Di Kejar Cinta Si Arwah Tampan
"Adek jangan lariii! Awas kamu ya!" teriak seorang gadis yang berumur 14 tahun sambil berlari.
"Wee tak kena," ledek adik yang lebih muda lagi sambil menjulurkan lidahnya.
Di sofa dua orang tua juga sedang asyik sendiri. "Ha-ha-ha lihat video ini lucu sekali Nek," tawa ibunya sambil menunjukkan video lucu ke orang disebelahnya.
"Eh ha-ha-ha." Nenek ikut tertawa setelah melihat video lucu kucing yang terjungkal.
"Nek, songkok kakek kemana ya?" tiba-tiba datang satu orang tua dengan suara seraknya sambil mencari sesuatu di sana. Nenek yang sedang asyik menonton pun jadi terganggu.
"Aduh Kek, mana nenek tahu," jawab si Nenek mengabaikannya.
Ditengah-tengah mereka, seorang gadis yang terlihat sangat frustasi melihat kedua adiknya, ibu dan neneknya ribut sendiri itu langsung berteriak. "Ahhhh bisa diam tidakkkk!" teriak satu gadis yang duduk tak jauh dari mereka.
Semua yang ada di sana langsung berhenti bergaduh dan memandangi gadis tersebut. Gadis itu akhirnya bisa lega dan mulai tenang untuk melakukan pekerjaannya. Tapi baru mengetik dua kata. Sang adek ke dua tiba-tiba iseng melempar benda kembali ke adik satunya. Nenek dan kakeknya juga mulai ribut soal songkok kakek yang hilang. Sedangkan ibunya terus asyik melihat video sambil tertawa sendiri. Keributan pun terjadi lagi dan gadis itu hanya bisa pasrah akhirnya.
Kenalkan gadis tadi adalah Nabila Adidaya Ningrum anak sulung dari 3 bersaudara yang selalu mencoba bersabar dengan dua adiknya, ibunya dan bahkan Nenek dan kakeknya. Gadis yang saat ini menginjak usia 23 tahun itu memiliki pekerjaan sebagai seorang penulis novel dari salah satu kantor penerbit di kotanya.
Nayla dan Nadya adalah nama adik dari Nabila. Sedangkan ibu dan neneknya bernama Dinda dan Rad. Jangan ditanya soal ayah Nabila karena ia sudah pulang ke Rahmatullah saat dirinya SD. Sebagai seorang penulis, Nabila harus bisa memiliki ide-ide bagus untuk karyanya. Tapi masalahnya Nabila tak pernah bisa fokus karena keluarganya yang selalu ribut sendiri. Alhasil dirinya harus begadang untuk menulis.
Satu bab akhirnya berhasil dibuat dengan susah payah. Ia bahkan sampai kesiangan untuk datang ke kantor pagi ini. Kemarin sore, Bos perusahan terus saja meminta Nabila untuk segera menyetorkan satu bab pendahuluan karyanya.
Nabila berlari ke kantornya karena sudah telat. Dengan nafas yang terengah-engah, Nabila akhirnya sampai. Seorang teman menyuruhnya langsung menemui Bu Bos di ruangannya. Nabila mengangguk-angguk dan langsung menuju ke sana.
"Tok tok tok permisi Bu," ucap Nabila sambil mengetuk pintu.
"Masuk, akhirnya kamu tiba juga," suruhnya dan Nabila pun berjalan masuk menemuinya.
"Maaf Bu saya kesiangan," ucap Nabila sambil menunduk.
"Mana yang saya minta sudah jadi?" tagih Bu Bos langsung.
Dengan segera Nabila mengambil laptopnya dan menunjukkan hasil kerjanya." Ini Bu, bab pendahuluan yang berusaha saya buat."
Bu Bos yang bernama Cindy itu memeriksa hasil pekerjaan Nabila. Ia tiba-tiba saja meletakkan laptop miliknya sedikit kasar ke meja depan Nabila. Secara langsung Nabila terkejut dan langsung mengelus laptopnya takut terjadi apa-apa pada benda itu.
"Apa-apaan ini, ceritanya kurang bagus coba Billa cari cerita yang sedikit menarik. Pokoknya kamu saya kasih waktu satu bulan untuk menyelesaikan tulisanmu itu atau perusahaan kami akan mengganti dengan penulis baru." Komentar pedas dari Bu Cindy membuat Nabila sedikit menelan ludahnya.
"Se-sebulan, baiklah Bu," ucap Nabila yang terkejut di sana. Dalam waktu sebulan apa itu bisa untuk Nabila?
"Ya sudah keluar sana," usirnya.
"Saya permisi," pamit Nabila sambil memasukkan laptopnya kembali ke tas.
Dengan lesu, Nabila keluar dari ruangan Bu Cindy. Seorang teman langsung menariknya keluar karena tahu Nabila sedang tak baik-baik saja.
"Ayo ikut aku!" ajaknya.
"Sel." Nabila memanggil dan menghela nafas menurut mengikutinya.
Di sebuah cafe depan perusahaan, mereka berdua duduk bersama. Nabila membaringkan kepalanya ke meja dan terus menghela nafasnya.
"Apa sesulit itu Bil?" tanya temannya yang tampak khawatir.
"Huh jangan ditanya, aku benar-benar frustasi sekarang," jawabnya sedikit kesal.
"Gara-gara keluargamu selalu ribut ya," tebaknya.
"Hem apalagi kalau bukan itu. Setiap hari Sel mereka ribut aku pusing mendengarnya," keluh Nabila padanya.
"Kenapa kau tak cari tempat lain saja untuk menulis seperti di cafe ini? Terlihat cukup sepi dan tenang," sarannya.
"Tak bisa Sel, para pegawai di sini pasti memperhatikanku jadinya." Saran temannya ditolak olehnya.
"Bagaimana dengan perpustakaan, itu sepi dan tenang?" Temannya kembali memberikan saran lain padanya.
"Huh itu juga tak bisa Sella, perpustakaan itu terlalu tenang dan nyaman." Nabila menghela nafasnya kembali.
"Bukannya bagus?" Tanya temannya yang tak mengerti.
"Tapi yang ada aku malah ketiduran," jawabnya.
"Haduh, Billa aku pusing, kau ini sangat aneh katanya ingin tempat yang tenang dikasih solusi perpustakaan malah bilang terlalu tenang. Capek aku!" kesal temannya karena tak mengerti kemauan Nabila seperti apa.
"Sudahlah, kita makan saja aku lapar," ucap Nabila saat hidangan mereka datang.
"Makanlah biar kau tak loyo," suruhnya.
"Hem, makasih." Nabila mengangguk dan mulai menyendok makanannya.
Sella Dwiana, teman baik Nabila sedari kecil. Ia adalah editor di Redbook Company. Ia sudah mengenal keluarga Nabila sedari dulu yang terkenal dengan keributan nya. Bukan ribut karena berantem tapi ribut soal sesuatu yang tak dianggap penting.
Redbook Company sendiri adalah nama perusahaan Nabila dan Sella bekerja. Mereka berdua sangat sabar dalam bekerja menghadapi Cindy, Bu Bos yang dikenal dengan ketegasannya.
...ΩΩΩΩΩ👻❤️👻ΩΩΩΩΩ...
Pulang dari kantor, Nabila langsung membanting dirinya ke atas kasur. Ia membuka ponselnya dan memilih membaca beberapa buku online di sana.
Ponselnya berdering tanda panggilan masuk dari Bu bosnya. Dengan cepat Nabila bangkit dan menerimanya.
"Halo Bu!" sapanya.
"Kau sedang apa? Jangan main-main kau harus segera menulis," tanyanya sambil memperingatkan karyawannya itu.
"Siapa yang main-main Bu, ini aku sedang berusaha, tadinya sudah dapet ide eh Bu Bos menelepon, hilang sudah deh, sanggah Nabila sedikit beralasan.
"Ya sudah kamu lanjutkan. Ku tutup dulu," ucapnya mengakhiri panggilan.
'Huh." Nabila kembali menghela nafasnya dan meletakkan ponselnya ke kasur. Entah sudah ke berapa kali ia menghela nafasnya hari ini. Ia benar-benar pusing sekarang.
"Nek, di kuburan adem banget ya tadi, sejuk juga." Suara orang mengobrol terdengar dari luar. Nabila pun bangkit untuk mengecek.
"Iya Din, ibu sampai ketiduran saking nyamannya. Untung kamu bangunin," ucap sang nenek.
"Ibu dan Nenek ngapain ke kuburan?" Tanya Nabila yang mendengarnya.
"Itu tadi habis ada kegiatan bersih-bersih kuburan, kamu sudah pulang?" jawab ibunya berbalik tanya.
"Sudah Bu," jawab Nabila mengangguk.
"Oh iya kuburan kita terlihat seram tapi sangat sejuk dan nyaman Bil, tadinya ibu mau ngajak kamu bersihin makam bapak. Eh ternyata kamu sudah pergi," tutur ibunya.
"Lain kali saja Bu," balas Nabila yang tak ada mood.
"Ya sudah tolong ambilkan ibu air, haus," suruh ibunya.
Dengan malas Nabila menjawab, "Iya Bu."
Nabila masuk menuju dapurnya untuk mengambil air dingin. Saat mengambil air di kulkas, ia tiba-tiba berpikir.
"Sepi, nyaman, sejuk, itu dia. Kuburan!" ucapnya tiba-tiba.
Nabila mengangguk-angguk sambil tersenyum karena akhirnya menemukan sesuatu yang dicarinya.
"Billa cepetan, ibu haus!" panggil ibunya yang sudah kehausan di luar.
Nabila tersentak. "Ah iya Bu sebentar," jawabnya sedikit keras.
Nabila cepat-cepat kembali ke depan dan memberikan air dingin pada ibunya.
"Makasih Nak," ucap Dinda dan Nenek Rad setelah menerima air dingin darinya.
Glegek glegek.
"Segarnya." Lega Dinda yang sudah merasa segar kembali.
Malam harinya, keributan terjadi lagi. Tadi siang, Nabila kelupaan karena di suruh ibunya. Pas malamnya keributan mengusik dirinya. Ia memilih menyumpal telinganya dengan kapas. Tapi tapi kapas pun tak mempan, ia mendesah dan memilih berbaring.
Jedug. Suara benturan keras terdengar ngilu di sana.
"Aw!!" Pekik Nabila keras sambil mengelus belakang kepalanya.
Karena terlalu mundur, kepala Nabila akhirnya harus menerima benturan yang cukup keras di dinding. Nabila sangat kesakitan dan terus mengelus-elus kepalanya yang sedikit benjol disana. Kedua adiknya yang melihat sang kakak tengah kesakitan, mereka berdua malah menertawakannya.
"Ha-ha-ha aduh pasti sakit ya Kak," ledek kedua adiknya sambil tertawa.
"Dasar adik-adik sialan," gerutu Nabila yang kesal sambil mencari benda untuk menimpuk kedua adiknya itu.
Melihat kakaknya hendak mengamuk, dua adiknya langsung keluar kamar dan berlari sambil berteriak.
"Macan ngamuk! Kabur....!" Teriak mereka berdua langsung berlari keluar.
"Huh menyebalkan. Besok ku harus mencobanya." Dengan kesal ia memilih tidur dan meletakkan kembali bantal yang hendak di lempar tadi ke tempatnya. Ia kembali menghela nafasnya untuk meredakan amarahnya itu. Nabila sudah memutuskan jika dirinya akan mencoba menulis di kuburan besok. Ia juga bisa sekalian mengunjungi makam ayahnya nanti.
Bersambung....👻❤️👻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤ 📴☂︎ʰᶦᵃᵗ
wah perawan kabeh anaknya😁
2024-06-23
1
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤ 📴☂︎ʰᶦᵃᵗ
nek?? 😔humor nya lucu bgt plis😭
2024-06-23
1
❤️⃟WᵃfRahma⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟
akhirnya dapat Ilham ya Nabila tapi masak mau menulis di sana kamu ini😁😁🤭
2024-06-23
2