Kediaman Mahardika
Mona yang sudah kembali ke rumah sejak tadi, memberanikan diri untuk berbicara dengan papahnya meminta untuk bertemu dengan kakaknya terakhir kali.
"Paah.. " panggil Mona sambil menundukkan kepalanya.
"Hem?"
"Bo... Boleh enggak Mona ketemu sama ka Intan untuk terakhir kalinya"
"Tidak" tegas pak Fello.
"Mona mohon, pah" dengan suara yang serak dan matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Sekali tidak tetap tidak" ucap pak Fello dengan nada sedikit meninggi.
"Mona mohon pah... Mona mohon, Mona ingin meminta maaf sama ka Intan... Hiks... Hiks... Hiks..." kata Mona dengan bersimpuh di kaki papahnya sambil menangis.
".." tak ada jawaban dari sang papa.
"Mona mohon pah... " kata Mona masih dengan terisak.
Tak lama mama Mona datang dan melihat anaknya yang sedang bersimpuh di kaki suaminya itu.
"Monaa..." panggil mama Mona.
"Papah.." lanjut mama Mona.
"Ada apa ini pah?" tanya mama Mona sambil mendekat ke arah Mona dan membangunkan tubuh Mona "bangun sayang"
Tak ada jawaban dari pak Fello, karena sebenarnya pak Fello juga merasa sangat sedih melihat anaknya yang seperti ini, tapi harus bagaimana lagi, mau tak mau ia harus melakukan ini agar Mona jera.
"Biarin aja mah, Mona mau kaya gini aja, sampai papah izinin aku untuk bertemu sama kaka" kata Mona masih bersimpuh di kaki papahnya.
Mama mona yang mendengarnya pun merasa iba, dan mulai mendekat ke arah suaminya untuk membantu Mona membujuk sang papa.
"Pah izinkan Mona, malam ini malam terakhir dia melihat kakanya sebelum berangkat ke rumah orang tuaku. Mohon maafkan Mona pah, Mona juga manusia biasa yang puna ke khilafan" kata mama Mona sambil mengusap-ngusap tangan papa Mona.
Papa Mona masih tidak menjawab, mama Mona pun tetap membujuk sang suaminya itu "pah, Mona juga anakmu, adik dari Intan. Dia pantas untuk menengok kakanya pah, ia harus tahu kondisi kakanya saat ini" bujuk mama Intan.
"Pah..." panggil mama Intan lirih. Papah Mona yang tidak tega melihat itu, akhirnya mengizinkan Mona untuk bertemu dengan kakaknya.
"Baik, papa akan mengizinkan kamu untuk bertemu dengan kakakmu. Papa yang akan mengantarkan kamu ke rumah sakit "
"Baik pah terimakasih banyak pah" ucap Mona sambil memeluk tubuh papahnya.
"Terimakasih pah" ucap mama Mona. Papa Mona menjawab hanya dengan anggukan saja
"Yaudah pah Mona bersiap-siap dulu" kata Mona dan di jawab anggukan saja oleh Papahnya Mona. Mona pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Apa kakak mau maafin aku ya?" tanya Mona dalam hati.
"Tapi aku harus yakin, ingat kata Miko kita berusaha dulu tidak boleh mengeluh" kata Mona menyemangatkan dirinya.
Memang Mikolah yang memberikan semangat kepada Mona untuk meminta maaf atas kesalahannya selama ini kepada kakaknya, karena perlakuan Mona memang sudah di batas wajar. Karena perkataan lembut dari Miko, Mona pun menuruti kemauan Miko untuk meminta maaf kepada kakaknya.
Flashback on
"Mona..?" panggil Miko.
"Hem?" jawab Mona sambil mengangkat wajahnya untuk melihat wajah Miko.
"Apa aku boleh berbicara?"
"Tentu"
"Mona... Dengarkan aku, maaf kalau aku terlalu ikut campur dengan urusan keluargamu. Aku hanya ingin memberikan saran kepada mu, aku mau kamu meminta maaf kepada intan, apa kamu tau? Intan itu sangat sayang padamu, ia harus berjuang melawan mautnya karena ulah mu. Bukan maksudku untuk menyalahkan kamu, tapi memang ini yang harus kamu lakukan, kamu harus yakin bahwa Intan akan memaafkanmu, Intan itu wanita yang lembut, apalagi kamu adiknya pasti akan di maafin"
"Aku engga yakin Miko" ucap Mona lirih.
"Apa kamu sudah mencobanya?" tanya Miko dan hanya di jawab dengan gelengan kepala saja.
"Jangan patah semangat, kita harus berusaha dulu. Untuk apa kita hidup jika tidak ingin mencoba dan berusaha? Bukannya hidup itu butuh perjuangan?"
".." tak ada jawaban dari Mona.
"Aku tahu itu sulit buat kamu, tapi ini harus kamu lalui Mona. Siapa tahu dengan kamu meminta maaf sama Intan, kamu engga jadi di pindahin ke rumah kakek dan nenek kamu 'kan?"
"Hemm.."
"Pikirin dulu aja apa yang aku omongin sama kamu"
"Hemm.. Baiklah aku akan berusaha untuk meminta maaf kepada kakak"
"Nah gitu dong"
"Terimakasih ya Mik, kamu udah mau ngasih saran ke aku" kata Mona sambil tersenyum.
"Iya sama-sama. Yaudah kita pulang yuk sebelum papah kamu yang sampai di rumah duluan"
"ayo"
Flashback on
***
Papa, mama Mona dan Mona pun sudah tiba di rumah sakit. Ia melihat ada Fikri yang berjaga di depan pintu ruangan anaknya.
"Eh om tante" sapa Fikri dan mencium punggung tangan papa dan mama Mona.
"Kamu dari tadi nak disini?" tanya mama Mona.
"Iya tan, abis pulang kuliah aku langsung kesini. Tadi juga ada Al sama Kai tapi sekarang mereka udah pulang"
"Oh gitu. Yaudah kamu juga pulang dulu gih, pasti kamu lelah 'kan seharian udah jagain Intan"
"Engga apa-apa tan aku disini aja"
"Udah Fik besok 'kan kamu bisa kesini lagi. Nanti Intan sembuh malah kamu yang sakit 'kan engga lucu jadinya" kata papa Intan.
"Hehe om bisa aja. Baiklah kalau begitu Fikri pulang dulu ya om tante"
"Iya nak hati-hati ya"
"Iya om. Permisi" ucapnya dan Fikri pun meninggalkan rumah sakit tersebut.
Setelah kepergian Fikri, papa, mama Mona dan Mona masuk ke dalam ruangan Intan. Terlihat Intan masih terlelap dari tidurnya. Papa dan mama Mona duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut dan Mona duduk di samping Intan, sambil mengusap kepala Intan.
"Kaa.... Aku datang, kakak bisa bangun dulu sebentar? Aku mau minta maaf sama kakak, buka mata kaka sekarang ya" ucap Mona lirih.
Intan yang mendengarnya pun membuka matanya secara perlahan, ia melihat ke arah kirinya ada seorang wanita cantik sedang tersenyum, Intan sedikit bergetar karena ia masih sedikit shock.
"Kaaa... Aku minta maaf hiks... Hiks... Hiks.. " kata Mona sambil terisak.
Getaran yang berada di tubuh Intan mulai menghilang. Intan mulai mengambil tangan mona untuk ia genggam "aku udah maafin kamu ko de, kakak juga minta maaf ya udah jadi kakak yang engga pantes buat kamu"
"Engga kak, kakak pantas untuk aku, tapi aku yang engga pantes untuk kakak"
"Sekali lagi aku minta maaf ya ka" lanjut Mona.
"Iya de aku udah maafin kamu ko. Aku juga minta maaf ya" kata Intan. Mona pun memeluk tubuh Intan dan keduanya menangis bersama.
Papa dan mama Mona yang melihat mereka berdua menangis secara bersamaan pun merasa tertegun, ternyata ikatan darah tidak akan bisa membuat mereka terpisah dan saling membenci walau masalah yang sangat besar sekalipun. Mama Mona mendekat ke arah anak-anaknya dan mengusap lembut punggung Mona.
"Mama sayang kalian berdua" kata mama Mona sambil ikut memeluk tubuh anak-anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
taryy
Maaf guys untuk novel yang ini aku belum bisa up. Aku hanya bisa up sekali saja, itu hanya di novel 'hadir nya orang ketiga'. Karena memang aku tidak bisa meninggalkan kesibukan di dunia nyata. Maaf sekali lagi author minta maaf. Semoga besok author bisa up ya. Terimakasih
2020-08-12
1