Mafia 4

"Karena, Arumi yatim-piatu. Saya yang akan menjadi walinya," ucap Mustafa Ali selaku paman dari Arumi. Sebab, Mustafa adalah seorang kakak laki-laki dari mendiang ayahnya Arumi.

"Baik. Karena Pak Mustafa masih ada silsilah dengan mendiang ayahnya Arumi. Maka pernikahan ini akan sah menurut agama Islam," jelas pak RT lagi.

"Oh ya. Anda Islam kan, Nak Max?" tanya pak RT. Ia tidak mau kecolongan jika menikahkan warganya yang berlainan agama.

"Uhuk!" Max tersedak ketika pak RT menanyakan agamanya. Sejak kecil sampai sebesar ini, Max bahkan tidak tau apa itu agama maupun Tuhan yang suka disembah oleh orang-orang. Max bahkan tidak membawa kartu pengenal. Karena itulah, Mustafa memutuskan agar Max mengucapkan dua kalimat syahadat dulu. Agar hubungannya dengan sang keponakan tidak di murkai Allah.

Arumi nampak menghela napasnya. Pria macam apa yang akan menikahinya ini. Bahkan, agamanya saja tidak jelas. "Ayah, Ibu. Maafkan Arum," batin gadis itu dengan kedua tangan yang saling meremas satu sama lain.

Max, mau tak mau mengikuti apapun yang di arahkan oleh pria patuh baya yang merupakan paman dari calon istrinya ini. Max, berdecih pelan. Ia membenci hubungan pernikahan karena berkaca dari tragedi yang terjadi pada keluarganya dulu.

Mustafa, membimbing Max dalam mengucapkan syahadat. Sebelumnya, Mustafa berkali-kali menanyakan pada, Max apakah pria itu benar-benar bersedia masuk ke dalam agamanya. Mau jawab apa lagi. Bukankah dirinya di desak? Pikir Max. Kalau boleh jujur, dirinya tentu saja terpaksa melakukan ini semua.

"Apa mahar untuk Arumi yang telah kamu siapkan?" tanya Mustafa pada Max.

"Apa itu mahar?" Max bertanya dengan kening berkerut. Tuntutan apa lagi yang di berikan orang-orang ini padanya. Rahangnya sudah beradu demi menahan geram dan emosi.

"Benda berharga yang kau miliki saat ini dan harus kau berikan pada Arumi sebagai mas kawin. Itu salah satu syarat pernikahan dalam Islam," jelas Mustafa.

Max memutar otaknya. Satu-satunya benda berharga miliknya yang ia bawa saat ini adalah cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Benda peninggalan dari mendiang mamanya. "Tak mungkin aku menyerahkan benda berharganya ini untuk wanita itu bukan? Enak saja!" umpat Max dalam hati.

Tapi tak ada benda lain. Selain senjatanya yang tak mungkin ia perlihatkan pada orang-orang ini dan juga ponselnya yang mati. Dimana di dalamnya tersimpan berbagai macam data. Ponsel miliknya bukan hanya mahal tapi berteknologi tinggi dan canggih. Ia takkan menyerahkannya pada Arumi.

"Arggh! Baiklah, aku akan meminjamkan cincin milik mama sebentar untuknya. Nanti akan aku ambil lagi," batin Max dengan keputusannya yang berat.

Setelahnya, proses Ijab qobul pun di lakukan dengan cepat dan khidmat. Meskipun, Max harus mengucapkan ikrar tersebut menggunakan catatan dari secarik kertas. Hingga, satu kata sakral pun terucap.

"Saya terima, nikah dan kawinnya Arumi Nasha Razeta, binti Muhammad Furqon, dengan mas kawin sebuah cincin berlian di bayar tunai!"

"SAH??"

"SAAAHH ...!!" seru serempak dari semua warga yang hadir di sana. Walaupun mereka sempat saling pandang satu sama lain karena mahar yang di berikan oleh, Max berupa cincin berlian. Seumur hidup baru kali ini mereka melihat perhiasan termahal itu.

"Alhamdulillah!!" ucap Mustafa dan juga pak RT.

Arumi menerima mahar berupa cincin yang sebelumnya melingkar di jari manis Max dengan ragu. Bukan masalah berapa karat dari berlian tersebut, tetapi siapa sebenarnya pria yang telah menikahinya ini. Arumi dengan segala pemikirannya, menyambut tangan Max yang berada di depan wajahnya dengan gemetar.

Max, mau tak mau menerima apa yang Arumi lakukan dengan kikuk. Hingga debaran aneh itu, tiba-tiba ia rasakan bergetar di dalam dadanya.

Arumi meneteskan air mata harunya. Entah perasaan apa yang tengah ia rasakan. Satu hal yang pasti, gadis itu hanya ingin menangis untuk meluapkan apa yang ada di dalam hatinya saat ini.

Dalam waktu singkat, statusnya sudah berubah. Dan, pria asing itu telah menjadi suaminya. Tak ada jamuan apalagi kado. Semua terjadi mendadak dan begitu cepat. Hingga acara selesai tak lama kemudian adzan subuh berkumandang.

"Rum, Paman berangkat ke musholla dulu ya. Terimalah semua dengan lapang dada. Tidak ada hal yang terjadi melainkan atas kehendak serta ketentuan dari Allah. Sing sabar ya, Nduk," ucap Mustafa, berupaya membesarkan hati keponakannya itu. Arumi hanya bisa tersenyum seraya bertanya.

"Paman percaya sama, Arum kan?" tanya gadis dengan niqob itu, menatap sang paman dengan tatapan sendu.

"Insyaallah, Paman percaya," kata Mustafa seraya mengusap kepala keponakan yang ia urus sejak kecil itu. Arumi tersenyum lega, mengiringi kepergian pria paruh baya itu.

Semua kejadian ini terasa seperti mimpi. Semua orang tidak ada yang tau, seperti apa sosok Max yang sebenarnya. Pria itu, bahkan terlihat biasa saja dengan luka berlubang di bahunya. Seperti sudah sering mengalami hal yang serupa.

"Siapa suami Arumi itu sebenarnya, ya Robb?" batin Arumi, belum bisa menerima kejadian ini begitu saja. Bahkan, Arumi masih berharap ini semua hanyalah mimpinya. Tetapi. Melihat sosok pria asing itu menatapnya dengan tajam, Arumi yakin jika apa yang terjadi tadi adalah nyata.

Max, menarik tangan Arumi setelah mereka hanya tinggal berdua di rumah ini. Arumi yang kaget, sontak menarik kembali tangannya.

"Hei! Kamu itu udah jadi istri saya. Bahkan saya sudah halal untuk menggauli kamu!" ucap Max, dengan nada kesal karena penolakan Arumi. Karena itulah, Max sengaja menghimpit tubuh Arumi ke dinding.

"Jangan harap! Ma–maksud, Arumi ... bukan begitu." Arumi langsung meralat ucapannya saat kedua mata pria di hadapannya ini semakin melebar.

"Kamu itu kan hanya pria asing yang tiba-tiba datang ke dalam kamar saya. Lalu, membuat para warga salah paham dan berakhir menikahkan kita. Jadi, jangan berpikir jika hubungan mendadak dan terpaksa ini akan berjalan dengan wajar," terang Arumi dengan suara yang sedikit bergetar. Apalagi, saat ini wajah Max hanya sejengkal darinya dan dada pria itu hampir menghimpit tubuhnya.

Bagaimana pun dirinya tidak bisa berkata dengan keras apalagi marah. Itu bukan karakter seorang Arumi. Lagipula, pria di hadapannya ini juga korban sama sepertinya. Walaupun, Arumi sendiri tidak tau apa yang melatarbelakangi pria asing itu hingga memilih kamarnya untuk bersembunyi.

Arumi yakin, jika Max juga pasti memiliki keluarga dan kehidupan lain sebelumnya. Akan tetapi, bagaimana pun juga, Arumi belum bisa menerima kenyataan ini begitu saja. Hati dan pikirannya masih kacau bahkan juga di selimuti dengan berbagai pertanyaan.

Meskipun wajah pria di hadapannya ini tanpa cela, tapi Max adalah pria asing yang baru ia kenal beberapa saat lalu. Bahkan, baru sesaat tadi mereka saling tau nama masing-masing.

"Kembalikan cincinku!" pinta Max, seraya menadahkan tangannya.

"Eh?" Arumi melongo di balik niqobnya.

Terpopuler

Comments

Dhafitha Fitha Fitha

Dhafitha Fitha Fitha

eh emang boleh ya ada ada ja mafia satu ni

2025-01-02

1

febby fadila

febby fadila

astaga max kok diminta lagi si cincinx itukan adalah maharx...

2025-03-14

0

febby fadila

febby fadila

astaga max kok diminta lagi si cincinx itukan adalah maharx...

2025-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 MAFIA 1.
2 Mafia 2
3 Mafia 3
4 Mafia 4
5 Mafia 5
6 Mafia 6.
7 Mafia 7
8 Mafia 8
9 Mafia 9
10 Mafia 10
11 Mafia 11
12 Mafia 12
13 Mafia 13
14 Mafia 14
15 Mafia 15
16 Mafia 16
17 Mafia 17
18 Mafia 18
19 Mafia 19
20 Mafia 20
21 Mafia 21
22 Mafia 22
23 Mafia 23
24 Mafia 24
25 Mafia 25
26 Mafia 26
27 Mafia 27
28 Mafia 28
29 Mafia 29
30 Mafia 30
31 Mafia 31
32 Mafia 32
33 Mafia 33
34 Mafia 34
35 Mafia 35
36 Mafia 36
37 Mafia 37
38 Mafia 38
39 Mafia 39
40 Mafia 40
41 Mafia 41
42 Mafia 42
43 Mafia 43
44 Mafia 44
45 Mafia 45
46 Mafia 46
47 Mafia 47
48 Mafia 48
49 Mafia 49
50 Mafia 50
51 Mafia 51
52 Mafia 52
53 Mafia 53
54 Mafia 54
55 Mafia 55
56 Mafia 56
57 Mafia 57
58 Mafia 58
59 Mafia 59
60 Mafia 60
61 Mafia 61
62 Mafia 62
63 Mafia 63
64 Mafia 64
65 mafia 65
66 Mafia 66
67 Mafia 67
68 Mafia 68
69 Mafia 69
70 Mafia 70
71 Mafia 71
72 Mafia 72
73 Mafia 73
74 Mafia 74
75 Mafia 75
76 Mafia 76
77 Mafia 77
78 Mafia 78
79 Mafia 79
80 Mafia 80
81 Mafia 81
82 Mafia 82
83 Mafia 83
84 Mafia 84
85 Mafia 85
86 Mafia 86
87 Mafia 87
88 Mafia 88
89 Mafia 89
90 Mafia 90
91 Mafia 91
92 Mafia 92
93 Mafia 93
94 Mafia 94
95 Mafia 95
96 Mafia 96
97 Mafia 97
98 Mafia 98
99 Mafia 99
100 Menuju Akhir Cerita
101 Ketabahan Arumi
102 TAMAT
103 Bab BONUS!!
104 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 104 Episodes

1
MAFIA 1.
2
Mafia 2
3
Mafia 3
4
Mafia 4
5
Mafia 5
6
Mafia 6.
7
Mafia 7
8
Mafia 8
9
Mafia 9
10
Mafia 10
11
Mafia 11
12
Mafia 12
13
Mafia 13
14
Mafia 14
15
Mafia 15
16
Mafia 16
17
Mafia 17
18
Mafia 18
19
Mafia 19
20
Mafia 20
21
Mafia 21
22
Mafia 22
23
Mafia 23
24
Mafia 24
25
Mafia 25
26
Mafia 26
27
Mafia 27
28
Mafia 28
29
Mafia 29
30
Mafia 30
31
Mafia 31
32
Mafia 32
33
Mafia 33
34
Mafia 34
35
Mafia 35
36
Mafia 36
37
Mafia 37
38
Mafia 38
39
Mafia 39
40
Mafia 40
41
Mafia 41
42
Mafia 42
43
Mafia 43
44
Mafia 44
45
Mafia 45
46
Mafia 46
47
Mafia 47
48
Mafia 48
49
Mafia 49
50
Mafia 50
51
Mafia 51
52
Mafia 52
53
Mafia 53
54
Mafia 54
55
Mafia 55
56
Mafia 56
57
Mafia 57
58
Mafia 58
59
Mafia 59
60
Mafia 60
61
Mafia 61
62
Mafia 62
63
Mafia 63
64
Mafia 64
65
mafia 65
66
Mafia 66
67
Mafia 67
68
Mafia 68
69
Mafia 69
70
Mafia 70
71
Mafia 71
72
Mafia 72
73
Mafia 73
74
Mafia 74
75
Mafia 75
76
Mafia 76
77
Mafia 77
78
Mafia 78
79
Mafia 79
80
Mafia 80
81
Mafia 81
82
Mafia 82
83
Mafia 83
84
Mafia 84
85
Mafia 85
86
Mafia 86
87
Mafia 87
88
Mafia 88
89
Mafia 89
90
Mafia 90
91
Mafia 91
92
Mafia 92
93
Mafia 93
94
Mafia 94
95
Mafia 95
96
Mafia 96
97
Mafia 97
98
Mafia 98
99
Mafia 99
100
Menuju Akhir Cerita
101
Ketabahan Arumi
102
TAMAT
103
Bab BONUS!!
104
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!