Hasil sidang

Satu bulan sudah terlewati. Laras kembali menginjakkan kakinya di pengadilan Agama, dia menatap bangunan yang ada di hadapannya dengan nanar. Tidak pernah ia bayangkan akan menginjakkan kakinya di gedung yang paling ia takutkan setelah berumah tangga, nasi sudah menjadi bubur ketika semua harapannya terlebur. Demi kebahagian Langit dan juga kewarasannya, Laras dengan berani menggugat sang suami dengan biaya yang tidak mudah.

"Akan ku pastikan aku lepas darinya." Gumam Laras dengan mantap.

Laras melangkahkan kakinya masuk ke dalam, dia menggandeng tangan putranya diikuti oleh kakak dan iparnya. Untuk sekarang, Aiman tidak ikut hadir karena kesibukannya, begitu masuk ke dalam ternyata sudah ada pihak dari Jefri yang sudah menunggu. Daryono dan juga Desi menyambut kedatangan Laras dan Langit, Langit pun menghampiri kakeknya dan duduk di pangkuan Daryono, sementara Laras menghampiri pengacaranya.

Sidang berlangsung dengan lancar, sebelumnya Laras juga sudah unggul dua point dari Jefri. Jadi, sekarang mempermudah jalannya untuk bisa menang dalam sidang perceraian ini.

Waktu terus berlalu, melaui proses sesuai prosedur pengadilan Agama akhirnya Hakim pun mengetuk palunya. Laras memejamkan matanya, dia sangat merasa lega karena ia tidak lagi menjadi seorang istri dari pria yang dzalim.

Sesuai dengan keinginan Laras, hak Asuh Langit jatuh ke tangan Laras karena memang Langit masih di bawah umur. Tetapi, sebelumnya juga Hakim bertanya pada Langit apakah ia ingin ikut ibu atau ayahnya. Langit mejawab dengan gelengan kepalanya menolak ikut dengan sang ayah, meskipun masih kecil Langit sudah paham kenapa dia berada di pengadilan, Aiman sudah menjelaskan padanya apa itu perceraian. Sebenarnya, Aiman juga tidak mau memberitahukan pada anak sekecil Langit mengenai permasalahan orang dewasa. Tapi sayang, Langit sudah menguping pembicaraan Laras dan Bayu yang tengah membicarakan soal perceraian, jadi mau tak mau Aiman menjelaskan tetapi tidak terlalu menjabarkannya.

Di Luar.

Kini tinggal menunggu akta cerai jadi. Laras memeluk tubuh Bayu dengan linangan air matanya, saat keduanya tengah berpelukan, Tuti dan Jefri keluar dengan wajah masamnya.

"Heh, jangan merasa menang dulu. Lihat saja nanti, siapa yang akan menyesal." Ucap Tuti dengan mata memicing.

Laras mengendurkan pelukannya, dia membalikkan tubuhnya menghadap kearah mantan Ibu mertuanya yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka. Sementara Jefri, dia berdiri di samping ibunya menatap Laras dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Menyesal? Hahaha," Laras tertawa mendengar ucapan Tuti, ia berjalan dua langkah ke depan tepat berada satu langkah di hadapan mantan mertuanya, Laras melipat kedua tangannya tersenyum miring. "Ketika orang lemah bangkit, maka bersiaplah karma untuk kalian para orang dzalim. Menyesal? Hmm, sepertinya aku akan lebih bahagia deh daripada menyesal yang Ibu maksud. Lihat penampilan Langit, dia jauh lebih bersih, rapih, tanpa adanya tambalan di bajunya yang berkali-kali aku rajut." Tekan Laras dengan tatapan mendominasi.

Jefri tak menyangka jika Laras akan berubah seberani ini, Laras yang ia kenal adalah perempuan yang menghormati orang yang lebih tua dan penurut.

"Laras! Jaga ucapanmu, Ibu itu orang tua yang seharusnya kamu lebih sopan." Bentak Jefri.

"Ayo, nak. Jangan buang waktu berhargamu untu meladeni mereka, lebih baik kita pergi untuk merayakan kemenanganmu." Ucap Daryono.

"Iya, Pa. Papa benar, sangat sulit untuk meyakinkan seekor lalat bahwa bunga lebih indah daripada sebuah sampah. Mas Jef, akan ku buktikan semuanya padamu sampai suatu hari kau bertekuk lutut di hadapanku dan Langit." Ucap Laras menatap Jefri dengan tatapan kecewa, benci bahkan jijik menjadi satu.

Bayangan bagaimana ia melihat dan mendengar suara menjijikkan Jefri dan Dania secara langsung, membuat dada Laras sesak seakan di himpit batu yang sangat besar. Yang lebih menyakitkan lagi, dia harus kehilangan anak perempuannya tanpa melihat bagaimana rupanya karena sudah tertutup rapat oleh tanah.

Laras dan yang lainnya pun pergi dari hadapan Tuti, lain halnya dengan Bayu yang melayangkan tinjunya saat Laras sudah pergi.

Bugh.

"Jangan pernah bentak adikku lagi, kalau kalian berani ganggu mereka lagi! Aku tidak akan segan-segan untuk melenyapkanmu, urus saja sampah-sampahmu agar tidak bau dan mengusik ketenangan orang lain." Tegas Bayu menunjuk wajah Jefri.

Saat Jefri membentak Laras, Bayu sudah tidak tahan ingin menghajar Jefri karena ia dan ibunya tetap tidak berubah. Ia mengepalkan tangannya dan menunggu momen dimana Laras pergi, mungkin Laras tidak memiliki dendam pada keduanya atas apa yang mereka perbuat. Tetapi Bayu, sampai kapanpun dia akan mengingatnya dan membalaskan dendamnya.

"Brengsek!" Umpat Jefri sambil memegangi perutnya yang di hadiahi tinju oleh Bayu.

Sementara Bayu, dia melenggang pergi menyusul adik dan juga istrinya ke arah parkiran.

"Sudahlah Jefri, biarkan mereka pergi dan bersenang-senang. Palingan juga simpenan si Laras kalau udah bosen buang dia, mending kamu segera urus persiapan pernikahan kamu sama Dania." Tuti menahan emosinya saat Bayu meninju putra kesayangannya, dia tidak berani melawan Bayu karena ia juga tidak mau mendapat serangan dari Bayu, yang notabenenya pria emosional.

*

*

Di tempat lain.

Aiman terus menatap layar laptop miliknya, sesekali ia menyeruput air minum tanpa mengalihkan pandangannya. Tidak banyak yang tahu kalau dirinya adalah pebisnis sukes, nasibnya hampir sama dengan Laras yaitu di remehkan karena berasal dari orang tak punya, karena itulah ia mau membantu Laras dan Bayu bangkit dan memberikan motivasi pada keduanya agar semakin maju.

"Alhamdulillah, beres juga." Ucap Aiman merentangkan tangannya, ia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Sejak kepergian mendiang istri dan anaknya, tak sedikitpun terbesit di benak Aiman untuk kembali membangun sebuah rumah tangga. Dirinya merasa tak ada yang bisa menggantikan posisi istrinya, perempuan yang menemaninya dari nol sampai ia semakin mengembangkan semua usahanya, tetapi sayangnya di saat ia sudah sukses istrinya malah meninggalkannya tanpa bisa menikmati hasil jerih payahnya.

Setetes air mata lolos begitu saja, tepat pada hari ini adalah hari peringatan kematian Senja dan Galaksi- Putra Aiman. Saat itu, Aiman mendapati Senja sudah menutup matanya serta nafasnya sudah tak berhembus lagi, posisinya Aiman pulang dari kantornya yang pada saat itu ia masih merintis. Rumah yang di tempati pun masih rumah sederhana, saat Aiman hendak membangunkan istrinya yang biasanya menyambut hangat kedatangannya, Senja tak menyahuti atau pun merespon dengan sebuah gerakan. Merasa ada yang aneh, akhirnya Aiman memberanikan diri memeriksa nafas dan denyut nadi Senja, dengan panik Aiman memanggil beberapa warga untuk membantunya mencari mobil yang bisa ia sewa karena jarak rumah sakit cukup jauh dari rumahnya. Naas, begitu sampai di rumah sakit dokter menyatakan Senja sudah tiada, bersamaan dengan anaknya yang sudah menginjak 8 bulan di dalam kandungan, tidak bisa di selamatkan karena dokter memperkirakan Senja sudah tiada selama beberapa jam sebelum akhirnya di bawa ke rumah sakit.

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Apa yang kamu bilang benar Laras, ntuk apa capek2 menjelaskan ma lalat klu bunga itu wangi, karna lalat tetap menyukai sampah

2024-05-06

1

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Kasian Aiman. Apa Aiman akan membuka hati untuk Laras?.

2024-05-06

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Apa senja punya riwayat sakit, ato ada yang meracuni?.

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Hasutan Mertua
2 Teror
3 Tunangan
4 Keadaan Langit
5 Kemarahan Bayu
6 Kedatangan mertua
7 Kehilangan
8 Kembali sakit
9 Memberi Dukungan
10 Mulai bersinar
11 Makan malam
12 Surat Cerai
13 Jatuhnya Talak
14 Sidang cerai
15 Permohonan
16 Elsa Ketakutan
17 Provokasi
18 Hasil sidang
19 Keterkejutan Laras
20 Pria Gila?
21 Langit di Sekap
22 Jangan menangis
23 Tunggu Hasilnya
24 Permainan Bayu
25 Jual Beli
26 Kamrahan Jefri
27 Matre?
28 Baku hantam
29 Cemburu
30 Permintaan maaf
31 Dia lagi
32 Kembalikan hartaku!
33 Tersandung
34 Di ejek
35 Berhak bahagia
36 Permintaan Langit
37 Syok
38 Di sita
39 Kolaborasi
40 Pelaku sebenarnya
41 Menguping
42 Sebuah Dendam
43 Mencoba pakaian
44 Penjiplak
45 Karya Seni Nando
46 Kelelahan
47 Menemukan pelaku
48 Drop
49 Ungkapan Aiman
50 Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51 Keraguan Laras
52 Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53 Keputusan Laras.
54 Tidak terima
55 Kekecewaan Aiman
56 Aksi Fatih
57 Hasil Rencana
58 Dia kembali
59 Memulai lembaran baru
60 Geprek Belalai
61 Hari lamaran
62 Makan siang
63 Sok Psycho
64 Pindah
65 Teror Nesi
66 Marah
67 Usul Nando
68 Keberatan
69 Masuk perangkap
70 Ceroboh
71 Mengundang Wartawan
72 Kabar kepergian Nesi
73 Rengekan Langit
74 Terjatuh
75 Di urut
76 Hari bahagia.
77 Persembahan Nando dan Langit
78 Resepsi
79 Malam pertama
80 Langit menghilang.
81 Huru Hara
82 Buat adik
83 Mengadu
84 Berdoa
85 Menikah
86 Akad nikah
87 Dugong
88 Pertanyaan Langit
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Hasutan Mertua
2
Teror
3
Tunangan
4
Keadaan Langit
5
Kemarahan Bayu
6
Kedatangan mertua
7
Kehilangan
8
Kembali sakit
9
Memberi Dukungan
10
Mulai bersinar
11
Makan malam
12
Surat Cerai
13
Jatuhnya Talak
14
Sidang cerai
15
Permohonan
16
Elsa Ketakutan
17
Provokasi
18
Hasil sidang
19
Keterkejutan Laras
20
Pria Gila?
21
Langit di Sekap
22
Jangan menangis
23
Tunggu Hasilnya
24
Permainan Bayu
25
Jual Beli
26
Kamrahan Jefri
27
Matre?
28
Baku hantam
29
Cemburu
30
Permintaan maaf
31
Dia lagi
32
Kembalikan hartaku!
33
Tersandung
34
Di ejek
35
Berhak bahagia
36
Permintaan Langit
37
Syok
38
Di sita
39
Kolaborasi
40
Pelaku sebenarnya
41
Menguping
42
Sebuah Dendam
43
Mencoba pakaian
44
Penjiplak
45
Karya Seni Nando
46
Kelelahan
47
Menemukan pelaku
48
Drop
49
Ungkapan Aiman
50
Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51
Keraguan Laras
52
Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53
Keputusan Laras.
54
Tidak terima
55
Kekecewaan Aiman
56
Aksi Fatih
57
Hasil Rencana
58
Dia kembali
59
Memulai lembaran baru
60
Geprek Belalai
61
Hari lamaran
62
Makan siang
63
Sok Psycho
64
Pindah
65
Teror Nesi
66
Marah
67
Usul Nando
68
Keberatan
69
Masuk perangkap
70
Ceroboh
71
Mengundang Wartawan
72
Kabar kepergian Nesi
73
Rengekan Langit
74
Terjatuh
75
Di urut
76
Hari bahagia.
77
Persembahan Nando dan Langit
78
Resepsi
79
Malam pertama
80
Langit menghilang.
81
Huru Hara
82
Buat adik
83
Mengadu
84
Berdoa
85
Menikah
86
Akad nikah
87
Dugong
88
Pertanyaan Langit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!