Yoga segera melajukan mobilnya setelah Andri masuk kedalam mobilnya.
Sekitar 30 menit,sampailah mereka kerumah keluarga Bahctiar Dewangga,ayah Yoga.
Mobil sengaja hanya diparkir didepan rumah dan mereka pun segera masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum ma..."mereka mengucap salam bebarengan.Andri memang terbiasa memanggil orangtua Yoga dengan sebutan mama dan papa,mengingat dia telah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orangtua Yoga.
"Wa'alaikumsalam...kok sudah pulang?"tanya Mama Ranti,ibunda Yoga.
"Iya ma,mo takziah...ada bapaknya temen yang meninggal"jawab Andri,sementara Yoga sudah menghilang masuk dalam kamarnya.
"Innalilahi wa inailaihi roji'un"ucap Mama Ranti.
"Andri mo ganti baju dulu ma,terus mau takziah bersama Yoga"lanjut Andri.
"Ya...pergilah,mandilah Ndri,supaya segar..."titah Mama Ranti
"Siap ma..."Andri berlalu sambil mengacungkan jempolnya keatas.
45 menit kemudian Yoga dan Andri sudah siap berangkat.
"Maaammm...kami berangkat dulu...Assalamu'alaikum" Yoga pamit dengan sedikit berteriak karna dia tak melihat sosok sang mama.Tanpa menunggu jawaban mamanya,keduanya berjalan keluar dan langsung menuju mobilnya.
Dalam sekejap mobilpun melaju menuju kerumah Tya.
"Wa'alaikumsalam..."
Mama Ranti terlihat kebingungan mencari anak-anaknya yang pamit tadi,karna mereka keburu menghilang tanpa dia melihat kepergian mereka.Mama Ranti hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka.
Rumah Tya
Rumah mewah bercat abu-abu itu terlihat ramai oleh para takziah.Yoga memarkir mobil agak jauh dari rumah itu,sesaat kemudian Yoga dan Andri pun turun dari mobilnya dan berjalan menuju rumah Tya.Dengan baju serta celana warna hitam dan ditambah kacamata hitam,Yoga tampak gagah dan tampan.Hampir semua takziah mengalihkan perhatian mereka padanya.Tampak teman-teman sekolah dan guru-guru mereka sudah berada disana.Tapi tak terlihat Tami,Yuli dan Indri diantara mereka...mungkin mereka ada didalam rumah duka menemani Tya.
Sebelum bergabung dengan teman-teman sekolah dan guru-guru mereka,Yoga dan Andri berjalan menyalami keluarga Almarhum.Sesekali mata Yoga mengitari sekitar rumah itu,seperti mencari seseorang.Yah...siapa lagi yang dicari selain Tya,tapi sayangnya dia tidak menemukannya.Tya tak terlihat diantara saudara-saudaranya yang menyambut tamu.Dengan langkah lesu dan rasa kecewa akhirnya Yoga pun pasrah menuju teman-teman sekolah dan guru-guru mereka berada.
Sekitar 15 menit kemudian upacara pemakaman dimulai.Tampak jenazah dibawa keluar rumah,diikuti oleh seluruh keluarga.Tampak ibunda Tya dipapah oleh kedua adiknya.Tami,Yuli dan Indri pun ada diantara mereka.Tapi yang lebih menyita perhatian Yoga dan sanggup membuat dia mengeraskan rahangnya adalah ketika dia melihat Tya keluar rumah dalam dekapan tunangannya,kepalanya terus bersandar dibahu laki-laki itu.Wajahnya terlihat sayu,matanya sembam,mungkin karna dia terlalu banyak menangis.
Tanpa sadar Yoga sedikit menggeser kakinya,rasanya ingin dia memeluk Tya dan memukul laki-laki itu karna terus menerus memeluk Tya,bahkan sesekali tangannya mengusap air mata Tya yang mengalir dipipi mulusnya.Dan tanpa rasa malu,laki-laki itu berkali-kali menciumi pucuk kepala Tya.
"Huuh...sangat menyebalkan sekali"bathin Yoga.Dia benar-benar terbakar api cemburu.
Sadar akan ada gerakan Yoga,Andri segera memegang tangan Yoga dengan erat,sambil berbisik,"Mau kemana,diam disini saja???"
Andri tau betul apa yang akan terjadi jika dia membiarkan Yoga melanjutkan gerakannya.
Yoga mendengus dan membuang napas kasar..."Kuduna urang nu didinya"("Harusnya aku yang disana")kata Yoga dengan nada kesal.
Andri menggelengkan kepalanya..."Hadeeh...pacar aja bukan tapi posesipnya nggak ketulungan"bathin Andri.
Acara pemakaman selesai,jenazah pun diberangkatkan menuju ketempat peristirahatan terakhirnya.Yoga yang tadinya ingin ikut ke makam dilarang oleh Andri.
"Kita pulang saja...aku takut kamu tak lagi bisa mengontrol rasa cemburumu"ucap Andri.Yoga tak bisa berbuat apa-apa.Dia hanya diam saja ketika Andri menarik tangannya untuk mengajaknya pulang.Yoga terpaksa menurut walau sebenarnya dia sangat ingin ikut mengantar jenazah Almarhum Bapak Tya ke makam keluarga Tya,dia juga tak ingin mempermalukan dirinya didepan kerabat Tya yang ada disana.
Tak lama kemudian Yoga dan Andri pun berjalan menuju mobilnya untuk pulang ke kediamannya.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut...
Jangan lupa like dan komennya ya...Trimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Mamak Milenial
suasana duka..
2020-10-11
1