Mona

"Intan... Sayang... Bangun nak... Mama rindu sekali dengan mu. Apakah kamu tidak rindu pada mama? Nak bangun lah, sudah banyak orang yang menunggu mu disini, melihat usilnya kamu, melihat kelucuan kamu, melihat cerewet dan cerianya kamu sayang. Apakah kamu tidak akan bangun? Apakah kamu sedang bermimpi indah di sana sampai-sampai kamu tidak kunjung bangun dari sini nak? Kamu adalah putri mama yang sangat mama sayangi, jadi bangun lah nak. Kamu juga harus tau disini sudah ada pria yang selama ini kamu cari-cari. Sekarang juga kamu harus menyelesaikan semua teka-teki yang ada disini. Kamu tidak bisa memiliki 2 pria dalam hidup mu. Kamu harus bangun sayang, kamu harus bisa menyelesaikan ini semua. Hiks.... Hiks... Hiks..." Kata mama intan sambil terisak.

***

Intan pun mulai menggerakkan jari jemarinya, mama intan yang melihat hal itu sontak langsung menekan tombol yang ada di belakang kasur intan.

5 menit kemudian dokter pun datang ke kamar intan dan memeriksa kan keadaan intan.

"Mohon tunggu di luar nyonya, biar dokter yang akan memeriksa kondisinya" Ucap salah satu suster.

"Ayo mah, kita keluar dulu, biar dokter bisa memeriksa keadaan Intan" Kata papah Intan. Mamah Intan pun menurut, ia pun keluar dengan posisi di peluk oleh papah intan.

***

Dokter keluar dari ruangan intan.

"Nyonya dan tuan Fello" Panggil dokter.

"Iya dok" Jawab mama Intan.

"Anak nyonya dan tuan allhamdulilah sudah sadar sudah melewati masa kritisnya, kini kondisinya sudah stabil, kami akan memindahkannya keruang rawat inap" Jelas dokter.

"Baik dok. Bawa saja ke ruang VVIP dok" kata papah intan

"Baik tuan, saya permisi " Dokter dan para perawat membawa Intan untuk di pindahkan ke ruang VVIP sesuai perintah dari orang tua Intan.

Setelah selesai dengan segala urusan Intan, Rifal beserta Faisal dan Mona tiba di rumah sakit. Mona yang sudah tangannya diikat dan jalan diapit oleh Faisal terus menerus berontak meminta agar dilepaskan.

Rifal mengetuk pintu ruangan Intan, karena Rifal yang sudah tahu tentang kabar sadarnya Intan dan dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP.

Tok... Tok... Tok... Ceklek

"Siang om, tante, Intan" sapa Rifal.

"Siang nak Rifal" jawab mama Intan.

"Siapa mah?" Tanya Intan dengan mengkerutkan kening nya.

"Aku Rifal teman masa kecil mu dulu" Jawab Rifal sambil memberikan senyuman manis nya

"A....apa.... K.... Kamu Rifal?" Tanya Intan meyakinkan.

"Iya aku Rifal" Jawab Rfal sambil mendekat ke arah Intan.

"Aku lagi engga mimpi 'kan? Kamu beneran Rifal?"

"Iya ntan aku Rifal" Sambil memeluk tubuh intan.

Hiks.... Hiks... Hiks... (Tangis intan pecah) "kamu kemana aja Rifal, aku rindu kamu" Kata Intan sambil terisak.

"Aku ada ko. Udah jangan nangis lagi ya kamu baru aja sadar" Kata Rifal sambil mengusap-ngusap punggung Intan.

Hiks... Hiks.. Hiks...

Mama dan papa intan merasa terharu dengan apa yang kini mereka lihat. Karena ini adalah kebahagiaan intan yang sebenarnya. Mereka tahu bahwa Intan sangat merasa kehilangan Rifal dan sangat terpuruk karena merasa sudah ditinggalkan oleh pria yang sangat disayangi. Kedua orang tua Intan memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut untuk memberikan privasi kepada mereka.

"Yaudah mama dan papa keluar dulu, kalian mengobrol lah saja dulu" Kata mama Intan.

"Tunggu, tante dan om ada yang mau Rifal sampaikan"

"Ada apa nak?" Tanya papa intan. Rifal lngsung berteriak memanggil Faisal asisten nya itu

"Asisten Fai" Panggil Rifal. Faisal yang sedari tadi ada di balik pintu bersama dengan Mona masuk kedalam ruangan Intan ketika sudah mendapatkan panggilan dari Rifal dengan menyeret Mona. Mereka yang berada di dalam mengerutkan keningnya.

"Mona?" Panggil Intan.

"Rifal, kamu apakan anak saya?" Teriak papa Intan. Mama intan pun menghampiri Mona dan memeluknya.

"Maaf om, tante dan juga Intan. Ada yang ingin saya katakan kepada kalian"

"Sebenarnya ada apa ini?" Ketus papa Intan.

"Baik. Sebenarnya dalang dari kecelakaan Intan adalah Mona. Mona yang sudah membayar seseorang untuk membunuh, Intan" Jelas Rifal dan membuat semua yang ada di situ terkejut.

"Itu engga mungkin" Kata Intan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Rifal yang melihat itu langsung memeluk tubuh Intan agar tidak begitu shock.

"Asisten Fai lepaskan ikatannya" Titah Rifal dan asisten Fai juga mulai melepaskan tangannya. Yang kemudian Mona langsung memeluk tubuh sang mamanya.

"Mama maaf, maafin Mona mah, maaf" Kata Mona sambil terisak.

"Apa maksudmu, nak? Apa yang dikatakan oleh Rifal itu, benar?" Tanya sang mama, Mona menganggukkan kepalanya lemah.

"Kenapa kamu melakukan hal seperti itu?" Tanya mama dengan tubuh yang bergetar karena tidak menyangka bahwa putri bungsunya yang menyebabkan anak pertamanya seperti ini.

"Maafin Mona mah. Kaka maafin aku, papah maafin Mona" kata Mona kemudian menghampiri Intan, tapi Intan menolak untuk dekat dengan Mona.

"MONA?!!" Teriak papah Intan.

Mona menoleh ke arah papa dengan raut wajah yang takut dan langsung bersujud di kaki sang papa "Papah maafin Mona, Mona engga sengaja" Katanya sambil terisak.

"Apa kamu bilang engga sengaja? Kamu lihat kaka kamu sekarang, dia sampai terbaring dan bertarung nyawa dengan kematian itu semua karena ulah mu Mona" Teriak sang papah tapi mona hanya tetap terus menangis.

"Pa.... Pah su..... Sudah Pa.....h" Panggil Intan lemah dan ia pun pingsan di pelukan Rifal.

"Intan.... Intan bangun, ntan" Kata Rifal sambil menggoyang-goyang kan tubuh intan.

"Intaaaan" Teriak mama.

"Kakaaaaaaaa... " Teriak mona dan hendak menghampiri Intan tapi tangannya di cekal oleh papah.

"Asisten Fai panggil dokter segera" Teriak Rifal.

"Baik bos" Jawab faisal dan langsung memanggil dokter.

***

"Bagaimana kondisinya, dok?" Tanya Rifal.

"Pasien shock berat tuan, dia mengalami tekanan yang berat. Apakah sebelumnya ada hal yang terjadi?" Tanya dokter.

"Hanya masalah kecil dok" Jawab Tuan Fello.

"Oh baiklah. Saya harap tuan dan nyonya selalu memberikan kebahagiaan dan kenyamanan kepada pasien" Jelas dokter.

"Baik dok terimakasih" Jawab Rifal.

"Kalau begitu saya permisi tuan dan nyonya"

"Iya dok"

Dokter pergi meninggalkan ruangan itu. Ruangan kembali menjadi tegang.

"Mona ikut papah" Ucap papa Intan tegas dan menarik paksa tangan Mona.

"Papah mau bawa mona kemana?" Tanya mama intan.

"Rumah" Ketus tuan Fello.

"Mama ikut pah" Kata mama intan

"Rifal, tante titip Intan dulu ya, tante mau ikut pulang bersama om dan Mona" Lanjut mama intan.

"Baik tante" Jawab Rifal. Mama intan pun bergegas neninggalkan ruangan Intan dan mengejar suami dan anaknya.

Sementara di ruangan intan, tersisa Rifal seorang, karena tadi Rifal sudah meminta Asisten Fai untuk kembali ke perusahaan untuk menghandle semua pekerjaan nya.

***

Di kediaman Mahardika

"Mona jelaskan pada Papa apa maksud semua ini!" Bentak tuan Fello.

"Ma... Maafin aku pah hiks.. Hiks.. Hiks... " kata Mona sambil sesegukan.

"Aku tak butuh maaf mu mona"

"Paah"

"Jelaskan!! "

"Aku iri sama Ka Intan, cowo yang aku suka malah suka sama Ka Intan di banding aku. Pria itu sampai berubah menjadi dingin ketika sudah di kecewakan oleh ka Intan. Karena hal itu aku berani membuat ka Intan menjadi seperti itu, maafin aku pah"

Plak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!