Episode 4 : Menunggu kepastian dalam kebimbangan

Kediaman Arkananta.

Adam yang sedang duduk di ruang keluarga bersama kedua orang tua dan adik semata wayangnya terlihat gelisah.Sejak pulang dari rumah sakit siang tadi,suasa hatinya sedikit memburuk.Apalagi dengan kata kata Abi Ahmad yang terus terngiang di telinganya.Dan tentu saja perkataan Abi itu sungguh mengganggu ketenteraman batinnya.Namun,apakah mungkin ada jalan lain selain apa yang di usulkan Abi Ahmad?

"Kamu kenapa nak?"Tanya papa Farid.Jelas papa bertanya,karena tidak biasanya Adam terlihat murung seperti itu.

Adam yang tengah tertunduk mengangkat kepala saat mendengar suara sang ayah.

"Tidak apa apa pa."Jawab Adam terpaksa tersenyum.

"Jangan membohongi papa.Apa ini tentang pernikahanmu dengan Lily?"

Adam mengangguk lemah.

"Batalkan saja,mama tidak ingin kamu menderita hanya karena masalah ini,sisanya,biar mama dan papa yang akan berbicara dengan keluarga Arisandy."Mama Aisyah menimpali.

"Mama sangat mengerti perasaanmu,tapi kita tidak punya cara lain selain membatalkan semuanya."Mama Aisyah terdengar pasrah.

"Bukan begitu pa,ma."Timpal Adam merasa bersalah,dia tau,jika membatalkan pernikahannya,berapa banyak kerugian yang harus orang tuanya tanggung,belum lagi hubungan dengan keluarga Arisandy pasti akan memburuk dan bagaimana kabar dengan ratusan undangan yang sudah tersebar?Semua itu menjadi beban pikiran Adam.

"Lalu,apa yang kamu pikirkan sayang?"Mama Aisyah kembali menampakkan wajah khawatir melihat kondisi sang anak.

"Anu ma,pa..."Adam ragu.

"Ada apa?Bicaralah."Papa Farid menatap Adam.

"Pagi tadi aku ke ruangan Lily pa,ma."Adam memulai bercerita meski dia tidak yakin,apakah papa dan mamanya akan setuju.

"Dan,Adam bertemu dengan kakeknya Lily."

Kedua orang tua Adam dan Aqila menyimak dengan seksama apa yang di katakan Adam.

"Abi Ahmad meminta Adam untuk menikahi adiknya Lily."Adam kembali tertunduk dalam.

"Tunggu,maksudmu Abi Ahmad ingin kamu menikahi Azalea?"Ujar papa Farid.

"Iya pa."

"Benarkah?"Aqila yang sedari tadi hanya duduk dan diam mendengar pembicaraan mereka,kini terlihat antusias.

"Mas Adam tidak menolaknya kan?"Lanjut Aqila menggebu gebu.

"AQILA SABRINA!"Adam geram dengan tingkah adiknya itu.

"Maaf mas."Aqila tertunduk.

"Abi Ahmad meminta ku untuk menyampaikan ini pada papa dan mama."

Terdengar helaan nafas ringan dari papa Farid.

"Aku mengerti maksud dari kakeknya Lily,ini demi menjaga kebaikan kita semua.Namun,kami tidak memaksamu,kalau memang kamu tidak ingin menjalaninya,sebaiknya kamu tolak saja."Ujar papa Farid.

"Jika Adam di berikan pilihan,tentu saja Adam akan menolak,Adam bertemu dengan nya baru kemarin,tidak tau rupa dan tabiatnya seperti apa,terlebih Adam tidak mencintainya.Namun,Aku tidak ingin egois pa,ma.Kembali lagi,mungkin ini memang adalah takdir Adam."

"Cinta bisa tumbuh seiring intensnya kalian bertemu.Mama liat, Azalea itu anak yang baik."

"Kalau begitu,papa dan mama akan kembali bertemu dengan keluarga Arisandy."Ujar papa Farid lalu berdiri mengambil telpon genggamnya dan menghubungi papa Zaid.

***

Rumah sakit.

Pembicaraan kembali berlangsung mengenai rencana pernikahan Adam. Tapi kali ini bukan membahas Lily,melainkan Azalea.Dan sampai detik ini,gadis yang akan menggantikan Lily sama sekali belum mengetahui rencana dadakan dari kedua keluarga besar tersebut.Azalea,yang jadi topik utama pembicaraan justru sedang sibuk memasak di rumah di temani beberapa pembantu yang bekerja untuk kedua orang tuanya.Memasak makanan yang cukup banyak untuk dia bawa ke rumah sakit,karena hari ini dia berencana akan menginap dan menemani Lily.

Pintu kamar perawatan itu terbuka setelah salam di ucapkan dari luar.

Azalea cukup kaget,karena di dalam sana di jumpai bukan hanya keluarganya,melainkan calon kakak ipar beserta kedua orang tuanya.

Azalea menyimpan rantang di atas meja dengan pelan,takut mengganggu perundingan alot di antara dua keluarga.Setelah meletakkan rantang,Azalea berencana untuk mencari tempat duduk aman,yang tidak terlalu terlihat karena ada tirai penghalang yang membatasi tempat tidur Lily.Namun,ujung gamis yang dia kenakan belum menyentuh kursi,namanya sudah di panggil oleh Abi Ahmad.

"Aza.."Panggil Abi lembut.

"Iya Abi."Azalea segera menghampiri Abi Ahmad.

Azalea berdiri di samping Abi,meski ada kursi kosong yang tepat berada di samping sang kakek,tapi Azalea tidak akan menyentuh sampai Abi sendiri yang memintanya untuk duduk.

"Duduklah nak,ada yang ingin Abi sampaikan."

Sesuai perintah,Azalea duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Hening sesaat,hanya terdengar suara monitor yang berasal dari tempat tidur Lily.

"Aza,kamu tau kondisi terkini kakakmu kan?"Abi Ahmad berbicara sangat lembut pada Azalea.

"Iya Abi."

Abi menghela nafas pelan,kemudian melanjutkan kembali perkataan nya.

"Pernikahan kakakmu tinggal beberapa hari lagi,dan kondisinya tidak kunjung membaik.Abi sudah membicarakan pada umi,papa dan mama mu."

Azalea menyimak dengan baik semua perkataan Abi,dan seperti biasa,saat kakeknya sudah mulai berbicara panjang lebar,Azalea yakin jika ini adalah sesuatu hal yang serius.

"Rezeki,maut,jodoh,semua sudah di takdirkan oleh sang maha segalanya,semua sudah tertulis di lauhul Mahfudz lima puluh ribu tahun sebelum kita di ciptakan.Manusia hanya bisa berencana tapi keputusan semua di tangan Allah SWT."

Deg,, sesuai dugaan Azalea.

Azalea yang awalnya hanya tertunduk menatap lantai,perlahan mengangkat kepalanya dan menatap wajah teduh Abi Ahmad.

"Kamu mengerti maksud Abi kan?"

Azalea mengangguk pelan.

Netra berwarna amber itu nampak mulai terisi dengan cairan yang menggenang.

Mama Aisyah berdiri dan melangkah mendekati Azalea kemudian duduk di samping gadis bercadar itu lalu perlahan menggenggam tangan putih nan halus milik Azalea.

"Mama mengerti perasaanmu nak Lea,bagimu ini pasti terasa tidak adil bukan?Oleh karena itu,mama,papa dan Adam meminta maaf langsung padamu.Dan di kesempatan ini,kami keluarga besar Arkananta datang mengkhitbah mu untuk anak kami Adam Izhar Arkananta."

"Maukah kamu menjadi bagian dari keluarga kami nak?"Lanjut mama Aisyah.

Azalea menatap satu satu anggota keluarganya,semua mengangguk setuju kecuali satu orang yang terlihat justru menatap tidak suka pada anak nya sendiri,siapa lagi kalau bukan mama Irene.

Cukup lama Azalea terdiam,dan dalam diamnya itu,rasa bersalah seketika menggerogoti batinnya.Jika dia menerima lamaran ini dan suatu saat Lily tersadar dari koma nya,apa yang akan dia katakan?Mampukah dia berterus terang,jika selama Lily koma,sang adik dengan teganya mengambil calon suami kakak nya sendiri?

Dadanya terasa begitu sesak,tapi di sisi lain,jika dia menolak,bagaimana dengan kedua orang tuanya dan keluarga besar Arisandy?mau di taruh di mana wajah mereka kalau sampai pernikahan ini tidak di laksanakan.Azalea kembali mengingat akan dirinya dan Lily yang meski tidak seakrab saudara pada umumnya,namun tetap saja,Azalea sangat menyayangi dan menghormati kakaknya itu.

"Saya minta maaf sebelumnya,jika jawaban saya ini akan membuat tante dan om merasa tidak nyaman."Akhirnya setelah terdiam cukup lama,Azalea kini berbicara, mengungkap isi hatinya.

"Tidak apa apa sayang,katakan saja."Mama Aisyah masih menggenggam tangan Azalea.

"Saya tidak menerima ataupun menolak khitbah yang di tujukan untuk saya,tapi maukah om dan tante menunggu hingga satu hari sebelum acara pernikahan itu di lakukan?"Pinta Azalea.

"Bisa kamu beri alasan untuk kami?"Papa Farid bertanya apa maksud dari perkataan Azalea.

"Saya sangat menyayangi mbak Lily om,sebagai manusia biasa,saya sangat mengharapkan mbak Lily bisa sadar kembali,meski pun menurut dokter itu akan sulit,tapi jika Allah menghendaki semua bisa saja berubah,dan harapan saya masih sangat besar untuk itu."

"Jadi maukah om,tante dan mas...Adam,menunggu?Sekali lagi saya minta maaf."Ujarnya sedikit terbata dengan kembali menundukkan kepala.

"Tapi nak,meski mbak mu sadar dan menikah dengan Adam,mustahil dia bisa berdiri di pelaminan mendampingi suaminya."Ujar papa Zaid kemudian.

"Kalau hanya sekedar berdiri,Azalea bisa bantu pa."Ujar Azalea kembali.

Adam menatap Azalea yang duduk dengan jarak yang cukup jauh,tersenyum sinis dengan kalimat Azalea barusan.

"Unik juga."Gumamnya,sesekali dia melihat ke arah gadis dengan pakaian serba tertutup itu.

Akhirnya keputusan di ambil sesuai dengan permintaan Azalea.

***

Masjid dalam lingkungan rumah sakit.

"Aku sangat menyukai anakmu ustadz,ustadz mendidiknya dengan sangat baik."Ujar seorang pria paruh baya tersenyum bahagia.

"Itu memang sudah kewajiban ku."Balas pria yang di panggil ustadz tersebut.

Mereka berdua baru saja selesai menunaikan shalat Dzuhur.

"Kalau tidak salah ingat, terakhir kali aku melihatnya saat dia masih berumur tujuh tahun."

"Itu karena,saat kamu datang ke pesantren dia sedang ada kelas."

"Iya juga.. "Pria tadi terkekeh.

"Sekarang dia sudah tumbuh dewasa, sebenarnya,saat aku pertama kali melihatnya,aku sangat menginginkan anak ustadz untuk bisa menjadi menantuku."

"Dan mungkin Allah mengabulkan permintaanku kala itu."Lanjutnya.

"Tidak ada yang tau rencana Allah.Jika memang ini sudah di gariskan untuk mereka,aku hanya berharap anakmu bisa menerima dan membahagiakan anakku."Ujar Ustadz tersebut.

"Aku akan memberi anakku pelajaran jika kelak dia membuat kesalahan."Pria paruh baya itu berkata dengan seulas senyum di bibirnya.

"Tidak perlu,aku yang akan mendidiknya dengan caraku."Lanjut ustadz itu kembali.

Mereka tertawa bersama sambil berjalan menuju sebuah ruang perawatan.

...****************...

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

maksudnya jadi yang nikah sama si Adam tetap Lily apa gimana sih

2024-04-26

1

Ana Kurniawan

Ana Kurniawan

tapi yg mending rugi materi daripada Azalea yg jadi korban..

2024-04-21

2

yrk

yrk

percakapan abi sama papa farid tu😌😌

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Gadis bercadar
2 Episode 2 : Dilema
3 Episode 3 : Menentukan pilihan
4 Episode 4 : Menunggu kepastian dalam kebimbangan
5 Episode 5 : Kesepakatan
6 Episode 6 : Mbak,aku minta ridho mu
7 Episode 7 : Pernikahan
8 Episode 8 : Hari pertama setelah resmi menikah
9 Episode 9 : Rumah baru
10 Episode 10 : Keluarga Brawijaya
11 Episode 11 : Dia itu ibumu atau bukan?
12 Episode 12 : Berbuka puasa
13 Episode 13 : Jangan menangis
14 Episode 14 : Aneh hanya dalam satu malam
15 Episode 15 : Maaf mas,Aqila lagi usil
16 Episode 16 : Panggilan pertama
17 Episode 17 : Sadar dari koma
18 Episode 18 : Boleh mas tidur di sini?
19 Episode 19 : Perlahan berubah
20 Episode 20 : Jangan menyakitinya
21 Episode 21 : Jelek?Ternyata dia sangat cantik
22 Episode 22 : Aku pergi
23 Episode 23 : Sendirian
24 Episode 24 : Menginap
25 Episode 25 : Cemburu
26 Episode 26 : Awal hubungan
27 Episode 27 : Sakit parah
28 Episode 28 : Curhatan hati
29 Episode 29 : Kesalahan
30 Episode 30 : Mulai rindu
31 Episode 31 : Itu kamu
32 Episode 32 : Cenayang
33 Episode 33 : Sindiran halus
34 Episode 34 : Sesuai dugaan
35 Episode 35 : Aku sakit apa?
36 Episode 36 : Pertemuan dua saudara
37 Episode 37 : Kepergian yang menyakitkan
38 Episode 38 : Bukan anak kandung
39 Episode 39 : Hikmah bersabar
40 Episode 40 : Perkara sepuluh juta
41 Episode 41 : Aku mencintaimu
42 Episode 42 : Teman aneh
43 Episode 43 : Izel penasaran
44 Episode 44 : Cedera
45 Episode 45 : Ini baru istriku
46 Episode 46 : Keluarga harmonis
47 Episode 47 : Bertemu teman lama
48 Episode 48 : Cinta pandangan pertama
49 Episode 49 : Terima kasih
50 Episode 50 : Ternyata dia dokter
51 Episode 51 : Kehangatan keluarga
52 Episode 52 : Sekantong darah
53 Episode 53 : Tante siapa?
54 Episode 54 : Aku bukan saingannya
55 Episode 55 : Penyesalan
56 Episode 56 : Dia adikku
57 Episode 57 : Pertengkaran tak masuk akal
58 Episode 58 : Makan malam
59 Episode 59 : Imbas setelah pertemuan
60 Episode 60 : Azalea adalah Aurora
61 Episode 61 : Tamu menjengkelkan
62 Episode 62 : Berpetualang
63 Episode 63 : Cerita bu Yeti
64 Episode 64 : Bertemu sang pemilik putri
65 Episode 65 : Mengetahui kebenaran
66 Episode 66 : Berkata jujur
67 Episode 67 : Pertemuan haru biru
68 Episode 68 : Penjelasan
69 Episode 69 : Penerimaan Azura
70 Episode 70 : Derita Adam
71 Episode 71 : Kunjungan Abi Ahmad dan umi Kalsum
72 Episode 72 : Azalea Karissa Brawijaya
73 Episode 73 : Malam pertama untuk kedua kalinya
74 Episode 74 : Kebersamaan yang indah
75 Episode 75 : Kesalahan yang termaafkan
76 Episode 76 : Merindu
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Gadis bercadar
2
Episode 2 : Dilema
3
Episode 3 : Menentukan pilihan
4
Episode 4 : Menunggu kepastian dalam kebimbangan
5
Episode 5 : Kesepakatan
6
Episode 6 : Mbak,aku minta ridho mu
7
Episode 7 : Pernikahan
8
Episode 8 : Hari pertama setelah resmi menikah
9
Episode 9 : Rumah baru
10
Episode 10 : Keluarga Brawijaya
11
Episode 11 : Dia itu ibumu atau bukan?
12
Episode 12 : Berbuka puasa
13
Episode 13 : Jangan menangis
14
Episode 14 : Aneh hanya dalam satu malam
15
Episode 15 : Maaf mas,Aqila lagi usil
16
Episode 16 : Panggilan pertama
17
Episode 17 : Sadar dari koma
18
Episode 18 : Boleh mas tidur di sini?
19
Episode 19 : Perlahan berubah
20
Episode 20 : Jangan menyakitinya
21
Episode 21 : Jelek?Ternyata dia sangat cantik
22
Episode 22 : Aku pergi
23
Episode 23 : Sendirian
24
Episode 24 : Menginap
25
Episode 25 : Cemburu
26
Episode 26 : Awal hubungan
27
Episode 27 : Sakit parah
28
Episode 28 : Curhatan hati
29
Episode 29 : Kesalahan
30
Episode 30 : Mulai rindu
31
Episode 31 : Itu kamu
32
Episode 32 : Cenayang
33
Episode 33 : Sindiran halus
34
Episode 34 : Sesuai dugaan
35
Episode 35 : Aku sakit apa?
36
Episode 36 : Pertemuan dua saudara
37
Episode 37 : Kepergian yang menyakitkan
38
Episode 38 : Bukan anak kandung
39
Episode 39 : Hikmah bersabar
40
Episode 40 : Perkara sepuluh juta
41
Episode 41 : Aku mencintaimu
42
Episode 42 : Teman aneh
43
Episode 43 : Izel penasaran
44
Episode 44 : Cedera
45
Episode 45 : Ini baru istriku
46
Episode 46 : Keluarga harmonis
47
Episode 47 : Bertemu teman lama
48
Episode 48 : Cinta pandangan pertama
49
Episode 49 : Terima kasih
50
Episode 50 : Ternyata dia dokter
51
Episode 51 : Kehangatan keluarga
52
Episode 52 : Sekantong darah
53
Episode 53 : Tante siapa?
54
Episode 54 : Aku bukan saingannya
55
Episode 55 : Penyesalan
56
Episode 56 : Dia adikku
57
Episode 57 : Pertengkaran tak masuk akal
58
Episode 58 : Makan malam
59
Episode 59 : Imbas setelah pertemuan
60
Episode 60 : Azalea adalah Aurora
61
Episode 61 : Tamu menjengkelkan
62
Episode 62 : Berpetualang
63
Episode 63 : Cerita bu Yeti
64
Episode 64 : Bertemu sang pemilik putri
65
Episode 65 : Mengetahui kebenaran
66
Episode 66 : Berkata jujur
67
Episode 67 : Pertemuan haru biru
68
Episode 68 : Penjelasan
69
Episode 69 : Penerimaan Azura
70
Episode 70 : Derita Adam
71
Episode 71 : Kunjungan Abi Ahmad dan umi Kalsum
72
Episode 72 : Azalea Karissa Brawijaya
73
Episode 73 : Malam pertama untuk kedua kalinya
74
Episode 74 : Kebersamaan yang indah
75
Episode 75 : Kesalahan yang termaafkan
76
Episode 76 : Merindu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!