Kawanan White Fox

Kami berlari ke arah sumber suara untuk melihat apa yang sedang terjadi. Saat kami tiba di tempat yang kami rasa adalah sumber suara itu, kami tidak menemukan apa pun di sana.

Di sini, tepat nya di tengah hutan, kami tidak menemukan orang yang berteriak minta tolong sebelum nya. bahkan, hewan-hewan yang hidup di hutan tidak terlihat satu pun. Tempat ini sangat sepi, sehingga membuat ku merasakan hal yang aneh.

Ada apa ini? kenapa di sini sepi sekali? — Ucap ku di dalam hati.

"Emily, Sora, mari kita melihat Sekeliling area ini."

"baik, Shido."

Kami kemudian mulai mengelilingi area sekitar sini untuk memastikan kalau suara yang kami dengar itu nyata atau tidak.

Aku mencari di semak-semak sementara Sora dan Emily mencari di sekitar pepohonan.

"Emily, kau mencari bagian sini, sementara aku akan mencari mencari di bagian sana." Ucap Sora sambil menunjuk ke arah yang dia inginkan.

"Baik, Nona Sora."

Emily kemudian mulai mencari di sekitar area yang di tunjuk oleh Sora, sementara Sora pergi ke area yang satu nya.

"Hmm... ini aneh, aku yakin bahwa aku mendengar suara teriakan dari sini, tetapi kenapa tidak ada satu orang pun di sini? bahkan tidak ada satu pun hewan juga."

Seharusnya, area di tengah hutan di huni oleh banyak sekali hewan, baik karnivora maupun herbivora. Namun kali ini para hewan itu tidak terlihat sekali pun di sini.

Meskipun ini adalah hal yang biasa terjadi, tapi akan terasa sangat aneh jika semua binatang menghilang begitu saja.

Tunggu, jika mengingat-ingat lagi, kemarin ayah berkata kalau di hutan ini ada pemburuan liar sehingga membuat populasi di hutan ini menurun drastis. Jika itu benar, maka tidak aneh kalau hutan ini menjadi sangat sepi. — Ucap ku di dalam hati sambil menaruh jari-jari tangan di dagu ku.

Saat aku sedang berkata di dalam hati, Aku melihat Sora sedang berjalan di sekitar pohon sambil menyingkirkan daun-daun pohon yang menghalangi tangan nya.

Dan saat itu aku mulai menyadari nya, aku melihat ada bercak merah di daun-daun itu.

Meskipun aku belum yakin seratus persen, tapi aku yakin kalau itu adalah bercak darah.

Aku kemudian langsung memperingati Sora. "Sora...! Tunggu...!"

Namun Aku sudah terlambat. Di depan Sora, terlihat sosok Pria paruh baya sedang tergeletak di tanah. Pria itu tergeletak sambil mengeluarkan banyak sekali darah dari tubuh nya, Sehingga membuat tanah di sekitar tubuh pria itu di penuhi darah.

Sora kemudian terguncang jatuh ketanah sambil perlahan-lahan menjauh dari tubuh pria itu. tatapan nya menjadi penuh ketakutan dan dia sampai tidak bisa berkata. dan hingga akhirnya dia berteriak dengan sangat kencang.

Tentu saja, Semua orang akan bereaksi seperti itu ketika melihat tubuh seseorang yang terbaring di tanah dengan banyak darah yang keluar dari tubuh nya.

Aku langsung menghampiri Sora dan men coba untuk menenangkan nya. "Sora, jangan lihat. tutup matamu dan ambil nafas dalam-dalam, itu akan membuat mu tenang."

Sora kemudian melakukan apa yang aku katakan kepada nya. Setelah itu, Emily datang ke tempat kami setelah mendengar suara teriakan Sora.

"Ada apa Shido?" Tanya Emily.

"Kami menemukan tubuh seorang pria di tanah, Aku harus memeriksa nya, jadi bisa kah kau menenangkan Sora untuk ku?"

"Baik, Serahkan pada ku."

Emily kemudian langsung memeluk Sora dan mengelus-elus Kepala. "Baik, tenang saja... Tidak ada yang perlu di khawatir kan. Ada aku dan Shido di sini, jadi kau tidak perlu takut."

Setelah aku Memastikan Sora sudah aman Bersama Emily, Aku kemudian mulai mengecek tubuh pria itu.

Saat aku mengecek tubuh nya, aku mencium bau yang cukup menyengat.

Nampak nya, Pria ini baru meninggal baru-baru ini, tetapi tubuh nya sudah mengeluarkan bau yang cukup menyengat.

Di dada tubuh pria ini ada sebuah bekas cakaran yang memanjang dari dada hingga ke perut, dan karena itu lah banyak sekali darah keluar dari tubuh nya.

Sial andai saja kami datang lebih cepat.

Tapi penyesalan tidak ada arti nya sekarang.

Aku harus cepat melakukan proses pemakaman nya sebelum tubuh nya mulai membusuk.

Tanpa pikir panjang, aku mulai proses pemakaman.

Aku kemudian melihat ke arah Emily dan berkata. "Emily, buatkan aku sekop."

Emily yang sedang menenangkan Sora kemudian melihat ke arah ku dan berkata. "Baik, Shido."

Dia mulai menggigit tangan nya sehingga membuat darah nya keluar. Tak lama kemudian dia mengarahkan tangan nya ke arah ku dan berkata. "Teknik Pengendalian Darah: Sekop."

Kemudian, darah nya mulai bergerak ke arah ku — atau lebih tepatnya ke arah tangan ku — dan perlahan-lahan berubah bentuk menjadi Sekop.

Setelah sekop ada di tangan ku aku pun mulai menggali tanah untuk membuat tempat peristirahatan terakhir.

***

Aku selesai memakamkan tubuh pria yang kami temui.

Setelah nya, kami duduk di depan makam untuk berdoa bersama.

"""Semoga Kamu Bisa beristirahat dengan tenang.""" Doa kami bertiga.

Kami ke kemudian mulai berdiri dan hendak mencari penyebab kematian pria ini.

Namun, Saat kami selesai berdo'a dan berdiri, kami kedatangan satu masalah, Sebuah masalah yang sudah aku duga sebelum nya.

Masalah nya adalah Seekor White Fox berusaha menyerang kami dari atas kami. Namun untung nya, aku langsung mengeluarkan pedang ku dari sarungnya untuk menangkis serangan White Fox itu.

Sora terjatuh ke tanah dan kaget setelah melihat aku yang sedang berusaha menangkis serangan White fox. Dia perlahan-lahan menjauh sambil berkata. "A--aapa ini...? kenapa White Fox ini tiba-tiba menyerang kita?"

Namun, berbeda dengan Sora, Emily tetap bersikap tenang dan perlahan-lahan menjauh dari ku yang sedang menahan serangan White Fox dengan satu hentakan ke tanah.

Aku kemudian memusatkan kekuatan ku pada kedua tangan ku untuk mendorong White Fox ini. Dan akibat nya, White Fox itu terdorong oleh ku cukup jauh.

Namun, Saat aku melihat White Fox itu, Dari bayangan pohon, Aku melihat banyak sekali mata yang bersinar berwarna merah sedang melihat ke arah ku. Mata-mata itu terlihat memiliki aura kebencian yang sangat besar.

A-apa itu? apakah itu kawanan White Fox ini? — pikir ku di dalam hati.

Dan benar saja, itu adalah kawanan White Fox. Mata merah dan bulu yang berwarna putih sudah cukup untuk menjelaskan kalau mereka adalah kawanan White Fox.

Aku kemudian tersenyum karena bisa menemukan lawan yang menarik.

Emily yang melihat ku tersenyum pun bertanya kepada ku. "Shido? kenapa kau tersenyum? Apakah ada sesuatu yang lucu?"

Aku kemudian melihat ke arah Emily dan menjawab pertanyaan nya. "Hehe... tidak. Hanya saja Ini cukup menarik, Aku dengar kalau kawanan White Fox itu Jarang sekali terlihat, Jadi aku pikir keberuntungan sedang berpihak kepada ku."

"Oh... jadi begitu. Kau benar, ini memang cukup menarik."

"Ya kan?" Aku kemudian melihat ke arah Sora dan Berkata. "Sora kau bisa bertarung? Sekarang ada kawanan White Fox yang sedang berniat membunuh kita. Jika kau tidak bisa bertarung, Kau bisa pergi terlebih dahulu."

Sora yang mendengar aku mengatakan itu nampak nya sedikit kesal, Dia mungkin berpikir kalau aku terlalu meremehkan nya. "Huh? Kenapa kau berkata seperti itu? Aku itu bukan anak kecil, tentu saja aku bisa bertarung." Dia seperti nya memang kesal

"Syukur lah kalau begitu. Baiklah, ayo kita mulai." Ucap ku sambil tersenyum dan penuh keyakinan.

kami kemudian memulai serang kami.

Emily mengeluarkan darah nya dan mulai berkonsentrasi untuk membuat senjata yang dia ingin kan. "Teknik Pengendalian darah: Scytne."

Darah Emily kemudian mulai berubah menjadi senjata yang bernama 'Scytne'. Scytne adalah sebuah senjata yang memiliki pegangan yang panjang sementara bilah nya melingkar seperti bulan sabit.

Dia kemudian memutar-mutar Scytne milik nya setelah bentuknya berubah sempurna.

Setelah Emily selesai membuat senjata nya, Sekarang giliran Sora yang mengeluarkan senjata nya.

Senjata yang di gunakan Sora kali ini adalah senjata yang mirip seperti senjata yang di bawa nya saat membantu ku menjemput ayah ku di Dungeon. Namun kali, di atas pegangan senjata nya terdapat bentuk setengah kotak yang mengarah ke atas, dan memiliki sebuah bola permata di tengah nya.

"Senjata milik ku, Sai, Siap di gunakan." Ucap Sora.

Nampak nya Senjata milik Sora bernama 'Sai'. Aku tidak tahu apa itu, tapi nampak nya itu adalah senjata yang cukup kuat.

Dan Sekarang adalah giliran ku mengeluarkan senjata andalan ku.

"Datang lah... Pedang Api, Kurikara."

Namun tidak ada yang terjadi sama sekali. hanya ada keheningan yang terjadi akibat tidak ada nya pergerakan.

"Eee... Maaf Sebelumnya, Shido... sebenarnya di mana pedang m—"

Sebelum Sora menyelesaikan perkataan nya, aku menutup mulut Sora dengan jari telunjuk ku dan berkata sambil mengerahkan jari telunjuk ku yang satu nya ke kanan dan ke kiri.

"Cet, cet, cet. Jangan menilai sesuatu sebelum kau melihat nya sendiri. Tunggu saja, pedang ku akan segera datang."

Yah, aku memang sudah menduga kalau pedang ku tidak akan langsung sampai.

***

Di dalam rumah ku, terdapat sebuah pedang yang cukup tua. pedang itu selalu di tempat nya tanpa tersentuh sedikit pun.

hingga akhirnya, pedang itu mulai bergetar dan mengeluarkan cahaya berwarna merah di bilah nya.

pedang itu kemudian melayang dan pergi dari tempat nya.

***

Pedang itu terbang ke arah hutan tempat aku berada untuk memenuhi panggilan ku.

"Ah itu dia, Pedang api, Kurikara. Pedang turun-temurun dari keluarga ku." Ucap ku Setelah melihat pedang ku di langit.

"Ah jadi itu ya..." Ucap Sora.

"Pedang itu Terlihat Sangat kuat. Sangat cocok untuk Shido." Puji Emily.

Aku kemudian menangkap pedang Itu setelah jatuh tepat di atas ku.

Pedang itu memiliki ukiran berbentuk api yang terukir di bilah nya. Dan itu menandakan kalau elemen dari pedang ini adalah api. Yah itu sudah terlihat jelas dari nama nya.

"Baiklah sekarang senjata kita sudah lengkap, Ayo kita serang kawanan White Fox ini."

""Ayo!"" Ucap Emily dan Sora dengan nada semangat.

Dan kami pun memulai penyerangan kami pada White Fox itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!