Al tidak menggubris panggilan Miko, ia tetap mencari celah agar ia bisa lolos dari Miko. Tapi sayangnya itu tidak bisa, karena Miko yang terus menerus menghalangi jalan Al sampai Al kesal dan ia pun berbicara. "Mau apa sih lo ganggu jalan gue aja, minggir lo" teriak Al. Al yang memang terkenal sangat judes dari kedua sahabatnya itu tetapi ia sangat ceria dan mudah akrab jika ia sudah menemukan teman yang cocok untuknya. Tapi tidak dengan kaum pria, ia akan bersikap lebih dingin dari siapapun, karena ia yang pernah di khianati maka dari itu ia merasa kecewa dan benci terhadap seorang pria, terkecuali ayahnya sendiri.
Miko yang sudah tahu tentang sikap Al ini, ia tidak mudah menyerah ia tetap menghalangi jalan Al sambil ia berkata "Ka tunggu dulu, aku mau bicara"
"Apa sih yang mau elo omongin, engga bosen-bosen apa gangguin gue terus "
"Aku engga akan bosen ka, apalagi kaka ini adalah teman Intan, aku lebih engga bosan"
"Mau apa lagi sih bocah" Al pun pasrah, dia pun diam menunggu pertanyaan yang akan di lontarkan oleh Miko.
"Huh, akhirnya kaka bisa diem juga" Kata Miko sambil membuang nafas kasar.
"Cepet lo ngomong gue engga punya banyak waktu nih" Kata Al ketus.
"Bagaimana kabar Intan ka? Aku dengar dia kecelakaan"
"Dia udah siuman" jawab Al. Ya memang tadi ia sempat di telpon oleh mamanya Intan kalau Intan sudah siuman.
"Allhamdulilah. Sekarang apa kaka akan menjenguk, Intan?"
"Engga usah kepo deh lo"
"Haish kaka ini. Aku serius ka"
"Gue dua rius malah"
"Ka Al aku mau ikut menjenguk Intan. Apa boleh?"
"Enggak"
"Kenapa?"
"Kuman kaya lo mana boleh ikut"
"Segini gue gantengnya ka, kuman dari mana nya?"
"Cih, lo ganteng kalau di luar dari ujung sedotan!"
"Engga apa-apa deh yang penting tetep ada gantengnya"
"Dih narsis"
"Hem.. Yaudah ka gini aja, aku minta alamat rumah sakitnya aja"
"Enggak"
"Ayo lah ka"
"Engga"
"Yaudah aku akan mengikuti kaka kemana pun itu sampai kaka memberikan alamat rumah sakit Intan"
"Terserah" Jawab Al sambil meninggalkan Miko yang terus membujuknya untuk memberitahukan rumah sakit tempat Intan di rawat.
"Kak Al tunggu Miko" Teriak Miko ketika Al sudah meninggalkannya.
Al yang tidak perduli dengan teriakan Miko ia tetap melangkahkan kakinya menuju parkiran mobil, untuk pergi ke restoran karena ia sudah merasa sangat lapar.
Miko masih mengikuti Al kemana pun Al pergi, karena ia tidak akan menyerah untuk mendapatkan informasi tentang Intan.
Miko yang sangat bersemangat untuk mengejar Al yang sudah membawa mobilnya keluar dari kampus. Miko berfikir bahwa Al akan pergi ke rumah sakit.
***
1 jam perjalanan, Al memarkirkan mobilnya di sebuah restoran, terlihat mobil Miko pun ikut memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil Al.
Miko terlihat sangat lesu karena perkiraannya salah, Miko pikir bahwa Al akan ke rumah sakit ternyata ia berhenti di sebuah restoran.
Miko tetap mengejar Al yang sudah masuk terlebih dahulu, setelah masuk ke dalam restoran, Miko mencari meja yang sudah di pesan oleh Al.
"Dikira Miko kak Al akan pergi kerumah sakit ternyata pergi ke restoran" Kata Miko.
Al yang sedari tadi fokus kepada ponsel, akhirnya ia meletakkan ponselnya di atas meja karena mendengar perkataan Miko, Al pun tersenyum mengejek.
"Suruh siapa kamu mengikutiku bocah"
"Miko ini bukan bocah ka"
"Kalau lo bukan bocah, kenapa lo ngikutin gue sampe kesini"
"Kak Al galak banget"
"Gue engga peduli, Mik"
"Kakak ayo lah kak jangan galak begini sama Miko"
"Kamu juga kenapa jadi lembek begini sih di depan gue"
"Kan biar aku di kasih alamatnya Intan ka"
"Gimana kalau Intan tau kelakuan lo yang lembek begini"
"Ih kaka ayo lah"
"Gue engga suka cowo manja"
"Ta... " Ucapan Miko terputus karena ada seorang pelayan yang datang mendekat ke arah mereka berdua.
"Maf nona dan mas, akan memesan makanan apa akan saya catat?" Tanya pelayan tersebut sambil memberikan buku menu.
Ada sedikit senyum licik yang di pancarkan oleh Al dan itu pun di ketahui oleh miko. Miko yang mengerti tatapan itu merasa aneh dan bergidik.
"Kenapa kaka tersenyum seperti itu"
"Tidak"
"Sungguh aneh"
"Baik mba, saya akan memesan Gnocchi, Ravioli, Pasta Carbonara Tiramisu, Gelato, Pizza Margherita, Spaghetti Saus Tomat dan Linguine Alle Vongole. Untuk minumnya aku ingin macchiato, mocktail dan cocktail mba. Itu saja" kata Al.
"Apakah kaka akan menghabiskan semuanya?" Tanya miko meyakinkan.
"Engga usah banyak tanya deh ya. Mba sudah di catat semua 'kan pesanan saya?"
"Sudah mba. Untuk mas nya ingin memesan apa?"
"Ah saya memesan latte saja mba"
"Baik kalau begitu. Mohon menunggu ya mas mba" Kata pelayan restoran sambil meninggalkan mereka berdua.
Setelah pelayan itu pergi, miko kembali melihat ke arah Al. Al yang merasa dirinya di perhatikan, ia hanya membuang muka saja.
"Ka ayolah kapan kaka akan memberikan informasi kepada ku tentang intan"
"Aku sudah bilang, aku engga akan kasih tau informasi apa pun buat lo"
"Kaka ini sungguh menyebalkan"
"Bodo"
Mereka pun hening, karena mereka sibuk dengan ponsel nya masing-masing. Miko yang mendapatkan pesan dari Mona dan kemudian membacanya nampak terkejut ketika melihat pesan yang ia dapat kan dari Mona.
From : Mona Mahardika
Miko, maaf kalau selama ini aku punya salah sama kamu. Bukan maksud aku untuk mengganggu kenyamanan mu. Tapi ini adalah perasaanku untukmu, entah kenapa aku merasa bodoh ketika bertemu denganmu. Aku tau kamu hanya mencintai kaka ku intan, tapi apa kamu engga pernah punya perasaan sedikit aja buat aku, Miko? Aku udah suka sama kamu sejak kita SMA, tapi kenapa kamu engga pernah balas perasaanku? Aku akan menyerah Miko, aku akan menyerah mulai dari sekarang. Semoga kamu akan mendapatkan wanita yang selama ini kamu impikan ya. Aku harap kamu engga akan mengharapkan kaka ku aja. Karena kamu tahu sendiri bahwa kaka ku juga sudah memiliki dambatan hati. Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besar nya, Miko. Aku harap kamu engga akan pernah membenciku walaupun kamu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi kepadaku. Aku harap hanya aku wanita terakhir yang seperti ini kepadamu. Sekali lagi terimakasih atas luka yang telah kamu berikan kepadaku. Besok pagi aku akan meninggalkan negara ini dan aku akan pindah ke negara lain untuk tinggal bersama dengan nenek dan kakek ku. Aku harap kamu akan datang besok pagi di Bandara untuk menemuiku yang terakhir kalinya.
Read
Tangan Miko pun bergetar ketika melihat isi pesan yang sudah ia baca tadi. Hatinya berdetak tak karuan, entah ia merasa kehilangan atau ia merasa bahagia bahwa ia tidak akan di ganggu lagi oleh Mona. Miko pun membalas pesan Mona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments