Episode 6 "Ada Yang Aneh"

Sepanjang malam Demian terus menatap langit, memikirkan seorang gadis yang sudah membantunya. Ia masih berpikir bagaimana cara membalas budinya itu. Demian yang sedang melamun, mendadak di kejutkan oleh Pak tua yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Pak tua lalu duduk di sebelahnya.

"Ya Pak tua, aku sudah tahu sekarang siapa orang yang selalu merawat makamku ia seorang gadis ternyata," jawabnya.

"Seorang gadis? Apa dia terlihat sedikit lebih muda darimu?" Pak tua mencoba menebak.

"Iya Pak tua, kemungkinan itu anak Bapak," jawabnya lagi.

"Nabila maksudnya?" Pak tua menebak kembali.

"Iya Pak, karena anak bapak lah aku bisa menjadi arwah terpilih," ucapnya.

"Apa dia sering berkunjung untuk menulis juga disini?" tanya Pak tua ingin tahu.

"Bukan sering lagi Pak, tapi hampir setiap hari. Apa dia seorang penulis?" tanyanya.

"Bapak juga tak yakin, tapi impian Nabila sedari kecil adalah menjadi seorang penulis. Ia pasti banyak mengalami kesulitan," jawab Pak tua yang menatap langit.

"Aku ingin membantu Pak, sebagai balas budi ku. Kebetulan aku adalah seorang penulis yang terkenal," kata Demian setelah berpikir.

"Jika kau masih hidup, pasti kau telah sukses ke kancah dunia," pujinya terlihat bercanda.

"Iya Pak, sayang nasib belum baik padaku," ucap Demian sedikit berkaca-kaca. Pak tua kembali menepuk pundak Demian untuk memberikan kekuatannya kembali.

Demian sepanjang malam terus mengobrol dengan Pak tua, membahas Nabila yang ternyata adalah anaknya. Setelah ia tahu jika Nabila adalah seorang penulis, Demian berpikir untuk membantunya diam-diam. Ia juga berpikir untuk meninggalkan makam dan mengikuti Nabila kemanapun dia pergi. Pak tua yang setuju dengan keputusan Demian, memberikan pesan untuk menjaga Nabila dan melindunginya. Demian mengangguk setuju di sana.

Langit sudah kembali terang. Seperti biasa Desa Kletek selalu menampakkan panorama indahnya. Nabila dengan ceria menyambut pagi untuk keluar menuju kuburan kembali. Ia ingin meminta maaf pada makam Demian karena waktu itu ia merusaknya. Dengan membawa sekeranjang bunga tabur ia berjalan menyusuri desa.

"Ayah selamat pagi!" sapanya pada makam sang ayah.

"Maaf ayah, aku hanya menyapa," lanjutnya beralih ke makam satunya.

"Demian, apa itu kamu yang membantuku? Apa aku saja yang tak sadar?" tanyanya di depan makam Demian.

"Ya ampun tentu saja itu aku, kamu mau berterima kasih kah padaku," jawab Demian yang berdiri di depannya.

Walau Demian berbicara, Nabila tentu saja tak mendengarnya. Tapi Nabila sedikit merasa aneh karena merasa ada yang membisikinya. Tubuhnya merinding sebab angin berhembus menusuk kulitnya.

"Ada apa ini? Anginnya membuatku merinding saja," gumamnya sambil bergidik.

"Sudahlah aku kembali menulis sebentar, setelah itu baru ke kantor," katanya pada diri sendiri.

"Hei, kau tak jadi berterima kasih kah?" Demian bertanya-tanya karena Nabila meninggalkan makamnya begitu saja.

Demian mengikutinya diam-diam. Ia terus memperhatikan Nabila yang sedang menulis di sana. Terlihat cantik dan mempesona saat Nabila mulai serius dengan tulisannya

"Hem tulisanmu tampak rapi, tapi sayang sedikit aneh di alurnya," ucapnya. Demian terus memperhatikan Nabila menulis, tapi ternyata Nabila tak mengganti tulisannya membuat Demian sedikit geregetan. Sesaat kemudian, tiba-tiba ketikan di keyboard berjalan sendiri membuat Nabila terkejut.

"Astaghfirullah, apa ini? Keyboard-ku eror kah?" kagetnya.

"Hei berhenti kau menghapus tulisanku!" Demian mencoba menyingkirkan tangan gadis itu yang terus menepuk-nepuk papan ketik di laptopnya agar normal kembali. Nabila berusaha tenang walau aslinya ia sedikit takut.

"Ish diam sebentar, aku sedang memperbaiki tulisanmu itu," geram Demian padanya.

Papan ketik mulai berjalan dengan sendirinya kembali. Membuat Nabila meletakkan laptopnya langsung sementara dirinya beranjak untuk menjauh.

"Kau kau siapa? Aku tak takut denganmu. Berhentilah mengganggu aku hanya meminjam tempatmu untuk menulis saja!" teriak Nabila pada sesuatu yang didepannya itu.

"Aduh gadis ini benar-benar, siapa yang mengganggu justru aku membantunya," ucap Demian sambil terus mengetik.

Terlihat papan ketik sudah berhenti bergerak di sana sebab Demian sedang berpikir. Dengan cepat Nabila menutup langsung laptopnya dan berlari pergi. Entah kenapa hari ini Nabila merasa ada yang aneh padahal hari-hari sebelumnya ia tampak baik-baik saja menulis di sana.

"Hei kamu mau kemana? Aku belum selesai tahu!" Panggil Demian padanya namun percuma karena gadis tersebut tak akan mendengarnya.

"Oh iya aku kan bisa mengikutinya," ucapnya memilih membuntuti kemampuan gadis itu melangkah.

...ΩΩΩΩΩΩΩ👻❤️👻ΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sebuah cafe biasa, Sella sudah menunggu kedatangan Nabila. Ia ternyata tadi menelepon sahabatnya untuk bercerita tentang apa yang baru saja terjadi dengan dirinya. Dengan nafas yang tersengal-sengal, Nabila akhirnya sampai di meja Sella dan langsung menenggak minuman milik Sella.

"Ya ampun Bila, kamu kenapa? Kaya habis dikejar hantu saja," tanya Sella padanya.

"Aku memang sepertinya di kejar hantu, Sel," jawabnya setelah selesai menenggak minumannya.

Sela tentu saja bingung, ia menyuruh Nabila duduk untuk menjelaskan.

"Maksudnya bagaimana Bil?" tanyanya tak mengerti.

"Sel, ada yang aneh, masa tadi keyboard ku ngetik sendiri," tuturnya.

"Ah masa?" Sella tak percaya.

"Lihat sendiri tulisanku jadi berubah karenanya." Nabila segera mengeluarkan laptopnya dari tas.

"Coba ku lihat," pinta Sella padanya.

Nabila memberikan laptopnya pada Sela. Terlihat Sella begitu senang setelah membaca tulisan sahabatnya itu. Ia sedikit tertawa dan menggeleng di sana membuat Nabila terheran-heran.

"Kenapa dengan dirimu?"

"Bil, ini bagus banget alurnya pas. Kau kah yang mengetiknya?" puji Sella seketika.

"Aku? Tentu saja bukan. Kan sudah kubilang keyboard ku yang mengetiknya," sangkalnya.

"Jika bukan kamu, lalu siapa?" Sella menjadi bingung.

"Itu aku, aku yang mengetiknya," jawab Demian yang berada di samping mereka.

"Jangan-jangan...." Sella mendadak berpikiran yang aneh-aneh.

"Apa? Kau membuatku takut saja." Nabila mulai berfirasat buruk saat melihat reaksi temannya itu.

"Bagaimana jika hantu yang melakukannya?" tebaknya, "tapi sebaiknya kau jangan marah padanya," sarannya sambil mengembalikan laptop Nabila.

"Kenapa? Dia kan sudah seenaknya mengubah tulisanku yang sudah tampak sempurna itu," protes Nabila enggan dengan saran temannya.

"Heh' sempurna, lihat baik-baik. Banyak kata yang kurang dan tak nyambung tau," sergah Demian sedikit kesal di sana.

"Hey, bagaimana pun dia telah membantu mu lihat tulisan mu terlihat lebih rapi sekarang. Coba kamu setorkan ke Bu Cindy, pasti ia memujimu." Sella kembali memberikan saran padanya.

"Baiklah aku setorkan ke dia. Jika ku dapat komentar buruk darinya, itu karena kamu yang sudah membela hantu itu," ucap Nabila sedikit kesal pada Sella.

"Ish temanmu baik tahu," ucap Demian yang tak suka.

"Iya iya Nabila, tapi jika sebaliknya kamu harus berterima kasih padanya ya," kata Sella membujuknya.

"Hem, aku pergi dulu." Nabila mengangguk dan pamit.

"Dah, semoga berhasil," ucap Sella melambaikan tangan padanya.

Nabila pergi meninggalkan Sella yang masih menikmati makan siangnya. Tak butuh beberapa menit, ia sudah sampai di depan kantor. Nabila langsung menemui Bu Cindy di ruangannya untuk membuktikan.

"Bagaimana dengan tulisanku, Bu?" tanyanya setelah ia memberikan laptopnya pada Bu Bos.

"Ini bagus tak ada yang salah," jawabnya singkat.

"Hah, benarkah? Tak ada yang salah?" Nabila terheran-heran.

"Iya, lanjutkan. Aku pergi rapat dahulu," ucap Bu Cindy yang langsung berpamitan.

"Ba-baik Bu," kata Nabila yang menunduk mempersilahkan Bu Bosnya.

Nabila masih terdiam di ruangan Bu Cindy. Ia sedikit berpikir di sana.

"Jadi, yang di katakan Sella benar. Haruskah aku berterima kasih padanya?"

"Iya dong, kau sangat keras kepala sekali. Tak pernah berterima kasih ke arwah seperti ku ini ya," ucap Demian yang masih menguji Nabila di sana.

Nabila memilih kembali pulang dan masih di buntuti oleh Demian. Nabila banyak melamun sepanjang jalan dan hampir saja menabrak tiang karena tak fokus. Hal itu untungnya tak terjadi karena Demian dengan sigap mendorong Nabila. Nabila yang melamun akhirnya tersadar.

"Apa itu tadi? Seperti ada yang mendorongku. Kamu pasti hantu itu ya, ingin balas dendam padaku karena menyalahkan mu tadi," tuduhnya menunjuk ke arah tiang di sampingnya. Nabila merasa hantu itu sedang berada di dekatnya.

"Aduh, gadis ini sekarang menuduhku apa bedanya dengan tadi?" celetuk Demian yang menggeleng tak percaya.

Ia sedikit tak menyangka jika Nabila adalah orang yang suka menuduh. Nabila mengerutkan keningnya dan cemberut. Ia mulai menyetop bus yang datang dari arah kiri. Demian sedikit tertawa ketika Nabila terbentur oleh pintu bus yang masih tertutup saat hendak masuk ke dalam.

"Aduh!" Pekik Nabila langsung mengelus dahinya yang terbentur.

"Maaf kali ini aku tak membantu mu anggap saja itu karmamu," ucap Demian yang menahan tawa di belakangnya.

Pintu akhirnya terbuka, dan semua yang didalam bus memandangnya sambil menahan tawa. Dengan kesal Nabila berjalan untuk duduk diikuti oleh Demian di belakangnya yang juga masih menahan tawa.

Bersambung ....👻❤️👻

Terpopuler

Comments

🔵❤️⃟Wᵃf‌🇸‌‌🇦‌‌🇷‌‌🇦‌‌🇸‌①

🔵❤️⃟Wᵃf‌🇸‌‌🇦‌‌🇷‌‌🇦‌‌🇸‌①

Nabila Nabila harusnya Lo peka bahwa ada hantu yang coba melindungimu

2024-06-23

2

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

wah Demian km bikin syok Nadia secara gk langsung krn kecbord leptopya bergerak sendiri 🤭

2024-03-22

2

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

wah Demian dah dapat mandat oleh ayahya Nabila untuk menjaga & membantu Nabila
bisa2 jatuh cintrong nih Demian ke Nabila 🤭

2024-03-22

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 "Tak Pernah Bisa Fokus"
2 Episode 2 "Kuburan Tempat Yang Cocok"
3 Episode 3 "Arwah Yang Kesepian"
4 Episode 4 "Mendadak Bisa Terlihat"
5 Episode 5 "Arwah Terpilih"
6 Episode 6 "Ada Yang Aneh"
7 Episode 7 "Awas Ditaksir Hantu"
8 Episode 8 "Tiba-tiba Lancar Ide"
9 Episode 9 "Baru Sadar"
10 Episode 10 "Mencari Sebuah Buku"
11 Episode 11 "Semakin Ingin Membantunya"
12 Episode 12 "Muncul Hanya Untukmu"
13 Episode 13 "Berusaha Mengusirnya"
14 Episode 14 "Penulis Palsu"
15 Episode 15 "Kamu Lagi "
16 Episode 16 "Saingan Si Penulis Pemula"
17 Episode 17 "Terdengar Cukup Baik"
18 Episode 18 "Dia Juga Bisa Melihatku"
19 Episode 19 "Merasa Khawatir"
20 Episode 20 "Dua Buku Yang Sama"
21 Episode 21 "Mengingat Sesuatu"
22 Episode 22 "Datang Ke Tempatnya"
23 Episode 23 "Pintu Yang Mencurigakan"
24 Episode 24 "Cerita Yang Berbeda"
25 Episode 25 "Tolong Waspadalah Terhadap R"
26 Episode 26 "Tolong Menjauhlah"
27 Episode 27 "Ku Terima Atau Ku Tolak"
28 Episode 28 "Siapa Yang Ditemuinya?"
29 Episode 29 "Dalam Bahaya"
30 Episode 30 "Berita Terkini"
31 Episode 31 "Dimintai Keterangan"
32 Episode 32 "Perasaan Yang Aneh"
33 Episode 33 "Permintaan Maaf"
34 Episode 34 "Kenangan Kecil Di Rumah Lama"
35 Episode 35 "Kedatangan Tamu Tak Terduga"
36 Episode 36 "Penghargaan Buku Tahunan"
37 Episode 37 "Mungkin Sudah Waktunya"
38 Episode 38 "Kencan Pertama & Terakhir"
39 Episode 39 "Terdengar Seperti Kenyataan"
40 Pengumuman Untuk Para Pembaca Tercinta
41 Episode 40 "Acara Penandatanganan"
42 Episode 41 "Menjadi Manusia Kembali"
43 Episode 42 "Warga Baru Yang Sombong"
44 Episode 43 "Terdengar Tak Asing"
45 Episode 44 "Menemukan Sebuah Buku"
46 Episode 45 "Kompetisi Olahraga Perusahaan"
47 Episode 46 "Para Wanita Harus Waspada"
48 Episode 47 "Aku Akan Selalu Melindungi Mu"
49 Episode 48 "Tamu Misterius"
50 Episode 49 "Aku Mengingat Mu Sekarang"
51 Episode 50 (LAST) "Ku Kembali Untuk Mengejar Cintaku"
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1 "Tak Pernah Bisa Fokus"
2
Episode 2 "Kuburan Tempat Yang Cocok"
3
Episode 3 "Arwah Yang Kesepian"
4
Episode 4 "Mendadak Bisa Terlihat"
5
Episode 5 "Arwah Terpilih"
6
Episode 6 "Ada Yang Aneh"
7
Episode 7 "Awas Ditaksir Hantu"
8
Episode 8 "Tiba-tiba Lancar Ide"
9
Episode 9 "Baru Sadar"
10
Episode 10 "Mencari Sebuah Buku"
11
Episode 11 "Semakin Ingin Membantunya"
12
Episode 12 "Muncul Hanya Untukmu"
13
Episode 13 "Berusaha Mengusirnya"
14
Episode 14 "Penulis Palsu"
15
Episode 15 "Kamu Lagi "
16
Episode 16 "Saingan Si Penulis Pemula"
17
Episode 17 "Terdengar Cukup Baik"
18
Episode 18 "Dia Juga Bisa Melihatku"
19
Episode 19 "Merasa Khawatir"
20
Episode 20 "Dua Buku Yang Sama"
21
Episode 21 "Mengingat Sesuatu"
22
Episode 22 "Datang Ke Tempatnya"
23
Episode 23 "Pintu Yang Mencurigakan"
24
Episode 24 "Cerita Yang Berbeda"
25
Episode 25 "Tolong Waspadalah Terhadap R"
26
Episode 26 "Tolong Menjauhlah"
27
Episode 27 "Ku Terima Atau Ku Tolak"
28
Episode 28 "Siapa Yang Ditemuinya?"
29
Episode 29 "Dalam Bahaya"
30
Episode 30 "Berita Terkini"
31
Episode 31 "Dimintai Keterangan"
32
Episode 32 "Perasaan Yang Aneh"
33
Episode 33 "Permintaan Maaf"
34
Episode 34 "Kenangan Kecil Di Rumah Lama"
35
Episode 35 "Kedatangan Tamu Tak Terduga"
36
Episode 36 "Penghargaan Buku Tahunan"
37
Episode 37 "Mungkin Sudah Waktunya"
38
Episode 38 "Kencan Pertama & Terakhir"
39
Episode 39 "Terdengar Seperti Kenyataan"
40
Pengumuman Untuk Para Pembaca Tercinta
41
Episode 40 "Acara Penandatanganan"
42
Episode 41 "Menjadi Manusia Kembali"
43
Episode 42 "Warga Baru Yang Sombong"
44
Episode 43 "Terdengar Tak Asing"
45
Episode 44 "Menemukan Sebuah Buku"
46
Episode 45 "Kompetisi Olahraga Perusahaan"
47
Episode 46 "Para Wanita Harus Waspada"
48
Episode 47 "Aku Akan Selalu Melindungi Mu"
49
Episode 48 "Tamu Misterius"
50
Episode 49 "Aku Mengingat Mu Sekarang"
51
Episode 50 (LAST) "Ku Kembali Untuk Mengejar Cintaku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!