolah-olah aku ini adalah pemandu wisatanya! Tapi baiklah, anggap saja ini adalah balasan karena Naka pernah menyelamatkan ku dengan cerita ban kempesnya saat aku meninggalkan dia di pelataran parkir Minggu lalu! Lagipula aku tidak mungkin menolak perintah Papa!

"Sekalian, kopernya mau aku bawakan juga, Tuan muda Naka Hiroshi?" kata Hana dengan nada menyindir.

Naka yang saat itu memang telah membawa kopernya segera menggeleng sambil menatap takjub pada Hana. Heran! Berkata dengan nada sinis seperti itu saja, Hana sudah demikian menarik di mata Naka.

"Tidak usah, Tuan Putri. Aku bawa sendiri kopernya" kata Naka.

Hana mendelik mendengar Naka menyebutnya sebagai tuan putri! "Kok kamu meniru panggilan kesayangan Okta kepadaku?!"

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?"

"Tidak boleh!"

"Hey, kok jadi berdebat! Sudah sana kalian segera pergi ke kamar Naka! Setelah itu kamu juga segera tidur di kamar kamu, Hana!" kata Mama.

"Ya sudah, ayo ikut aku!" Hana mendahului Naka untuk naik ke lantai atas karena Naka memang akan di tempatkan di kamar lantai atas sebelah kanan dari tangga utama, berlawanan dengan Hana yang menempati kamar sebelah kiri dari tangga utama.

Hana sampai di kamar Naka lebih dulu dan tak lama kemudian Naka menyusul dengan menyeret kopernya.

"Wah... Kamarnya bagus sekali! Terima kasih ya, Hana" kata Naka senang.

"Tentu saja semuanya sudah di siapkan dengan sangat baik untuk anak baru kesayangan Papa, Naka Hiroshi!" kata Hana.

"Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada kamu dan keluarga kamu"

"Sudahlah jangan terlalu di pikirkan! Sekarang apakah ada sesuatu yang kamu butuhkan lagi? Kalau tidak aku mau masuk kedalam kamarku!"

"Oh ya, Hana aku mau bilang sesuatu!"

"Ada apa?"

"Aku selama seminggu ini selalu mencoba untuk mengirim pesan dan menelepon kamu. Tapi kamu tidak pernah merespon. Apakah kamu marah? Atau kamu ada masalah dengan ku?"

"Oh... Masalah itu?! Gak ada apa-apa kok. Aku cuma merasa tidak penting juga aku merespon semuanya" kata Hana dengan cuek.

Naka diam dan merasa sedih. Tidak menyangka akan mendapatkan jawaban yang begitu acuh dari Hana.

"Ya sudah, aku sekarang mau kembali ke kamar ku untuk menelepon Kapten kesayangan ku! Okta Tanaka!"

Hana melangkah keluar dari kamar Naka dan menutup pintunya dengan agak keras sehingga membuat Naka kaget!

Jelas kini bagi Naka kalau Hana tidak menyukai keberadaan nya. Hana mungkin merasa kalau kehadiran Naka akan merenggut kasih sayang orang tuanya. Naka memaklumi kalau memang Hana punya perasaan seperti itu karena Hana adalah seorang anak tunggal yang tidak pernah berbagi dengan siapapun.

Kamu tenang saja, Hana. Aku tidak akan merenggut kasih sayang kedua orang tuamu. Aku justru ada disini untuk melengkapi kasih sayang itu. Aku bisa menjadi seorang saudara yang selama ini tidak kamu miliki.

Naka adalah seorang anak tunggal yang selalu di manjakan oleh Papa dan Mamanya sedari kecil. Naka tidak pernah mendapatkan kesulitan karena semuanya selalu di tangani oleh sang Papa. Dalam hal apapun Naka selalu bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan karena Papa selalu berjuang untuk mewujudkannya.

Naka bahkan tidak pernah punya kesempatan untuk pergi sendiri karena selalu di temani Sang Papa. Maka Hana adalah gadis pertama yang dikenal Naka secara dekat dan nyata.

Naka kemudian teringat akan ucapan Mama tentang perasaan nya kepada Hana.

Kamu suka sama Hana?

Apakah aku memiliki perasaan suka kepada Hana? Selama ini aku memang tidak pernah memperhatikan siapapun karena aku terlalu sibuk dengan sekolah dan teman-temanku. Tapi untuk kali ini semesta seolah telah mengatur kalau aku harus mengenal Hana.

Dan untuk pertama kalinya aku merasa telah tertarik kepada seseorang dalam pertemuan pertama. Hana yang manis dan cantik, dengan gayanya yang manja dan sedikit acuh. Tapi bisa terlihat begitu perhatian dan sayang jika sudah menyangkut tentang Okta.

Okta, cowok itu terlalu sempurna. Dia tampan, tinggi dan atletis. Dia seorang ketua OSIS dan juga kapten tim sepakbola sekolah. Pasangan yang tepat untuk Hana yang bak seorang tuan putri yang manis dan cantik.

Apakah aku masih bisa bermimpi untuk berharap ada diantara mereka? Sepertinya aku harus menarik diri. Aku harus bisa menahan perasaan dan mencari tahu tentang semuanya sendiri. Aku tidak mau merepotkan mereka berdua jika aku nanti sudah ada di sekolah mereka. Aku harus bisa melakukan apapun seorang diri. Aku tidak ingin menjadi benalu dalam kehidupan Hana dan Okta.

Papa berkata jodoh masih bisa di kejar karena dia pun pernah berjuang untuk mendapatkan Mama yang dulunya adalah kekasih orang lain.

Tapi aku bukan Papa, aku tidak sehebat dan seberani Papa. Aku tidak mungkin mencoba mencuri perhatian Hana dari Okta. Tidak mungkin!

Okta terlalu sempurna untuk di saingi. Apalah artinya aku di bandingkan dengan Okta. Jikalau Okta adalah rembulan dan Hana adalah bintangnya, maka aku hanyalah seekor pungguk yang bisa menatapi mereka dari kejauhan.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!