Apa Kamu Engga Benci Aku?

"Miko, tempat apa ini? Ini sungguh sangat indah" kata Mona melihatnya dengan tatapan takjub.

"Ini adalah tempat dimana aku suka menyendiri, yang mampu menenangkan hati aku" kata Miko.

"Ayo sini ikut aku" kata Miko dengan menarik tangan Mona untuk duduk di kursi yang sudah disediakan di situ, kursi yang menghadap ke arah danau langsung.

"Sini duduk " kata Miko. Mona pun menurut apa yang di perintahkan oleh Miko.

"Kamu boleh keluarin semuanya disini, keluarin semua yang sedang kamu rasakan. Engga akan ada yang mendengarkan selain aku. Karena disini hanya ada kita saja" kata Miko

Mona pun menoleh ke arah Miko dan menatap mata pria itu dan berkata "kenapa? Kenapa kamu melakukan ini semua kepadaku, Miko?" tanya Mona.

"Entah, aku juga engga tau Mona. Saat ini aku hanya ingin selalu ada di dekat kamu, menenangkanmu dan membuatmu bahagia, hanya itu" jawab Miko sambil membalas tatapan Mona.

"Apa enggak lebih?"

"Lebih atau tidaknya aku engga begitu tau. Karena aku masih belum yakin sama apa yang aku rasain saat ini"

Mendengar jawaban dari Miko, Mona beranjak dari duduknya. Ia pun mendekat ke arah danau dan mengambil kerikil untuk di lemparkan ke arah danau itu.

"Apakah boleh?" tanya Mona kepada Miko sambil memperlihatkan kerikil yang sedang ia pegang.

Miko menjawab dengan sebuah anggukan dan senyuman yang ia berikan kepada Mona. Monapun melemparkan kerikil itu ke arah danau.

"Waw lemparan mu cukup jauh juga" kata Miko.

"Tentu. Kamu mana bisa melempar sepertiku" ledek Mona.

"Sepertinya kamu menantang aku ya" kata Miko.

"Lihat ini" imbuh Miko yang kemudian melemparkan kerikilnya juga.

"Ternyata punyaku lebih jauh dari punyamu" kata Miko.

"Huh. Kamu itu seorang pria, pria 'kan tenaganya sangat besar" kata Mona sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kamu aja yang payah" ledek Miko.

"Apa kamu bilang? Aku payah?" kata Mona sambil memelototkan matanya.

"Iya kamu sangat payah" kata Miko lagi.

"Kamu!!" pekik Mona.

"Apa?" tanya Miko.

Mona pun mengelitik perut Miko dan berhasil membuat mereka tertawa terbahak-bahak.

"Ampun enggak? Kalau kamu engga minta ampun, aku engga akan berhenti" kata Mona

"Dasar payah" kata Miko sambil kegelian.

"Jadi kamu menantangku ya. Baiklah" Mona pun terus mengelitik perut Miko tanpa henti.

"Baiklah cukup-cukup aku minta ampun. Sudah berhenti aku sudah cape tertawa terus menerus karena geli" kata Miko.

"Baiklah aku berhenti" kata Mona sambil melepaskan kelitikanbya di perut Miko.

Terlihat dua sejoli yang sedang berbahagia di tepi danau, yang dapat melupakan sejenak masalah yang terjadi diantara mereka. Mereka berdua sangat menikmati kebersamaan mereka hari ini sebelum semuanya menjadi asing.

"Miko" panggil Mona.

"Iya?" jawab Miko.

"Apa kamu enggak benci sama aku?"

"Tadinya aku benci kamu. Tapi engga tau kenapa hati ini menolak untuk membencimu" jawab Miko jujur.

Mona hanya bisa tersenyum "terimakasih Miko terimakasih"

Miko mengerutkan keningny "untuk apa?"

"Untuk kamu yang engga benci sama aku Miko"

"Iya sama-sama. Lagian kamu engga usah begitu juga kali, Mon"

"Cuma kamu yang engga benci sama aku Miko. Ka Intan pasti udah benci banget sama aku. Papa dan mama juga begitu, buktinya aku di kirim ke rumah kakek dan nenek"

"Huss... Kamu engga boleh mikir negatif gitu dong, Mona. Mungkin di balik ini semua ada alasan kenapa papa dan mama kamu kirim kamu ke rumah kakek dan nenek. Lagian kamu akan masih bisa kesini kalau liburan"

"Kamu mau engga nengokin aku disana?"

"Insyaallah aku bakal tengokin kamu. Nanti aku kumpulin uang biar bisa nengokin kamu kesana"

"Kamu serius?"

"Iya aku serius"

"Janji?" sambil memberikan kelingkingnya.

"Janji" sambil menyatukan jari kelingkingnya.

Mereka berdua pun tersenyum dan kembali melihat ke arah danau dengan Miko yang merangkul bahu mona.

***

Di rumah sakit

Tok.. Tok.. Tok..

"Sayaaang... " panggil Fikri kepada intan. Yang berada di dalam kamar Intan pun menoleh ke arah suara dan membulatkan matanya.

"Fi. . Fikri" kata Intan.

"Hey kenapa kamu ko kaya kaget gitu?"" tanya Fikri.

"Ah engga ko aku biasa aja"

"Yang bener?" tanya Fikri sambil berjalan ke arah Intan.

"Gimana keadaan kamu?" lanjut Fikri.

"Baik sayang" jawab Intan

"Syukurlah" kata Fikri.

"Eh ada kalian juga. Ini aku bawain makanan sebelum kesini, makanlah dulu " kata Fikri kepada Kai dan Al.

"Dari tadi kek Fik. Perut gue udah demo nih" jujur Al.

"Bukannya lu tadi udah makan ya Al?" tanya Kai.

"Itu kan tadi Kai bukan sekarang. Kalau sekarang gua udah laper lagi" jawab Al.

"Dasar perut karung" kata Kai.

"Bodo wle" jawab Al.

Al pun memakan makanan yang sudah di bawakan oleh ferdi "Kai ini enak loh" goda Al, Kai yang mendengar itu melirik ke arah Al.

"Engga selera gue" tolak Kai, Karena porsi makan Kai yang sedikit jadi dia selalu kenyang walaupun makan hanya sesuap.

Al yang mengerti, kemudian menggoda Intan, karena porsi makan ia dengan Intan memang sama walaupun masih banyakan Al.

"Intan enak loh" goda Al.

"Engga usah ngegoda-goda gue lo ya"

"Liat nih liat aaaaaaaaammm" kata Al sambil memasukan makanan ke mulutnya.

Fikri yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Karena ia tahu, sifat ketiganya sangat berbeda ketika bertemu dengan orang yang sangat dekat dan dengan orang yang tak di kenalnya. Apalagi Al yang memang benar-benar beda, ia akan bersikap sangat dingin ketika bertemu dengan orang yang tidak di kenalnya.

"Al gue mau dong" kata Intan yang akhirnya terbujuk.

"Sini sini gue suapin" kata Al. Al pun mendekat ke arah Intan.

"Fik tolong benerin posisi Intan dong. Tolong dudukin intan" titah Al kepada Fikri.

"Oke" kata Fikri sambil mendudukan Intan.

"Yaudah lo minggir" kata Al setelah Intan dengan posisi duduknya.

"Iya iya tuh-tuh" kata Fikri.

Fikri pun beranjak dari duduknya dan kembali duduk di sofa yang berada di ruangan Intan.

"Nih gue suapin" kata Al. Intan pun cuma menganggukan kepalanya.

"Nih aaaa..... " titah Al.

"Aaa.... " kata Intan.

"Aaaaaam.... enaaaak... " kata Al. Karena memang yang memakan makanan itu adalah Al bukan Intan.

"Hahaha" Fikri dan Kai tertawa bersama.

"Parah amat sih lu" kata Intan ketus.

"Hahaha ketipu wle" ledek Al sambil menjulurkan lidahnya.

"Malesin banget si markonah"

"Yee malah marah, nih-nih makan lagi"

"Ogah gue"

"Ini mah seriusan deh engga boong"

"Halah bilang aja mau becandain gue lagi"

"Engga Intan ini serius"

"Beneran "

"Iya, etdah manja banget si lo"

"Bodo amat"

"Yaudah nih aaaa.." Al pun menyuapi Intan kembali. Intan makan dengan sangat lahap, karena memang ia sudah merasa sangat lapar.

Mereka yang melihat itu pun tersenyum bahagia

Setelah makanannya habis, Intan kembali untuk beristirahat, Al dan Kai pun pamit untuk pulang.

"Fik, kita pamit pulang dulu ya" ucap Al.

"Iya Al"

"Jagain Intan bae-bae disini" kata Kai.

"Iya Kai"

"Yaudah kita balik ya" kata Al dan Kai bersamaan.

"Iya. Kalian hati-hati ya" kata Fikri.

"Oke" jawab Al. Mereka pun meninggalkan Fikri di rumah sakit.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

knapa y d noveltoon stiap nm negara/kota umumnya pk singkatan? mnurutq lbh asyik kl trbuka aja. gmn readers stuju???

2020-11-03

3

snwulandari

snwulandari

jangan lupa feedback ya

2020-08-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!