Elsa Ketakutan

Sebelum masuk ke dalam mobil Laras berusaha menetralkan degup jantungnya saat ia berhadapan dengan suami dan mantan Ibu mertuanya yang dzalim. Demi Tuhan, Laras tidak akan tinggal diam setelah apa yang mereka perbuat padanya.

"Ya Allah." Lirih Laras, dia menengadahkan wajahnya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya agar air matanya tidak tumpah.

"Ras," Desi memegang lengan Laras dari samping.

Tidak mudah bagi Laras untuk berada di titik ini, bahkan membayangkan dia berpisah dengan Jefri pun tidak pernah ada sama sekali. Mereka hidup bahagia meskipun dalam kekurangan, dulu Jefri bekerja serabutan dari satu tempat ke tempat lain seraya menyelesaikan kuliahnya. Keduanya memgang prinsip sesuah apapun kehidupannya, tidak akan mencampurkan orangtua maupun kakak Laras di saat mereka masih bisa mengatasi masalahnya sendiri, nyatanya selama 3 tahun terakhir, Jefri lulus dan mulai bekerja di sebuah perusahaan yang tidak di ketahui oleh Laras bahwa Jefri bekerja di perusahaan besar. Dari magang Jefri memberikan uang gajinya sebesar 700 ribu, bertahun-tahun lamanya tidak pernah bertambah.

"Maaf, aku menyerah." Lirih Laras.

"Maafkan Papa, Papa gagal mendidik anak Papa sendiri." Ucap Daryono merasa bersalah.

"Bu--" Laras tak meneruskan ucapannya, dia mengalihkan pandangannya begitu mendengar suara malaikat kecilnya.

"Ibu, ayo pulang! Langit lapar bu, om Aiman ngajak kita ketemu Elsa! Ayo Ibu!" Langit menyembulkan kepalanya di jendela kaca mobil, wajahnya sangat berseri dan begitu antusias, entah apa yang Aiman bicarakan pada bocah itu sampai terlihat begitu bahagia.

"Pa, kak Des. Terimakasih kalian sudah mendukung keputusanku, sepertinya aku harus segera kembali, Langit mungkin sudah tidak sabar bertemu dengan temannya." Ucap Laras seraya menyeka air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Baiklah, hati-hati ya, nak." Ucap Daryono.

Laras meraih tangan kanan Daryono, dia menyaliminya sebelum ia pergi bersama Langit dan juga Aiman. Di dalam mobil sana juga sudah ada kakaknya dan juga iparnya, sebelum benar-benar masuk. Laras merapikan penampilan wajahnya dan juga hijabnya, dia tidak mau sang putra melihat kesedihannya.

*

*

Di Tempat lain.

Baby sitter Elsa memberitahukan pada anak asuhnya, bahwa Langit dan juga Laras akan datang ke kediamannya. Elsa senang bukan main, dia langsung mengajak Nina selaku baby sitternya untuk ke kamarnya mengeluarkan semua mainan miliknya dan juga semua alat lukis.

"Wah, Elsa seneng ya?" Tanya Nina dengan lembut, kedua sudut bibirnya terangkat melihat anak asuhnya terlihat begitu bersemangat menyambut Langit dan Laras.

Elsa masih enggan mengeluarkan suaranya, dia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban lengkap dengan senyum manis khas anak kecil. Namun, sedetik kemudian dia mendapat kilasan bayangan masa lalu di dalam benaknya, seketika ia beringsut bersembunyi di sudut kamar.

"Elsa, mau kemana sayang? It's oke, jangan takut." Nina mencoba meraih tangan Elsa untuk berdiri, bukan hanya kali ini Elsa tiba-tiba ketakutan seperti ini.

"Di-- .. Di- .." Elsa tiba-tiba saja sesenggukkan dengan suara terbata-bata.

"Di? Di apa sayang? Katakan saja, sus akan mendengarkan Elsa." Tanya Nina sambil mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil yang tengah sesenggukan di hadapannya, wajahnya tersirat ketakutan yang tidak tahu apa sebabnya.

"Huaaaa!!! Bun-.. Heuuu ... A-y... Aahhh" Elsa semakin histeris dengan tangan gemetar.

Dari lantai bawah, Aiman mendengar suara tangisan Elsa yang tidak seperti biasanya. Laras dan Langit langsung berlari bersama Aiman menuju lantai atas, mereka semua khawatir dengan keadaan Elsa. Begitu sampai di kamar, terlihat Elsa masih sesenggukkan di dalam dekapan Nina.

"Sus, Elsa kenapa?" Tanya Aiman Khawatir.

"Seperti biasanya tuan, non Elsa tadi tiba-tiba nangis dan ketakutan, dia seperti mau mengucapkan sesuatu dan sempat bilang 'Di' tapi terpotong, dia juga manggil Bun dan Ayah." Jelas Nina.

Laras berjongkok tepat di hadapan Nina, dia menyentuh tangan Elsa dengan Lembut.

"Elsa, sini sama tante." Ucap Laras dengan penuh kelembutan.

Mendengar suara Laras, bagaikan sebuah hipnotis untuk Elsa yang hasilnya dia berhenti menangis. Elsa melepaskan pelukannya dari Nina, dia membalikkan tubuhnya menatap Laras sambil mengusap air matanya dengan kasar.

"Sini sayang." Laras merentangkan tangannya pada Elsa, gadis kecil itu langsung masuk ke dalam dekapan Laras seakan menemukan ketenangan di dalamnya.

Aiman sungguh tidak begitu pahan dengan apa yang terjadi pada Elsa, saat ia konsultasi pada dokter pun dia tidak mendapatkan jawaban yang begitu jelas, karena pada dasarnya Elsa berlaku demikian sejak ibunya meninggal dunia. Di usinya yang baru menginjak empat tahun, anak itu berubah menjadi anak yang pendiam bahkan seringkali terlihat ketakutan.

Laras menggendong tubuh mungil Elsa, ia juga menyeka sisa air mata di pipi Elsa. Langit menatap Elsa dari bawah, dia mencoba menghiburnya dengan memasang wajah jeleknya.

"Wleee.. " Langit menarik kedua sudut bibirnya, dia juga menjulurkan lidahnya yang mana membuat Elsa tertawa.

"Hahaha," Tawa Elsa membuat Aiman bernafas lega.

"Kita ke bawah yuk! Langit ajak main Elsa ya, ibu mau ngobrol dulu sama om Aiman." Ajak Laras.

"Siap, komandan!" Seru Langit memberi hormat pada Laras.

Laras pun turun dari lantai atas, Elsa melingkarkan kedua tangannya di leher Laras agar ia tidak jatuh. Aiman dan Langit mengekor di belakang bersama Nina, di bawah juga ada Bayu dan juga Kiara yang tengah menunggu.

"Sus, bawa Elsa sama Langit main dulu ya. Saya mau bicara sama yang lainnya, nanti Bik Minah nganterin makanan buat mereka." Ucap Aiman.

"Baik Tuan." Naina menganggukkan kepalanya, dia membawa Elsa dan juga Langit menuju taman yang berada di belakang rumah.

Aiman dan Laras pun bergabung dengan Bayu dan juga Kiara. Tampaknya Laras tengah memikirkan sesuatu, sehingga saat ia di panggil oleh Aiman pun tidak menjawabnya.

"Dek," Kiara menepuk pundak Laras sampai si empu terkejut, dia mengelus dadanya sambil beristigfar.

"Ya Allah, kak Kia ini bikin jantungan aja." Ucap Laras.

"Ya kamunya sih ngelamun, emangnya lagi mikirin apa sih?" Kiara kepo pada adik iparnya itu.

Laras menatap Aiman dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, sejenak Laras menopang dagunya menggunakan tangan kanannya dengan mata menyipit. Aiman menaikkan satu alisnya, dia di buat heran melihat tingkah aneh Laras.

"Kenapa?" Tanya Aiman.

"Ini loh, aku tuh kepikiran sama reaksi Elsa. Memangnya dulu saat bundanya meninggal itu gimana ceritanya? Aku kasihan loh lihat dia ketakutan seperti itu, sepertinya dia mengetahui sesuatu tapi takut bilangnya, ngerti gak sih?" Papar Laras.

"Aku juga sebenarnya bingung Ras, dokter juga agak kesulitan soalnya Elsa saat itu masih kecil dan enggan buka suara karena takut. Meskipun Elsa bukan anak kandungku, aku menyayanginya dengan tulus dan menganggapnya anak kandungku sendiri. Tapi, untuk kasusnya saat ini aku merasa gagal menjadi peran ayah baginya, aku belum bisa menghilangkan rasa takutnya walaupun sudah membayar dokter terbaik." Jawab Aiman.

"Jadi? Elsa bukan anak Mas Aiman?" Tanya Laras bingung.

Aiman menjawab dengan gelengan kepalanya. "Iya, dia anak mendiang kakakku." Jawab Aiman dengan lirih, kepalanya menunduk saat mengingat mendiang kakaknya.

"Aiman memang duda. Tapi, dia tidak memiliki anak sebab istrinya meninggal bersama anak yang di kandungnya, kakaknya yaitu Mas Fatih dan juga ibunya Elsa terlibat dalam kecelakaan yang di curigai pembunuhan berencana. Sampai saat ini, pelaku tak kunjung di temukan karena jejaknya hilang begitu saja, namanya juga pembunuhan berencana ya pastinya sudah ada persiapan sebelumnya." Jelas Bayu yang memang mengetahui sebagian kisah Aiman.

Satu tahun lalu. Elsa di temukan polisi berada di dalam tas besar yang di letakkan di bagasi mobil, kondisinya begitu memprihatinkan karena di bagian baju yang di kenakannya terdapat banyak noda darah. Sedangkan Fatih dan juga istrinya terkapar di aspal dengan kondisi tubuh penuh luka, mobil yang di tumpangi mereka bertiga menabrak pembatas jalan, tetapi saat di periksa tubuh Seruni yaitu istri Fatih terdapat luka tusukan. Berbeda denhan Fatih, ia mendapati luka tembakan di tangannya. Kejadian tragis itu menyisakan trauma pada Elsa, nyawa Seruni tidak bisa di selamatkan karena kehilangan banyak darah dan juga fisiknya yang sudah sangat melemah. Fatih bisa terselamatkan, tetapi dia depresi karena tak terima istri tercintanya meninggalkannya.

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

mungkin Elsa liat ortunya di tusuk dan di tembak....dan kayaknya itu orang terdekatnya

2024-12-04

0

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

Tragis se x siapa pelakunya

2024-12-29

0

Bojone pak Lee

Bojone pak Lee

kayaknya ada hubungannya dengan pacarnya jupri

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Hasutan Mertua
2 Teror
3 Tunangan
4 Keadaan Langit
5 Kemarahan Bayu
6 Kedatangan mertua
7 Kehilangan
8 Kembali sakit
9 Memberi Dukungan
10 Mulai bersinar
11 Makan malam
12 Surat Cerai
13 Jatuhnya Talak
14 Sidang cerai
15 Permohonan
16 Elsa Ketakutan
17 Provokasi
18 Hasil sidang
19 Keterkejutan Laras
20 Pria Gila?
21 Langit di Sekap
22 Jangan menangis
23 Tunggu Hasilnya
24 Permainan Bayu
25 Jual Beli
26 Kamrahan Jefri
27 Matre?
28 Baku hantam
29 Cemburu
30 Permintaan maaf
31 Dia lagi
32 Kembalikan hartaku!
33 Tersandung
34 Di ejek
35 Berhak bahagia
36 Permintaan Langit
37 Syok
38 Di sita
39 Kolaborasi
40 Pelaku sebenarnya
41 Menguping
42 Sebuah Dendam
43 Mencoba pakaian
44 Penjiplak
45 Karya Seni Nando
46 Kelelahan
47 Menemukan pelaku
48 Drop
49 Ungkapan Aiman
50 Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51 Keraguan Laras
52 Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53 Keputusan Laras.
54 Tidak terima
55 Kekecewaan Aiman
56 Aksi Fatih
57 Hasil Rencana
58 Dia kembali
59 Memulai lembaran baru
60 Geprek Belalai
61 Hari lamaran
62 Makan siang
63 Sok Psycho
64 Pindah
65 Teror Nesi
66 Marah
67 Usul Nando
68 Keberatan
69 Masuk perangkap
70 Ceroboh
71 Mengundang Wartawan
72 Kabar kepergian Nesi
73 Rengekan Langit
74 Terjatuh
75 Di urut
76 Hari bahagia.
77 Persembahan Nando dan Langit
78 Resepsi
79 Malam pertama
80 Langit menghilang.
81 Huru Hara
82 Buat adik
83 Mengadu
84 Berdoa
85 Menikah
86 Akad nikah
87 Dugong
88 Pertanyaan Langit
89 Pertanyaan Zoya
90 Encok
91 Lelaki setia
92 Misteri box
93 Minyak Rambut
94 Hasilnya
95 Calon mantu
96 Lebay
97 Tercapai
98 Surprise
99 Mengenaskan
100 Melahirkan
101 Titik Lokasi
102 Kontraksi.
103 Melahirkan
104 Selamat
105 Memberi nama
106 Melahirkan
107 Pingsan
108 Aiman kesal
109 Minya di pijit
110 Novel Baru "Langit Maheswara"
111 Spill Novel baru lagi nih " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hasutan Mertua
2
Teror
3
Tunangan
4
Keadaan Langit
5
Kemarahan Bayu
6
Kedatangan mertua
7
Kehilangan
8
Kembali sakit
9
Memberi Dukungan
10
Mulai bersinar
11
Makan malam
12
Surat Cerai
13
Jatuhnya Talak
14
Sidang cerai
15
Permohonan
16
Elsa Ketakutan
17
Provokasi
18
Hasil sidang
19
Keterkejutan Laras
20
Pria Gila?
21
Langit di Sekap
22
Jangan menangis
23
Tunggu Hasilnya
24
Permainan Bayu
25
Jual Beli
26
Kamrahan Jefri
27
Matre?
28
Baku hantam
29
Cemburu
30
Permintaan maaf
31
Dia lagi
32
Kembalikan hartaku!
33
Tersandung
34
Di ejek
35
Berhak bahagia
36
Permintaan Langit
37
Syok
38
Di sita
39
Kolaborasi
40
Pelaku sebenarnya
41
Menguping
42
Sebuah Dendam
43
Mencoba pakaian
44
Penjiplak
45
Karya Seni Nando
46
Kelelahan
47
Menemukan pelaku
48
Drop
49
Ungkapan Aiman
50
Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51
Keraguan Laras
52
Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53
Keputusan Laras.
54
Tidak terima
55
Kekecewaan Aiman
56
Aksi Fatih
57
Hasil Rencana
58
Dia kembali
59
Memulai lembaran baru
60
Geprek Belalai
61
Hari lamaran
62
Makan siang
63
Sok Psycho
64
Pindah
65
Teror Nesi
66
Marah
67
Usul Nando
68
Keberatan
69
Masuk perangkap
70
Ceroboh
71
Mengundang Wartawan
72
Kabar kepergian Nesi
73
Rengekan Langit
74
Terjatuh
75
Di urut
76
Hari bahagia.
77
Persembahan Nando dan Langit
78
Resepsi
79
Malam pertama
80
Langit menghilang.
81
Huru Hara
82
Buat adik
83
Mengadu
84
Berdoa
85
Menikah
86
Akad nikah
87
Dugong
88
Pertanyaan Langit
89
Pertanyaan Zoya
90
Encok
91
Lelaki setia
92
Misteri box
93
Minyak Rambut
94
Hasilnya
95
Calon mantu
96
Lebay
97
Tercapai
98
Surprise
99
Mengenaskan
100
Melahirkan
101
Titik Lokasi
102
Kontraksi.
103
Melahirkan
104
Selamat
105
Memberi nama
106
Melahirkan
107
Pingsan
108
Aiman kesal
109
Minya di pijit
110
Novel Baru "Langit Maheswara"
111
Spill Novel baru lagi nih " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!