Fikri Purnawan

"Ma...maaf ka. Bukan maksudku untuk membuka luka kaka" Timpal Kai.

"Engga apa-apa Kai, kalian juga harus tau, biar nanti kalian bisa bantu saya jika Intan tidak bisa mendengarkan penjelasan saya"

"Baik ka kalau begitu" Mereka melanjutkan perbincangannya, sampai kedua orang tua Intan datang menghampiri.

"Eh, kalian udah ada disini semua" Kata papa Intan

"Iya om" Jawab Al.

"Kalian udah lama?" Tanya mama Intan.

"Lumayan lama tante"

"Seperti itu" Jawab mama intan dan melihat ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya. "Ini udah malam, apa Al dan Kai engga pulang nak?"

"Ah iya, Al dan Kai akan pulang tante. Apakah tidak apa-apa?" Tanya Al.

"Tidak apa-apa nak, kalian pulang lah, pasti kalian sangat cape 'kan? Apalagi besok kalian akan kuliah"

"Baik tan kalau begitu. Jika terjadi sesuatu tentang Intan tolong langsung kabari kami ya tante" Kata Kai.

"Iya nak, nanti akan tante kabari"

"Yasudah kami pulang ya tan, om, ka Rifal. Permisi"

"Iya nak" Jawab mama Intan dan di jawab anggukan oleh papa Intan dan Rifal. Al dan Kai pun meninggalkan mereka bertiga.

"Kamu juga tidak akan pulang, Fal? Kamu pasti sangat lelah 'kan?" Tanya papa Intan.

"Engga apa-apa om. Rifal akan disini menemani Intan hingga Intan sadar"

"Jangan seperti itu nak. Kamu pulang lah, disini ada tante dan om yang menjaga Intan, jika Intan sadar kami akan kabari kamu" Kata mama Intan

"Tapi tan?"

"Tidak ada tapi-tapian nak. Ini sudah malam, kamu masuk lah temui Intan, kamu harus beristirahat, besok kamu bisa kembali lagi ke sini"

"Baik tante, kalau begitu Rifal ke dalam dulu"

"Iya nak silahkan"

Rifal masuk kedalam, menghampiri Intan dan mengenggam tangan Intan.

"Intaaaan. Aku pamit dulu ya, nanti aku kesini lagi untuk temuin kamu, kamu cepet sadar ya, ntan. Aku engga tahan liat kamu yang seperti ini. Aku rindu kamu ntan, kita mulai semuanya dari awal ya. Aku janji aku bakal jadiin kamu wanita satu-satunya untuk ku, aku engga akan melepaskanmu setelah ini" Ucap rifal yang meneteskan air mata dan Intan ikut meneteskan air matanya, Rifal yang melihatnya menghapus air mata intan dengan ibu jarinya dan melanjutkan perkataanya.

"Aku tau kamu mendengarkan aku, maka dari itu kamu cepat lah sadar. Aku menunggu mu disini" Rifal pun terisak, dan mencium kening Intan selama beberapa detik.

"Yaudah aku pamit ya sayang. I love you" Lanjut Rifal.

Rifal pun menghapus air matanya dan keluar dari ruangan Intan. Rifal pamit kepada kedua orang tua intan dan meninggalkan rumah sakit itu.

Kedua orang tua intan yang melihat kepergian Rifal pun saling tatap menatap satu sama lain.

"Pah... "

"Iya mah?"

"Apakah itu benar-benar Rifal?"

"Iya mah, papa rasa itu benar-benar, Rifal"

"Mamah tidak menyangka bahwa Rifal akan kembali pah"

"Papah juga tidak menyangka bahwa Rifal akan kembali"

"Akhirnya selama ini yang di tunggu-tunggu oleh putri kita tiba juga, pah"

"Iya mah benar, semoga mereka ke depannya akan baik-baik saja ya mah"

"Iya pah semoga ya" Mama dan papa Intan duduk di kursi rumah sakit, mereka mengobrol dengan seksama sampai akhirnya ada yang datang menghampiri mereka.

"Permisi om tante, selamat malam" Ucap pria tersebut sambil ngos-ngosan.

"Malam. Maaf kamu siapa ya nak? " jawab papa intan

"Perkenalkan nama saya Fikri om, kekasih Intan"

Deg

Mama dan papah intan pun saling melirik satu sama lain

"Apa kamu bilang, ke... Kekasih?" Tanya mama Intan terbata-bata.

"Iya tan, saya kekasihnya Intan. Maaf tante, om saya belum sempat mampir kerumah om dan tante, karena memang Intan yang tidak memperbolehkannya"

"Oh iya nak tidak apa-apa"

"Tante bagaimana keadaan, Intan?"

"Intan masih kritis nak. Kalau kamu mau kedalam, kedalam saja nak tidak apa-apa"

"Terimakasih tante. Fikri masuk dulu ya tante, om"

"Iya nak silahkan"

***

Di dalam ruangan intan

"Saayang.."

"Ini aku Fikri"

"Saayang. Kamu kenapa bisa seperti ini? Siapa yang melakukan ini semua padamu, sayang?"

"Lekas sembuh sayang. Aku rindu padamu. Kamu tahu? Aku sudah mencari-cari keberadaan mu. Aku sudah ke kampus kamu, ke perusahaanmu sampai aku ke rumahmu, dan bibi mu bilang kamu masuk rumah sakit, aku pun terburu-buru untuk pergi kerumah sakit untuk melihat mu sayang. Kamu harus kuat, kamu ingat aku akan selalu ada untukmu sayang"

"Aku engga bisa kehilangan kamu sayang, kamu harus kuat ya. Aku akan menemani mu disini. Apakah boleh sayang?"

"Pasti boleh 'kan? Ah aku sungguh rindu padamu. Aku sungguh amat menyayangi mu Intan Pratiwi Mahardika" Ucap Fikri sambil sesegukan. Intan pun hanya bisa mengeluarkan air mata nya.

Karena merasa lelah, Fikri pun terlelap di samping Intan.

***

Rifal yang sudah sampai di rumahnya, merebahkan tubuhnya di kasur miliknya. Karena ia sangat letih akhirnya ia terlelap tidur.

"Rifaal..." Panggil seorang wanita.

"Intaan.. "

"Iya ini aku intan"

"Intan, aku rindu pada mu"

"Rifal, maafkan aku. Aku minta maaf"

"Ma... Maksud kamu apa intan?"

"Sekali lagi aku minta maaf Rifal... "

"Intan... Intan jangan pergi... Jangan tinggalkan aku intaaaan..."

Rifal pun terbangun dari tidur nya "Haaah syukur lah cuma mimpi. Tapi apa maksud dari mimpi itu. Ada apa dengan intan? Aku harus mencari tahu"

Rifal bangkit dari tidur nya dan melangkah ke arah ruang kerja nya.

Di ruang kerja, Rifal menelpon seseorang untuk mencari tahu semua tentang Intan.

Via telpon

Faisal : Hllo bos.

Rifal : Cari tahu semua tentang Intan Pratiwi Mahardika anak dari tuan Fello Mahardika. Sekarang juga.

Faisal : Baik bos.

Rifal mematikan sambungan telpon nya, ia melihat jam yang ada di dinding nya, dan merebahkan kembali tubuh nya, untuk beberapa saat ia tertidur kembali.

***

Tring... Tring... Tring... Suara ponsel Rifal. Rifal melihat nama yang tertera di layar ponsel nya dan langsung mengangkat telpon itu.

Rifal : Katakan

Faisal : Intan berkuliah di universitas MHD, dia sudah memiliki kekasih yang bernama Fikri Purnawan anak ketiga dari dokter Purnawan, ia adalah dokter di salah satu rumah sakit miliknya yang berada di kota Jakarta. Tuan Fikri berpacaran dengan nona Intan sekitar 2 bulan yang lalu. Di kampus, nona Intan memiliki pria yang sangat menyukainya yang bernama Miko Jackson ia anak tunggal dari tuan Jackson seorang pengusaha yang sukses. Tapi nona tidak menanggapinya, karena Mona adik dari nona sangat menyukai Miko, bos. Dan nona..

Rifal : Lanjutkan, kenapa kau berhenti.

Faisal : Dan nona mengalami kecelakaan itu real karena atas kesengajaan seseorang.

Rifal : Siapa dia?

Faisal : Nona Mona adik kandung dari nona Intan bos.

Rifal : Apa??!!!

Faisal : Nona Mona yang cemburu buta atas kedekatan tuan Miko dan nona Intan.

Rifal : Atur pertemuan saya dengan Mona

Faisal : Baik bos!!

Rifal pun mengakhiri sambungannya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk mandi dan berangkat ke perusahaannya karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 06.30.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!