Episode #13

Nyengir kuda akhirnya, Juwi memilih tidak menjawab apa yang baru saja emban itu katakan. Sebaliknya, tangan Juwi lincah membuka tali pita merah yang menjadi pengikat dari lukisan tersebut.

Seketika, mata Juwi membulat ketika tangannya sudah berhasil membuka gulungan lukisan tersebut. Bagaimana tidak? Lukisan itu membuat jantung terkejut bukan kepalang.

"Pria ini ... Bagaskara?"

Ya. Bagaskara. Pria itu memang Bagaskara. Namum, bukan Bagaskara yang ada di dunia ini yang Juwita kenal. Melainkan, Bagaskara sang pacar yang sudah membuat ia jatuh ke dalam kolam waktu itu. Pria yang sudah membuat dirinya harus berada di dimensi yang berbeda dari dunia aslinya.

"Gu-- Gusti putri. Anda ... kenapa, Yang mulia?"

Wajah emban pribadi itu terlihat agak cemas. Bagaimana tidak? Wajah terkejut yang Juwita perlihatkan tentu saja membuat siapapun yang melihatnya menjadi panik dan bingung. Karena biasanya, Juwita akan sangat bahagia ketika ia membuka lukisan tersebut. Bahkan, dia akan tersenyum manis ketika matanya menatap lukisan ini.

Hal itu jugalah yang membuat Satya menahan hati agar tidak mengambil lukisan tersebut. Meskipun pada dasarnya, Satya sangat sakit hati ketika tahu Juwita menyimpan lukisan pria lain di kamarnya.

'Jadi, dia Bagaskara yang selama ini sangat dicintai oleh si pemilik asli tubuh yang aku rasuki? Sungguh tidak berguna. Ternyata manusia durjana ini yang sudah merusak hati Satya ku sayang. Pria bajingan.'

Juwi meremas lukisan itu dengan sangat kasar. Hatinya yang awalnya bahagia, mendadak jadi sangat kesal sekarang. Setelah ia remuk lukisan itu, ia lempar ke dinding.

Si emban yang melihat bingung bukan kepalang. "Yang mulia."

"Bibi emban. Bakar lukisan jelek itu sekarang juga. Lukisan jelek yang menyebalkan."

"Hah? Yang ... yang benar saja, Gusti? Saya harus ... harus membakar lukisan ini? Apa Gusti .... "

"Bibi emban. Lukisan itu sudah jelek. Jadi, harus dibakar sekarang juga. Dan lagi, lukisan itu punya wajah yang jelek sekarang. Tidak bisa di simpan lagi. Akan bikin penyakit hati."

Meski masih tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi dengan majikannya. Tapi emban itu tetap melakukan apa yang Juwita perintahkan. Bergegas memungut lukisan tersebut, lalu dia bawa keluar untuk dibakar.

Belum juga proses pembakaran berhasil si bibi emban lakukan, suara seseorang membuatnya langsung menghentikan pekerjaan yang sedang ia lakukan.

"Emban Melati. Di mana sang Putri Juwita berada saat ini?"

Sontak. Si emban langsung mendekat.

"Gusti pangeran ketiga. Anda ... datang sekarang? Apakah ... apakah Gusti putri meminta anda datang?"

"Jangan banyak tanya, Emban. Katakan saja di mana Juwita. Aku ingin bertemu dengannya."

"Gusti-- "

Emban tersebut lalu membawa Bagaskara ke aula belakang istana utama. Bagaskara terbilang bebas keluar masuk istana adipati karena Juwita memberikan izin padanya. Semua orang juga tahu akan hal itu.

"Gusti pangeran tunggu di sini. Saya akan panggilkan Gusti putri sekarang juga."

"Tidak! Kali ini aku akan datang sendiri ke kamar putri Juwita. Bukannya sekarang, Gusti adipati sedang tidak ada istananya, bukan?"

"Tapi, Gusti .... "

Bagaskara yang tidak tahu sopan santun itupun langsung menerobos. Beruntung, Juwita sedang tidak ada di kamarnya. Juwita sedang keluar untuk menikmati udara segar di taman samping istana utama.

Karena tidak menemukan Juwita. Bagaskara segera mencari Juwita. Tanpa menunggu waktu lama, karena taman istana utama tidak jauh dari kamar Juwita, akhirnya Bagas menemukan Juwita yang sedang berdiri di samping tanaman hias.

"Putri Juwita. Akhirnya aku menemukanmu, Putri."

Bagaskara berucap sambil tersenyum lebar. Sebaliknya, Juwita malah terdiam membatu dengan ekspresi datar yang ia miliki.

"Kamu?" Juwita berucap setelah beberapa saat terdiam.

Bagaskara yang terus memperlihatkan wajah bahagia itupun beranjak semakin mendekat. Dia meraih tangan Juwita dengan cepat. Saat itu pulalah, salah satu dayang istana adipati yang datang untuk memberikan hadian pada Juwita melihat hal tersebut.

Dayang itu bergegas kembali. Berita tentang Bagaskara dan Juwita yang sedang bersama pun tersebar dengan sangat cepat.

"Ya Tuhan. Sudah aku duga sebelumnya. Ini hanya trik yang Gusti putri mainkan saja. Dia hanya akan berbaikan untuk melonggarkan pengawasan padanya. Lihatlah! Sekarang sudah terbukti, bukan?"

Omongan demi omongan beredar dengan cepat. Layaknya api yang sedang membakar dedaunan kering. Terus saja bergerak tanpa bisa di kendali.

Saat itu pula, Satya yang sedang melakukan tugasnya berkunjung ke kadipaten lain telah kembali. Omongan itu tiba-tiba menyentuh kupingnya. Melukai hatinya yang sedang sangat bahagia selama ini.

"Yang mulia."

"Biarkan saja, Brama. Biarkan mereka bersama."

"Tidak Yang mulia. Jangan biarkan pangeran Bagaskara sesuka hati bertingkah di wilayah kekuasaan Yang mulia. Pangeran Bagaskara sudah sangat keterlaluan sekarang. Masa bersama di tempat terbuka seperti taman istana."

Satya langsung menatap tajam wajah Brama.

"Menurutmu, apakah mereka hanya tidak boleh bersama di tempat terbuka saja, Brama? Sementara di tempat tertutup lainnya, mereka boleh bersama bagimu? Begitu?"

"E ... a ... Yang mulia. Maksud hamba bukan begitu. Anu, itu .... "

"Ke taman istana utama sekarang juga."

Tanpa banyak bicara. Satya diikuti Brama beserta beberapa prajurit bergerak menuju taman istana sekarang juga.

Sejujurnya, Satya sangat tidak ingin melihat adegan ini. Adegan di mana ia akan patah hati lagi. Karena sikap Juwi sebelumnya sungguh sangat membuat hatinya bahagia. Karena itu, Satya tidak ingin kehilangan rasa bahagia itu lagi. Meskipun ia sadar, kalau sebelumnya, dia sudah tahu jika hari ini pasti akan terjadi.

Beberapa waktu berjalan, rombangan Satya tiba di tempat yang ingin mereka tuju. Di sana, Satya melihat dengan sangat sedih Juwita yang sedang bersama Bagaskara.

"Pangeran Bagaskara. Gusti putri Juwita Sari. Kalian .... "

Ucapan Brama tentu saja membuat Juwita kaget. Sementara Bagaskara, tentu saja ia langsung menunjukkan wajah bangga akan kedatangan Satya. Karena saat ini, ia masih berpikir kalau hubungannya dengan Juwita masih baik-baik saja.

"Gusti adipati." Juwita berucap dengan tatapan yang menatap lekat wajah Satya. Wajah yang terlihat dengan sangat jelas akan kekecewaan yang mendalam.

Sementara itu, Bagaskara malah dengan santai memberi salam pada kakak tirinya. Tentunya, tidak sedikitpun wajah bersalah ia perlihatkan.

"Raka Satya," ucap Bagaskara sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Kenapa kamu ada di sini, Bagaskara?"

"Tentu saja untuk berkunjung, Raka. Apakah saya salah berkunjung ke kadipaten ini?"

"Kau datang berkunjung ke kadipaten, atau datang untuk melihat istriku, Bagaskara? Karena jika aku lihat, kamu sekarang sedang salah jalan."

"Raka sepertinya sudah sangat paham dengan tujuanku datang kemari. Jadi, aku seharusnya tidak perlu menjelaskannya lagi, bukan?"

"Tuan pangeran. Apakah tuan tidak memiliki sedikitpun rasa bersalah di sini? Anda -- "

"Brama. Sudahlah. Jangan berdebat dengannya. Dia tidak akan datang jika tidak ada yang meminta akan kedatangannya, bukan?"

Sejauh ini, Satya tetap bersikap tenang. Meskipun ketenangan itu membuat ia terlihat sangat lemah. Namun, nyatanya bukan karena ia memang lemah sekarang. Melainkan, karena Satya sudah lelah bersikap tegas. Sikap yang pada akhirnya akan membuat perempuan yang ia cintai berusaha melakukan hal gila nantinya.

Terpopuler

Comments

Putra Satria

Putra Satria

aduch kasihan si Satya d bikin sakit hati tiada Tara Juwita jangan terkecoh am Bagaskara yg mirip si mantan pacar dimsadepan kali ini harus tegas donkk /Whimper//Whimper/

2024-03-06

1

Putra Satria

Putra Satria

aduch kasihan si Satya d bikin sakit hati tiada Tara Juwita jangan terkecoh am Bagaskara yg mirip si mantan pacar dimsadepan kali ini harus tegas donkk /Whimper//Whimper/

2024-03-06

1

Liswati Angelina

Liswati Angelina

ayo juwita katakan yg sejujurnya....

2024-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!