Hana tidak bisa membayangkan kalau nanti dia akan jadi pengasuh atau mungkin seorang pemandu wisata untuk Naka yang pastinya akan butuh banyak bantuan di sekolah barunya. Naka akan selalu menguntitnya karena belum paham tentang tata tertib sekolah barunya dan ujung-ujungnya pasti Okta akan tahu yang berakibat tidak baik bagi hubungan mereka.
Intinya adalah Naka akan jadi seekor nyamuk pengganggu! Kenapa anak Jepang itu tidak tinggal saja bersama dengan supir dan pembantunya sehingga tidak usah menyusahkan bagi Hana! Tuh kan Hana jadi rasis dan mengumpat dalam hati pada Naka dengan menyebut anak Jepang padahal Okta sendiri juga punya darah Jepang dari kakeknya, sama dengan Naka.
Awas saja kamu Naka, kalau kamu nanti menjadi duri dalam hubunganku dengan Okta, aku tidak akan segan-segan untuk membuat hari-hari kamu menjadi menderita!
"Hana, apakah tidak sebaiknya kamu dan Naka keluar sebentar? Mungkin melihat-lihat taman di samping restoran ini agar kalian bisa semakin akrab?" kata Papa.
Hana yang baru selesai makan langsung merasa perutnya mulas karena teringat akan janjinya dengan Okta! Pukul delapan ini Hana harus bertemu Okta dan sekarang sudah menunjukkan waktunya! Tapi Papa dengan enteng memintanya untuk melihat-lihat taman bersama Naka? Sementara Papa tahu kalau Hana sudah ada janji dengan Okta! Baru kali ini Papa membuat Hana merasa kecewa!
Hana menatap Mama berharap Mama ingat kalau malam ini Hana ada janji dengan Okta, tapi sama saja dengan Papa, Mama malah meminta Hana juga untuk melihat-lihat taman bersama Naka!
"Iya, Hana. Daripada kamu dan Naka disini dan mendengarkan pembicaraan tentang bisnis yang rumit, sebaiknya kalian berdua pergi keluar cari angin" kata Mama.
Mama sama saja dengan Papa! Mereka jahat! Mereka melupakan janji mereka kepada Hana kalau selesai acara makan malam dengan keluarga Om Hiro, Hana boleh pergi dengan Okta!
Naka berdiri dan menatap Hana malu-malu. "Yuk, kita keluar" katanya.
Hana terpaksa ikut berdiri dengan wajah merah menahan marah. Hana melangkah lebih dulu meninggalkan meja makan besar itu dan Naka segera mengikutinya.
Tidak ada yang menyadari kalau Hana saat itu benar-benar merasa kecewa. Malah Tante Yuki mengucapkan terima kasih kepada Hana karena mau menemani Naka.
"Terima kasih ya, Hana. Kamu mau menemani Naka. Kalian pasti bisa menjadi teman dekat!"
"Ya Tante" sahut Hana lemah.
Hana dan Naka sudah berada diluar restoran. Di samping kanan restoran ada sebuah taman cantik yang penuh lampu dan di lengkapi dengan beberapa kursi taman dan beberapa buah ayunan, sementara di samping kiri adalah pelataran parkir.
"Kita mau kemana?" tanya Naka sambil menatap Hana lembut.
Hana menatap wajah Naka dengan dingin sehingga membuat cowok itu kecut dan agak terperangah. "Kita tidak akan kemana-mana!" jawab Hana dingin.
"Maksudnya? Kan tadi Papa dan Mama kamu meminta kita untuk melihat-lihat taman di samping sana"
"Kamu saja yang kesana sendiri!"
Kening Naka berkerut dan membuat wajahnya semakin terlihat konyol di mata Hana!
"Aku ke taman sendiri? Lalu kamu mau kemana?" tanya Naka bingung.
"Aku sudah ada janji dengan pacarku!" jawab Hana singkat.
"Pacar? Kamu sudah ada pacar?" Naka terlihat kaget sekali!
"Iya, aku sudah punya pacar! Barusan aku sudah kirim WhatsApp kepada pacarku agar dia segera menjemput ku kesini!"
Naka tampak kaget sekali! "Bagaimana kalau nanti Mama dan Papa kamu menanyakan kamu kepadaku!"
"Kamu bilang saja kalau aku pergi dengan kamu keluar? Bagaimana? Kamu mau tidak membuat kesepakatan dengan ku? Kamu mau tinggal di rumah aku, kan? Nah kamu harus mau membantu aku karena nantinya kamu akan tinggal menumpang di rumah keluarga ku!"
Naka benar-benar terlihat kaget dan sedih. Membuat Hana merasa jengkel! "Bagaimana? Kamu mau tidak menolong aku?! Lagipula sebenarnya Mama dan Papa sudah tahu kalau malam ini aku sudah ada janji dengan pacarku! Mereka mengizinkan aku pergi setelah acara makan malam dengan keluarga kamu! Sekarang kan acaranya sudah selesai! Aku mau pergi!" kata Hana tegas!
Naka akhirnya mengangguk lemah. "Baiklah, aku akan pergi keluar dan aku akan bilang kepada Papa dan Mama kalau aku pergi dengan kamu!"
"Bagus! Kalau mau menumpang di rumah orang harus mau di ajak kerjasama!"
Naka menelepon Papanya di hadapan Hana. "Halo Papa, Naka mau pergi keluar dengan Hana.... Ya Naka akan pakai mobil Naka dan nanti Naka akan langsung antarkan Hana ke rumahnya... Oke Papa, Thanks"
Naka menutup teleponnya dan menatap Hana. "Itu yang kamu mau?" tanyanya.
"Ya, makasih!"
"Sama-sama"
"Ayo sekarang kita ke pelataran parkir. Pacarku sudah mau sampai kesana" Hana mendahului Naka melangkah menuju pelataran parkir. Naka segera mengikutinya.
Hana menunggu Okta di dekat mobil keluarganya yang terparkir. Sementara Naka ikut berdiri di sampingnya. "Sana kamu! Jangan ikut berdiri disini! Nanti pacar aku marah!" bentak Hana.
"Lho, aku kan mau menitipkan kamu sama pacar kamu!" jawab Naka polos.
Hana melotot! "Kamu tidak perlu menitipkan aku segala! Pacarku tahu betul bagaimana cara menjaga aku! Aku sudah lama berhubungan dengan dia!"
"Lama? Sejak kapan?"
"Itu bukan urusan kamu!!!"
Saat itulah mobil Okta memasuki pelataran parkir dan berhenti tepat di depan Hana dan Naka.
Hana segera menjaga jarak dengan Naka! Perasaan Okta adalah segala-galanya!
Okta turun dari mobilnya dengan gayanya yang selalu maskulin dan menghampiri Hana dan Naka.
"Hai, selamat malam Tuan Putri" sapa Okta sambil mengelus pipi Hana dan anehnya Naka merasa tidak suka!
"Selamat malam, Kapten" sahut Hana dengan menyebut nama panggilan kesayangannya untuk Okta.
Selanjutnya pandangan Okta mengarah pada Naka yang tingginya hanya mencapai bahunya. Pandangan Okta seperti sedang melihat seorang anak kecil konyol yang menghalangi jalannya. Terkesan meremehkan dan menyepelekan.
"Kamu siapa? Kenapa ada di samping Tuan Putri Hana?" tanya Okta.
Naka balas memandang Okta dan langsung merasa tidak sepadan dengan cowok tinggi atletis itu. Pantas saja Hana memintanya bekerjasama agar bisa pergi dengan cowok keren itu! Okta namanya.
"Aku Naka. Aku akan tinggal di rumah Hana dan bersekolah dengannya di sekolah yang sama untuk beberapa waktu kedepan" jawab Naka.
Rasanya Hana ingin menampar wajah Naka saat itu juga!
Kenapa dia dengan lancang berkata kalau akan tinggal di rumah ku?! Aku yang harusnya bercerita kepada Okta! Yang ada nantinya Okta akan curiga karena belum mendengar kabar seperti itu dari mulut ku!
Benar saja, Okta tampak tidak suka dan langsung menatap Hana dengan tatapan meminta penjelasan. "Hana, dia bilang dia akan tinggal di rumah kamu dan akan bersekolah di sekolah yang sama dengan kita?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments