Gunung Kayangan

kini ke delapan orang itu tengah menikmati makanannya sendiri, namun Mella yang duduk di samping Marvel sejak tadi merasa gelisah ia melihat ke sekitarnya. karena sejak tadi ia merasa di perhatikan namun entah dengan siapa, karena sejak tadi ia tak menemukan sesosok apa pun

Marvel yang melihat tingkah Mella pun ia menatap gadis itu dengan mengernyit.

"kenapa? " tanya Marvel

Mella yang di tanya itu pun menoleh ke arah Marvel lalu menggeleng "gak apa-apa ko" jawab Mella dengan tersenyum yang di paksakan

Marvel pun mengangguk namun ia tetap memperhatikan Mella, sedangkan Mella kembali menyantap soto yang sudah di pesan tadi dan menghabiskannya tanpa sisa

"akhirnya kenyang juga" ucap Radit yang menepuk" perutnya karena merasa kenyang

sementara Rena menatap Radit dengan tatapan mengagumi sosok peria tersebut, bagaimana tidak idola sekolah kini berkumpul bersama mereka, bagaikan mimpi pasti jika yang lainnya tahu akan sangat heboh.

bahkan kini saja terlihat para cewek-cewek sudah heboh di belakang mereka yang ikut serta acara kemping itu

"kok mereka bisa sih duduk bareng sama cewek-cewek prik kaya mereka" tutur fans fanatik dari ke empat lelaki itu

"ih.. gemes deh pengen juga kaya mereka bisa duduk bareng babang Marvel, beruntung banget si Mella bisa duduk di sebelah Marvel" ucap salah satu dari teman mereka yang malah merasa senang melihat itu dan merasa iri untuk bisa duduk di sebelah Marvel

dan tanpa di sadari oleh ke delapan orang yang tengah menjadi bahan pembicaraan para kaum wanita. terlihat dua pasang mata yang menatap tajam tak suka ke arah mereka terutama Mella yang kini duduk di sebelah Marvell, terlihat mereka kini salling bercanda dan tertawa meski mereka baru dekat saat itu.

dan hal itu membuat Rani yang melihat bertambah kesal dan merasa terbakar di dadanya.

"Ran.. kok bisa-bisanya si Marvel and the geng duduk bareng sama cewek-cewek cupu kaya mereka" tutur Vela yang merupakan penggemar dari Marvel dan kawan-kawan

"elo bisa diem gak... awas aja bakal gue kasih pelajaran tu cewek gatel" sungut Rani ia kini meremas botol air mineral dengan kuat

Vela tak berbicara lagi, ia tahu kalau Rani sedang marah. Rani merupakan perempuan yang begitu tenar di sekolah selain mengandalkan kecantikan dan juga kekuasaan nya hingga membuat siapa pun tidak akan berani melawan Rani.

Rani merupakan anak orang kaya dan ayah nya adalah orang yang banyak berdonasi untuk sekolah. hingga banyak para murid lain tak berani melawan Rani jika di rendahkan oleh gadis itu

bahkan guru-guru pun tidak bisa memberikan peringatan yang berat untuk Rani, jika gadis itu berulah dan hanya di tegur tanpa skorsing.

di tempat Mella dan yang lainnya mereka kini tengah bercerita tentang Gunung yang akan mereka daki kini

"kalian tahu gak nama gunung yang bakal kita daki ini" tanya Vivi

"Gunung Kayangan" jawab Brayen yang kini menatap gunung itu

"yang gue tahu dari google, gunung itu terletak di Desa Ambungan kecamatan Plaihari, kabupaten Tanah Laut. Provinsi Kalimantan Selatan" lanjutnya menjelaskan

"wihh... elo sampek sedetail itu ya nyari tahu info tentang gunung yang bakal kita daki" Raditya tampak takjub dengan sahabatnya yang satu itu, selain tampan dan bermodal wajah bule lelaki itu juga sangat detail di antara yang lainnya

"ya kita kan mau mendaki gunung yang baru bagi kita. kita kan gak tahu medan nya kaya apa, terus lagi kita gak tahu juga kan di sana seserem apa, semistik apa" tutur Brayen

"kok jadi bawa-bawa mistik sih, gue merinding nih" ucap Tika yang memang lebih ke penakut di antara Rena, Vivi dan Mella

"ya nama nya juga gunung Tik, di mana pun pasti ada mistik nya lah" ucap Rena santai

"terus di gunung itu apa aja yang elo tahu" tanya Andra penasaran

"ya di gunung itu nanti saat kita lewat di haruskan membuang makanan seperti jajanan tradisional yang terbuat dari ketan, terus juga telur. Kita juga harus sampai di gunung itu sebelum jam enam sore ya menjelang magrib, karena di saat itu adalah waktu mereka untuk keluar" jawab Brayen menjelaskan

"dan yang paling penting jaga adab saat di sana" sambungnya

"ihh.. kok serem sih tau gitu gue gak ikutan ndaki" ucap Tika ia merasa merinding dan memeluk dirinya sendiri menggosok-gosok lengannya

"udah terlanjur Tik, kalo mau balik juga gak deket kita lagi di luar pulau" jawab Mella menanggapi ucapan Tika

"iya juga sih" akhirnya Tika pasrah

...----------------...

setelah makan siang selesai kini mereka tengah bersiap-siap untuk mendaki gunung.

"baik lah anak-anak kini kita tinggal jalan ke depan dan kita akan mendaki Gunung Kayangan, sebelum kita berangkat nanti saat di pertengahan perjalan kalian buang makanan telur sama ketan, tadi ibu sudah membeli dari pemilik warung. " ucap ibu Tuti menjelaskan

"dan ibu minta sekali lagi jangan ada yang aneh-aneh saat mendaki dan sampai di gunung nanti. jaga etika dan adab kalian di tempat baru" peringatan dari ibu Tuti selaku pembimbing pendakian ini

"kalian Faham" ucap itu Tuti lagi

"Faham Buuuuu" ucap mereka serempak

"baiklah sekarang kalian bisa jalan untuk mendaki di pimpin pak Tyo di depan dan ibu di tengah, terus di belakang Pak Barik dan ibu Ayu selaku pembina pramuka " ucap Ibu Tuti lagi

setelah ibu Tuti memberikan pengumuman mereka pun langsung berjalan menuju jalanan setapak yang masih sangat asri di kiri kanan nya masih banyak pepohonan rindang di kanan kiri.

mereka berjalan menyusuri jalanan setapak dengan di pimpin pak Tyo, ibu Tuti, ibu Ayu, dan pak Barik selaku penanggung jawab atas berlangsungnya kemping ini. dan mereka pun melemparkan ketan dan juga telur sesuai perintah pak Tyo agar perjalanan mereka lancar hingga ke tempat tujuan.

Mereka pun semakin dalam menyusuri hutan rindang membuat Mella merasakan tidak nyaman, ia merasa seperti di perhatikan sejak tadi namun entah siapa. Marvel yang berjalan di samping Mella mengetahui jika gadis itu merasa tidak nyaman.

"kenapa, capek" tanya Marvel basa basi

"huh.. lumayan sih" jawab Mella jujur karena ia merasa mulai lelah

"sini gue bawain tasnya" Marvel menjulurkan tangannya menawarkan diri

"eh.. gak usah gue bawa sendiri aja" jawab Mella tak enak

"gak papa sini tas loe" Marvel tetap memaksa ia mengambil alih tas dari bahu Mella dan itu tak luput dari pandangan para sahabat mereka dan itu pun menjadi perhatian dari teman-teman di belakang mereka

karena posisi Mella dan Marvel berada di tengah-tengah sedangkan Brayen berjalan bersisian dengan Vivi di belakang Mella dan Marvel.

sementara Raditya berjalan bersisian dengan Rena, di belakang Brayen, dan Tika berjalan bersisian dengan Andra.

"udah gak usah di hirau'in, mereka cuma penasaran aja" ucap Marvel ambigu dan sontak membuat Mella langsung menatap ke arah Marvel yang kini sudah membawa tas miliknya

"maksud loe apa" tanya Mella tidak faham

"gak apa-apa, udah yuk jalan lagi" Marvel tak ingin menjawab lagi karena ia pun sibuk membaca do'a di dalam hatinya agar para sosok itu tak datang menghampiri, karena terlihat para sosok itu penasaran dengan kehadiran mereka di sana.

dan terlihat di barisan di depan mereka Rani bersama Vela, sesekali Rani menengok ke belakang dan melihat interaksi Marvel bersama Mella. dan membuat hatinya menjadi panas.

"brengsek, awas aja loe! gue bakalan balas semuanya, dasar cewek gatel" gerutu Rani

"udah Ran, biarin aja dulu. yang penting kita sampai di tempat tujuan gue udah capek banget" keluh Vela

Rani hanya menengok ke arah sahabatnya itu dengan tatapan kesal, membuat Vela diam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!