Episode 3 "Arwah Yang Kesepian"

Demian Putra Wijaya, lelaki yang kurang beruntung kerena meninggal di usia muda. Ia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai penulis terkenal dan di nyatakan meninggal dalam keadaan sedang menulis. Menurut dokter, Demian meninggal karena kelelahan akibat terlalu keras berkerja. Namun ia merasakan jika dirinya tak meninggal karena itu.

Demian adalah sosok orang yang sedikit menyombongkan dirinya karena keahliannya. Ia selalu membanggakan dirinya karena memiliki otak yang cerdas dan selalu mengalir untuk membuat karya-karya baru yang memukau. Ditambah lagi dengan pesona ketampanannya yang meningkatkan kepopulerannya. Banyak penggemar yang bersedih ketika tahu Demian telah meninggalkan dunia untuk selamanya.

Sayang yang di atas terlalu menyayanginya sehingga mengambil di usia muda. Demian yang sudah meninggal selalu merasa kesepian walau banyak arwah lain di kuburan sana. Demian selalu menunggu keluarganya datang menengok dirinya di kuburan. Namun sampai sekarang mereka tak pernah kunjung datang dan seolah melupakan dirinya. Ia tak pernah mau bergaul dengan yang lainnya dan itu membuat para arwah berpikir jika Demian adalah orang yang sombong.

Demian juga tak mengerti kenapa keluarganya memakamkan dirinya di desa yang jauh dari tempat asalnya. Di duga desa itu adalah kampung halaman ayahnya, Wijaya.

"Hei, kau selalu sendiri. Kenapa tak pernah berkumpul dengan kami?" Salah satu arwah mencoba mendekatinya.

"Aku tak butuh kalian, pergilah," jawab Demian dengan respon tak baik membuat arwah itu menjadi kesal.

"Yah, jangan sombong ya kita ini sama-sama orang meninggal. Mentang-mentang kau bukan dari daerah sini kau mengabaikan kami ya," kesal arwah itu sambil menunjuk-nunjuk Demian.

"Aku memang selalu di abaikan, orang tuaku bahkan tak pernah mengunjungi putranya yang sudah meninggal ini," jawab Demian acuh.

"Hey_" Arwah tersebut makin kesal tapi merasa kasian juga. Ia ingin berkata kembali tapi pak tua mencegahnya.

"Sudahlah tinggalkan saja dia," ujar pak tua padanya.

"Baik Pak tua." Arwah tersebut pun menurut dan meninggalkan Demian sambil terus melihatinya.

Sebaiknya kau coba bergaul dengan kami, lihat mereka. Awalnya mereka tak saling kenal tapi lihat sekarang mereka bahkan bisa saling bercanda, kata Pak tua sebelum dirinya pergi.

Demian terdiam sambil memandangi para arwah yang terlihat bahagia disana. Tak ada rasa sedih diantara mereka karena telah meninggal lebih awal dari keluarganya. Demian sebenarnya sedikit iri dengan para arwah lain yang memiliki kerabat di sekitarnya dan selalu mengunjunginya. Tak seperti Demian yang bahkan tak tahu keberadaan keluarganya sekarang.

Kicauan burung menyambut pagi Nabila yang siap menuju kantor untuk menemui temannya. Dengan menaiki sepeda motor miliknya, ia berangkat. Nabila tak sabar ingin memberitahu pada temannya jika ia sudah menemukan tempat yang cocok untuk menulis.

Nabila akhirnya tiba di kantor dan menyambut teman-temannya. Ia juga menyambut teman baiknya dan langsung mengajaknya ke cafe depan.

"Selamat pagi semuanya!" sapaan Nabila terdengar ceria.

"Pagi Bila, tumben ke sini?" Sapa salah satu rekannya sambil bertanya.

"Aku cuma ingin berkunjung saja dan sekalian mengajak temanku sarapan," jawabnya.

"Mana Sella dia belum tiba kah?" tanya Nabila padanya.

"Ah itu dia," tunjuknya mengarah ke seseorang yang baru saja datang dari belakang.

"Sella!" panggil Nabila langsung.

"Hai Bil, kau mencari ku?" balasnya.

"Yap, ayo kita sarapan!" Ajak Nabila langsung mengandeng tangannya untuk keluar.

"Baiklah," ucapnya sedikit heran karena Nabila terlihat tak seperti biasanya

Nabila dan Sella tiba di warung bubur ayam langganan mereka. Nabila langsung menyuruh penjual bubur untuk membuat pesanannya.

"Mang Kardi, bubur ayamnya 2 seperti biasa," pesan Nabila pada tukang bubur.

"Satu tak pake kacang kan," lanjut si tukang bubur yang sudah hafal.

"Iya Mang buat Sella," ucap Nabila memperjelas.

"Ok siap, silakan pada duduk dulu. Mamang segera buatkan," suruh Mang Kardi pada mereka berdua.

"Makasih Mang," ucap Nabila senang.

Mereka berdua duduk untuk menunggu pesanan bubur mereka jadi. Sambil menunggu, mereka berdua mengobrol terlebih dan mengobrol.

"Jadi kenapa kamu mencari ku?" tanya Sella penasaran.

"Tak ada, aku cuma ingin mentraktir mu saja," jawabnya.

"Mba yang cantik-cantik ini pesanan buburnya." Mang Kardi tiba-tiba datang menyela obrolan mereka.

"Ini yang tak pake kacang buat Mba Sella," ucap Mang Kardi sambil memberikan bubur miliknya.

"Makasih Mang." Sella berterima kasih padanya.

Mereka berdua memilih memakan buburnya selagi masih panas. Nabila berhenti makan ditengah-tengah untuk memulai percakapan.

"Sel, aku sudah menemukan tempat yang cocok akhirnya," ucap Nabila padanya.

"Oh iya, di mana Bil?" tanya Sella yang masih memakan buburnya tanpa berhenti.

"Di kuburan Sel," jawab Nabila berhasil membuat temannya tersedak.

Uhuk uhuk. "Apa kuburan Bil? Gak ada tempat lain apa?" kaget Sella sambil mengambil air minum.

"Gak Sel, aku kemarin sudah mencobanya dan ternyata berhasil. Lihat naskah yang berhasil ku buat," jawabnya sambil mengirim sebuah file ke ponsel temannya.

"Wah dah berhasil buat sinopsisnya," celetuk Sella setelah membaca link kirimannya.

"Hem ideku cukup lancar di sana," jawab Nabila.

"Lanjutkan lah Bil, tapi kamu harus hati-hati. Itu tempat serem lho," suruhnya berpesan.

"Iya lagian aku nulisnya siang-siang. Mana ada hantu siang-siang," pungkas Nabila.

"Ok lah terserah kamu, cepat habiskan punya mu nanti tambah dingin," suruh Sella yang pasrah dengan semua yang dilakukan olehnya.

"Ah iya Sel," jawab Nabila mulai melanjutkan makannya kembali.

Mereka berdua akhirnya selesai sarapan. Nabila membayar tagihan bubur ke mang Kardi. Barulah mereka berpisah untuk kembali ke urusannya masing-masing.

"Alhamdulillah kenyang, makasih bil traktirannya," ucap Sella sambil mengelus perutnya yang sudah penuh.

"Hem sama-sama. Kalau begitu aku mau langsung ke kuburan dulu," pamit Nabila padanya.

"Ya sudah aku naik juga. Hati-hati dan semangat," kata Sella sambil membuat tanda semangat dengan tangannya.

"Kamu juga," teriak Nabila yang sudah berjalan mundur.

Mereka berdua saling melambaikan tangan sampai mereka berdua benar-benar tak terlihat.

...ΩΩΩΩΩΩΩ👻❤️👻ΩΩΩΩΩΩΩ...

"Huh." Nabila menarik nafas sebelum ia siap melangkah. "Let’s go," ucap lalu mulai melangkah.

Nabila sudah mulai menaiki tangga untuk masuk ke kuburan. Seorang nenek yang baru saja nyapu di kuburan bertanya padanya saat turun.

"Mba Bila, mau tengok bapak lagi?"

"Iya Mbah, sekalian mau ngerjain sesuatu di sana. Mbah habis bersih-bersih kuburan lagi?" tanya balik Nabila.

"Iya Mba, eh Mba kuburan yang di deket kuburannya bapakmu kamu yang bersihin?" Sang nenek kembali bertanya.

"Ah iya Mbah kasihan, kuburannya tak terawat," jawabnya.

"Syukurlah, tolong rawat kuburannya ya Mba, Mbah paling cuma bisa nyapu di sekitarnya saja. Mbah kagak kuat jongkok lama-lama," pesannya.

"Iya Mbah, Bila mengerti. Tapi Mbah, ngomong-ngomong keluarga dari kuburan itu ke mana ya?" Nabila mencoba bertanya sekalian.

"Mbah juga gak tahu, kata orang keluarganya tak sayang dengan anaknya. Dia kagak mau menguburnya di tempat asalnya. Tapi setahu Mbah bapaknya orang asli sini," jawabnya.

"Siapa Mbah?" Nabila penasaran.

"Lah Mbah lupa, wong Mbah dah tua sudah kagak bisa inget," jawabnya sambil mengingat.

"Ya sudah tak apa, makasih Mbah sudah beritahu. Billa naik dulu," pamit Nabila padanya.

"Iya Mba, hati-hati," jawab sang nenek mulai kembali berjalan turun.

Nabila tak langsung menulis, seperti biasanya ia akan datang menyapa ayahnya terlebih dahulu. Saat berdiri ia memandangi makam sebelah lagi. Nabila merasa sedih di sana mengingat cerita mbah Sur tadi.

"Kasihan kamu, tak terawat. Mulai hari ini aku akan merawat makammu bersama makam ayah," putusnya.

Nabila tersenyum ke makam tersebut sambil mengelus nisannya. Setelah itu baru lah ia duduk di tempat biasa.

Ide demi ide mulai bermunculan dari otak Nabila. Ia dengan semangat menulis di laptopnya. Ia sesekali berhenti untuk berpikir kembali

"Ah itu...," sebuah ide baru terlintas di benaknya.

Saking asyiknya menulis, Nabila tak sadar jika waktu sudah mendekati Magrib. Suasana di sekitar kuburan juga sudah mulai membuat dirinya merinding. Tiba-tiba ia mendengar suara ranting terjatuh. Tubuhnya semakin merinding, dengan cepat ia beres-beres dan pergi. Karena gelap, Nabila jadi tersandung dan menimpa makam Demian.

"Aduh, maaf maaf aku tak sengaja," ucap Nabila sambil merapatkan kedua tangannya memohon.

Kakinya terluka dan darahnya tak terasa menetes disana. Nabila yang kesakitan langsung bangkit kembali dan berlari pergi. Ia sedikit ketakutan karena suara aneh terdengar kembali.

Demian muncul dari tempatnya dan melihat punggung gadis tersebut dari kejauhan.

"Jadi dia seorang gadis, pasti sangat sakit tadi," gumamnya sambil melihat bekas nisan yang ditabraknya.

Bersambung.....👻❤️👻

Terpopuler

Comments

JW🦅MA

JW🦅MA

belum ketemu tempat nya

2024-03-17

2

IbuNaGara🎀

IbuNaGara🎀

gpp lah sombong dikit,,, pinter ganteng🤭🤭😄😄

2024-03-09

1

IbuNaGara🎀

IbuNaGara🎀

kasian

2024-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 "Tak Pernah Bisa Fokus"
2 Episode 2 "Kuburan Tempat Yang Cocok"
3 Episode 3 "Arwah Yang Kesepian"
4 Episode 4 "Mendadak Bisa Terlihat"
5 Episode 5 "Arwah Terpilih"
6 Episode 6 "Ada Yang Aneh"
7 Episode 7 "Awas Ditaksir Hantu"
8 Episode 8 "Tiba-tiba Lancar Ide"
9 Episode 9 "Baru Sadar"
10 Episode 10 "Mencari Sebuah Buku"
11 Episode 11 "Semakin Ingin Membantunya"
12 Episode 12 "Muncul Hanya Untukmu"
13 Episode 13 "Berusaha Mengusirnya"
14 Episode 14 "Penulis Palsu"
15 Episode 15 "Kamu Lagi "
16 Episode 16 "Saingan Si Penulis Pemula"
17 Episode 17 "Terdengar Cukup Baik"
18 Episode 18 "Dia Juga Bisa Melihatku"
19 Episode 19 "Merasa Khawatir"
20 Episode 20 "Dua Buku Yang Sama"
21 Episode 21 "Mengingat Sesuatu"
22 Episode 22 "Datang Ke Tempatnya"
23 Episode 23 "Pintu Yang Mencurigakan"
24 Episode 24 "Cerita Yang Berbeda"
25 Episode 25 "Tolong Waspadalah Terhadap R"
26 Episode 26 "Tolong Menjauhlah"
27 Episode 27 "Ku Terima Atau Ku Tolak"
28 Episode 28 "Siapa Yang Ditemuinya?"
29 Episode 29 "Dalam Bahaya"
30 Episode 30 "Berita Terkini"
31 Episode 31 "Dimintai Keterangan"
32 Episode 32 "Perasaan Yang Aneh"
33 Episode 33 "Permintaan Maaf"
34 Episode 34 "Kenangan Kecil Di Rumah Lama"
35 Episode 35 "Kedatangan Tamu Tak Terduga"
36 Episode 36 "Penghargaan Buku Tahunan"
37 Episode 37 "Mungkin Sudah Waktunya"
38 Episode 38 "Kencan Pertama & Terakhir"
39 Episode 39 "Terdengar Seperti Kenyataan"
40 Pengumuman Untuk Para Pembaca Tercinta
41 Episode 40 "Acara Penandatanganan"
42 Episode 41 "Menjadi Manusia Kembali"
43 Episode 42 "Warga Baru Yang Sombong"
44 Episode 43 "Terdengar Tak Asing"
45 Episode 44 "Menemukan Sebuah Buku"
46 Episode 45 "Kompetisi Olahraga Perusahaan"
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Episode 1 "Tak Pernah Bisa Fokus"
2
Episode 2 "Kuburan Tempat Yang Cocok"
3
Episode 3 "Arwah Yang Kesepian"
4
Episode 4 "Mendadak Bisa Terlihat"
5
Episode 5 "Arwah Terpilih"
6
Episode 6 "Ada Yang Aneh"
7
Episode 7 "Awas Ditaksir Hantu"
8
Episode 8 "Tiba-tiba Lancar Ide"
9
Episode 9 "Baru Sadar"
10
Episode 10 "Mencari Sebuah Buku"
11
Episode 11 "Semakin Ingin Membantunya"
12
Episode 12 "Muncul Hanya Untukmu"
13
Episode 13 "Berusaha Mengusirnya"
14
Episode 14 "Penulis Palsu"
15
Episode 15 "Kamu Lagi "
16
Episode 16 "Saingan Si Penulis Pemula"
17
Episode 17 "Terdengar Cukup Baik"
18
Episode 18 "Dia Juga Bisa Melihatku"
19
Episode 19 "Merasa Khawatir"
20
Episode 20 "Dua Buku Yang Sama"
21
Episode 21 "Mengingat Sesuatu"
22
Episode 22 "Datang Ke Tempatnya"
23
Episode 23 "Pintu Yang Mencurigakan"
24
Episode 24 "Cerita Yang Berbeda"
25
Episode 25 "Tolong Waspadalah Terhadap R"
26
Episode 26 "Tolong Menjauhlah"
27
Episode 27 "Ku Terima Atau Ku Tolak"
28
Episode 28 "Siapa Yang Ditemuinya?"
29
Episode 29 "Dalam Bahaya"
30
Episode 30 "Berita Terkini"
31
Episode 31 "Dimintai Keterangan"
32
Episode 32 "Perasaan Yang Aneh"
33
Episode 33 "Permintaan Maaf"
34
Episode 34 "Kenangan Kecil Di Rumah Lama"
35
Episode 35 "Kedatangan Tamu Tak Terduga"
36
Episode 36 "Penghargaan Buku Tahunan"
37
Episode 37 "Mungkin Sudah Waktunya"
38
Episode 38 "Kencan Pertama & Terakhir"
39
Episode 39 "Terdengar Seperti Kenyataan"
40
Pengumuman Untuk Para Pembaca Tercinta
41
Episode 40 "Acara Penandatanganan"
42
Episode 41 "Menjadi Manusia Kembali"
43
Episode 42 "Warga Baru Yang Sombong"
44
Episode 43 "Terdengar Tak Asing"
45
Episode 44 "Menemukan Sebuah Buku"
46
Episode 45 "Kompetisi Olahraga Perusahaan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!