"Pasien sudah di tangani, kesempatan untuk hidup dan tidak itu 50:50 pak, jika 2x24 jam ia sudah sadar bisa langsung di pindahkan ke ruang rawat inap, jika pasien belum sadar juga, terpaksa kami harus melepaskan semua alat bantu pernapasannya"
"Baik dok terimakasih"
2 jam berlalu, keluarga Intan pun tiba dirumah sakit langsung menuju ruang ICU. Rifal pun yang melihat tuan Fello terkejut, berarti apa yang ia pikirkan dari tadi benar bahwa wanita yang ia tolong adalah wanita yang selama ini dia cari keberadaan nya.
"Tuan Fello?"
"Iya tuan? Apakah anda yang menolong putri saya?" Jawab tuan Fello.
"Ia saya yang menolong putri anda"
"Terimakasih banyak tuan...?" Kata tuan fello menggantung, karena ia tidak tahu siapa pemuda ini
"Rifal"
"Rifal Putra Permana, tuan" lanjutnya
Tuan Fello yang mendengarnya membukatkan matanya "Rifal? Ap... Apakah kau... Anak dari Tuan Permana?"
"Iya benar"
"Ah Rifal, terimakasih nak sudah menyelamatkan Intan"
"Bagaimana keadaan Intan sekarang, nak?" Sambung mama Intan.
"Hem.."
"Kenapa nak? Ada apa dengan Intan?"
"Kata dokter, kesempatan untuk hidup dan tidak nya 50:50 tante. Kalau Intan tidak sadar selama 2x24 jam terpaksa alat pernafasan Intan harus di lepas" Kata Rifal lirih sambil menundukan kepalanya.
Sang mama yang mendengarnya merasa hilang arah "Paah anak kita paah.. Kenapa bisa jadi seperti ini" ucapnya sambil tak kuasa menahan tangisnya.
"Sabar mah, ini ujian untuk kita" ucap papah Intan dengan mencoba untuk menenangkan Sang istri.
"Yang sabar tante, Rifal yakin Intan akan sadar tan, Intan anak kuat"
"Iya mah, benar apa yang dikatakan oleh Rifal, Intan anak kuat"
"Anak ku paah"
"Mah tenang, Intan butuh dukungan kita, kita engga boleh sedih, kita harus bantu Intan untuk sadar kembali, kita engga boleh lemah, mah"
"Mamah mau masuk ke dalam pah, mamah mau lihat keadaan Intan"
"Tapi, mamah engga boleh sedih kalau udah di dalem"
"Iya pah, mamah berusaha untuk kuat" ucapnya dengan mencoba menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti.
"Yaudah ayo kita masuk"
"Rifal, om dan tante masuk dulu ya"
"Iya om"
***
Di dalam ruangan
"Intan anak mamah, ko kamu jadi seperti ini nak? Kamu harus kuat ya nak, mamah dan papah menunggu kamu disini" ucap mama Intan
"Iya ntan, kamu harus kuat. Apa kamu tau yang menolong mu itu siapa? Dia Rifal nak, pria yang selama ini kamu cari, dia sudah kembali. Kamu harus segera sadar ya nak, agar kamu bisa melihat dia lagi, dia sekarang sudah menjadi pria yang tampan dan tangguh, nak" Lanjut papa Intan.
"Mamah tau, kamu kuat sayang" ucap sang mamah sambil kembali terisak.
Papah yang melihat itu mencoba untuk menenangkan sang istri dengan mengusap lembut punggung istrinya "sabar mah" ucapnya dengan mencoba untuk kuat.
"Mama yakin, kamu pasti denger 'kan nak?"
"Ayo sayang, kamu harus kuat. Kamu harus sadar, kamu tau 'kan kalau kita sayang banget sama kamu, nak. Mama harap kamu bisa cepet sadar ya nak, mamah dan papah tunggu kamu"
"Papah dan mamah keluar dulu ya nak, kamu harus segera bangun dari tidur mu" lanjut papa Intan.
"Ayo mah kita keluar, biar Intan beristirahat" Ajak papah Intan.
Sebenarnya intan mendengar semua apa yang di katakan oleh kedua orang tuanya, tapi ia cukup sulit untuk membuka matanya, alhasil ia hanya mampu mendengarkannya saja.
***
Kedua orang tua Intan keluar dari ruang ICU, dan menghampiri Rifal yang sedang duduk termenung.
"Rifal" panggil mama Intan.
"Iya tante?"
"Kami mau pulang dulu sebentar, apa kamu mau menemani Intan?"
"Mau tante. Rifal akan menjaga Intan disini"
"Yaudah kalau begitu tante dan om permisi dulu"
"Iya tante. Hati-hati"
Kedua orang tua Intan pun pergi meninggalkan rumah sakit. Rifal pun masuk ke dalam ruangan tersebut untuk melihat keadaan gadis yang selama ini ia cari. Rifal pun mendekati Intan dan berbicara dengan nya.
"Hay manis. Ini aku Rifal teman masa kecil mu dulu. Kamu kemana saja, ntan? Aku selalu mencari mu kesana kemari tapi aku tidak pernah menemukan mu. Sampai akhirnya kita bertemu dengan kondisi kamu yang seperti ini. Kamu tau aku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa kamu adalah wanita yang selama ini aku cari. Kamu harus segera sadar, ntan, aku rindu pada mu" Ucap Rifal sambil menahan air matanya. Intan pun yang mendengar hanya bisa meneteskan air matanya, sungguh Intan sangat merindukan pria yang saat ini sedang berbicara dengannya. Rifal yang melihat itu langsung menekan tombol yang ada di belakang tempat tidur Intan, seraya untuk memanggil dokter.
Ceklek..
"Intan menangis dok, tolong periksa Intan"
"Baik, saya akan periksa dulu. Anda bisa menunggu di luar"
"Baik dok" Rifal pun keluar dari ruangan Intan dan menunggu dokter yang sedang memeriksa kondisi Intan.
2 menit kemudian dokter pun keluar dari ruangan Intan, langsung di samber pertanyaan dari rifal
"Bgaimana keadaannya, dok?"
"Pasien sudah berangsur-angsur mulai membaik pak. Dia merespon ucapan anda, terus lah di ajak berbicara, karena itu mampu membuat pasien semakin mudah untuk siuman"
"Baiklah kalau begitu dok, terimakasih"
"Iya pak. Saya permisi dulu, jika terjadi apa-apa dengan pasien, anda bisa menekan tombol atau bisa langsung memanggil saya"
"Baik dok saya mengerti" Rifal pun bergegas kembali masuk kedalam ruangan Intan lagi.
***
Di kediaman Mahardika
"Mamah.. Papah... Bagaimana keadaan ka Intan?" Tanya Mona pura-pura cemas.
"Dia masih dalam keadaan kritis nak" Uap mama Intan.
"Yaampun kaka" Langsung memeluk mama Intan sambil berpura-pura menangis, di dalam hati mona, mona merasa senang karena kaka nya masih dalam keadaan kritis.
"Papah akan mencari tahu kenapa Intan bisa masuk kedalam jurang"
Deg
Seperti di sambar petir di siang bolong, mona membelalakan matanya karena kaget dengan ucapan papanya.
"Me... Memang nya apa yang terjadi dengan kaka pah? Apakah papah meyakini itu adalah perbuatan orang lain?"
"Yaa!! Tentu saja papah meyakini kalau itu adalah ulah orang lain, papah akan mencari tahu semuanya"
"Tapi pah..."
"Papah akan ke ruang kerja papah" Pak Fello pun pergi ke ruangan kerjanya, mona pun mulai merasa gelisah tetapi ia bisa mengendalikan ke gelisahannya itu, agar mamanya tidak curiga kepadanya.
***
Di ruang kerja
Tuan fello menelpon Al terlebih dahulu karena Al adalah sahabat dari anak nya itu.
Fello : Hallo al
Al : Iya om?
Fello : Om ingin bertanya sesuatu nak tentang Intan
Al : Oh iya om, kenapa ya om?
Fello : Apakah Intan pernah memiliki musuh nak sebelum nya?
Al : Seperti nya tidak om, kami bertiga tidak memiliki musuh sama sekali
Fello : Apakah itu benar nak?
Al : Iya om itu benar. Memang nya apa yang terjadi dengan Intan om?
Fello : Intan mengalami kecelakaan nak, sekarang dia sedang ada di rumah sakit
Al : Apa om? Intan di rumah sakit?
Fello : Iya nak
Al : Sejak kapan om?
Fello : Kemarin
Al : Al akan menjenguk intan om ke rumah sakit bersama dengan Kai. Rumah sakit mana, om?
Fello : Yasudah kalau begitu. Kalian hati-hati ya, Rumah sakit medica.
Al : Baik om.
Fello pun mengakhiri panggilan nya. Ia langsung memerintahkan kepada asisten nya untuk mencari dalang dari kejadian ini. Ia tidak akan segan-segan untuk menghancurkan siapa pun yang menghancurkan keluarga nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Priska Anita
Nyicil lagi ya thor 💜
2020-08-10
2