Di tengah-tengah situasi yang mendadak, Shido berlari dengan sekuat tenaga supaya dia bisa cepat sampai ke dungeon yang ada di sebelah selatan desa.
Sambil terus berlari, Shido berkata dalam hati nya. "Tunggu lah aku, ayah. Aku pasti akan menyelamatkan mu."
Shido terus berlari ke arah utara sambil sekali-kali melihat ke kiri ke kanan untuk melihat apakah ada orang yang bisa dia mintai tolong.
Namun, karena Shido berlari sambil melihat ke arah kiri dan kanan, dia tidak sadar kalau ada seorang gadis yang memakai baju berwarna hitam dan rambut berwarna ungu yang diikat tidak rata serta memakai sebuah syal panjang di leher nya sedang berjalan di bahu jalan.
Dan akibatnya, tabrakan pun tidak dapat di hindari. Kedua nya terpental ke arah yang berlawanan dan terjatuh ke tanah karena tabrakan yang tidak sengaja itu.
"Aduh-duh-duh! Maaf apakah kau tidak apa-apa?." Ucap Shido.
"Iya, aku tidak apa-apa." Jawab gadis itu.
Kedua mengatakan itu sambil mengeluh-elus pantat mereka karena merasakan sakit akibat benturan yang cukup keras ketanah.
"Maaf ya, , aku tidak melihat kalau kau sedang berjalan di situ."
"Tidak, aku juga yang salah, karena aku tadi sedang melamun."
"Begitu ya, kalau begitu aku pergi dulu ya. Maaf karena telah menabrak mu."
Shido kemudian berdiri dan mulai berlari lagi ke arah selatan desa.
Namun, saat Shido sedang berlari, Shido mendengar suara gadis itu memanggilnya lagi."tunggu, sepertinya kau sedang terburu-buru. Apakah sedang terjadi masalah?"
Shido kemudian membalikan badan nya lagi dan melihat ke arah gadis itu dengan wajah cemas. "Sebenarnya, ayah ku sedang berada di dalam dungeon sendirian. Dan katanya, bos dungeon sedang aktif. Jadi sekarang aku sedang menuju ke dungeon itu untuk menjemput ayah ku."
Setelah Mendengar cerita Shido, gadis itu kemudian menjadi prihatin kepada nya. "Begitu ya? Apakah ada yang bisa ku bantu?"
"Benarkah?" Ucap Shido dengan wajah senang.
"Tentu saja, aku akan membantu mu sebisa ku."
"Aku senang mendengar nya. Kalau begitu ayo kita pergi."
"Iya."
Mereka berdua kemudian segera mempersiapkan diri untuk mulai berlari menuju ke arah selatan desa.
Namun, saat mereka berdua akan mulai berlari. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di kepala Shido. Sebuah pertanyaan yang wajar di tanyakan jika kau bertemu orang yang belum kau kenal. "Oh, ya. Sebelum itu, bisakah kau beritahu nama mu kepada ku?"
Gadis itu pun tersenyum lembut sesaat sebelum dia menjawab pertanyaan Shido. "Nama ku adalah Sora. Ingat itu baik-baik, ya."
"Sora, ya? Kalau aku Shido. Mulai sekarang mohon bantuan nya, ya."
"Shido?" Ucap Sora sambil sedikit memiringkan kepala nya.
Setelah mendengar nama Shido, sebuah perasaan aneh tiba-tiba dirasakan oleh Sora. Seolah-olah, dia merasa pernah mendengar nama Shido sebelum nya.
"Ada apa, Sora? Apakah ada yang aneh dengan nama ku?
Sora yang sedang merasakan perasaan aneh pun sedikit kaget dan langsung membuang perasaan itu jauh-jauh.
"Tidak, tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera pergi ke dungeon tempat ayah mu berada."
"Baiklah, Tapi sebelum itu, aku ingin kita mampir ke toko peralatan terlebih dahulu untuk membeli barang yang kita perlukan untuk menjelajahi dungeon."
"Hmm... Seperti nya itu ide yang bagus. Kalau begitu ayo kita ke toko peralatan terlebih dahulu baru ke dungeon."
Shido dan Sora kemudian langsung berlari dengan sekuat tenaga ke arah toko peralatan terdekat dan bertekad untuk menyelamatkan ayah Shido.
***
Dungeon, merupakan tempat yang berisi monster-monster dari berbagai tingkat. Dari peringkat A sampai peringkat F.
Dungeon biasanya terdiri dari beberapa lantai, dan masing-masing lantai memiliki bos lantai nya masing-masing.
Namun, berbeda dari dungeon pada umumnya. Dungeon yang berada di sebelah selatan tempat Shido tinggal, hanya memiliki 1 lantai saja.
Tetapi, meskipun dungeon itu hanya memiliki 1 lantai, area di dalam dungeon itu memiliki luas yang sangat besar, Sehingga membuat dungeon ini susah untuk di eksplorasi seutuhnya. Dan hingga kini, belum ada yang bisa mencapai ujung dari dungeon itu.
Meskipun Di hadapkan dengan fakta kalau dungeon yang mereka akan masuki sangat besar dan luas. Shido dan sora tak gentar sedikit pun.
Mereka duduk di depan dungeon terlebih dahulu untuk memantapkan tekad mereka terlebih dahulu dan memeriksa peralatan mereka, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Shido memutar kepala nya ke belakang untuk melihat ke arah Sora yang sekarang ada di belakang nya. "Sora, apakah semua peralatan mu sudah siap?"
"Sudah, semuanya sudah siap." Jawab Sora dengan mantap.
Namun, meskipun mereka sudah menyiapkan peralatan mereka dengan hati-hati, mereka hanya membawa peralatan penjelajah dungeon sederhana seperti pedang berukuran sedang, lentera, dan sebuah pisau kecil untuk menguliti monster yang nanti mereka kalah kan.
Lalu, untuk berjaga-jaga, mereka juga membawa ramuan penyembuhan untuk menyembuhkan luka mereka jika terkena serangan— karena diantara mereka tidak ada yang bisa menggunakan sihir penyembuhan.
Namun, berbeda dengan Shido yang hanya membawa satu pedang yang berukuran sedang. Sora membawa sebuah pedang berukuran kecil sebanyak dua buah yang dia bawa di pinggang nya.
Mereka kemudian berdiri dan mengadap ke arah dungeon sambil memegang pedang dan lentera mereka masing-masing.
Mereka menelan ludah mereka masing-masing sebelum mereka memasuki dungeon yang sangat luas itu.
Shido kemudian melirik ke arah Sora yang baru saja berdiri dari tempat duduk nya sambil menggendong tas kecil yang berisi ramuan penyembuhan. "Baiklah Sora, apakah kau sudah siap?"
"Sudah, aku sudah siap, meskipun aku terlihat begini. Kau bisa mengandalkan ku saat di dalam dungeon."
"Itu akan sangat membantu. Tetapi, apakah sebelum nya kau pernah masuk ke dalam dungeon?"
"Tidak, aku tidak pernah." Jawab Sora dengan wajah polos.
"Hah?!"
Shido sangat kaget saat Sora mengatakan kalau dirinya belum pernah masuk ke dungeon sama sekali. Dia pikir, Sora pernah masuk ke dungeon setidaknya satu kali dalam hidup nya. Tetapi tetapi ternyata, tebakan nya salah.
"—aku juga menjadi hunter secara resmi baru satu minggu yang lalu. Dan aku belum pernah mengambil misi sejak aku menjadi hunter." Lanjut Sora.
"Tunggu, jadi ini adalah pengalaman pertama mu masuk ke dalam dungeon?"
"Iya, apakah ada masalah?" Jawab Sora sambil memiringkan Kepala sambil menaruh jari telunjuk tangan kanan nya di pipi.
"Tidak... Tidak ada masalah sama sekali..." Jawab Shido dengan nada kurang semangat.
"Baiklah, kalau tidak ada masalah. Ayo kita segera masuk."
"Baik..."
Dan dengan begitulah, mereka akhirnya masuk ke dalam dungeon untuk pertama kalinya....
***
Dungeon adalah tempat yang gelap dan penuh jebakan. Namun, Shido dan Sora dapat mengatasi itu dengan mudah karena mereka membawa lentera di tangan kiri mereka. Sehinggaereka bisa melihat dengan jelas meskipun di dalam dungeon yang gelap gulita.
Sambil berjalan dengan hati-hati, Sora memanggil Shido dengan suara yang lirih. "Hei, Shido. Seperti nya ada yang aneh di sini. Bukan kah kita sudah berjalan cukup lama? Tapi kenapa kita belum menemukan monster satu pun."
Benar, sebenarnya, sudah satu jam berlalu sejak Shido dan Sora masuk ke dalam dungeon. Tetapi, entah kenapa mereka belum menemukan monster satu pun.
Shido pun menghentikan langkah nya dan memutar kepala nya untuk menghadap ke arah Sora yang ada di belakang nya, sambil terus memegang lentera dengan tangan kiri nya.
"Kau benar ini sangat aneh." Kata Shido. "Tetapi, aku pernah mendengar, kalau pada saat bos dungeon sedang aktif, para monster lain tidak akan menunjukkan diri nya sebelum bos dungeon itu di kalah kan atau menjadi tidak aktif kembali." Lanjut nya.
"Benarkah? Kalau begitu, itu akan sangat menguntungkan kita."
"Kau benar, tapi kau juga tetap harus berhati-hati dan jangan sampai lengah."
"Baik, baik. Kau terdengar seperti orang tua ku saja ya, Shido." Ucap Sora dengan nada bercanda.
"A-apa maksud mu? Aku hanya tidak ingin kau terluka hanya karena ingin menolong ku. Dan aku juga tidak tahu bagaimana cara ku untuk memberi tahu orang tua mu jika kau kenapa-kenapa."
"Benarkah? Kalau begitu, Terima kasih karena telah menghawatirkan ku."
"Sama-sama"
Shido dan Sora pun melanjutkan penelusuran dungeon lebih dalam, hingga akhirnya mereka mendengar suara raungan yang sangat keras.
"Rawwwwwrrrrrrrrrr——"
"Shido, ini..."
"Iya, kita harus cepat."
Mereka kemudian berlari menuju ke arah sumber raungan itu. Dan saat mereka hampir sampai, mereka melihat sebuah bayangan yang sangat besar dan di susul dengan suara langkah kaki yang sangat berat, sampai-sampai membuat langit-langit dungeon bergetar.
Saat mereka sampai, mereka melihat sebuah monster raksasa dengan dua tanduk yang melingkar di kepala nya.
Sora sangat terkejut saat melihat monster yang sangat besar itu, dia pun berkata pada Shido sambil melihat ke arah nya. "Shido... Ini..."
Namun, berbeda dengan Sora, Shido hanya tersenyum tipis dan mengeluarkan pedang nya untuk bersiap melawan monster raksasa itu sambil berkata kepada Sora. "Ya, aku tahu. Seperti nya, ini akan menjadi lawan yang cukup merepotkan."
Sora pun mengeluarkan kedua pedang berukuran kecil nya untuk bersiap melawan monster raksasa itu.
"Baik lah Shido, aku sudah siap."
"Bagus. Kalau begitu, ayo kita mulai."
"Ya."
Shido dan Sora pun mulai berlari ke arah monster itu. Dan saat Shido dan Sora berlari ke arah Monster itu, monster itu kembali mengeluarkan raungan panjang nya. Hingga kemudian dia mulai berlari ke arah Shido dan Emilia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Anita Jenius
Salam kenal kak. 5 like buatmu ya kak. thanks
2024-05-30
0