Dalang Dari Kecelakaan Intan

Resya yang mendorong Mona hingga Mona hampir terjatuh tapi ia di selamatkan oleh seorang pria tampan, yang tak lain adalah Miko.

"Apa maksud mu, Res?" teriak Miko.

"Bu... Bukan maksud ku. Itu mah hanya akal-akalan dia saja untuk mengambil hati mu, Mik" bela Resya

"Aku lihat dengan mata kepala ku sendiri Res apa yang kamu lakuin ke Mona"

"Kamu belain dia Miko? Kamu engga ngerti perasaan aku Mik? Aku yang sudah selama ini menyukaimu, tapi kamu engga pernah respon perasaan aku"

"Dengar ya Res, jangan pernah kamu ganggu Mona lagi, kalau aku sampai tau kamu ganggu dia lagi, aku engga akan segan-segan untuk nyakitin kamu"

"Kurang ajar ya kamu Mik. Lo juga dasar perempuan j*l*ng"

"Cepet pergi kamu dari sini"

Sejak kejadian itu, Mona merasa bahwa Miko juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Padahal sebenarnya Miko tidak mempunyai perasaan apapun kepada Mona, ia hanya menganggap Mona sebagai temannya.

Sampai akhirnya Mona memberanikan diri untuk mengatakan semua perasaannya kepada Miko, Miko yang mendengarnya terkejut, karena ia tidak menyangka bahwa Mona akan mengatakan hal ini.

Miko pun menolak dan menjelaskan bahwa ia tidak menyukai Mona, tetapi ia menyukai kakanya Intan. Dari situ Mona merasa bahwa Intan adalah penghalang bagi hubungan mereka. Mona yang terbakar api cemburu, ia semakin membenci kakanya itu. Ia berusaha terus menerus untuk menjauhkan Miko dengan kakanya. Sampai ia harus melenyapkan kakanya sekali pun.

Mona yang berkuliah di kampus yang sama dengan Al dan tanpa di sangka-sangka ternyata Miko pindah ke kampus yang sama dengan Mona. Mona merasa bahagia karena ia akan mendekati Miko kembali.

***

Sesampainya di rumah, Fikri langsung merebahkan tubuhnya di kasur, karena mata kuliah besok kebetulan siang, jadi Fikri mengistirahatkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Karena merasa sangat lelah, tak butuh waktu lama Fikri pun akhirnya terlelap di kamarnya.

***

Perusahaan RPP group

Terlihat seorang pemuda yang tampan dan gagah sedang sibuk dengan segala dokumen-dokumen di mejanya. Siapa lagi kalau bukan Rifal Putra Permana, Rifal yang tengah sibuk dengan banyaknya dokumen harus menyelesaikan semuanya hari ini juga, karena memang itu adalah berkas perjanjian kontrak antar perusahaan lain yang mengajukan kerja sama dengan perusahaan milik Rifal.

***

Jam makan siang tiba.

Asisten Faisal yang sudah menghubungi Mona untuk bertemu di salah satu cafe di kota tersebut di jam makan siang. Karena Rifal yang akan menanyakan perihal kecelakaan tersebut.

Rifal dan asisten Faisal sudah sampai di tempat yang sudah di janjikan. Mereka memesan makanan dan minuman sambil menunggu adik Intan datang.

5 menit setelah memesan, Mona pun datang dan menghampiri mereka.

"Maaf saya terlambat" Kata Mona.

"Tidak masalah. Silahkan duduk nona" Jawab Asisten Faisal.

"Baik terimakasih" Ucap Mona.

Mona pun duduk di bangku yang sudah disediakan. Mona memesan makanan dan minuman, karena memang sekarang sudah waktunya untuk makan siang.

20 menit kemudian, pesanan mereka sudah datang. Rifal yang mulai membuka pembicaraan sambil mereka menyantap makanan yang sudah tersaji di meja tersebut.

"Perkenalkan saya Rifal, teman kecil dari kaka mu Intan" Kata Rifal dengan ketus.

"Saya Mona adik dari Intan"

"Apakah anda tahu, kenapa saya mengajak anda untuk bertemu?"

"Tidak"

"Apakah anda tidak merasa kasihan kepada kaka anda, nona?"

"Maksudmu?" Tanya Mona bingung.

"Apakah anda tidak kasihan kepada kaka anda yang sedang terbaring lemah di rumah sakit?"

"Tentu saja saya kasihan, karena mengingat Intan itu adalah kaka kandung saya"

"Sungguh bagus sekali akting mu, nona" Kata Rifal sambil tersenyum meremehkan.

"Apa maksud anda tuan Rifal?"

"Apakah anda benar-benar tidak mengerti dengan apa yang saya katakan nona?"

"Ya"

"Baik akan saya beritahu" kata Rifal sambil memajukan kepalanya sedikit untuk mendekati Mona "Saya tahu jika kau adalah dalang dari semua kecelakaan ini nona Mona Putri Mahardika" kata Rifal tegas.

Uhuk.... Uhuk... Uhuk... Mona yang sedang makan pun tersedak makanannya sendiri karena terkejut mendengar perkataan Rifal yang mengetahui bahwa dia adalah dalang dari kecelakaan yang menimpa Intan.

"A.... Apaa..... Mak... sud anda tuan? Anda menuduh saya?" Tabya Mona gugup, ia pun berusaha untuk menetralkan nafas nya.

"Mengapa kau sangat gugup sekali nona Mona?"

"Saya tidak gugup"

"Baiklah jika anda tidak gugup. Tapi asal anda tahu, saya akan membawa masalah ini ke jalur hukum nona"

"Jangan asal tuduh ya, mana buktinya jika saya adalah dalang dari kecelakaan ini"

"Anda meminta bukti? Akan saya buktikan" Kata Rifal yang kemudian memanggil Faisal.

"Asisten Fai" Panggil Rifal.

Faisal yang sudah mengerti dengan apa yang diinginkan oleh sang bos, ia langsung memberikan sebuah foto dan rekaman suara milik orang bayaran Mona yang mengakui bahwa ia memang di bayar untuk membunuh Intan. Mona yang mengetahui itu pun benar-benar terkejut dengan apa yang dia lihat dan dengar, seketika wajahnya berubah menjadi pucat dan merasakan keringat dingin.

"Kau kenapa nona? Apakah sekarang kau takut karena saya sudah mengetahui semua kelakuan busuk anda"

"Apa mau kamu??!!! Kenapa kau membela dia. Wanita b*j*ng*n itu haaa!!! " teriak mona

"Yang b*j*ng*n itu adalah anda, bukan Intan. Sungguh amat sangat di sayangkan ya, seorang Intan yang sangat baik dan penyayang memiliki adik yang licik seperti anda"

"Kau!!! Tidak usah ikut campur dalam urusanku. Ini adalah urusanku bukan urusan mu"

"Tentu ini urusan ku. Karena semua masalah yang menyangkut Intan, itu adalah masalah ku juga"

"Hahahaha ternyata masih ada yang sangat menyayangi wanita b*d*h itu"

"Jaga ucapan mu!!" teriak Rifal.

"Asisten Fai" Pnggil Rifal.

"Iya bos "

"Seret wanita ini ke rumah sakit, kita akan bongkar kebusukan wanita ini kepada tuan Fello"

"Baik bos" Faisal pun menyeret tubuh Mona. Mona yang selalu berontak karena ia tidak ingin semua nya terungkap.

"Lepas.... Lepaskan saya" Teriak mona sambil berusaha untuk melepas kan tubuhnya. Tapi tidak ada jawaban dari Faisal, Faisal malah semakin kuat untuk menyeret tubuh gadis itu

"Lepaaaas dasar k*p*r*t kaauu!!!" Teriak Mona.

***

Rumah sakit

Masih berada di ruang ICU. Intan yang masih terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit dengan wajah pucat dan bibir yang sudah pecah-pecah akibat mengering. Terlihat begitu amat sangat kasihan, Intan yang biasa selalu cerewet tetapi sekarang ia hanya bisa diam.

Nyonya Fello masih setia menunggu anaknya untuk selalu membuka matanya, ia masih harap-harap cemas, pasalnya hari ini adalah kesempatan terakhir untuk anaknya. Jika hari ini ia tetap tidak membuka matanya, maka mau tidak mau ia harus bisa melepaskan semua alat bantu pernafasan milik Intan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!