Keadaan Langit

Sesampainya di rumah sakit besar yang berada di pinggir kota, Aiman langsung memarkirkan mobil dan meminta para perawat untuk mengambilkan bangkar. Setelah itu mereka semua berlari membawa Langit ke ruangan UGD.

Pintu UGD tertutup bersamaan dengan masuknya Langit. Laras yang sudah tidak tahu harus bagaimana langsung terjatuh di lantai dalam keadaan duduk dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

“Astagfirullah, Laras!” pekik Aiman segera menolong Laras dan membawanya untuk duduk di kursi tunggu.

Tak henti-hentinya Laras menangis sesegukan ketika hati sudah benar-benar hancur lebur. Bagaimana tidak, ketika sang anak sedang berjuang bertahan hidup sang ayah malah asyik-asyikan bertunangan sama wanita lain.

“Ujian apa lagi yang Engkau berikan padaku, Tuhan. Kenapa begitu berat ujian ini, kenapa hiks ….”

Menyaksikan Laras seperti itu Aiman mengeluarkan sapu tangan dari saku celana untuk mengusap air mata dari adik sahabatnya itu.

Aiman tak berani berkata apa-apa sebelum keadaan Laras tenang terlebih dahulu. Aiman izin pergi sebentar, lalu tak lama kembali dengan membawa air minum dan memberikan kepada adik sahabatnya.

Aiman begitu kasihan akan nasib malang yang telah dihadapi Laras seorang diri. Tak sedetik pun dia melihat keberadaan suaminya, padahal di saat seperti itu kehadiran Jefri sangat dibutuhkan oleh anak juga sang istri. Namun pria tersebut memilih untuk tidak hadir karena acaranya jauh lebih penting dari nyawa sang anak.

“Minumlah, tenangkan hatimu. Kita doakan saja semoga Langit bisa bertahan hidup. Dia anak yang kuat, bukan? Jadi sebagai Ibu kamu harus lebih kuat darinya. Ingat, saat ini kamu sedang hamil. Jangan sampai kamu stres itu akan berakibat fatal bagi janinmu. Kamu tidak mau perjuanganmu sebagai Ibu sia-bisa, ‘kan? Untuk itu tenanglah, minum dulu jangan sampai kamu drop. Kasihan Langit.”

Laras menatap Aiman dengan mata yang masih basah, kemudian menganggukan kepala dan perlahan meminum air putih yang sudah dibelikan.

Selepas Laras tenang, barulah Aiman memberanikan diri menanyakan sebenarnya apa yang telah terjadi pada Langit dan di mana ayahnya.

Awalnya Laras tak enak hati harus menceritakan masalah yang sedang dialaminya. Namun dia telah menganggap Aiman sebagai kakaknya sendiri, jadi apa yang terjadi selama ini diceritakan secara perlahan dan detail.

Aiman langsung syok berat. Dia tidak menyangka bila rumah tangga Laras dan Jefri sudah separah itu sampai mengkhianati cinta mereka.

Lebih parahnya kakak dari Laras, sahabat dari Aiman tidak mengetahui sedikit pun mengenai kondisi rumah tangga mereka. Bayu hanya mengetahui tentang adik juga ponakan yang selalu baik-baik saja tanpa adanya masalah.

Akan tetapi, siapa sangka selama ini Laras telah menyembunyikan masalah sebesar itu. Aiman yang tidak terima langsung menelepon Bayu untuk memberikan informasi penting ini.

Laras berulang kali menahannya, cuma Aiman tak menghentikan langkahnya. Jika bukan Bayu tidak ada yang bisa menyelamatkan hidup Laras juga kedua anaknya.

“Assalamualaikum, Bay. Ini Aiman. Saat ini aku ada di rumah sakit Sentral Medika. Kamu cepat ke sini, keadaan Langit tidak baik. Dan satu hal yang harus kamu tahu. Adikmu, Laras. Dia sedang ditimpa masalah yang cukup serius. Jadi aku harap kamu segera pergi ke sini temani Laras. Hanya kamu yang bisa menguatkan Laras saat ini.”

Bayu benar-benar syok campur bingung atas penjelasan yang Aiman berikan. Pantas saja beberapa hari ini perasaan seorang kakak tidaklah enak. Dia selalu memikirkan kondisi sang adik yang tinggal jauh darinya, ternyata benar. Jika Laras dan anak-anak sedang tidak baik-baik saja.

“Astagfirullah, kok, bisa? Memang langit sakit apa? Terus Laras ada masalah apa? Di mana Jefri, apa dia tidak ada di sana?”

Pertanyaan yang berulang kali Bayu lontarkan terhadap Aiman, membuat dia tidak tahu harus menjawab apa. Matanya melirik Laras yang sedari tadi terus menatapnya.

“Kamu bicaralah dengan Laras sendiri. Aku tidak bisa menjawabnya karena takut kesalahan,” ucap Aiman segera memberikan ponselnya kepada Laras.

Dengan tangan yang gemetar, air mata yang kembali menetes Laras memberanikan diri mengangkat telepon dari sang kakak.

“Ka-kakak ….” Hanya mendengar suara itu hati Bayu langsung hancur sehancur-hancurnya. Tangisan sang adik sama saja seperti sebuah tusukan untuknya.

“De-dek, ka-kamu kenapa? A-apa yang terjadi, hem? Ka-kakak mohon, to-tolong jujur sama Kakak. Apa yang terjadi selama ini? Kakak tahu saat ini kamu sedang rapuh, bukan? Jadi, Kakak mohon bicaralah, Dek, bicaralah.”

Air mata Bayu runtuh ketika kondisi adiknya tidak seperti biasanya yang ceria penuh canda tawa. Isak tangis Laras begitu pilu membuat hati sang kakak terasa disayat-sayat.

Laras perlahan memberanikan diri untuk menceritakan semua yang telah terjadi selama 7 tahun pernikahan dengan Jefri. Bayu tak bisa berkata apa-apa, tubuhnya langsung lemas jatuh di kursi setelah penjelasan dari sang adik berhasil menghancurkan setengah dari dunianya.

Aiman saja sampai berkaca-kaca hingga tanpa disadari tangannya mengepal keras mendengar semua penderitaan yang dialami oleh Laras.

Bagi Aiman, Laras sudah seperti adik sendiri yang harus dilindungi. Akan tetapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa selagi Bayu dan adiknya tidak meminta tolong kepadanya.

Tak lama dokter keluar dari ruangan UGD. Laras langsung memberikan ponsel kepada Aiman, lalu pria itu mematikannya setelah mendengar Bayu akan menyusulnya.

“Dok, bagaimana keadaan anak saya? Dia baik-baik saja, ‘kan? Langit gapapa ‘kan, Dok? Langit tidak pergi, ‘kan? Iya, ‘kan? Jawab, Dok, jawab!”

Laras menggoyangkan tangan kanan sang dokter saking cemasnya sampai tak bisa mengontrol rasa paniknya.

“Ras, sabar. Kita dengarkan dokter dulu ya, biar dokter jelasin satu-satu dulu. Oke?”

Laras menoleh ke arah Aiman yang tersenyum kecil berusaha untuk menenangkan. Dia sangat tahu bagaimana perasaan wanita itu saat ini.

“Tenang ya, Nyonya. Saat ini kondisi pasien sudah kami tangani. Dia harus melakukan perawatan intens lebih dalam lagi karena saya menduga paru-paru pasien mengalami peradangan. Cuma tenang saja, Nyonya sudah membawa pasien dengan cepat jadi kita semua bisa segera menanganinya. Jika tidak keadaan pasien akan semakin buruk. Beruntung sekali Nyonya memiliki anak yang super kuat, sehingga dengan keadaan seperti ini pasien masih tetap stabil meski tadi dalam masa kritis.”

Penjelasan dari dokter membuat Aiman sedikit lega. Setidaknya dokter sudah melakukan tugasnya dengan baik, sampai akhirnya Langit berada di tangan yang tepat dan nyawanya pun tertolong.

Entah Laras harus bahagia atau tidak karena dari perkataan dokter tidak ada yang membuat hatinya merasa senang.

Mungkin kondisi Langit yang tertolong adalah suatu hal yang sangat diharapkan oleh Laras, tetapi ketika tahu keadaan sang anak membuat hatinya kembali hancur.

“Terus saya harus bagaimana, Dok? Apakah anak saya harus melakukan operasi? Donor paru-paru atau bagaimana?” tanya Laras.

“Nyonya tenang saja. Sejauh ini keadaan pasien masih baik-baik saja. Kita bisa lihat perkembangannya nanti karena kami akan melakukan pengecekan keseluruhan melalui rontgen dan sebagainya. Kalau keadaannya baik, maka kurang lebih tiga hari pasien sudah boleh kembali pulang. Namun jika ada penyakit serius kita harus segera menanganinya terlebih dahulu sebelum penyakitnya menyebar. Sampai sini Nyonya dan Tuan sudah mengerti?”

Dokter tersenyum kecil menatap mereka, meski sangat tahu bagaimana perasaan seorang ibu yang harus menyaksikan sang anak dirawat akibat penyakit yang sering sekali ditakuti banyak orang.

“Baik, Dok. Lakukan yang terbaik, saya akan membayar uang masuk dan kamar inapnya. Intinya saya mau Langit itu bisa sehat kembali,” ucap Aiman tegas.

“Baiklah, Tuan. Kalau begitu saya permisi ke dalam dulu untuk menyiapkan pasien supaya bisa segera dipindahkan ke ruangan nginap. Permisi,” jawab dokter, lalu pergi kembali memasuki ruangan UGD.

Laras menatap Aiman, tetapi pria itu menahannya untuk tidak berkata apa pun atau menolaknya. Semua ini murni karena dia merasa kasihan terhadap nasib malang yang dirasakan oleh adik dari sahabatnya.

Sementara Langit sudah dianggap seperti anaknya sendiri, apalagi melihat anak sekecil itu harus dirawat membuat hati Aiman merasa sedih.

Aiman meminta Laras untuk tetap bersabar dan menunggu di depan UGD supaya bisa menemani Langit pindah kamar. Sementara dia akan mengurus semua biaya administrasi tanpa menjadikannya hutang karena murni dari hati yang paling dalam untuk menolong adik dari sahabatnya.

*****

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rafinsa

Rafinsa

untunglah ada orang baik..

2024-11-25

1

Kalsum

Kalsum

alhamdulliah untung ada sahabat abg laras

2025-01-03

0

Laurensia Listianawati

Laurensia Listianawati

Untung Laras bisa ketemu sahabat kakaknya

2024-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Hasutan Mertua
2 Teror
3 Tunangan
4 Keadaan Langit
5 Kemarahan Bayu
6 Kedatangan mertua
7 Kehilangan
8 Kembali sakit
9 Memberi Dukungan
10 Mulai bersinar
11 Makan malam
12 Surat Cerai
13 Jatuhnya Talak
14 Sidang cerai
15 Permohonan
16 Elsa Ketakutan
17 Provokasi
18 Hasil sidang
19 Keterkejutan Laras
20 Pria Gila?
21 Langit di Sekap
22 Jangan menangis
23 Tunggu Hasilnya
24 Permainan Bayu
25 Jual Beli
26 Kamrahan Jefri
27 Matre?
28 Baku hantam
29 Cemburu
30 Permintaan maaf
31 Dia lagi
32 Kembalikan hartaku!
33 Tersandung
34 Di ejek
35 Berhak bahagia
36 Permintaan Langit
37 Syok
38 Di sita
39 Kolaborasi
40 Pelaku sebenarnya
41 Menguping
42 Sebuah Dendam
43 Mencoba pakaian
44 Penjiplak
45 Karya Seni Nando
46 Kelelahan
47 Menemukan pelaku
48 Drop
49 Ungkapan Aiman
50 Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51 Keraguan Laras
52 Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53 Keputusan Laras.
54 Tidak terima
55 Kekecewaan Aiman
56 Aksi Fatih
57 Hasil Rencana
58 Dia kembali
59 Memulai lembaran baru
60 Geprek Belalai
61 Hari lamaran
62 Makan siang
63 Sok Psycho
64 Pindah
65 Teror Nesi
66 Marah
67 Usul Nando
68 Keberatan
69 Masuk perangkap
70 Ceroboh
71 Mengundang Wartawan
72 Kabar kepergian Nesi
73 Rengekan Langit
74 Terjatuh
75 Di urut
76 Hari bahagia.
77 Persembahan Nando dan Langit
78 Resepsi
79 Malam pertama
80 Langit menghilang.
81 Huru Hara
82 Buat adik
83 Mengadu
84 Berdoa
85 Menikah
86 Akad nikah
87 Dugong
88 Pertanyaan Langit
89 Pertanyaan Zoya
90 Encok
91 Lelaki setia
92 Misteri box
93 Minyak Rambut
94 Hasilnya
95 Calon mantu
96 Lebay
97 Tercapai
98 Surprise
99 Mengenaskan
100 Melahirkan
101 Titik Lokasi
102 Kontraksi.
103 Melahirkan
104 Selamat
105 Memberi nama
106 Melahirkan
107 Pingsan
108 Aiman kesal
109 Minya di pijit
110 Novel Baru "Langit Maheswara"
111 Spill Novel baru lagi nih " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hasutan Mertua
2
Teror
3
Tunangan
4
Keadaan Langit
5
Kemarahan Bayu
6
Kedatangan mertua
7
Kehilangan
8
Kembali sakit
9
Memberi Dukungan
10
Mulai bersinar
11
Makan malam
12
Surat Cerai
13
Jatuhnya Talak
14
Sidang cerai
15
Permohonan
16
Elsa Ketakutan
17
Provokasi
18
Hasil sidang
19
Keterkejutan Laras
20
Pria Gila?
21
Langit di Sekap
22
Jangan menangis
23
Tunggu Hasilnya
24
Permainan Bayu
25
Jual Beli
26
Kamrahan Jefri
27
Matre?
28
Baku hantam
29
Cemburu
30
Permintaan maaf
31
Dia lagi
32
Kembalikan hartaku!
33
Tersandung
34
Di ejek
35
Berhak bahagia
36
Permintaan Langit
37
Syok
38
Di sita
39
Kolaborasi
40
Pelaku sebenarnya
41
Menguping
42
Sebuah Dendam
43
Mencoba pakaian
44
Penjiplak
45
Karya Seni Nando
46
Kelelahan
47
Menemukan pelaku
48
Drop
49
Ungkapan Aiman
50
Nove baru Judulnya "Mengandung Benih Si Culun"
51
Keraguan Laras
52
Keresahan Zoya dan Kelegaan Laras
53
Keputusan Laras.
54
Tidak terima
55
Kekecewaan Aiman
56
Aksi Fatih
57
Hasil Rencana
58
Dia kembali
59
Memulai lembaran baru
60
Geprek Belalai
61
Hari lamaran
62
Makan siang
63
Sok Psycho
64
Pindah
65
Teror Nesi
66
Marah
67
Usul Nando
68
Keberatan
69
Masuk perangkap
70
Ceroboh
71
Mengundang Wartawan
72
Kabar kepergian Nesi
73
Rengekan Langit
74
Terjatuh
75
Di urut
76
Hari bahagia.
77
Persembahan Nando dan Langit
78
Resepsi
79
Malam pertama
80
Langit menghilang.
81
Huru Hara
82
Buat adik
83
Mengadu
84
Berdoa
85
Menikah
86
Akad nikah
87
Dugong
88
Pertanyaan Langit
89
Pertanyaan Zoya
90
Encok
91
Lelaki setia
92
Misteri box
93
Minyak Rambut
94
Hasilnya
95
Calon mantu
96
Lebay
97
Tercapai
98
Surprise
99
Mengenaskan
100
Melahirkan
101
Titik Lokasi
102
Kontraksi.
103
Melahirkan
104
Selamat
105
Memberi nama
106
Melahirkan
107
Pingsan
108
Aiman kesal
109
Minya di pijit
110
Novel Baru "Langit Maheswara"
111
Spill Novel baru lagi nih " Kasih sayang Cahaya" jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!