Di kota falmunt, suasana begitu ramai meskipun sudah sore hari. Para pedang di pasar juga masih melayani para pembeli yang terus berdatangan.
Namun, pada saat Di kota, Sora merasakan tatapan yang tidak menyenangkan dari para penduduk ketika mereka berjalan du jalanan kota yang ramai, Seolah-olah meminta mereka untuk pergi dari sini.
Dan juga, perasaan itu di perkuat setelah Sora mendengar para penduduk kota sedang membicarakan mereka dengan berisik-bisik ke teman nya. "Hei liat itu, kenapa dia ada disini? Bukan kah dia seharusnya di kurung di rumah nya." "Kau benar, bukan kah dia di kurung di rumah nya." "Hei kalian, apakah kalian tidak tahu? Dia hanya di kurung di rumah nya sampai dia berusia 17 tahun."
Setelah berbisik-bisik seperti itu, para penduduk kota kembali melihat ke arah Shido dan Sora yang sedang berjalan di jalanan kota lagi.
"Master. kenapa para penduduk disini menatap kita seperti itu? "
Shido tidak menjawab. Dia hanya terus berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun dari mulut nya. Emily kemudian tidak mempertanyakan lagi masalah itu setelah melihat Shido tidak menjawab pertanyaan nya.
Mereka terus berjalan di jalanan kota tanpa menghiraukan para penduduk yang terus membicarakan mereka. Hingga akhirnya, saat mereka hampir sampai di guild petualang, Shido akhirnya mau menjawab pertanyaan Emily.
Shido menghentikan langkah nya dan melihat ke arah Sora yang sedang berada di belakang nya. Sora juga menghentikan langkah nya setelah melihat Shido berhenti.
"Emily, ada sesuatu yang ingin katakan pada mu."
"Sesuatu? Apa itu?" Ucap Emily dengan nada heran.
"Iya, sebenarnya.... Dulu saat aku baru lahir, ada seorang peramal yang sangat terkenal du desa ini. Peramal itu meramal kalau nanti ada seorang anak dari desa ini yang akan mendatangkan malapetaka bagi desa."
"Malapetaka?"
"Iya. Para penduduk kemudian percaya dengan perkataan peramal itu, dan meminta kepala desa untuk segera membunuh anak itu. Tetapi karena orang tua anak itu bersikeras kalau anak mereka tidak akan membawa malapetaka bagi desa, akhirnya kepala desa memutuskan kalau anak itu harus di kurung di dalam rumah sampai dia berusia 17 tahun."
Setelah mendengar cerita Shido, Emily merasakan sensasi seolah-olah dia pernah mendengar cerita itu sebelum nya. Dan itu adalah saat dimana dia mendengar itu dari penduduk desa yang sedang membicarakan mereka saat sedang berjalan di jalanan kota.
"Jadi Siapakah identitas anak itu?"
Sebelum menjawab Sora, Shido terlebih dahulu melihat ke arah langit biru tanpa awan sedikit pun. "Anak itu adalah—" Shido melihat ke arah Emily kembali sambil memperlihatkan mata nya. "—Seorang anak dengan mata merah dan biru."
Angin mulai berhembus dengan kencang saat Shido mengatakan itu kepada Emily sehingga membuat dedaunan yang ada di jalan mulai berterbangan di depan mereka.
"Jadi, anak itu adalah..." Ucap Emily tidak menyangka.
"Iya, anak itu adalah aku. Apakah kau jadi membenci ku setelah mendengar nya?"
"Tidak, aku tidak membenci master. Malahan aku makin ingin mengenal master."
Shido merasakan perasaan aneh seolah-olah jantung yang tersambar oleh petir. Mungkin itu adalah sebuah perasaan senang karena Emily tidak membenci nya meskipun sudah tahu masa lalu nya.
"Benarkah? Aku merasa senang sekali."
"Iya benar. Aku sangat ingin mengenal master lebih jauh lagi."
"Kalau begitu, mari kita mulai dengan panggilan kita masing-masing."
"Panggilan?" Ucap Emily dengan nada heran.
"Iya, berhenti lah memanggilku dengan sebutan 'Master', panggil saja aku Shido."
"Baiklah. Kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggil master, Shido."
"Yosh, kalau begitu ayo kita pergi ke guild petualang?
"Baiklah mas—tidak, Shido."
"Baiklah, sepertinya kau masih harus membiasakan diri. Tapi tidak apa-apa, aku yakin kau nanti juga terbiasa.
"Iya, ma—Shido."
Shido pun tersenyum setelah melihat Emily yang terus-terusan membiasakan diri untuk memanggil nya Shido. Hingga akhirnya mereka mulai berjalan kembali menuju ke guild petualang.
***
Di dalam aula guild terlihat banyak sekali petualang yang sedang beristirahat di dalam aula sambil menceritakan petualangan yang mereka lalui. Banyak juga dari mereka yang sedang minum dan makan di aula makan guild.
Mereka juga terlihat sedang bermain permainan dengan dengan mempertaruhkan uang yang mereka dapat dari hasil buruan mereka.
Shido dan Emily berjalan dengan tenang tanpa melihat ke arah para petualang lain karena tidak ingin terlihat dalam masalah.
Namun, takdir berkata lain. Meskipun mereka berjalan tanpa melihat ke arah para petualang lain, mereka masih saja di hadang oleh petualang yang memiliki tubuh yang lebih besar dari mereka.
"Oi oi, berani nya kalian berjalan tanpa memperdulikan kami, huh?" Ucap petualang yang menghadang Shido dan Emily.
Emily pun merasa terpancing. Dia mencoba untuk melawan para petualang yang menghadang itu. Namun, saat sedang ingin melawan, Emily langsung di hentikan oleh Shido dengan merentangkan tangan kiri nya. "Emily, jangan peduli kan mereka. Berjalan lah seperti biasanya."
Emily pun menuruti perkataan Shido. Dia tidak lagi memiliki niatan untuk melawan. Mereka akhirnya kembali berjalan tanpa menghiraukan para petualang yang menghadang itu.
Namun, saat Shido dan Emily akan pergi, kerah baju Emily langsung di tarik oleh salah satu dari tiga petualang yang menghadang mereka.
"Oi, mau pergi kemana? Aku belum selesai bicara."
Emily kemudian mencoba untuk melepaskan diri, namun sayang nya, usaha yang dia lakukan Sia-sia. Bahkan petualang itu tidak melepaskan kerah baju nya sedikit pun.
Melihat Emily yang mencoba memberontak, Petualang itu kemudian langsung melihat wajah Emily dengan tatapan mesum dan berkata. "Hoho... Seperti kau lumayan cantik juga, Nona. Bagaimana kalau kita minum-minum bersama?"
Setelah mendengar petualang itu mengatakan itu kepada Emily, emosi Shido sudah tidak bisa tertahankan lagi.
Shido yang tidak Terima melihat Emily yang sedang tidak di perlakukan dengan baik pun tidak bisa diam, tubuhnya langsung reflek untuk menolong Emilia.
"Hey jangan menggangu nya!!! "
"Huh? Ini bukan urusan mu pergi sana!!! "
"ini bukan urusan ku kau bilang? Tentu saja Ini adalah urusanku! karena Emilia adalah temanku!"
Mendengar Shido mengatakan itu, Sang petualang itu menjadi tidak terima dan ingin mengajak Shido untuk bertanding sambil menunjuk ke arah Emilia. "Begitu ya? Kalau begitu bagaimana kalau kita bertanding dan taruhan nya adalah Nona itu."
"Baiklah, kalau begitu aku Terima tantangan nya" Jawab Shido tanpa ragi-ragu.
Shido kemudian melihat ke arah Emily dan berkata kepada nya. "Emilia sebaiknya kamu mundur, biar aku saja yang melawan nya"
"Um, baiklah."
Shido yang melihat Emily yang sudah menjauh untuk memberikan ruang untuk mereka bertarung pun langsung menutup matanya dan memfokuskan pikiran nya supaya bisa menggunakan Skill yang di ajarkan oleh ayah nya.
Setelah pikiran menjadi fokus, dia mulai mengunci target ke arah petualang yang tadi menarik kerah Emily dan mengucapkan nama Skill nya. "[Swoon Maker]."
Saat shido membuka matanya shido melihat bahwa lawan nya sudah pingsan tergeletak di tanah.
Skill ini berguna untuk membuat orang lain pingsan dalam sekejap. Cara kerjanya sangat simpel, penggunanya hanya perlu memikirkan target yang ingin di buat pingsan.
Seketika sorakan terdengar sampai penjuru ruangan untuk memberi selamat kepada Shido atas kemenangan nya dalam pertarungan kali ini.
Namun, melihat teman nya telah kalah, dua petualang yang tadi menghalang Shido dan Emily pun merasa tidak Terima dan berniat untuk membunuh Shido. "Jangan merasa senang dulu bocah." Ucap Dua petualang yang sedang melancarkan serang menggunakan pedang mereka ke arah Shido.
Untung saja, Emily langsung menghentikan Serangan para petualang itu dengan membuat dinding yang terbuat dari darah nya di sekitar Shido. Sehingga membuat dua petualang itu tidak bisa menyerang nya.
Kemudian, dinding darah yang di buat oleh Emily berubah menjadi duri-duri yang tajam sehingga membuat dua petualang itu tertusuk oleh duri-duri itu.
Para petualang lain kemudian mulai bertepuk tangan untuk memberi mereka selamat kepada mereka berdua.
Namun Emily tidak memperdulikan itu. Dia langsung berlari ke arah Shido untuk menanyakan keadaan nya dengan perasaan cemas. "Shido, kau tidak apa-apa?"
"Terimakasih telah mengkhawatirkan ku. Aku tidak apa-apa. Dan juga, terimakasih karena telah menolong ku tadi. Sebenarnya... Aku hanya bisa menggunakan skill tadi nya ke satu orang saja selama beberapa saat. Dan jika kau tidak menolong ku tadi, mungkin aku sudah kalah dari mereka."
Ya, sebenarnya Skill [Swoon Maker] milik Shido ini bisa digunakan semaunya jika tingkat ancaman dan peringkat petualang nya sama dengan Shido. Dan karena petualang tadi memiliki Peringkat petualang "D" Maka Shido hanya bisa menggunakan Skill itu Satu kali saja.
"Hmm... Begitu ya? Kalau begitu Sama-sama. Oh ya, katanya kamu mau mendaftarkan diri menjadi petualang?mungkin sekalian saja aku mendaftar menjadi petualang juga."
"Um ide bagus"
Mereka kemudian pergi berjalan ke
Di resepsionis ada seorang petugas wanita dia berambut pink dan dia memakai topi, topi itu terlihat seperti topi pramuka dan warnanya hijau menyatu dengan seragam yang iya kenalan.
"Adakah yang bisa saya bantu? "
"Iya, kami ingin mendaftar menjadi petualang."
"Begitu ya? Kalau begitu tunggu sebentar."
Petugas resepsionis kemudian mengeluarkan sebuah batu dari laci meja kerja nya dan menaruh nya dia atas meja.
"Baik, kalau begitu silahkan taruh tangan anda di atas batu ini untuk melihat peringkat anda."
Tanpa pikir lama, Shido langsung menaruh tangan nya di atas batu itu. Dan saat dia menaruh tangan di atas batu itu, batu itu mulai bersinar dengan sinar yang berwarna keemasan.
"T-tunggu, ini tidak mungkin... Ini kan..."
Entah kenapa, petugas resepsionis menjadi sangat terkejut saat Shido menaruh tangan di atas batu itu sehingga membuat nya bersinar dengan sinar yang berwarna keemasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments