Romansa Masa SMA
Senyum sumringah mengembang di wajah kala dari kejauhan kulihat abang-abang penjual boba sudah tiba di taman. Dari tempatku terduduk saat ini, abang penjual boba itu terlihat sibuk memasang booth portable yang ia bawa dan mulai menggelar dagangannya.
Aku berlari kecil menghampiri abang penjual boba. Aku harus ekstra cepat berjalan ke arahnya. Boba ini merupakan salah satu minuman yang begitu laris di taman kota. Oleh karena itu, sebelum antrean mengular, aku harus segera tiba di depan booth.
"Bang, aku mau satu dong!" ucapku ketika tiba di depan booth.
Abang penjual boba tersenyum lebar. Mungkin sebagai bentuk rasa syukur karena sudah ada pembeli pertama yang menghampiri lapaknya.
"Siap Mbak. Mau yang rasa apa?"
Sejenak aku memilih-milih varian rasa apa yang ingin aku nikmati di sore hari ini. Setelah aku berpetualang rasa, dari varian satu ke varian lainnya, pilihanku tetap jatuh pada varian brown sugar. Entah mengapa boba varian brown sugar ini benar-benar terasa nikmat di indera pengecap.
"Brown sugar saja ya Bang. Emmmmm tapi gulanya sedikit saja ya."
"Siap Mbak, tunggu sebentar!"
Abang penjual boba dengan cekatan mulai meracik boba pesananku. Ada sedikit rasa kagum yang terselip kala melihat pemuda ini. Di usianya yang masih terbilang muda, ia terlihat begitu bersemangat menjajakan dagangannya.
"Kok jualannya tidak dari siang Bang?" tanyaku berbasa-basi.
Meskipun tidak terlalu kenal, tapi aku suka mengajak ngobrol para penjual yang ada di taman kota ini. Bukan karena sok kenal atau sok dekat, tapi aku juga tidak paham rasanya senang punya banyak kenalan.
"Kalau siang aku ke kampus Mbak, jadi baru bisa jualan di sore hari seperti ini," jawabnya santai seraya memasukkan butiran-butiran boba di dalam cup.
"Jadi Abang ini mahasiswa?" tanyaku sedikit terkejut.
"Iya Mbak, aku mahasiswa. Meskipun baru aktif bulan depan tapi ada banyak hal yang aku persiapkan. Lagipula taman kota mulai ramai saat senja tiba."
Aku menganggukkan kepala. Membenarkan alasan si abang penjual boba. Taman kota ini memang jauh lebih ramai saat senja tiba hingga malam hari.
"Oh, jadi Abang ini maba?"
"Iya Mbak. Saya berasal dari Bandung dan baru mulai kuliah di tahun ini."
"Tapi Abang sudah lama jualan di sini kan? Kok baru jadi maba?" tanyaku keheranan. Padahal sejatinya itu bukan menjadi urusanku.
Kulihat Abang ini terkekeh pelan. "Betul itu Mbak, sudah dua tahun aku ada di sini. Sudah dua kali aku mencoba ikut test masuk UGM namun belum diterima. Dan baru tahun ini aku diterima."
"Ya ampun Bang, ternyata Abang ini salah satu pejuang UGM?"
"Ya mau gimana lagi Mbak. UGM merupakan universitas impian. Aku harus berusaha keras untuk bisa masuk ke sana. Jadi, aku memutuskan untuk tetap stay di kota ini sampai aku benar-benar bisa menjadi salah satu mahasiswa di UGM."
"Ckckckck ... keren banget sih ini." Aku berdecak kagum. Kegigihan abang penjual boba ini rasa-rasanya pantas untuk diberi apresiasi.
Abang penjual boba ini menyerahkan satu cup boba yang sudah siap. "Ini Mbak bobanya."
Aku merogoh saku celana yang aku kenakan. Aku ambil uang pecahan dua puluh ribuan dari dalam sana.
"Ini Bang. Kembaliannya untuk Abang saja."
"Eh, tapi Mbak?"
"Sudah tidak apa-apa Bang, ambil saja!"
"Terima kasih banyak ya Mbak."
Aku mengangguk pelan seraya ku langkahkan kaki ini menyusuri tiap-tiap sudut taman kota. Sungguh kenikmatan tiada tara bisa menikmati suasana kota di sore hari seperti ini.
Aku sedikit membalikkan punggung. Benar saja Abang penjual boba itu sudah mulai dikerumuni oleh para pembeli. Padahal belum ada lima menit aku dari sana.
Kenikmatan boba sedikit demi sedikit sudah membasahi kerongkongan. Namun tiba-tiba...
"Aaaaaahhhh .... kalau jalan pakai mata dong. Kalau seperti ini basah semua kan bajuku!"
Aku berteriak kencang saat tiba-tiba tubuhku ditabrak oleh seseorang yang datang dari arah depan. Alhasil minuman hits yang sedang aku nikmati ini tumpah seketika dan baju yang aku kenakan basah oleh minuman boba ini. Dan aku hanya bisa menatap nanar butiran-butiran boba kesukaanku itu menggelinding, hilang ditelan bumi.
"Dasar gadis aneh. Dimana-mana yang namanya jalan itu pakai kaki, bukan pakai mata!"
Aku terhenyak kala mendengar lelaki ini juga ikut berteriak. Bukannya meminta maaf karena telah menabrakku atau mengganti boba yang tumpah ini, dia justru malah mengataiku gadis aneh? Gila kan?
Kepalaku menengadah, melihat sosok lelaki yang entah dari mana datangnya tiba-tiba menubrukku.
"Ngeles aja kamu. Lalu sekarang bagaimana dengan boba ini? Karena kamu lah yang membuat minuman kesukaanku ini tumpah ruah tidak bersisa, sekarang aku minta kamu menggantinya."
"Hahahaha kamu minta aku menggantinya? Gak salah?"
Kulihat wajah lelaki ini nampak begitu santai. Bahkan dia tersenyum tanpa sedikit pun tersirat rasa bersalah, berdosa atau menyesal di raut wajahnya. Benar-benar tidak ada akhlak.
Apa dia tidak tahu, jika aku harus diam-diam membeli boba ini tanpa sepengetahuan papa mamaku karena mereka khawatir aku akan terkena radang jika meminum minuman ini? Dan sekarang, setelah aku berhasil menikmati minuman ini, dia seenak jidat mengacaukannya? Benar-benar ingin aku kruwes saja wajah lelaki ini.
"Jelas aku tidak salah dan semua kesalahan ada padamu. Karena kamu yang sudah menabrakku. Jadi sekarang aku minta kamu bertanggung jawab membelikanku boba lagi."
Aku berada di posisi yang benar dong karena bagaimanapun juga lelaki ini yang telah menabrakku, jadi sudah sewajarnya aku minta ganti bukan?
"Aku juga tidak akan pernah menabrakmu seandainya saja kamu fokus dengan jalan yang kamu lewati. Namun yang terjadi apa? Kamu malah jalan sambil melamun dan tidak fokus dengan keadaan sekitarmu."
Lagi-lagi aku hanya bisa terperangah karena lelaki ini tidak merasa bersalah sama sekali. Bahkan wajahnya terlihat semakin songong seolah ingin menantang. Dasar lelaki tidak bertanggung jawab.
"Aku tidak mau tahu, sekarang cepat berikan aku satu cup boba, setelah itu kamu aku maafkan dan bisa pergi dari sini."
"Oh tidak bisa. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengganti boba itu. Karena aku juga seperti kamu!"
"Hah? Seperti aku? Maksudnya apa? Kamu juga kehilangan boba? Bahkan kamu hanya membawa tangan kosong."
Aku benar-benar tidak mengerti tentang pola pikir lelaki ini. Mengapa di zaman sekarang masih ada manusia yang tidak mau mengakui kesalahan yang telah ia buat? Bahkan ucapannya terkesan berputar-putar seperti obat nyamuk bakar.
Benar-benar menggelikan. Untung saja aku tidak memiliki riwayat vertigo. Jika sampai aku memiliki riwayat penyakit itu, bisa aku pastikan saat ini aku sudah pingsan karena merasakan kepalaku yang berdenyut nyeri, mengikuti kemana arah pembicaraan lelaki ini.
"Nih, lihatlah!"
Lelaki ini menunjuk bagian perutnya sampai ke arah kaki yang berbalut celana jeans. Dan aku sedikit terkejut ketika pakaian yang dikenakan oleh lelaki ini juga basah akibat tersiram boba yang tumpah itu.
"Pakaian yang aku kenakan juga basah karena minuman yang kamu bawa itu. Jadi jika kamu ngotot memintaku untuk membelikanmu boba, akupun juga minta, kamu membelikan pakaian sebagai ganti pakaianku yang basah ini. Bagaimana? Deal?"
Aku semakin terkejut dong, masa iya aku disuruh untuk membelikan lelaki ini baju ganti? Sungguh sangat tidak sepadan dengan harga boba yang aku minum.
"Dasar lelaki tidak bertanggung jawab. Aku sumpahin kamu jomblo seumur hidup!"
Kesal, kesal, kesal. Itulah yang aku rasakan. Aku berteriak lantang sambil menghentakkan kaki akibat rasa dongkol yang menguasai diri. Aku yang mengira bisa jalan-jalan santai di taman kota sembari menikmati suasana sore hari, eh kenyataannya mood ku tiba-tiba saja hancur karena insiden boba ini.
Dan setelahnya aku melenggang pergi meninggalkan lelaki menyebalkan yang aku lihat dia masih berdiri terpaku di posisinya tanpa sedikitpun bergerak dan beranjak sama sekali.
.
.
.
Hai, aku Amel... Di sini, aku akan memulai kisahku dengan lelaki menyebalkan itu. Sebuah kisah yang nantinya sebagian besar merupakan kisah si penulis cerita saat berada di bangku SMA.
Selamat membaca semua
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
mama Al
Weh berantem terus
2024-03-08
0
💗vanilla💗🎶
hadir /Smile/
2024-03-02
0
Abi Zar
kerennnn...
2024-03-02
0