Bab 5 Boleh, Kapten!

Hana memasuki rumahnya dengan perasaan khawatir karena bagaimanapun tadi sudah meninggalkan Naka di pelataran parkir untuk pergi dengan Okta. Bagaimana kira-kira tanggapan Papa dan Mama? Apalagi tadi Hana lihat mobil Papa sudah ada di garasi.

Ternyata Papa dan Mama sudah berada di ruang keluarga dan tampaknya sedang menunggu Hana. Dengan mengumpulkan keberanian Hana menyapa kedua orang tuanya. "Hai, selamat malam Papa dan Mama"

"Malam, duduk dulu Hana" kata Papa.

Hana langsung duduk di dekat Mama.

"Kamu jadi pergi dengan Okta?" tanya Papa langsung kepada pokok bahasan.

Hana mengangguk karena tidak mungkin berbohong kepada orang tuanya, bukan kebiasaannya. "Iya, Pa"

"Tadi Naka menelepon Papa dan meminta maaf kalau tidak bisa mengantarkan kamu pulang karena tiba-tiba ban mobilnya kempes dan terpaksa membiarkan kamu pergi dengan Okta" kata Papa.

Hana bingung tapi kemudian segera mengerti kalau Naka telah mengarang cerita tentang ban mobilnya yang kempes.

"Papa minta maaf sebelumnya karena tadi sempat meminta kamu untuk keluar sebentar dengan Naka. Maksud Papa bukannya untuk membatalkan pertemuan kamu dengan Okta. Hanya saja Papa tidak mungkin membiarkan kamu langsung pergi meninggalkan tempat acara makan begitu selesai makan. Tadinya Papa pikir pertemuan kamu bisa di undur dengan Okta barang beberapa menit" sambung Papa.

"Iya, Hana. Maksud Mama juga agar kamu bisa ngobrol sebentar dengan Naka setelah itu baru bertemu dengan Okta. Tapi kemudian Naka menelepon Papanya dan mengatakan akan pergi dengan kamu" kata Mama.

"Ya, gak apa-apa kok Ma. Toh aku juga akhirnya jadi bertemu dengan Okta. Aku minta Okta menjemput ku tadi" kata Hana.

"Syukurlah kalau begitu. Naka juga tadi minta nomor telepon kamu karena katanya belum sempat meminta maaf karena ban mobilnya kempes saat kalian akan pergi tadi"

"Ya Ma"

"Papa harap kamu bisa menerima Naka dengan baik di rumah ini sebagai teman dan mau membantunya di sekolah nanti" kata Papa.

"Ok, Pa. No problem"

"Makasih ya, sayang" Mama mengusap pipi Hana dan kemudian menyadari kalau Hana memakai kalung baru. "Lho, ini anak Mama pakai kalung baru? Sepertinya tadi kamu di restoran masih pakai kalung yang hadiah ulang tahun dari Mama?"

"Iya, tadi Okta kasih aku ini. Hadiah enam bulan bersama, katanya" jawab Hana.

"Wah. Bagus banget" kata Mama.

"Katanya Mama Okta yang pilihkan" kata Hana bangga.

"Wah seleranya Mama Okta bagus juga!" puji Mama.

"Hana, kamu serius dengan Okta?" tanya Papa.

"Serius gimana, Pa?" Hana malah balik bertanya.

"Ya maksudnya apakah antara kalian sudah ada komitmen untuk bisa bersama terus?"

"Ya selama aku dan Okta bisa bersama kita akan terus bersama. Yang penting kita sama-sama saling jaga hati kita"

"Papa harap kamu jangan terlalu serius, Sayang. Kamu masih kecil lho! Baru juga delapan belas tahun!"

"Ya, Papa"

"Ya sudah kamu tidur sana. Sudah malam"

Hana segera masuk kedalam kamarnya, mencuci muka, berganti pakaian tidur dan kemudian merebahkan tubuhnya di atas pembaringan. Di ambilnya Handphone dari atas meja dan memeriksa apakah ada pesan WhatsApp yang masuk. Tenyata Okta sudah mengabarkan bahwa dia sudah sampai di rumah.

tuan putri, aku sudah sampai rumah

Okta memang selalu begitu. Selalu hangat dan mesra juga mengutamakan komunikasi di antara mereka.

langsung bobo ya, kapten! Udah malem! balas Hana tapi Okta malah video call.

"Hai Tuan Putri putri" sapanya.

"Bobo ih! Udah malam!" kata Hana.

"Baru juga sampai kamar"

"Ya udah pergi ganti baju sana! Kok malah video call!"

"Sepertinya malam ini aku tidak akan bisa tidur nyenyak"

"Kenapa?"

"Aku ingat terus dengan apa yang tadi aku lakukan kepada kamu sebelum kita berpisah"

"Ih...!"

"Kok ih...! Memangnya kamu tidak merasa deg-degan gitu?"

"Biasa saja!"

"Aku mengumpulkan keberanian sampai enam bulan lamanya untuk bisa melakukan hal itu karena aku tidak mau kamu menganggap aku lancang kalau aku melakukannya terlalu dini, tapi kamu cuma menganggap bahwa itu hal yang biasa saja?"

"Maaf, kapten. Aku bercanda ,aku juga sebenarnya masih belum percaya kalau tadi aku sudah melakukan hal itu... Aku juga masih deg-degan" Hana memegang dadanya sendiri.

"Maafkan aku ya, seharusnya aku tadi minta izin dulu"

"Gak apa-apa"

"Kalau kita bertemu lagi apakah aku boleh melakukan hal yang sama?"

"Gimana ya..." Hana seperti berpikir.

"Kalau tidak boleh tidak apa-apa kok"

"Boleh, Kapten!" kata Hana akhirnya.

"Yess!" sorak Okta kegirangan.

"Konyol ih!"

Setelah sekitar tiga puluh menit video call dengan Okta, Hana menyelesaikan nya karena jam sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam. Tapi tiba-tiba Hana melihat ada pesan WhatsApp baru yang ternyata dari Naka.

Hana, ini Naka

Kamu sudah sampai rumah? Kalau sudah sampai kabari aku ya!

Aku khawatir kalau kamu belum pulang

Aku juga udah bilang Papa kamu kalau ban mobil aku kempes jadi Papa kamu gak akan menanyakan kenapa kamu tidak pulang bersama aku tapi pergi sama pacar kamu

Hana langsung merasa kesal kepada Naka. "Apa sih?! Sok perhatian! Sok baik! Seolah-olah aku berhutang budi sama dia!" Hana mematikan data ponselnya dan segera mematikan lampu kamar agar bisa segera tidur.

Dadanya masih saja terus bergemuruh akibat ciuman Okta tadi...

*******

Naka yang juga sudah sampai di rumahnya dan berbohong tentang hal yang sama pada Papa Mamanya tentang ban mobilnya yang kempes. Naka mendapat teguran dari Papa karena sang Papa merasa malu dengan insiden tersebut.

"Kamu ini bikin malu saja! Apa kata Papa Hana kalau Hana pulang tidak bersama kamu padahal jelas tadi dia pergi dengan kamu! Lain kali cek dulu keadaan mobil kamu, Naka! Papa tidak mau hal yang sama terulang kembali!"

"Ya, Papa. Maaf" kata Naka.

"Jadi Hana pulang dengan siapa?"

"Tadi Hana menelepon temannya untuk menjemputnya"

"Kamu sudah minta maaf pada Om Wira?"

"Sudah, Pa. Naka juga sudah minta nomor telepon Hana"

Naka memang sudah meminta nomor telepon Hana dan sudah mengirim pesan WhatsApp pada gadis itu tapi ternyata Hana tidak membalas dan hanya membacanya saja.

Naka pun merasa sedih...

Entah kenapa begitu tadi melihat Hana, Naka langsung merasa tertarik dan ingin sekali bisa kenal lebih dekat dengan Hana tapi ternyata gadis itu dengan tega meninggalkan nya sendiri di pelataran parkir dan pergi dengan kekasihnya yang istimewa.

Tapi tidak apa-apa, bagi Naka yang penting dia bisa bersahabat dengan Hana apalagi nanti Naka akan tinggal di rumah gadis itu untuk beberapa waktu. Walaupun mungkin saat ini Hana belum menganggap Naka.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!