Sementara itu...
Di sebuah kastil Raja iblis Rumina yang terlihat sangat megah, tiga orang bawahan Raja iblis Rumina sedang berlutut du depan Raja iblis Rumina untuk menyampaikan berita tentang pahlawan terpilih yang muncul di Kota Falmunt. Mereka adalah Tour, Rio, dan Yue.
Kastil ini masih tidak di ketahui keberadaan nya. karena sepertinya, Raja iblis Rumina melapisi seluruh bagian kastil dengan sihir nya supaya dia bisa menyembunyikan kastil ini sesuka hati nya.
Tiga orang bawahan Raja iblis berlutut di depan Raja iblis Rumina yang sedang duduk di singgasana nya yang megah "Tuan Raja iblis, kami mendapat laporan dari para bawahan kami, kalau pahlawan terpilih telah muncul." Ucap Tour.
Raja iblis Rumina menjawab sambil bersandar tangan nya yang dia taruh di pinggiran kursi "Benarkah?"
Dari nada nya, Raja Iblis Rumina terlihat tidak terlalu terkejut. Dia seperti sudah mengetahui kalau pahlawan terpilih pasti akan muncul. Namun, meskipun dia telah mengetahuinya , dia masih belum tahu Siapakah pahlawan terpilih ini.
"Jadi... Siapa pahlawan terpilih ini?" Tanya Rumina sambil mengangkat alis nya.
"Baik, Pahlawan terpilih itu bernama Shido. Dia adalah anak dari seorang hunter nomor satu di desa nya. Dia memiliki rambut berwarna putih hitam serta mata merah biru." Ucap Tour.
"Mata merah biru?" Tanya Rumina Dengan heran.
Nampaknya Raja iblis Rumina berasa tidak asing dengan ciri-ciri Shido. Dia seperti pernah melihat sosok yang mirip dengan Shido sebelum nya.
"Ya, mata merah biru." Jawab Tour dengan jujur. Tidak ada kebohongan dari Kata-kata nya.
"Lalu... Apakah pahlawan terpilih ini du temani oleh seorang atau semacamnya?"
"Mengenai itu..." Tour berhenti di Tengah-tengah kata untuk melihat ke arah Rio yang sedang berlutut di sebelah kanan nya. "Biar Rio saja yang menjawab nya. Karena Rio lah yang menyelidiki teman Pahlawan terpilih ini."
Rio kemudian mulai menjelaskan kepada Rumina tentang Siapakah yang menemani Pahlawan terpilih. "Saya Izin untuk menjawab, Tuan Raja iblis. Sepertinya, Dia ditemani oleh Seorang gadis Berambut putih yang bernama Emily. Dan juga, kami mendapat laporan kalau sebelum nya dia juga terlihat bersama dengan gadis berambut ungu yang bernama Sora."
"Oh jadi begitu, ternyata ramalan itu bukan cuma mitos belaka."
"Ramalan? Apa maksud anda tuan Raja iblis?" Tanya Tour dengan nada heran Sambil masih berlutut di depan Rumina. Begitu juga dengan Rio dan Yue.
Seperti nya Raja iblis Rumina mengetahui tentang ramalan atau semacamnya. Namun, dia seperti nya enggan untuk memberi tahu bawahan nya.
Ini tidak mungkin, apakah benar kalau dia adalah anak yang diramal kan itu? Tidak. Aku pasti salah orang — gumam raja iblis Rumina di dalam hati nya.
Setelah bergumam di dalam hati nya sebentar, Raja iblis Rumina kemudian menjawab Pertanyaan Tour. "Tidak... Tidak apa-apa. Kalian tidak usah memikirkan nya.
"Begitu ya...? Maaf kan saya karena sudah menayangkan hal yang tidak sopan."
Tour langsung meminta maaf Kepada Raja iblis Rumina setelah dia menanyakan hal yang tidak sopan kepada nya. Karena fakta nya, Tour adalah bawahan Raja iblis Rumina yang sangat setia. Jika dia melakukan kesalahan sedikit saja, Dia pasti akan meminta maaf kepada Raja iblis Rumina dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan nya.
"Tidak Apa-apa. Aku memaklumi itu. Tapi sebagai ganti nya. Aku perintah kan kepada kalian untuk mencari tahu sejauh mana kekuatan pahlawan terpilih itu! Dan jangan lewatkan informasi sedikit pun!! Mengerti?!"
"""Baik, tuan Raja iblis Rumina"""
Mereka menjawab dengan kompak lalu beranjak pergi meninggal ruangan untuk mencari informasi tentang pahlawan terpilih itu.
Setelah para bawahannya pergi meninggalkan ruangan, Raja iblis Rumina berdiri dari singgasana nya kemudian bergumam pada diri nya sendiri sambil memegang Dahi nya serta dengan sedikit senyuman. "Jadi kau telah muncul yah... pahlawan terpilihku. Namun ini terlalu cepat 1000 tahun untuk mu. Akan ku nantikan pertarungan kita nanti dan Aku pasti akan membuat kau sangat menderita!!!!"
***
Di kota Falmunt, Shido dan Emily sedang berjalan di jalanan kota yang sunyi. Mereka berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun di jalanan Kota malam yang Sunyi. Padahal sebelumnya masih banyak orang yang berlalu lalang du jalanan ini, namun sekarang sudah tidak terlihat lagi orang yang berlalu lalang.
Shido kemudian mengajak Emily mengobrol sambil berjalan agar suasana tidak terasa canggung. "Emily, berhubung ini sudah malam... Dan kau juga belum punya tempat tinggal. Bagaimana kalau kau tinggal di rumah ku saja."
"Benarkah? Aku merasa sangat senang. Aku juga bisa terus bersama dengan Shido."
Shido menjadi sangat terkejut dan bahagia setelah mendengar Emily mengatakan itu. Karena sebelumnya Emily belum bisa memanggil nama Shido dengan lancar.
Shido kemudian mulai mengutarakan kebahagiaan sambil memegang tangan Emily dan senyum gembira di wajah nya. "Emily. Kau... Kau... Kau akhirnya bisa memanggil nama ku dengan lancar. Aku merasa sangat bahagia..."
Emily juga baru menyadari nya. Dia secara tidak sengaja memanggil nama Shido dengan lancar setelah Shido menawarkan nya untuk tinggal bersama di rumah nya.
"Kau benar, Shido. Akhirnya aku bisa mengatakan nya dengan lancar. Akhirnya..." Jawab Emily dengan Gembira.
Sejak mereka bertemu, Emily belum pernah mengeluarkan ekspresi nya sama sekali. Dia selalu bersikap dingin Dan tanpa ekspresi sama sekali. Namun akhirnya, Shido bisa melihat wajah bahagia nya Emily.
"Ya, dan lihat... Kau tersenyum sekarang."
"Kau benar. Aku merasa sangat bahagia sekarang."
"Um, mari kita rayakan dengan masakan ibuku yang lezat."
"Ya, aku mau."
"Baiklah. Kalau begitu mari kita pulang kerumah."
Mereka kemudian berlari di jalanan malam yang indah dengan perasaan gembira menuju kerumah mereka.
***
Sesampainya di depan rumah Shido,
Perasaan Emily menjadi campur aduk. Di satu sisi dia merasa senang karena dia bisa terus bersama Shido. Namun di sisi lain dia merasa tidak enak kalau nanti dia akan merepotkan Shido dan orang tua nya.
Emily kemudian berkata kepada Shido dengan perasaan tidak enak. "Shido, apakah kau yakin? Aku tidak akan merepotkan mu dan orang tua mu kan?"
Shido tersenyum setelah mendengar Emily mengatakan itu. Dia kemudian meraih tangan nya yang gemetar karena merasa gugup. "Tenang saja, orang tua ku pasti akan menerima mu. Dan kau pasti tidak akan merepotkan mereka."
"Benarkah?"
"Iya. Dan kalau kau mau, Kau bisa meminta ibu ku untuk mengajari mu cara memasak. Karena aku ingin sekali memakan masakan mu."
"Um, kalau begitu aku mau."
"Bagus, kalau begitu sudah di putus kan, ayo kita masuk."
Mereka berdua kemudian berjalan je arah pintu dan membuka nya. Saat pintu rumah dibuka, terlihat laki-laki dan perempuan yang sedang berbincang bersama di ruang tamu.
Laki-laki itu memiliki rambut berwarna putih dan perempuan itu memiliki rambut berwarna hitam. Laki-laki dan perempuan itu tidak lain dan tidak bukan adalah ayah dan ibu Shido yang bernama Albert dan Aura.
Orang tua Shido kemudian melihat ke arah Shido dan Emily dengan perasaan terkejut. "Wah, Shido. Kau pulang juga. Kami sudah menunggu mu dari tadi." Ucap Aura.
Shido kemudian berkata. "Aku pulang." Sementara Emily mengatakan. "Permisi, maaf sudah merepotkan."
"Oh Emily, kau juga datang. Maaf sebelumnya aku belum bisa bertemu dengan mu. Karena sangking senang nya mendengar suami Dan anak ku selamat, aku sampai tidak memperhatikan sekitar. Dan Terimakasih karena telah membantu Shido." Ucap Aura.
"Baik, Sama-sama." Jawab Emily dengan perasaan Gugup.
Shido kemudian menjelaskan Situasi kenapa Emily bisa berada di sini. "Ibu, ayah. Ada yang ingin aku katakan kepada kalian. " Ucap Shido dengan perasaan yang mantap.
"Apa itu?" Tanya Albert dan Aura dengan nada heran.
"Bolehkah... Bolehkah..., Emily tinggal disini?"
"Hoho... Kau ternyata cukup berani juga,ya... Shido." Ucap Aura sambil menutup mulut nya dengan tangan untuk menyembunyikan senyum nya.
"Tentu saja, kami dengan senang hati menerima mu, Emily." Ucap Albert tanpa pikir panjang.
"Benarkah ayah?"
"Tentu saja. Benarkan, Aura." Ucap Albert sambil melihat ke arah Aura.
"Iya, tentu saja. Anggap saja seperti rumah mu sendiri."
"Tapi... Kami tidak memiliki kamar kosong. Bagaimana kalau di kamar Shido?"
"Benarkah? Ya, aku mau satu kamar dengan Shido." Jawab Emily dengan antusias.
Shido yang mendengar Emily mengatakan itu pun terkejut, dia tidak menyangka kalau Emily akan mengajak nya untuk satu kamar dengannya.
"Benarkah, apakah kau tidak keberatan?"
"Tentu saja, aku memang sangat ingin tidur satu kamar denganmu."
"Baiklah kalau kamu tidak keberatan, kau bisa tidur satu kamar dengan ku."
"Baiklah, karena kalian berdua telah Setuju. Kalian bisa ke kamar kalian dan pergi tidur karena hari sudah malam."
Shido dan Emily pun pergi ke kamar Mereka.
Saat di depan pintu kamar mereka, Emily membukakan pintu untuk Shido, namun Shido hanya tersenyum dan segera masuk kedalam kamar.
Dan pada Saat di dalam kamar mereka Berbincang-bincang sebelum tidur.
"Ngomong-ngomong Emilia, kenapa kau bisa di dalam bola raksasa itu?"
"Aku... Aku..."
Saat sedang ingin menjawab, Emily di kejutkan oleh suara petir yang tiba-tiba menyambar dan menjerit ketakutan.
Lalu seketika hujan turun dengan lebat sementara Emily sedang memeluk Shido karena ketakutan dan perlahan-lahan berbaring di paha Shido.
"Aku takut shido, ta-kut."
Shido yang melihat Emily sedang ketakutan mencoba untuk memenangkan Emilia dengan mengelus-elus kepala nya.
"Sudah tidak apa-apa itu hanya suara petir, tidak ada yang perlu ditakuti."
Shido mengatakan itu sambil mengelus-elus kepala Emilia.
"Sementara akan kubiarkan kau berbaring di paha ku, selamat malam."
"Um, selamat malam Shido."
Shido yang melihat Emilia yang sudah tertidur mencoba untuk mengelus-elus kepala Emilia dengan lembut supaya tidak membangunkan nya. Lalu setelah Shido mengelus-elus kepala Emilia ia pun merasa mengantuk dan dia pun ikutan tertidur dengan posisi duduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments