Bab 6 Menitipkan Naka

Beberapa hari kemudian Mama meminta Hana untuk membantu menyiapkan kamar yang nantinya akan di tempati oleh Naka. Hana menyetujuinya dengan catatan kalau Okta boleh ikut membantunya.

"Okta udah bilang mau main kesini Ma, gak apa-apa kan kalau aku bantu nyiapin kamar buat Naka-nya sama Okta?" kata Hana.

"Iya, boleh saja. Nanti malam Naka akan di antar oleh Papa dan Mamanya kesini. Setelah itu mereka akan langsung terbang ke Jepang malam ini juga setelah kita makan malam bersama" kata Mama.

"Berarti Okta juga boleh disini sampai makan malam bersama keluarga Naka?"

"Boleh dong, Sayang"

Okta datang ke rumah Hana sekitar pukul dua siang dan saat itu Hana masih sibuk menyiapkan kamar untuk Naka. Bahkan seorang tukang dekorasi wallpaper sengaja di panggil ke rumah untuk memasang wallpaper di kamar Naka.

"Gimana ya, Okta? Menurut kamu apa wallpaper yang bagus untuk kamar Naka?" Mama meminta pendapat Okta.

..."Kurang tahu juga ya, Tante. Tapi kalau saya lebih suka wallpaper bernuansa sepakbola. Kalau untuk Naka ya baiknya sesuai dengan apa yang dia minati" kata Okta memberikan saran....

"Oh gitu ya, Naka itu suka badminton. Sama dengan Hana" kata Mama.

Kamar untuk Naka pun di pasangi wallpaper bernuansa badminton. Selanjutnya Mama menyiapkan tempat tidur, sofa bed, lemari pakaian besar, televisi ukuran besar serta seperangkat audio sistem untuk melengkapi kamar itu.

Okta sampai geleng-geleng melihat bagaimana antusiasme Mama Hana dalam menyambut kedatangan Naka. "Luar biasa anak itu, kedatangannya benar-benar di sambut luar biasa oleh Mama kamu! Seperti yang sedang menyambut kedatangan anaknya sendiri" kata Okta pada Hana setelah semuanya selesai.

"Iya, benar sekali! Katanya sih Papa ku itu teman Papanya Naka sejak mereka sama-sama kuliah di Jepang dulu" kata Hana.

"Nanti kamu bisa-bisa jadi dekat sama dia... Aku kok jadi tidak enak ya?" kata Okta.

Hana memegang lengan Okta. "St...! Gak boleh berpikir yang negatif! Aku gak akan bisa pindah ke lain hati!"

"Yakin?" Okta menaikkan sebelah alisnya.

"Bagaimana aku bisa berpindah ke lain hati? Kemana aku memandang yang terlihat hanya wajah seorang Kapten Okta Tanaka! Orang yang akan jadi selingkuhanku juga tidak akan nyaman karena aku pasti akan selalu menyebut namamu, Kapten!"

Okta tertawa kecil sambil mencubit pipi Hana. "Kok sekarang kamu bisa gombal ya?!"

Sorenya Papa pulang dari kantor dan melihat ada Okta di rumah. Mama bercerita kalau seharian itu Okta sudah membantu Hana menyiapkan kamar untuk Naka. Papa senang sekali dan menepuk pundak Okta.

"Makasih ya, Okta. Om harap kamu bisa bersahabat juga dengan Naka dan bisa membantunya saat kalian satu sekolah nanti" kata Papa.

Okta mengangguk, "Ya Om. Saya akan membantu Naka"

"Naka itu anak dari teman karib Om. Sudah seperti saudara seperjuangan selama dulu kami kuliah bersama di Jepang. Om juga dulu tinggal di rumahnya untuk menghemat biaya kos. Jadi sudah sepantasnya sekarang Om membalas kebaikannya itu dengan menjaga Naka selama Papanya tinggal di Jepang"

Malam pun tiba, Om Hiro datang ke rumah Hana bersama dengan istrinya dan juga Naka. Naka agak kaget melihat Okta juga ternyata ada disana. Tadinya Naka ingin sekali bisa bicara dengan Hana karena selama satu Minggu ini Hana tidak pernah sekalipun merespon pesan WhatsApp atau mengangkat telepon nya. Tapi apa mau dikata. Melihat ada Okta disana sepertinya mustahil kalau Naka ingin bicara dengan Hana.

Om Hiro juga menanyakan tentang cowok yang ada di samping Hana saat itu. "Lho, ini siapa?" tanyanya.

"Ini Okta, teman dekat Hana. Okta juga adalah ketua OSIS di SMA tempat nanti Naka akan bersekolah" jawab Mama Hana.

"Oh begitu. Baguslah! Kebetulan ada ketua OSIS nya disini! Om titip Naka ya? Anggap saja dia adalah saudara kamu" om Hiro menepuk pundak Okta.

"Baik Om" kata Okta sambil melempar senyum lebar pada Naka.

"Keliatannya kamu ini ada keturunan Jepang juga ya?" tanya Papa Hana.

"Ya, Om. Saya Okta Tanaka. Kakek saya orang Jepang"

"Wah! Bagus sekali kalau begitu! Karena kamu sama Naka berasal dari ras yang sama, kalian berdua bisa menjadi saudara! Om titip Naka ya? Salam kenal dari saya, Om Hiroshi. Papa dari Naka Hiroshi"

"Salam kenal, Om"

Naka jadi bingung sekaligus agak bete juga. Bisa-bisanya Okta bersikap seperti itu pada Papanya. Padahal jelas-jelas Minggu kemarin cowok itu bersikap tidak enak pada Naka saat menjemput Hana di pelataran parkir.

Ya semoga saja sikap Okta bisa terus baik seperti ini. Apalagi ternyata Okta adalah ketua OSIS di sekolah yang akan jadi tempat Naka melanjutkan SMA nanti. Okta juga tadi mengiyakan saat Papa memintanya untuk menganggap Naka sebagai seorang saudara.

Makan malam bersama berlangsung hangat dan Okta juga merasa kalau dia tidak di anggap sebagai orang luar di antara keluarga Hana dan Naka. Tadinya Okta takut kalau dia akan di asingkan.

Pukul sembilan malam Naka pamit kalau dia akan mengantarkan Papa Mamanya ke bandara. Tante Yuki juga sempat memeluk Hana dan memintanya untuk menjadi sahabat Naka juga menitipkan Naka kepada Okta. Tak lama kemudian Okta juga pamit pulang kepada orang tua Hana. Hana mengantarkan Okta sampai ke halaman rumahnya.

Sementara itu Naka mengantarkan Papa dan Mamanya sampai ke bandara untuk penerbangan ke Jepang. Naka begitu lama memeluk erat Papa dan Mama. Naka memang seorang anak yang sangat dekat dengan orang tuanya dan baru kali inilah dia harus tinggal terpisah dengan mereka.

"Jaga diri baik-baik ya, Sayang" Mama menciumi Naka dengan penuh kasih sayang.

"Nanti Papa akan video call setiap hari ya, Boy!" kata Papa sambil membelai-belai rambut anaknya.

"Papa Mama nanti akan berkunjung ke Jakarta, kan?" kata Naka.

"Tentu, Boy! Setiap ada kesempatan kami akan mengunjungi kamu!"

"Kamu pasti betah tinggal di rumah Om Wira. Apalagi ada Hana yang manis yang akan bisa menjadi sahabat kamu" kata Mama.

"Hana cantik ya?" kata Naka sambil tersenyum.

"Ya, Hana cantik sekali! Kamu suka ya sama Hana?"

"Tapi Hana punya pacar, Ma. Okta itu tampan, dia tinggi, dia keren"

Papa merangkul bahu Naka.

"Kamu juga tampan, kamu manis dan kamu lebih putih dari Okta! Percaya kepada Papa kalau kamu juga bisa mengambil hati Hana! Bersaing lah secara sehat dengan Okta! Bersaing sebagai seorang laki-laki sejati! Dulu juga Mama kamu adalah kekasih pria lain. Tapi kan jodoh itu bisa di kejar! Papa terus kejar Mama dan akhirnya Papa bisa mengambil hati Mama dari kekasihnya!" kata Papa serius.

Mama memukul lembut bahu Papa. "Papa ini apaan sih!" kata Mama gemas!

Naka jadi tersenyum sendiri melihat kedua orang tuanya.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!