Bab 6

Ganindra sudah tiba di kantor dinasnya. Seperti biasa, ia melakukan tugas administrasinya lebih dulu barulah ia bersiap berangkat ke supermarket Xxx.

"Kamu emang baby face sih Ndra, masih pantas kok pakai baju SMA. Baru ngelamar kerja juga oke ..!", kata salah seorang rekan Ganindra di sertai tawa.

Ganindra dan beberapa rekannya memang jarang menggunakan seragam kesatuannya saat sedang bekerja. Mereka lebih sering menggunakan pakaian casual atau menyesuaikan dengan kebutuhan penyelidikan.

Seperti halnya rekan yang lain. Ada yang berpura-pura jadi kang ojek, kang dagang dan masih lagi. Yang lebih parah, mereka berpura-pura jadi orgil demi mendukung pekerjaan mereka.

Beruntung Ganindra yang tampan dan berwajah awet muda. Dia bisa menjadi diri sendiri tak perlu menyamar seperti rekan-rekannya itu.

"Makasih Ndan, Alhamdulillah ya saya memang terlahir tampan!", canda Ganindra.

Usai berpamitan pada atasan dan rekannya, Ganin langsung melesat ke supermarket Xxx untuk kembali nguli di gudang itu.

Sementara Hima yang sudah tiba di gudang tiba-tiba di cerca banyak pertanyaan oleh anak lori yang melihat ia berboncengan dengan Ganin.

Tapi Hima yang malas menjawabnya hanya memanyunkan bibirnya.

Hima pikir, sudah cukup anak lori yang mengganggunya tentang Ganin. Tak tahunya, ada beberapa SPG yang bahkan tak pernah mengunjungi gudang sampai menanyakan keberadaan Ganindra.

"Hima, kasih tahu nomor wa nya Ganindra kenapa sih???", salah satu SPG meminta kontak Ganin.

"Gue ngga punya mba, mungkin pak Bayu yang punya. Dia kan orang HRD. Atau kalo ngga mba Helga, spv kalian!", kata Hima.

"Ngga usah bohong deh Ma. Mana mungkin Lo ngga punya kontaknya tuh anak ganteng. Dengar-dengar dia tetangga kost Lo kan?"

Hima menghela nafas panjang.

"Mba-mba SPG yang cantik-cantik. Serius, gue ngga punya kontaknya Ganindra. Nanti kalo dia datang, kalian minta aja sendiri ya!!!", Hima sampai geregetan dengan cewek-cewek cantik yang mengerubutinya.

Tapi tidak munafik. Meski seperti itu, mereka tidak pelit membagi bonus mereka untuk Hima. Ya, mereka tahu kalau Hima lah yang membantu menghitung bonus penjualan mereka.

Padahal sebenarnya itu tugas mba Helga. Dan mereka juga tahu kalau bonus mereka sering di sunat oleh spv cantik itu.

Tanpa mereka sadari, Ganin yang mereka tunggu sudah bergabung dengan anak lori. Tapi ia tak ingin anak lori memberi tahu posisinya saat ini.

Ia dan yang lain menonton Hima yang di cerca banyak pertanyaan tentang Ganin.

", Astaghfirullah, oke...nanti gue minta nomor Ganindra. Tapi insyaallah ya, gue ga berani jamin dia mau kasih apa ngga. Terlebih alasannya karena kalian yang minta!", Hima sampai tak tahu harus berkata apa lagi.

Ganindra dan anak lori hanya tersenyum melihat wajah pasrah Hima. Ya, harus Ganin akui. Meski memang Hima akan meminta nomor teleponnya pada Ganin, tapi ia tak berani berjanji untuk memberikannya pada mereka. Karena Hima sendiri tidak yakin apakah Ganin akan memberikannya atau tidak!.

Akhirnya, gadis-gadis SPG itu pun kembali ke showroom. Takut bedaknya luntur kalau terlalu lama di gudang yang panas 🤣🤣🤣✌️

Hima memanggil nama supir satu per satu dan memberi surat jalannya. Lalu setelah itu, ia juga menyuruh anak lori untuk memuat mobil dengan barang sesuai surat jalan.

Hingga saat istirahat, Hima memberanikan diri untuk meminta nomor kontak Ganindra.

"Eum, Nin. Itu...tadi anak-anak depan minta kontak kamu, boleh?", tanya Hima. Ganin yang duduk lesehan bersama teman-temannya pun tersenyum.

"Eum... gimana ya, boleh sih!"

"Alhamdulillah, ya udah mana?", Hima langsung menyiapkan ponselnya untuk mengetik nomor Ganin.

"Girang banget neng Hima dapat nomor si brondong!", ledek anak lori. Lalu yang lain mentertawakan Hima.

"Ckkk...kenapa sih suka berlebihan deh! Kalian tahu kan tadi cewek-cewek cantik dan seksi itu ke sini cuma mau minta nomor Ganin."

Ganin tersenyum melihat Hima yang mengomel seperti emak-emak kampung. Jadi, mungkin ini yang di sebut oleh Hima jika sebenarnya dirinya galak.

"Serius minta nomor ku?", tanya Ganin. Hima mengangguk cepat. Semakin cepat Ganin memberikan nomornya, semakin baik juga untuk dirinya yang tak lagi di teror para SPG cantik itu.

"Ada syaratnya tapi lho...!", kata Ganin. Semua mata tertuju pada Ganin. Tak terkecuali Hima sendiri.

"Syarat apaan? Ngga usah belagu deh, kamu bukan artis!", kata Hima berkacak pinggang.

Ganin mengedikan bahunya acuh.

"Sssshhhhh ya udah apa syaratnya? Ngga usah aneh-aneh. Kalo ngga gara-gara tuh SPG juga ogah ah ... ngemis-ngemis nomor kamu!", celetuk Hima.

"Tapi gimana juga, kamu butuh lho nomor anak buah kamu Hima. Termasuk Ganin, ya ngga?", tanya anak lori dengan cengengesan.

Hanya Bang Ari yang agak berbeda dibanding mereka.

"Iya juga sih!", kata Hima.

"Sini hp kamu!", Ganin meminta ponsel Hima. Gadis itu pun memberikan benda pipih itu pada Ganin. Lalu Ganin mengetik nomor ponselnya di ponsel Hima.

"Nih, udah!", kata Ganin memberikan kembali ponsel Hima. Gadis itu pun tersenyum menerima kembali ponsel itu.

Hima memicingkan matanya lalu menatap Ganin yang tersenyum meledek. Ganin menaik turunkan alisnya dan terkikik pelan. Hima mendengus sambil tetap menatap wajah tampan di depannya itu.

"Itu syaratnya! Simpel kan? Kalo di tolak, aku ganti aja nomor ku! Biar kamu di kejar-kejar sama SPG-SPG itu?!", kata Ganin.

Ganteng ku

Nama Ganin di kontak Hima di tulis seperti itu. Siapa yang tidak kesal????

"Iya iya...makasih sebelumnya atas pemaksaan anda ya pak!", kata Hima meninggalkan Ganin dan teman-temannya.

Hima mengirimkan nomor Ganin kepada teman-teman SPG nya. Serentetan ucapan terimakasih juga pulsa sekian ribu masuk ke nomor ponselnya. Katanya sebagai ucapan terimakasih karena sudah memberikan nomor Ganin.

"Lha...? Kok kesannya aku ngejual Ganin???", batin Hima. Tapi dia mencoba bersikap abai, toh dia tak memintanya pada teman SPG nya itu.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Jam istirahat hampir berakhir, anak-anak lori sebagian sudah mulai ada yang bekerja membongkar barang yang datang. Sebagian lagi membereskan tumpukan keramik yang susunannya belum rapi.

Ganin kebetulan kebagian menyapu tiap lorong yang menjadi jeda antara tumpukan dus keramik satu tipe dengan tipe lainnya.

Dia memang menyapu, tapi mata dan telinganya bekerja. Ada sosok yang ia curigai di gudang tersebut akan melakukan transaksi.

Sekelebat bayangan melintas tak jauh dari Ganin yang tertutup tumpukan kardus. Ganin menghentikan aktivitasnya lalu mencoba mengikuti bayangan yang tadi melintas.

Ternyata ada orang lain yang masuk ke dalam gudang dan langsung menuju ke pintu belakang di mana barang-barang berat di simpan.

Kok bukan seragam anak gudang? Batin Ganin. Ia terus mengekor hingga tiba-tiba ia justru melihat Hima yang sedang menghitung stok barang.

Dan seseorang yang sedang ia ikuti akan memutar badannya. Mau tak mau Ganin menyelinap masuk ke lorong di mana Hima berada.

"Gan...hmmmpp!!", Ganin membekap mulut Hima agar tak mengeluarkan suara. Mata gadis itu melotot tajam pada teman kerja sekaligus tetangga kamarnya tersebut.

Ganin berbisik sangat pelan di samping telinga Hima.

"Diem dulu, dengerin ada orang di belakang!", bisik Ganin. Hima pun akhirnya mengangguk. Tapi ia juga tidak tahu maksudnya apa Ganin seperti itu.

Posisi mereka benar-benar terjepit di antara celah dus keramik.

Samar-samar mereka mendengar obrolan dua orang. Dua suara laki-laki dan satu suara perempuan.

"Gimana?"

"Nih, barangnya! Gue harap ini yang terakhir ya!", kata perempuan itu.

"Ngga bisa gitu lah, Lo dan gue sama-sama butuh!", kata salah seorang laki-laki.

"Gue udah capek yang di peras kalian!", kata perempuan itu. Dua lelaki itu terkekeh pelan. Mungkin takut terdengar orang lain di gudang tersebut. Padahal sebelumnya mereka sudah mengecek anak lori sibuk di depan semua.

"Kita juga belum dapat jatah dari lo! Kita main cepet!", kata salah satunya.

"Ngga usah gila ya!", pekik suara perempuan itu. Tapi selama beberapa lama kemudian terdengar suara-suara laknat yang menghinggapi telinga polos Hima.

Gadis itu menganga tak percaya. Ganin spontan menutup telinga Hima.

"Merem, ngga usah bayangin! Ngga usah dengerin!", bisik Ganin sebelumnya. Hima yang terkejut pun hanya mengangguk. Padahal posisi mereka saja ....???

Ahh... sudah lah!!!!

🌾🌾🌾🌾🌾

sudah di mulaiiii ....🤭

Terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

🌺zahro🌺

🌺zahro🌺

mak othornya udah mulai berani niì🤭🤭🤭

2024-03-09

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

waduh gawat ini siapa ya yg menjadikan itu..

2024-02-27

1

andi hastutty

andi hastutty

wah ada yg lagi enak2 nih hahhaha tercemarlah telinga gadis hahahha

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 52
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 52
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!