"Sora, masukan peralatan yang tidak kau gunakan ke dalam kantung penyimpanan ku."
Sebelum kami mulai menyerang White Fox, aku menyuruh Sora untuk memasukan peralatan nya ke dalam kantung penyimpanan milik ku ini.
Dan Karena kami sudah punya peralatan yang lebih baik dari sebelumnya, kami sudah tidak membutuhkan peralatan kami yang sebelum nya. Akan efektif jika kami memasukan peralatan yang tidak kami pakai ke dalam kantung penyimpanan.
"Ya, Shido." Ucap Sora. Dia kemudian mulai memasukan peralatan yang tidak dia pakai ke dalam kantung penyimpanan.
Setelah Sora memasukan peralatan nya, Kami pun mulai menyerang kawanan White Fox itu.
Kami bisa mengimbangi serangan dari para kawanan White ini dengan mudah. Dan nampak nya kami tidak memiliki kesulitan pun saat menyerang dan menghentikan serangan mereka.
"Bagus, dengan begini kita bisa mengalahkan mereka dengan mudah." Ucap ku sambil menghentikan serangan White Fox yang sedang mengarah pada ku dengan pedang Kurikara.
"Ya, kau benar, Ini sangat mudah." Ucap Sora sambil terus menyerang kawanan White Fox.
Dia menyerang kawanan White Fox sambil berputar-putar di udara dan sesekali melakukan serangan pada White Fox dengan menggunakan Kedua 'Sai' yang ada di tangan nya.
"Ya, ini memang terlihat lancar kali ini. Tapi kita tidak boleh lengah." Ingat Emily sambil menyerang kawanan White Fox menggunakan Scythe yang di buat dengan teknik pengendalian darah milik nya.
Emily juga telah melakukan serangan kepada White Fox dengan sangat mudah nya. Dia bisa mengalahkan White Fox dengan Satu kali serangan dengan menggunakan 'Scythe' yang dia buat dengan Teknik pengendalian darah nya.
Emily bisa melakukan itu karena ujung 'Scythe' Milik nya itu sangat tajam, sehingga membuat 'Scythe' milik nya bisa langsung menembus tubuh White Fox.
Aku juga tidak ingin kalah. Aku juga menyerang Kawanan White Fox dengan sangat mudah menggunakan pedang Api Kurikara.
Hebat, pedang ini sangat tajam... Aku bisa mengalahkan mereka dengan satu kali tebasan... Ini sangat hebat... — Ucap ku di dalam hati.
Aku merasakan sensasi kebahagiaan saat aku bisa mengalahkan Kawanan White Fox dengan sangat mudah. Entah kenapa, saat aku mengalahkan mereka... sebuah perasaan aneh mulai tumbuh di dalam dada ku. Sebuah perasaan puas bisa mengalahkan musuh ku dengan mudah.
Aku heran kenapa ayah berhenti menggunakan pedang ini... Padahal pedang ini sangat hebat...
Aku terus menyerang kawanan White Fox. Dan sesekali, aku melihat ke arah Sora dan Emily untuk melihat apakah mereka mengalami kesulitan atau tidak.
Kalau mereka dalam kesulitan, aku akan langsung menghampiri mereka dan langsung membantu mereka. Tapi sepertinya mereka tidak memerlukan bantuan ku dan itu jauh lebih baik dari pada mereka dalam kesulitan.
Kawanan White Fox yang menyerang kamu sudah hampir kami kalahkan. Tapi sebelum kamu mengalahkan mereka semua, aku ingin menggunakan salah satu jurus ku menggunakan pedang 'Kurikara' sebagai serangan penutup.
"Emily, Sora...! Kumpulkan kawanan White Fox yang tersisa ke satu titik. Aku ingin mencoba salah satu jurus ku."
"Baik. Shido."
"Baik. Shido."
Emily dan Sora kemudian mulai mencoba untuk mengumpulkan Kawanan White Fox yang tersisa di satu titik sesuai dengan yang aku perintahkan.
Aku pun berhenti di tempat yang tidak ada White Fox untuk mengatur kembali pernapasan ku dan membuat sikap kuda-kuda.
Aku menarik nafas dan mengeluarkan nya selama beberapa kali sambil memejamkan mata ku.
Saat pernapasan ku sudah stabil kembali, Aku langsung membuka mata ku dan melihat ke arah Kawanan White Fox yang sudah di kumpulkan di satu titik oleh Emily dan Sora.
""Shido...! Sekarang...!"" Teriak Sora dan Emily.
Atmosfer di sekitar ku menjadi turun saat aku mencoba untuk menggunakan salah satu jurus ku.
Cahaya mulai meredup dan perlahan-lahan dunia menjadi gelap.
Cahaya hanya menyinari ku dan kawanan White Fox yang menjadi sasaran dari jurus ku.
Aku kemudian mengangkat pedang 'Kurikara' setinggi bahu ku. Lalu aku mendorong tanah untuk membuat tubuh ku melesat ke arah kawanan White Fox.
Saat aku hampir sampai ke kawanan White Fox, aku mulai meneriakkan nama jurus ku seperti novel fantasi pada umum nya.
"Pedang api Kurikara..."
Saat aku meneriakkan nya, percikan api mulai muncul di ujung bilah pedang ku.
"Teknik Kedua...."
Percikan Api yang tadi nya ada di ujung bilah pedang ku mulai menjadi sebuah api besar yang menyelimuti bilah pedang Ku.
"Tebasan api membara...!"
Aku kemudian melancarkan serangan berupa tebasan lurus secara Horizontal ke kawanan White Fox.
Saat serangan ku mengenai mereka, efek daru tebasan itu berubah menjadi sebuah ledakan api. Namun, efek dari ledakan itu hanya terbatas di sekitar kawanan White Fox, dan sisa nya mengarah ke langit.
Meski begitu, angin yang muncul akibat ledakan itu pun tidak bisa di hindari. Angin itu sangat besar sampai sampai membuat seseorang terhempas oleh nya. Tapi untung saja, kami masih sempat untuk berpegang pada pohon dan membuat kami tidak terhempas oleh angin itu.
Emm... Sepertinya aku terlalu berlebihan. Seharusnya aku pakai teknik pertama saja. — Sesal ku di dalam hati.
Namun, Saat aku melihat ke arah Emily dan Sora, Aku...
"Keren...! Shido apa itu, Aku tidak tahu kau bisa menggunakan teknik sehebat ini." Puji Sora.
"Ya, Shido, Itu teknik yang sangat keren." Puji Emily dengan suara yang lemah lembut.
"Yahh.... ini bukan apa-apa."
"keren... lain kali tolong ajarkan aku teknik itu." Minta Sora.
Entah kenapa, Sora ingin aku mengajarkan teknik itu kepada nya.
"Yah... itu mungkin akan sulit." Jawab ku sambil menggaruk-garuk pipi ku dengan jari telunjuk ku.
"Eh... kenapa?" Tanya Sora dengan nada kecewa. Nampak nya dia salah paham.
"Kau harus menggunakan Pedang ini jika kau ingin menggunakan teknik itu."
Aku kemudian menunjukkan pedang 'Kurikara' kepada mereka.
"Pedang ini adalah benda turun-temurun dari keluarga ku. Dan entah kenapa... hanya keluarga kami lah yang bisa menggunakan nya. Dan jika orang lain mencoba untuk menggunakan nya, pedang ini akan mengeluarkan listrik yang membuat pengguna nya tersetrum."
"Eee... jadi begitu... sayang sekali..."
Melihat Sora yang terlihat kecewa, Emily tidak bisa menahan diri untuk menghibur nya.
"Tenang saja, Nona Sora. Kau juga terlihat sangat keren saat bertarung menggunakan 'Sai' milik mu itu."
"Eh? benarkah? Ya ini juga benda turun-temurun dari keluarga ku. Aku hanya perlu menyebutkan nama nya untuk memunculkan nya seperti tadi. Dan em... kau juga terlihat sangat keren di pertempuran tadi, Emily."
"Baik, Terimakasih."
Saat aku melihat mereka saling memuji satu sama lain, Aku merasa sangat bahagia. Aku tidak memerlukan apa-apa lagi. Dan jika aku di beri satu permintaan, Aku ingin kami bisa terus berpetualang bersama-sama seperti saat ini.
Namun, Itu mungkin tidak mudah. Bahaya pasti akan terus datang pada kami.
Karena kami memilih menjadi petualang, bahaya pasti akan datang menghampiri kami.
Tidak peduli siang atau malam, Jika kami masih menjadi petualang, Bahaya pasti akan terus menghampiri.
Tetapi, aku tidak takut.
Kami pasti bisa mengatasi nya... Kami pasti bisa mengatasi bahaya yang menghadang. Apapun itu, kapan pun itu. Dan jika suatu saat berpisah... kami pasti akan menemukan jalan untuk bertemu kembali.
Saat aku merasa bahagia, nampak nya ada yang merasa tidak senang.
Tiba-tiba Guncangan mulai terasa saat kami memuji satu sama lain.
Guncangan itu terasa bertambah besar sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya, sosok yang membuat guncangan itu muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments