Keterkejutan Laras

Seorang wanita berpakaian seksi berjalan melewati para karyawan kantor, dengan angkuhnya ia berjalan menenteng tas hitamnya dan memasangkan kacamata hitam di wajahnya. Semua orang di kantor sangat tahu siapa wanita tersebut, dia berjalan berlenggak-lenggok bak model yang tengah memperagakan busananya.

Tring.

Pintu lift terbuka lebar, dia berjalan masuk ke dalamnya kemudian menutup pintunya menekan bel menuju lantai paling atas. Tujuannya adalah ruangan Aiman, sebelum pintu lift terbuka wanita itu memoles wajahnya dengan bedak dan juga sedikit sentuhan di bibir seksinya.

"Perfect." Ucapnya menatap pantulan dirinya dari dalam cermin.

Ting.

Begitu pintu lift terbuka, wanita itu melangkahkan kaki jenjangnya. Saat ia berdiri tepat di ruangan Aiman, ia menyibakkan rambutnya kemudian mengetuk pintu.

Knock .. Knock ..

"Masuk." Sahut dari dalam.

Kriet ..

Pintu ruangan terbuka, Aiman mengalihkan pandangannya dari arah komputer menatap kearah pintu. Ia cukup terkejut melihat siapa yang datang, tetapi sedetik kemudian ia memfokuskan kembali pandangannya pada layar laptop miliknya.

"Hai kak, apa kabar?" Tanyanya sembari melambaikan tangannya di sertai senyuman terbaiknya.

"Ada apa?" Tanya Aiman tanpa menatapnya.

"Hari ini adalah hari peringatan kematian kak Senja, aku ingin mengajak kak Aiman untuk berziarah bersama. Mama Papa juga sudah berangkat, aku sengaja datang untuk mengingatkan Kakak." Jawab Nesi.

"Kau bercanda? Dengan pakaian seperti ini kau mengajakku berziarah? Kau tidak perlu mengingatkanku karena aku pasti selalu ingat pada Senjaku, lebih baik kau keluar dari ruanganku sekarang juga!" Aiman tidak suka melihat penampilan adik dari mendiang Senja, dia jauh berbeda dengan Senja yang begitu tertutup dan juga sopan santun.

"Oh, Ayolah Kak Se--" Nesi seketika terdiam melihat tatapan tajam Aiman.

"Aku bilang keluar! Sebelum aku meminta security menyeretmu." Tegas Aiman.

Nesi menghentakkan kakinya, tak lama kemudian ia berbalik meninggalkan ruangan Aiman. Sementara Aiman sendiri, dia bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju lemari buku. Disana terdapat banyak potret kenangan Aiman bersama Senja, bayangannnya kembali pada masa lalu dimana ia hidup penuh cinta dan juga kebahagiaan di dalam kesederhanaan. Saat membayangkan wajah Senja, seketika di dalam bayangan tersebut muncul wajah yang sangat familiar, sosok wanita yang sudah sering ia temui dalam beberapa bulan ini.

"L-laras?" Gumam Aiman segera membuyarkan lamunannya, dia menepuk kedua pipinya saat wajah Laras melintas dalam bayangannya.

Sementara di luar, Nesi terus saja menggerutu sepanjang jalan karena Aiman sama sekali tidak melirik penampilannya, sia-sia sudah Nesi berdandan cantik khusus untuk bertemu dengan Aiman yang pada akhirnya ia malah di usir.

"Kali ini, aku akan terima kau mengusirku kak. Tapi nanti, lihat saja bahkan kau akan memintaku datang ke pelukanmu sendiri." Gumam Nesi menyunggingkan senyum miringnya.

Perlu di ketahui, Nesi merupakan adik dari mendiang Senja. Setiap bulannya Aiman selalu memberikan uang kepada orangtua Senja, bahkan ia pun membiayai pendidikan Nesi di luar negeri. Senja sangat menyayangi kedua orangtuanya yang sudah tua, dia juga memiliki adik laki-laki yang bernama Haidar, berbeda dengan Nesi. Haidar lebih mandiri sampai bisa membuka usaha bengkel sendiri, dia menolak saat Aiman hendak mebayar biaya pendidikannya.

Aiman memanggil asisten pribadinya dan juga sekertarisnya, ia menyerahkan sebagian pekerjaannya yang masih tersisa kepada keduanya. Setelah selesai, ia keluar dari kantornya. Tujuan Aiman saat ini adalah menjemput Elsa di sekolahnya, setelahnya ia akan mengajak Elsa untuk berziarah ke makam Senja dan juga Seruni.

.

.

Laras sudah berada di dalam rumahnya yang cukup luas, ia duduk menatap ke arah kolam berenang yang terlihat tenang dan juga menikmati sejuknya angin yang berhembus menerpa wajah mulusnya. Langit mendekat kearah ibunya, dia duduk di pangkuan Laras yang mana membuat sang ibu terkejut.

"Langit, kamu bikin kaget aja." Ucap Laras sembari memgangi tubuh Langit agar tidak terjatuh.

"Hihi, maaf ibu." Langit cengengesan menatap wajah ibunya, dengan gemas Laras mencubit hidung Langit dan mengecup pipi kanan dan kirinya.

Langit memang bahagia karena ia bisa makan enak, memiliki mainan yang banyak, baju yang bagus dan bisa berlibur kemanapun yang ia mau. Tetapi, kala teringat bagaimana dulu ia sering melihat ibunya menangis membuat anak umur 6 tahun itu sedih. Seringkali ia mendapati banyak orang di luar yang bahagia dengan keluarga yang lengkap, Langit iri karena tak bisa sebahagia orang lain.

"Ibu, tadi Langit lihat anak kecil main sama ibu dan ayahnya. Lucu sekali, Langit mau seperti itu." Celoteh Langit.

Ya Allah, sakit sekali. Batin Laras.

"Iya, nanti kita main sama-sama ya. Nanti kita ajak om Bayu sama tante Kiara, lebih banyak orang lebih seru loh. " Ucap Laras berusaha menyembunyikan rasa sedihnya.

"Yeeaayyy!! Langit mau ajak Elsa bu, nanti kita main ke time Zone ya bu!" Sorak Langit gembira.

"Tentu saja, nanti Ibu kabari om Aiman ya." Ucap Laras.

"Kalo om Aiman gak sibuk, ajak saja bu. Langit mau ajak Om Aiman balapan, pasti seru." Ucap Langit dengan mata berbinar.

Laras pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Langit masih sangat kecil untuk mengerti urusan orangtua. Meskipun Aiman sudah memberitahukan kenapa ibu dan ayahnya tinggal terpisah, apa itu perceraian. Langit masih sangat labil, dia pasti lupa dan kembali ke dunianya sendiri tanpa pusing memikirkan apapun lagi.

Langit berceloteh menceritakan bagaimana ia bermain dengan Elsa, dia juga menceritakan bagaimana serunya ia di sekolah baru. Melihat Langit yang bersemangat saat bercerita, seketika hati Laras menghangat.

Selama dua jam lamanya mereka mengobrol, Langit pun beberapa kali menguap.

"Hooaamm, ibu, ngantuk." Langit menutup mulutnya yang terbuka lebar, dia mengusap matanya yang mengeluarkan cairan bening sehabis menguap.

"Ayo, masuk." Laras menggendong tubuh Langit menuju kamarnya.

Laras berjalan tanpa mengeluh akan beratnya badan putranya, dia merebahkan tubuh Langit diatas kasur dengan sprei motif ultramen kesukaan Langit.

"Ibu akan memberikan kebahagiaan pada Langit, walaupun tanpa ada ayah di dalamnya. Ibu janji, ibu akan bekerja lebih keras lagi agar Langit mendapatkan apa yang Langit inginkan." Ucap Laras menatap wajah tenang sang putra yang sudah terlelap menjelajahi alam mimpinya.

Laras menyelimuti tubuh Langit, dia perlahan keluar dari dalam kamar putranya.

"Mbok Wati." Panggil Laras pada pembantunya.

Mbok Wati yang merasa di panggil pun menghampiri Laras.

"Mbok, saya mau ke restoran dan kemungkinan pulang sore. Saya titip Langit ya Mbok, tolong masakin makanan kesukaan Langit begitu dia bangun dan katakan padanya saya pergi bekerja." Ucap Laras.

"Iya bu, ehh anu bu. Nanti saya sampaikan sama den Langit, maaf bu kalau saya lancang, stok sayuran di kulkas sudah mau habis." Ucap Mbok Wati merasa tidak enak.

"Kenapa harus minta maaf sih mbok? Tunggu sebentar ya, saya ambilkan dulu uangnya." Laras berjalan menuju kamarnya, dia mengambil tasnya mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah.

Ceklek.

"Mbok, ini uangnya." Laras menyodorkan uang pada Mbok Wati.

"Waduh, bu. Banyak banget ini." Ucap Mbok Wati terkejut melihat jumlah uang yang di terimanya.

"Sebagian untuk beli keperluan rumah, sebagiannya lagi simpan buat biaya anak Mbok sekolah." Ucap Laras.

Mata Mbok Wati berkaca-kaca, majikannya sangat baik hati sampai memikirkan biaya sekolah anaknya. Laras mengerti bagaimana susahnya mencari uang, untuk itu ia memberikan sebagian rezekinya agar lebih bermanfaat lagi.

"Ya Allah, bu. Saya jadi gak enak, saya ngerepotin ibu terus." Ucap Mbok Wati.

"Sudah Mbok, ambil saja. Anggap itu rezeki untuk anak Mbok, semoga dia cepat lulus juga kuliahnya ya Mbok." Ucap Laras.

"Ya Allah, Subhanallah. Terimakasih, bu." Mbok Wati menggenggam tangan Laras dengan wajah basah oleh ari mata, Laras mengusap tangan Mbok Wati dan menampilkan senyum manisnya.

"Saya pergi dulu ya, Mbok." Pamit Laras.

Laras pun pergi meninggalkan rumahnya, dia menaiki kuda besinya melesat menuju Restoran. Langit ia percayakan pada Mbok Wati, dia percaya Mbok Wati bisa mengurus Langit dengan baik.

20 menit kemudian, Laras sampai di restoran. Begitu masuk ke dalam, mata Laras terbelalak melihat keributan sampai restorannya berantakan. Terlihat Security mencoba menghentikan aksi seorang pria yang tengah melempar piring dan juga gelas sampai berserakan.

"Ada apa ini?!" Pekik Laras.

Terpopuler

Comments

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

wah siapa yang cari gara2 direstorannya Laras

2024-12-29

0

ira rodi

ira rodi

pasti si nesi yg membunuh senja....

2024-12-23

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

orang gila kah...atau abangnya aiman..

2024-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Hasutan Mertua
2 Teror
3 Tunangan
4 Keadaan Langit
5 Kemarahan Bayu
6 Kedatangan mertua
7 Kehilangan
8 Kembali sakit
9 Memberi Dukungan
10 Mulai bersinar
11 Makan malam
12 Surat Cerai
13 Jatuhnya Talak
14 Sidang cerai
15 Permohonan
16 Elsa Ketakutan
17 Provokasi
18 Hasil sidang
19 Keterkejutan Laras
20 Pria Gila?
21 Langit di Sekap
22 Jangan menangis
23 Tunggu Hasilnya
24 Permainan Bayu
25 Jual Beli
26 Kamrahan Jefri
27 Matre?
28 Baku hantam
29 Cemburu
30 Permintaan maaf
31 Dia lagi
32 Kembalikan hartaku!
33 Tersandung
34 Di ejek
35 Berhak bahagia
36 Permintaan Langit
37 Syok
38 Di sita
39 Kolaborasi
40 Pelaku sebenarnya
41 Menguping
42 Sebuah Dendam
43 Mencoba pakaian
44 Penjiplak
45 Karya Seni Nando
46 Kelelahan
47 Menemukan pelaku
48 Drop
49 Ungkapan Aiman
50 Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51 Keraguan Laras
52 Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53 Keputusan Laras.
54 Tidak terima
55 Kekecewaan Aiman
56 Aksi Fatih
57 Hasil Rencana
58 Dia kembali
59 Memulai lembaran baru
60 Geprek Belalai
61 Hari lamaran
62 Makan siang
63 Sok Psycho
64 Pindah
65 Teror Nesi
66 Marah
67 Usul Nando
68 Keberatan
69 Masuk perangkap
70 Ceroboh
71 Mengundang Wartawan
72 Kabar kepergian Nesi
73 Rengekan Langit
74 Terjatuh
75 Di urut
76 Hari bahagia.
77 Persembahan Nando dan Langit
78 Resepsi
79 Malam pertama
80 Langit menghilang.
81 Huru Hara
82 Buat adik
83 Mengadu
84 Berdoa
85 Menikah
86 Akad nikah
87 Dugong
88 Pertanyaan Langit
89 Pertanyaan Zoya
90 Encok
91 Lelaki setia
92 Misteri box
93 Minyak Rambut
94 Hasilnya
95 Calon mantu
96 Lebay
97 Tercapai
98 Surprise
99 Mengenaskan
100 Melahirkan
101 Titik Lokasi
102 Kontraksi.
103 Melahirkan
104 Selamat
105 Memberi nama
106 Melahirkan
107 Pingsan
108 Aiman kesal
109 Minya di pijit
110 Novel Baru "Langit Maheswara"
111 Spill Novel baru lagi nih " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hasutan Mertua
2
Teror
3
Tunangan
4
Keadaan Langit
5
Kemarahan Bayu
6
Kedatangan mertua
7
Kehilangan
8
Kembali sakit
9
Memberi Dukungan
10
Mulai bersinar
11
Makan malam
12
Surat Cerai
13
Jatuhnya Talak
14
Sidang cerai
15
Permohonan
16
Elsa Ketakutan
17
Provokasi
18
Hasil sidang
19
Keterkejutan Laras
20
Pria Gila?
21
Langit di Sekap
22
Jangan menangis
23
Tunggu Hasilnya
24
Permainan Bayu
25
Jual Beli
26
Kamrahan Jefri
27
Matre?
28
Baku hantam
29
Cemburu
30
Permintaan maaf
31
Dia lagi
32
Kembalikan hartaku!
33
Tersandung
34
Di ejek
35
Berhak bahagia
36
Permintaan Langit
37
Syok
38
Di sita
39
Kolaborasi
40
Pelaku sebenarnya
41
Menguping
42
Sebuah Dendam
43
Mencoba pakaian
44
Penjiplak
45
Karya Seni Nando
46
Kelelahan
47
Menemukan pelaku
48
Drop
49
Ungkapan Aiman
50
Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51
Keraguan Laras
52
Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53
Keputusan Laras.
54
Tidak terima
55
Kekecewaan Aiman
56
Aksi Fatih
57
Hasil Rencana
58
Dia kembali
59
Memulai lembaran baru
60
Geprek Belalai
61
Hari lamaran
62
Makan siang
63
Sok Psycho
64
Pindah
65
Teror Nesi
66
Marah
67
Usul Nando
68
Keberatan
69
Masuk perangkap
70
Ceroboh
71
Mengundang Wartawan
72
Kabar kepergian Nesi
73
Rengekan Langit
74
Terjatuh
75
Di urut
76
Hari bahagia.
77
Persembahan Nando dan Langit
78
Resepsi
79
Malam pertama
80
Langit menghilang.
81
Huru Hara
82
Buat adik
83
Mengadu
84
Berdoa
85
Menikah
86
Akad nikah
87
Dugong
88
Pertanyaan Langit
89
Pertanyaan Zoya
90
Encok
91
Lelaki setia
92
Misteri box
93
Minyak Rambut
94
Hasilnya
95
Calon mantu
96
Lebay
97
Tercapai
98
Surprise
99
Mengenaskan
100
Melahirkan
101
Titik Lokasi
102
Kontraksi.
103
Melahirkan
104
Selamat
105
Memberi nama
106
Melahirkan
107
Pingsan
108
Aiman kesal
109
Minya di pijit
110
Novel Baru "Langit Maheswara"
111
Spill Novel baru lagi nih " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!