A Lifeline Extended.
“Bagaimana?” tanya Amisha bergetar, “Orang itu sudah pergi?”
Scarlett melihat ke sekeliling, “Sepertinya ia masuk ke dalam McDonald’s, ayo kita belok kiri, Misha. Mudah-mudahan aman!”
Mereka sampai ke belakang sebuah mobil Ford putih yang parkir di sisi jalan.
Tapi tiba-tiba tepat sekitar 100 meter di depan mereka, nampak Boris sudah hampir di ujung Great Windmill Street sedang melompat-lompat mencari-cari sesuatu.
“Gila! Kapan dia sampai di situ?!” Scarlett terkejut melihat Boris sudah ada di depan.
Melihat Boris Aldriche ada di depan, Amisha Catterson tanpa pikir panjang langsung menyebrang jalan Great Windmill Street menuju Shaftesbury Avenue.
“Amisha!” Scarlett kaget hampir berteriak. Ia pun segera menyeberang jalan nyaris tertabrak van kuning DHL.
Van tersebut berhenti mendadak dan membunyikan klakson keras, membuat Boris segera menoleh dan melihat Scarlett yang berjaket kuning berlari ke arah Shaftesbury Avenue.
“Ada apa Scarlett!? Amisha!?” tanya Charlotte panik lewat voice chat. “Jawab aku!!!”
“Kami ketahuan!! Amisha sudah lari duluan ke stasiun underground!!”
“Kita bagaimana, Charlotte?” tanya Ann, “Sudah terlanjur di platform.”
Charlotte menaikkan bahunya tanda tak mengerti “Scarlett, apakah kalian bisa mencapai Piccadilly?”
“Astaga! Amisha berlarian di tengah jalan!” seru Scarlett, “Aku mengejarnya!”
“Bocah gila itu!” Ann mengepalkan tinjunya tapi tidak bisa apa-apa.
Tampak Amisha belok kiri di ujung Shaftesbury Avenue.
“Charlotte, Ann!” teriak Scarlett sambil berlari “Kalian tunggu di situ saja, sepertinya kami berhasil! Amisha sudah menuju stasiun Piccadilly!”
“Oke bagus!” sahut Charlotte.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!” tiba-tiba Amisha berteriak keras.
“Ada apa? Ada apa!!!!????” tanya Charlotte tambah panik.
Scarlett berbelok dan terkejut setengah mati ketika melihat Amisha sudah ditangkap Boris Aldriche. Cepat sekali orang itu tiba di lapangan Piccadilly Circus tinggal beberapa langkah dari tangga turun untuk masuk menuju stasiun kereta bawah tanah.
“Lewat mana orang itu kok cepat sekali?” Scarlett kaget melihat kecepatan lari Boris.
“LEPASKAN AKU!!!” teriak Amisha.
Piccadilly Circus adalah salah satu tempat yang populer untuk seniman jalanan. Tempat ini ramai dengan pengunjung - baik turis berfoto di depan patung Eros, maupun penduduk lokal yang bekerja atau hanya lewat.
Kehadiran para pelancong memberikan kesempatan usaha bagi seniman jalanan untuk menampilkan pertunjukan mereka dan mendapatkan uang.
Namun, ketenangan pagi itu tiba-tiba pecah ketika Amisha dipaksa Boris untuk mengikutinya. Seniman akustik yang sedang bernyanyi menghentikan aktivitasnya, demikian pula beberapa para pejalan kaki berhenti. Tampak seorang pria berdasi dan menggunakan pakaian semi formal tiba-tiba melakukan panggilan telepon.
“BOWFIN!!” tiba-tiba Ann berteriak keras sambil meloncat kesal sampai calon penumpang di platform memandang ke arah Ann.
Charlotte menyikut perut Ann menandakan agar ia diam.
“Dia tertangkap, Char!” bisik Ann, “Kita harus bagaimana?”
“Tunggu dulu.. Tenang, tenang!” jawab Charlotte berbisik
“Tenang apanya? Eej..” langsung saja Charlotte menutup mulut Ann dengan telapak tangannya sebelum kawannya melontarkan kata-kata yang tidak pantas.
“Tenang apanya? Kau sendiri panik seperti kepiting mau direbus hidup-hidup!”
Scarlett sebenarnya tidak tahu apa alasan Boris menangkap Amisha dan menyeretnya, tetapi dia bisa melihat bahwa Amisha sedang dalam bahaya.
“Astaga! AMISHA DITANGKAP SPIDERMAN!!” Scarlett berteriak sambil menangis.
“Spiderman?!!” Charlotte dan Ann terkejut dan bertanya-tanya.
Untuk sesaat, Ann dan Charlotte hanya bisa saling pandang tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Scarlett.
“Apakah obat amnesia bisa mengakibatkan halusinasi?” bisik Ann kepada Charlotte.
Charlotte hanya melotot ke arah Ann, dan mengisyaratkan untuk diam, tapi ia juga bingung. Bagaimana Spiderman bisa menangkap Amisha.
“Spiderman apa Scar?!” kata Ann, “Memangnya ada jadwal shooting Hollywood pagi ini di Piccadilly? Atau DC Comics masuk ke dunia nyata?”
“Spiderman itu Marvel, Ann.. bukan DC..” sahut Charlotte.
Kerumunan orang yang menyaksikan insiden di Piccadilly Circus itu sontak terkejut dan bingung. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa orang mengambil foto dan video kejadian itu untuk diunggah ke media sosial.
Scarlett beranjak maju menyerang Boris dengan mendorongnya berkali-kali supaya melepaskan tangannya dari Amisha.
Tapi sayang cengkraman tangan Boris sangat kuat dan ia tidak mau melepaskannya.
“MANIAK SEKS!!! Tiba-tiba Scarlett berteriak seperti orang kesurupan “MANIAK!!! MANIAKK!!!” lalu ia menggigit tangan Boris hingga Amisha terlepas dari cengkramannya.
“MANIAK SEKS???!!!!!” Ann dan Charlotte tanpa sadar berteriak keras sekali bersamaan di platform stasiun kereta bawah tanah Leicester Square. Calon penumpang Tube di Leicester Square juga kaget menoleh semua ke arah mereka berdua.
Boris menampar pipi Scarlett hingga jatuh tersungkur. Scarlet menggulingkan badannya di lantai, dan segera menangkap kaki kanan Boris. Scarlett menahan kaki Boris sekuat tenaga supaya tidak mendekat ke arah Amisha lagi.
Amisha jatuh terlentang dan berusaha mundur-mundur sambil menangis keras tersedu-sedu, “Jangan perkosa aku! Mohon jangan! Tolong! Jangan perkosa aku, sudah cukup! Jangan bertindak lebih jauh! Tolong lah! Jangan perkosa aku!”
Tiba-tiba Amisha menangis keras sekali.
Boris kaget.
Scarlett juga terkejut.
Ann dan Charlotte juga terbelalak kaget dengan mulut menganga saling berpandangan membuat mereka tampak seperti sepasang orang aneh di platform Tube.
Para calon penumpang di Leicester Square Underground segera menghindari mereka. Beberapa orang sampai menggelengkan kepalanya melihat mereka berdua.
Beberapa orang wanita segera menghampiri Amisha yang menangis terjatuh di jalan. Salah satu wanita itu mengutuk Boris Aldriche, “Apa yang kau lakukan kepada gadis ini?”
Boris Aldriche menendang wajah Scarlett dengan kaki kiri supaya kakinya tidak tertahan. Scarlett tersungkur ke arah air mancur dan ditolong beberapa pemuda anggota seniman akustik yang pertunjukannya terhenti karena insiden tersebut. Boris segera mendekati Amisha dengan muka yang sangat marah.
Scarlett terkesima melihat Amisha yang menangis keras sambil tidak sadar memohon-mohon. Dalam beberapa saat Scarlett tersadar bahwa kata-kata itu pasti terlontar secara tidak sengaja dari ingatan Amisha saat hendak diperkosa Derig.
“Hai!! Diam di situ!” seorang pria penyanyi akustik di Piccadilly Circus yang awalnya hanya diam menonton, kini merasa harus bertindak menahan bahu Boris.
“Apa masalahmu!? Jangan ikut campur!” Boris membentak pria tersebut dan menepis tangan pria itu sampai hampir terjatuh.
“Tidak malukah kau?” tanya seorang wanita lain, “Mau memperkosa seorang gadis pagi-pagi di tempat umum?”
“Orang gila!”
“Sakit jiwa!”
"Siapa yang mau memperkosa!" teriak Boris Aldriche kesal.
“Itu dia masalahmu, bruv!” teriak pria penyanyi yang tadi, “Kau tidak tau malu!”
“Ibumu pun wanita! Hormatilah sedikit!”
Semua orang memihak Amisha dan mengutuk tindakan Boris.
Boris tidak peduli, ia tetap mau menangkap Amisha kembali. Tapi tiba-tiba ada suara klakson keras dari sebuah BMW biru yang berhenti di dekat Air Mancur Peringatan Shaftesbury.
Seorang penumpang gondrong di depan membunyikan siulan keras dan memberi isyarat supaya Boris mendekat.
Boris ragu-ragu tapi kemudian pada siulan kedua ia segera lari masuk ke BMW biru itu dari pintu belakang.
Begitu Boris masuk, mobil itu langsung melesat ke arah Coventry Street.
Tak lama kemudian dua orang polisi constable berlari datang ke lokasi, pria yang tadi melakukan panggilan telepon segera menunjuk ke arah Amisha.
Scarlett langsung berlari ke arah Amisha yang masih menangis sesenggukan dan Amisha pun memeluk Scarlett dengan kencang.
Beberapa wanita yang membantu Amisha mulai perlahan bubar. Beberapa mereka menepuk bahu Scarlett “Jaga baik-baik temanmu nona..”
“Terima kasih.. Terima kasih..” kata Scarlett sambil menyeka air matanya.
“Sudah aman?” tanya Ann.
Scarlett tidak menjawab voice chat.
“Charlotte?!” bisik Ann, “Sudah aman belum?”
Charlotte hanya bisa mengangkat bahu, “Tanya ke Scarlett! Kenapa tanya aku?”
“Nona!” seorang polisi constable wanita yang datang menghampiri Amisha dan Scarlett, “Aku PC Lucy Hayes, Met Police dari borough Westminster. Apakah kalian baik-baik saja?”
“Itu seorang polisi! Sepertinya sih aman!” kata Charlotte.
“Tahu dari mana kalau itu polisi?” tanya Ann.
“PC siapa tadi ya namanya, PC adalah singkatan Police Constable,” jawab Charlotte, “Dan dia mengenalkan diri dari Met Police, Ann!”
“Oh iya ya,”
Charlotte dan Ann lemas tapi lega karena sudah ada polisi yang membantu. Mereka terduduk di lantai platform dengan posisi tubuh yang tak berenergi. Tampak seperti dua orang bodoh yang habis dipecat dari sirkus keliling.
“Kami baik-baik saja, officer.. Terima kasih!” kata Scarlett.
“Kalian mau ke mana?” tanya seorang polisi constable pria.
“Mau naik tube, officer. Kami mau pulang ke rumah..”
PC Hayes dan beberapa anggota band akustik membantu Amisha dan Scarlett duduk.
“Sepertinya kawanmu tidak baik-baik saja, nona!” seorang anggota band akustik memberikan air mineral kepada Scarlett. Scarlett mengucapkan terima kasih dan membantu Amisha untuk minum.
“Oh hidungmu berdarah,” kata PC Hayes, “Sebentar aku ambilkan P3K!”
Scarlett tidak sadar hidungnya mengeluarkan darah. Rupanya karena ditendang Boris tadi.
“PC Brighton, P3K!” kata PC Lucy Hayes kepada rekannya. Kemudian seorang constable pria tadi memberikan pouch P3K nya.
Pandangan Amisha masih hampa, ia masih menangis dan memeluk Scarlett dengan erat sekali.
“Bukan luka serius,” kata PC Hayes sambil merawat luka Scarlett, “Tapi tetap menyakitkan.”
“Siapa tadi yang menyerangmu?”
“Seorang pemabuk maniak seks, officer!” seorang kakek berpakaian rapi tiba-tiba menghampiri sambil mengacung-acungkan payungnya mengumpat Boris Aldriche, “Kalian harus menangkapnya! Kota ini semakin tidak nyaman! Aku Serius! Serius! Ada apa dengan kota ini!?”
Sekilas Scarlett teringat saat Ann menirukan logat Scouse tadi.
“Terima kasih informasinya, Sir! Kami akan memeriksa CCTV secepat mungkin!” tukas constable itu, “Kalian duduk di sini saja dulu ya, aku akan bicara dengan rekanku.”
“Baik, officer!” kata Scarlett.
Constable wanita itu menghampiri rekannya yang berbicara dengan saksi, seorang pria berdasi yang menelepon 999 tadi.
“Charlotte, Ann!” bisik Scarlett di voice chat, “Kalian monitor?”
“Diterima, Scarlett!” jawab Scarlett perlahan, “Bagaimana keadaan di sana?”
“Itu polisi?” tanya Ann.
“Iya.. dua orang constable dan orang-orang di Piccadilly Circus membantu kami. Sudah aman!” jawab Scarlett, “Beri kami 10-20 menit, nanti kami menghampiri kalian. Beri waktu Amisha untuk istirahat.”
PC Hayes tak lama kembali menghampiri Scarlett dan Amisha yang sudah mulai berhenti menangis. Ia meminta kartu identitas Amisha dan Scarlett dan mulai menulis laporan.
“Nona Catterson dan nona Corbyn, rekanku PC Jared Brighton sedang menulis laporan saksi. Sekarang kami hanya perlu konfirmasi kejadian dari kalian berdua walau saksi di atas tadi sudah memberi rekaman kejadian.”
Scarlett kemudian menceritakan lagi kronologi Boris menangkap Amisha tanpa menjelaskan latar belakang mengapa Amisha dikejar dan sengaja tidak mengungkap nama Boris.
“Baik, terima kasih, nona Corbyn,” kata PC Hayes. Ia kemudian berbicara di komunikasi radio, “Scott 12 to Control, ini PC Lucy Hayes berbicara. Terjadi percobaan 27-1 di lokasi Piccadilly Circus, hari Selasa, 10 Desember 2019 1031 HRS. Victor Two Whiskey bernama Amisha Catterson dan Scarlett Corbyn, dalam kondisi 10-10.”
“Control to Scott 12, roger that. Apakah ada informasi Sierra?”
“Scott 11 to Control, ini PC Jared Brighton berbicara,” terdengar suara polisi lain di komunikasi radio, “Whiskey One Mike bernama Neil MacDunn, memberikan rekaman ponselnya dengan wajah Sierra yang jelas bersama nomor kendaraannya. Data sebentar lagi dikirim.”
“Terima kasih Scott 11. Control out!”
“Er.. officer,” panggil Scarlett, “Apakah kami boleh pulang?”
“Apakah kalian yakin bisa pulang sendiri? Perlu kami antar?”
“Tidak perlu officer, kami pulang ke Kent.”
“Baiklah kalau begitu, aku memasukkan nomor kalian ke dalam data ya. Jika ada perkembangan tersangka seperti identifikasi, mohon datang ke kantor polisi Westminster di Charing Cross ya.”
“Cheers, officer!”
“Ayo aku temani ke bawah!”
PC Hayes mengisyaratkan kepada rekannya bahwa ia akan menemani ke stasiun bawah tanah. PC Jared Brighton menangguk dan mengacungkan jempolnya tanda mengerti.
Sementara itu di dalam mobil BMW biru, Scott Gittelbaum menampar wajah Boris. “Lihat apa yang kau perbuat!”
Scott melempar telepon seluler ke pangkuan Boris. “Mukamu tampil di semua media sosial!’
Boris diam saja.
“AKU BILANG JANGAN MENARIK PERHATIAN UMUM!” teriak Scott kesal. “Kau ini kepala data center, tapi masalah sepele soal CCTV dan media sosial YANG SEDERHANA SAJA…. KAU TIDAK BISA MENANGANINYA!!!”
“Tinggal selangkah lagi aku menangkapnya!” Boris ikut membentak membela diri.
Scott Gittelbaum makin marah, “What a load of cobblers! Menangkap gadis itu tepat di depan air mancur Piccadilly Circus! Tak tahukah kau berapa CCTV di daerah itu?”
“Bukankah kita bisa menghapusnya?” Boris masih percaya diri.
“BODOH KAU BORIS!!!” teriak Scott marah besar.
“Anak itu yang biasa mengerjakan pekerjaan kotor kita menghapus CCTV dan media sosial, di mana ingatanmu?” tambah Jorg Gittelbaum yang duduk di bangku depan.
“Anak baru pengganti bocah itu tidak bisa?” tanya Boris.
“Sampah!” jawab Scott, “Bahkan untuk masuk ke shell linux pun dia tidak bisa, modalnya hanya copy paste coding orang lain!”
“Aku akan membereskannya!” kata Boris geram.
“Ya benar! Dasar Bloody Nitwit!” teriak Scott Gitellbaum. “Memang kau yang harus memperbaikinya!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Mirabella
bisa ketangkap nggak ya?
2024-04-13
0
Mirabella
cerdik si scarlett 👍
2024-04-13
0
Rona Risa
wah fatal itu 😎😎😎
2024-04-06
1