"Menyerahlah," titah Ki Sarma dengan nada tegas, "Kau akan kubawa ke markasku untuk dimintai keterangan."
"Jangan sombong dulu, Ki Sarma! Aku belum mati! Hiyyaaa! Haarggghh!" raung serigala itu, kembali menyerang dengan beringas. Namun, Ki Sarma dengan sigap merogoh sesuatu dari balik bajunya dan melemparkannya ke arah wajah serigala itu. Makhluk itu tak sempat mengelak. Sejumput pasir hitam menghantam wajahnya.
"Arggghhh... apa ini?! Ohh... pasir kawah Gunung Bromo! Bangsat kau, Ki Sarma! Arghh..." erang serigala itu kesakitan, berguling-guling sambil mendekap wajahnya dengan kedua tangannya.
Buih putih tampak keluar dari wajahnya, disertai kepulan asap tipis. Raungan kesakitannya yang luar biasa memecah kesunyian malam.
Dalam waktu singkat, serigala itu terkapar pingsan, tubuhnya perlahan kembali ke wujud manusianya.
"Kurang ajar," gumam Ki Sarma sambil menatap tubuh tak berdaya itu. "Serigala jadi-jadian itu ternyata sangat cepat. Kalau saja aku tidak membutuhkan keterangannya, keris ini sudah menancap di dahinya."
Ki Sarma mengamati bekas cakaran di dadanya. Luka itu sudah mengering berkat mantranya, meskipun tetap membutuhkan perawatan lebih lanjut di markasnya. Ia menyarungkan kembali kerisnya dan mengeluarkan ponsel.
"Benji, cepatlah kemari. Bantu aku mengangkat orang ini ke mobil," perintah Ki Sarma melalui telepon.
"Siap, Bos! Benji meluncur!" jawab Benji dengan sigap.
Tak lama kemudian, Benji tiba di lokasi. Matanya terbelalak melihat seorang pria dengan wajah yang tampak mengerikan.
"Bah... kau apakan orang ini, Bos? Mengapa mukanya jadi mirip bodat (monyet)?" tanya Benji dengan nada heran bercampur ngeri.
"Ah, sudahlah, cepat bantu aku angkut orang ini ke mobil," jawab Ki Sarma tanpa menghiraukan pertanyaan Benji.
"Bah, ngeri kali aku, Bos, sama mukanya. Tapi oke lah. Asyiap!" sahut Benji, meski dengan sedikit keraguan.
Sesampainya di mobil, pria tak sadarkan diri itu dibaringkan di bagian tengah. Mobil pun melaju membelah kegelapan malam menuju sebuah bekas pabrik usang di daerah Cimanggis. Di sanalah Ki Sarma menyewa tempat itu sebagai markasnya.
Di dalam pabrik, terdapat bekas kantor administrasi yang telah direnovasi oleh Ki Sarma menjadi ruangan yang rapi dan bersih. Di dalam kantor itu, terdapat pula sebuah ruangan khusus yang telah diubah menjadi sel berjeruji baja kokoh, dipesan khusus dari seorang empu pembuat keris.
Jeruji itu bukanlah jeruji biasa. Sudah banyak makhluk yang pernah ditahan di tempat itu, mulai dari makhluk kasar jadi-jadian hingga makhluk halus.
Setibanya di markas, Ki Sarma dan Benji membawa pria pingsan itu ke dalam sel.
"Benji, ambil kertas segel di laci pojok itu," perintah Ki Sarma.
"Apa perlu, Bos? Bukannya itu manusia biasa saja, Bos?" tanya Benji ragu.
Tanpa menjawab, Ki Sarma tiba-tiba meniup mata Benji. Benji terkejut dan mengucek matanya.
"Nah, kau lihat sekarang, Benji. Apa yang ada di dalam sel itu?" tanya Ki Sarma.
"Alamak jang... bodat itu mirip anjing pula! Jadi itu bodat apa anjing, Bos?" seru Benji dengan mata terbelalak.
"Serigala jadi-jadian yang berasal dari Bukit Tenggarong," jawab Ki Sarma menjelaskan.
"Bah... ada pula makhluk macam itu, Bos?" Benji masih tak percaya.
"Ya, Benji. Aku sudah menguntitnya sejak lama. Sudah kau ambil segel itu?" tanya Ki Sarma mengingatkan.
"Baik, Bos," jawab Benji, segera mengambil kertas segel yang dimaksud.
Sementara itu, Ki Sarma menyalakan dupa. Kertas segel itu diasapi di atas dupa, memancarkan cahaya redup. Kemudian, Ki Sarma menempelkan segel itu di antara jeruji besi sel. Cahaya segel itu perlahan meredup.
"Jagalah orang ini, Benji. Kau menginap di sini malam ini. Aku akan pulang dan kembali besok bersama Mahendra," kata Ki Sarma.
"Bah! Jangan Mahendra lah, Bos! Orang itu cuma bisa bikin kacau tempat ini nantinya!" protes Benji.
"Hahaha, kau tak usah takut, Benji. Nanti aku yang mengurusnya. Aku yakin makhluk ini tidak mudah untuk diorek keterangannya. Aku pun bukan orang yang terlalu kejam. Nah, Mahendra lah yang cocok," ujar Ki Sarma sambil tersenyum tipis.
"Baiklah, Bos, kalau begitu. Asyiap!" jawab Benji pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Rohayy II
Wahh kosa kata tulisannya rapi, jelas, padat.. Lanjutkan 🙃😁🙏
2025-02-07
1
Ling Kun menghilang
pfft gimana mau takut/Facepalm/
2024-09-19
1
🍁Devi❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
terkejut ,sangkaku ada dizaman bauheula,eehh ada handphone ...
buyar
2024-08-21
2