Memberi Dukungan

Seminggu kemudian, Laras dan Langit sudah kembali pulih dan sehat, meski sang anak harus rutin setiap bulan melakukan pengecekan demi memantau perkembangan paru-parunya.

Jika Langit sudah dinyatakan sembuh, barulah dia akan berhenti minum obat secara rutin dan berobat jalan seperti usul dari dokter. Itu semua dilakukan untuk menjaga-jaga saja dan memastikan apakah sang anak sudah sembuh total atau masih membutuhkan perawatan.

Berkat usul dari Aiman, akhirnya Laras sudah jauh lebih membaik tidak terus menerus berlarut di dalam kesedihan. Mentalnya pun terselamatkan karena konsultasi sama dokter yang lebih membuat wanita itu nyaman dan lebih tahu apa yang harus dilakukan kedepannya untuk membuka lembaran baru.

Aiman mengantar Laras, Langit, Bayu, juga Kiara menuju Jakarta. Di mana tempat sang kakak tinggal. Mereka akan tinggal bersama untuk menghindari trauma yang akan kembali muncul.

Bayu sangat tahu jika Laras berada di lingkungan itu, sudah pasti sang adik malah semakin drop dan bisa menjadi depresi. Jadi untuk menghindari itu sang dokter juga mengusulkan untuk menjauhi tempat-tempat yang membuat sakit hati itu kambuh.

“Bu, kok, kita nggak pulang ke rumah? Nanti kalau Ayah nyariin kita gimana? ‘Kan, rumah Paman dan Bibi jauh sekali dari rumah kita. Kasihan Ayah, Bu,” ucap Langit menatap Laras.

Semua orang terdiam. Mereka tidak tahu harus menjawab apa, sehingga Aiman kembali menjadi seseorang yang bisa mengendalikan keadaan.

“Langit, Sayang. Untuk sementara tinggal di rumah Paman dan Bibi dulu, ya. Soalnya Ayah Langit lagi kerja jauh banget, jadi nggak bisa pulang setiap hari. Kalau Langit berdua di rumah sama Ibu nanti pas ada orang jahat, bagaimana? Siapa yang mau tolongin Langit sama Ibu, hem?”

“Nah, kalau Langit tinggal sama Paman dan Bibi pasti aman. Mereka bisa bantu Langit sama Ibu jika ada orang jahat yang mau menyakiti kalian.”

Bayu tersenyum menoleh ke arah Aiman. Pria itu memang memiliki seribu cara untuk bisa menenangkan Langit, ketika semua orang tidak memiliki jawabannya.

“Oh, gitu, ya, Om. Berarti Langit harus pindah sekolah juga, dong? Terus kalau Ayah sudah nggak kerja jauh lagi apa kita bisa kumpul kaya dulu?”

Pertanyaan Langit benar-benar membuat Laras kembali merasakan sesak di dada. Hanya saja dia berusaha untuk tetap tenang menghadapi sang anak yang pasti akan menanyakan hal itu secara terus menerus.

“Langit berdoa saja, ya. Intinya sekarang Langit harus sehat, semangat, juga bahagia. Masih ingat pesan Om, hem?” tanya Aiman tersenyum sambil melirik Langit dari spion atas.

“Masih dong, Om. Kata Om, Langit harus bisa jadi anak yang baik, jujur, pintar, juga kuat supaya bisa membuat Ibu bangga karena itu merupakan kebahagiaan Ibu yang tidak pernah bisa dinilai atau dibeli sama uang. Terus juga jangan pernah buat Ibu menangis,” jawab Langit penuh semangat.

“Oh, tentu dong, Anak hebat dan pintar. Sehat-sehat ya, terus jadi kebanggaan Ibu. Oke?”

“Oke, Om. Langit sayang sama Ibu.”

Langit langsung memeluk erat Laras yang membuatnya sangat terharu. Dia tidak menyangka Aiman begitu baiknya membantu mendidik Langit tanpa sepengetahuannya.

Kiara sendiri melihat keromantisan anak dan ibu membuatnya terharu. Tidak mau kalah, sang bibi mulai beraksi untuk menarik perhatian sang ponakan supaya memeluknya sama seperti memeluk Laras.

Aiman dan Bayu hanya tertawa kecil melihat kedua wanita itu memperebutkan Langit yang dibuat bingung.

“Thanks, Man.”

“Sama-sama, Bay.”

Aiman kembali fokus pada setir mobilnya, sesekali melihat ke arah Laras yang tersenyum karena bercanda oleh Langit.

*****

Sesampainya di rumah Bayu di Jakarta. Mereka duduk di ruang keluarga, sedangkan Kiara mengantar Langit ke kamar untuk beristirahat karena merasa kelelahan.

Maklum saja mereka hampir menghabiskan waktu sekitar 3 jam di jalan karena lumayan macet. Bayu mengambilkan minum untuk Aiman juga Laras sambil duduk santai.

“Man, sekali lagi aku ucapkan banyak-banyak terima kasih karena kamu selalu membantu Laras juga Langit. Aku sampai tidak tahu harus membalasnya dengan cara apa lagi karena kebaikanmu tidak bisa dihitung dengan jari,” ucap Bayu setelah menawarkan air minum yang sudah dibuatnya.

“Kakak benar. Aku sendiri malu dan bingung harus bilang apa sama Mas Aiman. Dari awal sampai sekarang dia sudah banyak membantuku, apalagi dia selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan di dalam diri Langit. Sekali lagi secara pribadi aku ucapkan terima kasih, Mas Aiman. Terima kasih,” sahut Laras menatap Aiman dengan senyuman.

“Sudahlah, jangan terlalu banyak bilang terima kasih. Aku saja sampai bosen dengernya, bentar-bentar maaf, bentar-bentar terima kasih. Daripada kalian seperti ini mending kalian pikirkan, langkah apa yang akan diambil setelah semua itu berlalu? Aku bukannya ingin mengingatkan kalian ke masalah itu, hanya saja aku tidak terima seorang pengecut menang begitu saja.”

Seketika suasana jadi hening. Laras menatap Bayu karena apa yang diucapkan ada benarnya. Entah mengapa apa pun yang katakan oleh Aiman selalu seperti kode yang Tuhan kirim untuk mereka bangkit, tetapi tidak berdiam diri setelah harga diri diinjak-injak.

Dengan tekad yang kuat, Laras langsung mengucapkan kalimat yang membuat Aiman tersenyum, begitu juga Bayu.

“Mas Aiman tenang saja. Aku sudah memikirkan tentang semua itu. Mungkin dulu aku lemah karena memikirkan tentang anak-anak, tetapi sekarang tidak lagi. Anakku yang sudah dinantikan kelahirannya harus tiada akibat ulah ibu mertuaku sendiri, lalu dengan seenak jidat suamiku sendiri telah menginjak-injak harga diriku. Untuk itu aku bersumpah. Aku, Laras akan membalaskan dendamku terhadap keluarga Mas Jefri dengan kesuksesan. Aku akan tunjukkan pada mereka. Jika kelak aku bisa sukses berkali-kali lipat dari mereka dan membuat mereka mengemis dengan sendirinya di hadapanku!”

“Ya, kau benar, Dek. Kakak akan bantu kami. Kita tunjukkan pada mereka, kalau kita bisa sukses hingga mereka tidak bisa menginjak harga diri kita lagi. Kamu jangan khawatir, Dek. Ada Kakak di sini yang akan selalu membantumu. Kita tunjukkan sebesar apa kekuatan adik dan kakak ketika disatukan. Kakak yakin kelak mereka akan terkejut akan kesuksesan kita sampai-sampai mereka bertekuk lutut meminta maaf!”

Ini yang Aiman tunggu-tunggu dari mereka berdua. Cara seperti ini merupakan jalan terbaik untuk membalaskan dendam tanpa harus menyakiti.

Kesuksesan seseorang yang dihina jauh lebih terhormat, daripada kesuksesan seseorang yang hanya tahu dihargai tanpa tahu caranya menghargai.

“Good! Aku suka kekompakan kalian ini. Terus langkah selanjutnya kalian mau buka bisnis apa? Lalu, bagaimana tentang rincian modalnya? Apakah kalian sudah kepikiran?”

Laras menatap Bayu, mereka menggelengkan kepalanya yang malah membuat Aiman tertawa kecil. Tekad yang kuat, tiba-tiba melemah ketika sudah membahas tentang modal usaha.

“Sudahlah, kalian nggak usah langsung pesimis gitu. Mana semangat kalian yang tadi, hem? Masa cuma karena modal aja langsung melemah. Udah, tenang saja. Aku akan meminjamkan modal kepada kalian berapa pun itu sampai kalian sukses. Jika gagal kita coba terus sampai tiba saatnya kalian merasakan hasil dari buah kesabaran juga perjuangan!”

“Kalian cukup pikirkan usaha apa yang ingin kalian bangun, setelah semua dirinci dengan baik aku akan mencairkan modal sesuai sama yang kalian butuhkan. Aku percaya usaha kalian tidak butuh waktu lama langsung melejit. Semua itu karena kalian memiliki kekuatan kasih sayang yang tidak semua orang miliki. Percaya sama diri sendiri, kalian pasti bisa. Semangat!”

Mata Laras berkaca-kaca mendengar kebaikan Aiman yang luar biasa. Pria itu begitu mendukung usaha mereka sampai menawarkan diri untuk meminjamkan modal yang pasti sangatlah besar.

Entah apa yang harus dikatakan. Laras dan Bayu hanya mampu berterima kasih karena Tuhan begitu baik mengirimkan malaikat baik seperti Aiman.

*****

Bersambung.

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Jadi terharu 🥺🥺🥺. Ada ya sahabat seperti Aiman yang berhati malaikat

2024-04-30

0

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

Aiman ... sahabat terbaik. Laras dan Bayu jangan lupa urus dulu surat cerai dan hak asuh Langit ... ingatin ya Thor 🥰🥰🥰

2024-04-05

2

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

aman emang terbaik., sebagai sahabat bayu dan calon masa depannya laras. 🤭 ngarep2 aja dulu.

2024-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Hasutan Mertua
2 Teror
3 Tunangan
4 Keadaan Langit
5 Kemarahan Bayu
6 Kedatangan mertua
7 Kehilangan
8 Kembali sakit
9 Memberi Dukungan
10 Mulai bersinar
11 Makan malam
12 Surat Cerai
13 Jatuhnya Talak
14 Sidang cerai
15 Permohonan
16 Elsa Ketakutan
17 Provokasi
18 Hasil sidang
19 Keterkejutan Laras
20 Pria Gila?
21 Langit di Sekap
22 Jangan menangis
23 Tunggu Hasilnya
24 Permainan Bayu
25 Jual Beli
26 Kamrahan Jefri
27 Matre?
28 Baku hantam
29 Cemburu
30 Permintaan maaf
31 Dia lagi
32 Kembalikan hartaku!
33 Tersandung
34 Di ejek
35 Berhak bahagia
36 Permintaan Langit
37 Syok
38 Di sita
39 Kolaborasi
40 Pelaku sebenarnya
41 Menguping
42 Sebuah Dendam
43 Mencoba pakaian
44 Penjiplak
45 Karya Seni Nando
46 Kelelahan
47 Menemukan pelaku
48 Drop
49 Ungkapan Aiman
50 Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51 Keraguan Laras
52 Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53 Keputusan Laras.
54 Tidak terima
55 Kekecewaan Aiman
56 Aksi Fatih
57 Hasil Rencana
58 Dia kembali
59 Memulai lembaran baru
60 Geprek Belalai
61 Hari lamaran
62 Makan siang
63 Sok Psycho
64 Pindah
65 Teror Nesi
66 Marah
67 Usul Nando
68 Keberatan
69 Masuk perangkap
70 Ceroboh
71 Mengundang Wartawan
72 Kabar kepergian Nesi
73 Rengekan Langit
74 Terjatuh
75 Di urut
76 Hari bahagia.
77 Persembahan Nando dan Langit
78 Resepsi
79 Malam pertama
80 Langit menghilang.
81 Huru Hara
82 Buat adik
83 Mengadu
84 Berdoa
85 Menikah
86 Akad nikah
87 Dugong
88 Pertanyaan Langit
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Hasutan Mertua
2
Teror
3
Tunangan
4
Keadaan Langit
5
Kemarahan Bayu
6
Kedatangan mertua
7
Kehilangan
8
Kembali sakit
9
Memberi Dukungan
10
Mulai bersinar
11
Makan malam
12
Surat Cerai
13
Jatuhnya Talak
14
Sidang cerai
15
Permohonan
16
Elsa Ketakutan
17
Provokasi
18
Hasil sidang
19
Keterkejutan Laras
20
Pria Gila?
21
Langit di Sekap
22
Jangan menangis
23
Tunggu Hasilnya
24
Permainan Bayu
25
Jual Beli
26
Kamrahan Jefri
27
Matre?
28
Baku hantam
29
Cemburu
30
Permintaan maaf
31
Dia lagi
32
Kembalikan hartaku!
33
Tersandung
34
Di ejek
35
Berhak bahagia
36
Permintaan Langit
37
Syok
38
Di sita
39
Kolaborasi
40
Pelaku sebenarnya
41
Menguping
42
Sebuah Dendam
43
Mencoba pakaian
44
Penjiplak
45
Karya Seni Nando
46
Kelelahan
47
Menemukan pelaku
48
Drop
49
Ungkapan Aiman
50
Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51
Keraguan Laras
52
Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53
Keputusan Laras.
54
Tidak terima
55
Kekecewaan Aiman
56
Aksi Fatih
57
Hasil Rencana
58
Dia kembali
59
Memulai lembaran baru
60
Geprek Belalai
61
Hari lamaran
62
Makan siang
63
Sok Psycho
64
Pindah
65
Teror Nesi
66
Marah
67
Usul Nando
68
Keberatan
69
Masuk perangkap
70
Ceroboh
71
Mengundang Wartawan
72
Kabar kepergian Nesi
73
Rengekan Langit
74
Terjatuh
75
Di urut
76
Hari bahagia.
77
Persembahan Nando dan Langit
78
Resepsi
79
Malam pertama
80
Langit menghilang.
81
Huru Hara
82
Buat adik
83
Mengadu
84
Berdoa
85
Menikah
86
Akad nikah
87
Dugong
88
Pertanyaan Langit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!