Bab 4 Enam bulan bersama

Hana memegang lengan Okta, dengan wajah bersungguh-sungguh gadis itu segera meminta Okta agar tidak salah paham. "Aku bisa jelaskan semuanya, Kapten! Aku memang belum cerita tentang Naka, tapi bukannya aku tidak mau cerita. Maafkan aku..." Hana menghiba.

"Kita bicarakan masalah ini sekarang juga, tapi tidak disini!" Okta menarik lengan Hana menuju mobilnya dan membukakan pintu mobil agar gadis itu segera masuk, tidak lupa di tutupnya segera pintu mobil untuk kemudian menatap Naka dengan pandangan sinis sebelum berputar dan masuk ke bagian kemudi. Tak lama mobil mewahnya segera meninggalkan pelataran parkir itu.

Naka yang ada di antara Okta dan Hana hanya bisa menghela nafas panjang. Sayang sekali gadis semanis Hana terlihat begitu lemah di hadapan Okta yang dominan.

Sementara itu didalam mobil, Okta menyetir dengan tatapan dingin kedepan. Hana yang ada di sampingnya merasa khawatir karena Okta belum pernah bersikap seperti itu sebelumnya. Tapi Hana juga tidak tahu harus mulai cerita dari mana.

Akhirnya Okta menghentikan mobilnya di sebuah cafe dan menatap Hana. "Aku tahu kamu sudah makan bersama keluarga kamu, tapi kamu tidak bilang kalau akan ada cowok itu bersama kalian. Sekarang kamu jelaskan kenapa kamu ada bersama dia dan kenapa juga cowok bernama Naka itu mengatakan bahwa dia akan tinggal bersama kamu dan bersekolah di sekolah yang sama dengan kita?" tanya Okta menuntut penjelasan Hana.

Hana menelan ludahnya sendiri sebelum akhirnya perlahan menjelaskan "Aku makan malam bersama Mama dan Papa. Disana juga ada keluarga Om Hiro, sahabat Papa yang adalah Papanya Naka. Om Hiro akan kembali ke Jepang untuk mengurus perusahaannya yang disana dan untuk sementara Naka akan sekolah di sekolah kita dan tinggal di rumahku" tutur Hana sembari menatap wajah Okta dengan tatapan memelas.

"Kamu tidak pernah cerita sebelumnya"

"Aku juga baru tahu tentang itu, tadi sore Papa baru mengutarakannya kepada ku"

"Apakah kamu yakin kalau antara kamu dan Naka tidak akan terjadi apa-apa?" Okta menaikkan sebelah alisnya.

"Terjadi apa?" tanya Hana bingung.

"Kalau antara kamu dan dia tidak akan semakin dekat dan akhirnya saling suka?!" jawab Okta singkat dan jelas.

Hana langsung menggeleng cepat. "Tidak mungkin aku suka sama dia?!"

"Kenapa tidak mungkin?! Kamu cewek dan dia cowok!"

Hana meraih tangan Okta dan menggenggamnya erat "Percaya kepada ku... Aku gak akan suka sama dia! Aku cuma sayang sama kamu, Kapten!"

"Aku ragu!"

"Ya Tuhan... Apa yang harus aku lakukan untuk membuat kamu percaya?!"

"Pejamkan matamu!"

"Hah?"

Hana menatap Okta dengan bingung dan sebaliknya Okta mengedipkan matanya sambil tersenyum lembut. "Pejamkan matamu"

Hana memejamkan matanya dengan dada yang berdebar kencang. "Apa yang akan di lakukan Okta?! Apakah dia akan mencium ku?!" Hana merasa khawatir karena belum pernah Okta menciumnya selama ini. Padahal kalau mendengar kata teman-temannya, cowok mereka selalu mencium kalau setiap kali mereka berkencan.

Hana merasa akan pingsan saat merasa pipi nya di kecup dengan sangat lembut dan Okta berbisik "Selamat enam bulan bersama... Terima kasih untuk waktu dan kasih sayangnya, Tuan Putri"

Lalu kini terasa pipi sebelahnya lagi yang di kecup. "Sekarang kamu boleh buka matanya" bisik Okta.

Hana membuka matanya dan melihat kalau Okta sudah memegang sebuah kotak kecil berwarna merah yang terbuka tutupnya dan memperlihatkan seuntai kalung emas putih yang sangat cantik.

"Wah... Bagusnya..." kata Hana kagum.

"Tuan Putri suka?"

"Suka"

"Ini untuk Tuan Putri ku" kata Okta sambil tersenyum lebar. Tidak ada lagi terlihat wajah kesal seperti yang tadi di perlihatkannya.

"Kamu udah gak marah?"

Okta tertawa pelan memperlihatkan gigi-giginya yang rapi dan bersih. Ya Tuhan, ciptaan Mu memang luar biasa indahnya!

"Siapa bilang aku marah?! Aku bercanda kok!" kata Okta konyol!

"Ihhh!!!" bukan main kesalnya hati Hana sekaligus senang juga! "Bisa-bisanya kamu nge-prank aku kayak gitu! Gak lucu! Aku hampir saja nangis tahu!"

"Hahahaha! Hidung kamu jadi merah seperti anak kecil pilek! Aku tahu kamu sedang menahan tangis makannya aku buru-buru sudahi sandiwara marahnya!"

"Ihhh!" jadi kamu tidak marah betulan?!"

"Buat apa aku cemburu sama cowok yang tidak sepadan denganku itu?! Aku juga tidak akan marah sama kamu! Tidak akan pernah! Kalaupun kamu yang bersalah, aku tetap tidak akan mengatakan sesuatu yang menyakiti hati kamu"

Mata Hana basah. "Makasih ya, Kapten... Selamat enam bulan hari jadi juga... Aku sayang kamu..."

"Apalagi aku! Aku sayang sayang sayang sekali sama kamu! Sekarang aku pasang di leher kamu ya?" kata Okta sambil membuka kaitan kalung emas putih yang dibawanya itu.

Hana melepaskan kalung miliknya sendiri dan membiarkan Okta memakaikan kalung baru di lehernya.

"Cantik sekali... " kata Okta serius.

"Makasih, kok kamu tahu kalung yang aku suka simpel seperti ini?" tanya Hana.

"Aku minta Mom yang pilihkan"

"Mama kamu?" Hana memang sudah kenal dengan Mama Papa Okta dan sudah beberapa kali bertemu juga.

"Iya, aku bilang sama Mom kalau pada hari jadi enam aku sama kamu, aku ingin membelikan sesuatu untuk kamu. Kata Mom, sebaik-baiknya hadiah buat cewek adalah perhiasan jadi aku minta Mom pilihkan untuk kamu"

"Makasih ya... Bilangin ke Mommy-mu"

"Siap, Tuan Putri! Sekarang bagaimana kalau kita minum kopi dulu di cafe sambil ngemil. Aku tahu kamu sudah makan tapi aku mau ngopi bareng kamu"

"Siap, Kapten!"

Okta dan Hana minum kopi bersama di cafe dan mereka pulang ke rumah Hana pukul sembilan malam lebih.

Sampai di rumah Hana pukul sepuluh malam dan Okta menolak saat Hana menawari nya untuk mampir.

"Sudah malam ah. Lain kali saja ya" kata Okta.

"Ya udah, tidak apa-apa" kata Hana lalu hendak membuka pintu mobil tapi Okta memegang lengannya sehingga gerakan Hana terhenti. Hana menoleh dan mendapati kalau wajah Okta kini sudah dekat sekali dengan wajahnya.

Dan tanpa berkata apa-apa terlebih dahulu Okta melekatkan bibirnya di bibir Hana dan menekannya dengan lembut. Hana terperangah tapi tidak bisa menghindar karena Okta sudah memegang dagunya dan selanjutnya kecupan demi kecupan berkali-kali di jatuhkan Okta di bibir Hana sehingga membuat gadis itu serasa mau pingsan.

Perlahan tapi pasti Hana mulai membiasakan diri dengan kecupan-kecupan Okta di bibirnya dan kemudian mulai membalas kecupan itu walaupun tidak seintens kecupan Okta.

Mereka saling mengecup dan akhirnya Okta melepaskan Hana setelah sadar kalau nafas gadis itu sudah terengah-engah. Di tatapnya sebentar Hana dengan penuh cinta sebelum akhirnya mendekapnya erat-erat ke dada.

Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3 Bab 3 Aku sudah punya pacar
4 Bab 4 Enam bulan bersama
5 Bab 5 Boleh, Kapten!
6 Bab 6 Menitipkan Naka
7 Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8 Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9 Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10 Bab 10 Man of the match
11 Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12 Bab 12 Ruang Ganti
13 Bab 13 Raket baru Naka
14 Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15 Bab 15 Mulai dekat rupanya
16 Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17 Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18 Bab 18 Hana milikku!
19 Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20 Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21 Bab 21 Calon istriku
22 Bab 22 Podium bersama
23 Bab 23 Okta kenapa?
24 Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25 Bab 25 Aku minta maaf...
26 Bab 26 Hukuman berat
27 Bab 27 Kita bersahabat!
28 Bab 28 Hana tenggelam
29 Bab 29 Nafas buatan
30 Bab 30 Okta memukulku
31 Bab 31 Hana tertidur
32 Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33 Bab 33 Operasi usus buntu
34 Bab 34 Anak mantan kekasih
35 Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36 Bab 36 Okta sadarkan diri
37 Bab 37 Terimakasih, Hana
38 Bab 38 Menjaga Kapten
39 Bab 39 Tapi kamu diam!
40 Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41 Bab 41 Aku sayang kamu
42 Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43 Bab 43 Calon tunanganku
44 Bab 44 Hari pertunangan
45 Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46 Bab 46 Kapten... sudah!
47 Bab 47 Kepergok Naka
48 Bab 48 Dotonbori Osaka
49 Bab 49 Osaka Custle
50 Bab 50 Disneyland Tokyo
51 Bab 51 Benda asing
52 Bab 52 Menuju Jerman
53 Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54 Bab 54 Tiga sekawan
55 Bab 55 Pink
56 Bab 56 Hari pertama kuliah
57 Bab 57 Mary dan Ryota
58 Bab 58 Pulang untuk Hana
59 Bab 59 Masih anak-anak
60 Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61 Bab 61 Merah-merah
62 Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63 Bab 63 Okta di kampus Hana
64 Bab 64 Dasar ulat bulu!
65 Bab 65 Hadiah untuk Hana
66 Bab 66 Dia sahabatku
67 Bab 67 Selangkah lebih maju
68 Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69 Bab 69 Menunggui Hana
70 Bab 70 Kepulangan Okta
71 Bab 71 Brutalnya...
72 Bab 72 Sakit hati
73 Bab 73 Melarikan diri
74 Bab 74 Dimana Hana?!
75 Bab 75 Keahlian Ryota
76 Bab 76 Ada di tempat yang aman
77 Bab 77 Tuan Muda Fujio
78 Bab 78 Masih saja marah
79 Bab 79 Aku minta maaf
80 Bab 80 Aku menyesal...
81 Bab 81 Sudah membaik
82 Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83 Bab 83 Senyuman rahasia
84 Bab 84 Kecurigaan Hana
85 Bab 85 Awas jatuh cinta
86 Bab 86 Selir hati
87 Bab 87 Sekap saja dia!
88 Bab 88 Tahukah Hana?
89 Bab 89 Bertengkar lagi
90 Bab 90 Kemurahan hati Hana
91 Bab 91 Rahasia besar
92 Bab 92 Aku antar ke bandara
93 Bab 93 Kelicikan Airin
94 Bab 94 Menangkap basah
95 Bab 95 Kesalahan yang terulang
96 Bab 96 Air mata Hana
97 Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98 Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99 Bab 99 Obat hati
100 Bab 100 Rahasia pertaruhan
101 Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102 Bab 102 Sebuah pengakuan
103 Bab 103 Menghilang lagi
104 Bab 104 Mabuk berat
105 Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106 Bab 106 Transit love
107 Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108 Bab 108 Hana baik-baik saja
109 Bab 109 Aku bukan pencuri
110 Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111 Bab 111 Maafkan aku, Hana
112 Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113 Bab 113 Aku yang bodoh
114 Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115 Bab 115 Teman seperjalanan
116 Bab 116 Kamu masih sama
117 Bab 117 Pengakuan Okta
118 Bab 118 Tiga janji
119 Bab 119 Kembali ke rumah
120 Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121 Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122 Bab 122 Pembicaraan serius
123 Bab 123 Kisah masa lalu
124 Bab 124 Menjadi saudara
125 Bab 125 Selamat ulang tahun
126 Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127 Bab 127 Bermain bersama
128 Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129 Bab 129 Selamat tidur
130 Bab 130 Sedang mencium Hana
131 Bab 131 Fumi dan Ueda
132 Bab 132 Airin meminta maaf
133 Bab 133 Kamu tidak peka!
134 Bab 134 Tuan muda lain
135 Bab 135 Saingan terberat
136 Bab 136 Tamuku dan tamumu
137 Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138 Bab 138 Musuh kita bersama
139 Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140 Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141 Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142 Bab 142 Kemarahan Kein
143 Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144 Bab 144 Ingin menikah muda
145 Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146 Bab 146 Antara setuju dan tidak
147 Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148 Bab 148 Sunset di Swiss
149 Bab 149 Satu sama, Kapten!
150 Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151 Bab 151 Menyerah 3-0
152 Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153 Bab 153 Kembali ke Tokyo
154 Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155 Bab 155 Ueno Park sore itu
156 Bab 156 Kupu-kupu sihir
157 Bab 157 Kembali berkumpul
158 Bab 158 Tentang Keito
159 Bab 159 Kami akan segera menikah
160 Penutup
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Okta Tanaka dan Naka Hiroshi
3
Bab 3 Aku sudah punya pacar
4
Bab 4 Enam bulan bersama
5
Bab 5 Boleh, Kapten!
6
Bab 6 Menitipkan Naka
7
Bab 7 Anak baru kesayangan Papa
8
Bab 8 Aku milikmu, Kapten Okta!
9
Bab 9 Dominannya seorang Okta Tanaka
10
Bab 10 Man of the match
11
Bab 11 Rahasia Pertaruhan
12
Bab 12 Ruang Ganti
13
Bab 13 Raket baru Naka
14
Bab 14 Turnamen Badminton perseorangan
15
Bab 15 Mulai dekat rupanya
16
Bab 16 Kalau Okta sampai tahu!
17
Bab 17 Dijodohkan sejak lahir
18
Bab 18 Hana milikku!
19
Bab 19 Semakin dekat dengan Naka
20
Bab 20 Sebegitu pentingnya kah Naka?!
21
Bab 21 Calon istriku
22
Bab 22 Podium bersama
23
Bab 23 Okta kenapa?
24
Bab 24 Kapten, bangun Sayang!
25
Bab 25 Aku minta maaf...
26
Bab 26 Hukuman berat
27
Bab 27 Kita bersahabat!
28
Bab 28 Hana tenggelam
29
Bab 29 Nafas buatan
30
Bab 30 Okta memukulku
31
Bab 31 Hana tertidur
32
Bab 32 Kamu kenapa, Tuan Putri?!
33
Bab 33 Operasi usus buntu
34
Bab 34 Anak mantan kekasih
35
Bab 35 Bangun Kapten, aku kangen...
36
Bab 36 Okta sadarkan diri
37
Bab 37 Terimakasih, Hana
38
Bab 38 Menjaga Kapten
39
Bab 39 Tapi kamu diam!
40
Bab 40 Mantan kekasih Mama Naka
41
Bab 41 Aku sayang kamu
42
Bab 42 Melanjutkan kuliah di Jerman
43
Bab 43 Calon tunanganku
44
Bab 44 Hari pertunangan
45
Bab 45 Malam pertama setelah pertunangan
46
Bab 46 Kapten... sudah!
47
Bab 47 Kepergok Naka
48
Bab 48 Dotonbori Osaka
49
Bab 49 Osaka Custle
50
Bab 50 Disneyland Tokyo
51
Bab 51 Benda asing
52
Bab 52 Menuju Jerman
53
Bab 53 Antara Jepang dan Jerman
54
Bab 54 Tiga sekawan
55
Bab 55 Pink
56
Bab 56 Hari pertama kuliah
57
Bab 57 Mary dan Ryota
58
Bab 58 Pulang untuk Hana
59
Bab 59 Masih anak-anak
60
Bab 60 Pria yang sudah dewasa
61
Bab 61 Merah-merah
62
Bab 62 Selalu menjadi milikmu
63
Bab 63 Okta di kampus Hana
64
Bab 64 Dasar ulat bulu!
65
Bab 65 Hadiah untuk Hana
66
Bab 66 Dia sahabatku
67
Bab 67 Selangkah lebih maju
68
Bab 68 Aku disini untukmu, Pink
69
Bab 69 Menunggui Hana
70
Bab 70 Kepulangan Okta
71
Bab 71 Brutalnya...
72
Bab 72 Sakit hati
73
Bab 73 Melarikan diri
74
Bab 74 Dimana Hana?!
75
Bab 75 Keahlian Ryota
76
Bab 76 Ada di tempat yang aman
77
Bab 77 Tuan Muda Fujio
78
Bab 78 Masih saja marah
79
Bab 79 Aku minta maaf
80
Bab 80 Aku menyesal...
81
Bab 81 Sudah membaik
82
Bab 82 Selamat ulang tahun, Kapten
83
Bab 83 Senyuman rahasia
84
Bab 84 Kecurigaan Hana
85
Bab 85 Awas jatuh cinta
86
Bab 86 Selir hati
87
Bab 87 Sekap saja dia!
88
Bab 88 Tahukah Hana?
89
Bab 89 Bertengkar lagi
90
Bab 90 Kemurahan hati Hana
91
Bab 91 Rahasia besar
92
Bab 92 Aku antar ke bandara
93
Bab 93 Kelicikan Airin
94
Bab 94 Menangkap basah
95
Bab 95 Kesalahan yang terulang
96
Bab 96 Air mata Hana
97
Bab 97 Hana yang sangat cantik!
98
Bab 98 Pengganti Okta Tanaka
99
Bab 99 Obat hati
100
Bab 100 Rahasia pertaruhan
101
Bab 101 Kesepakatan Okta dan Keito
102
Bab 102 Sebuah pengakuan
103
Bab 103 Menghilang lagi
104
Bab 104 Mabuk berat
105
Bab 105 Penyihir yang masih belajar
106
Bab 106 Transit love
107
Bab 107 Melacak keberadaan Hana
108
Bab 108 Hana baik-baik saja
109
Bab 109 Aku bukan pencuri
110
Bab 110 Aku mau kamu yang disini
111
Bab 111 Maafkan aku, Hana
112
Bab 112 Tokyo custle jilid dua
113
Bab 113 Aku yang bodoh
114
Bab 114 Aku tidak jadi ikut
115
Bab 115 Teman seperjalanan
116
Bab 116 Kamu masih sama
117
Bab 117 Pengakuan Okta
118
Bab 118 Tiga janji
119
Bab 119 Kembali ke rumah
120
Bab 120 Kisah Dad pada Prince Okta
121
Bab 121 Tidak seberuntung Papa.
122
Bab 122 Pembicaraan serius
123
Bab 123 Kisah masa lalu
124
Bab 124 Menjadi saudara
125
Bab 125 Selamat ulang tahun
126
Bab 126 Tidak akan pernah melepaskan lagi
127
Bab 127 Bermain bersama
128
Bab 128 Okta tetap pemenangnya
129
Bab 129 Selamat tidur
130
Bab 130 Sedang mencium Hana
131
Bab 131 Fumi dan Ueda
132
Bab 132 Airin meminta maaf
133
Bab 133 Kamu tidak peka!
134
Bab 134 Tuan muda lain
135
Bab 135 Saingan terberat
136
Bab 136 Tamuku dan tamumu
137
Bab 137 Bersaing dengan Fujio
138
Bab 138 Musuh kita bersama
139
Bab 139 Selalu memperhatikan mu
140
Bab 140 Siapa yang kamu suka?
141
Bab 141 Tuan muda yang kesepian
142
Bab 142 Kemarahan Kein
143
Bab 143 Percaya aku sekali lagi
144
Bab 144 Ingin menikah muda
145
Bab 145 Hadiah Fujio-mu
146
Bab 146 Antara setuju dan tidak
147
Bab 147 Zermatt di kaki pegunungan Alpen
148
Bab 148 Sunset di Swiss
149
Bab 149 Satu sama, Kapten!
150
Bab 150 Selamat malam, Tuan Putri
151
Bab 151 Menyerah 3-0
152
Bab 152 Memiliki tempat istimewa
153
Bab 153 Kembali ke Tokyo
154
Bab 154 Aku ingin menemui Keito Nakamura
155
Bab 155 Ueno Park sore itu
156
Bab 156 Kupu-kupu sihir
157
Bab 157 Kembali berkumpul
158
Bab 158 Tentang Keito
159
Bab 159 Kami akan segera menikah
160
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!